The Good Bad Mother adalah drama korea yang benar-benar membawa kita dalam tawa dan tangis. Kisah hubungan ibu dan anak itu adalah hubungan yang paling rumit. Terkadang membuat frustasi dan terkadang banyak kenangan indah yang pernah kita alami bersamanya. The Good Bad Mother, K-drama terbaru yang juga tayang di Netflix, mengupas nuansa hubungan ibu dan anak dengan cara yang indah dalam memainkan emosi kita.
Sejauh ini The Good Bad Mother berhasil diterima dengan baik oleh penonton, ratingnya terus meningkat dan menjadi yang nomor satu mengalahkan drama lain yang juga sama-sama tayang. Drama ini direncanakan hanya memiliki jumlah episode sebanyak 14 episode. Bagi kamu yang masih ragu untuk menonton yuk simak reviewnya.
Alur The Good Bad Mother Kisah Cinta Ibu pada Anaknya yang penuh Dinamika
Drama Korea The Good Bad Mother berlatar belakang tahun 1980-an, menjelang Olimpiade, Aktris veteran Ra Mi-ran berperan sebagai karakter utama serial ini, Yeong Soon. Ia adalah seorang seniman, dilamar oleh Choi Hae-shik (diperankan oleh Jo Jin-woong) seorang pria baik hati yang memiliki peternakan babi. Kebahagiaan mereka yang sederhana semakin sempurna dengan hadirnya kehamilan. Sayangnya kondisi ini tidak berlangsung lama, kebahagian mereka hancur ketika ada rencana pembangunan melanda kota kecil mereka.
Peternakan Hae-shik dibakar oleh sebuah perusahaan yang ingin meratakannya untuk membuat jalan bagi Olimpiade Seoul. Tragedi terjadi ketika suami Young-soon memutuskan untuk terus memperjuangkan lahan pertaniannya, yang berujung pada pembunuhannya, yang dibuat agar terlihat seperti bunuh diri. Young-soon yang saat itu sedang hamil dengan tragis kehilangan suami dan harus mengurus dirinya serta anaknya yang belum lahir. Dia bersumpah untuk membesarkan anaknya yang belum lahir untuk menjadi jaksa yang kuat untuk menghindari ketidakadilan seperti yang dialaminya.
Drama ini melukiskan gambaran orang tua yang tanpa lelah mendedikasikan hidup mereka untuk anak-anak mereka. Yeong Soon mengesampingkan kehidupannya sendiri demi putranya. Namun, ia melakukannya dengan berbeda, sikapnya dingin dan keras, dia tidak memberikan ruang untuk bernapas bagi putranya dan mendorongnya sampai titik darah penghabisan.
Kita diperlihatkan setiap sisi dari hubungan Young-soon dan Kang-ho yang kacau, melalui sketsa-sketsa menyakitkan yang dirangkai sepanjang masa remaja Kang-ho. Mereka bertarung satu sama lain melawan para pengganggu di sekolah, saat ujian masuk perguruan tinggi, dan tentang cinta pertama. Seperti halnya hubungan ibu dan anak lainnya, Young-soon dan Kang-ho tidak selalu bertatap muka, mereka juga tidak selalu saling memahami satu sama lain, namun ada cinta yang terselip rapi dan tanpa disadari di setiap interaksi yang mereka lakukan satu sama lain.
Di bawah cinta keibuannya yang keras dan hanya menekankan pada belajar, Kang Ho menjadi seorang jaksa seperti yang diinginkan Yeong Soon. Namun, bekas luka emosionalnya mengubahnya menjadi “orang yang kejam” yang menyakiti orang-orang yang dekat dengannya. Ia terus mengejar karir namun mengabaikan ibunya dan memutuskan hubungan dengannya.
Tragisnya Kang Ho kemudian mengalami kecelakaan parah. Ia selamat dan secara ajaib terbangun, menatap ibunya dengan tatapan polos dan murni, tidak seperti sikapnya yang dingin sebelum kecelakaan. Namun sayangnya ia tidak bisa pulih seperti sediakala dan memiliki mentalitas seperti anak berusia tujuh tahun. Baik Yeong Soon maupun Kang Ho berada di titik awal yang baru dan memulihkan hubungan mereka yang hilang.
Cinta Yeong Soon jauh dari kata sempurna sejak awal, sebelumnya ia percaya bahwa hanya kesuksesan yang dapat membawa kebahagiaan. Ia baru menyadari kesalahannya saat putranya terbaring di ranjang rumah sakit. Seperti seekor babi yang akhirnya melihat langit hanya ketika ia jatuh, Yeong Soon terlambat menyadari pandangannya yang sempit dan menyesali masa lalunya. Titik balik ini adalah daya tarik dari drama ini, karena pemirsa menonton dengan penuh harapan agar ibu dan anak ini dapat menyembuhkan luka mereka dan memahami hati satu sama lain melalui kesempatan kedua ini.
Aktor dan Cerita yang Brilian
Para aktor menghidupkan cerita dengan penampilan brilian. Ibu adalah salah satu orang yang paling kuat, paling berani, dan kompleks di dunia, namun entah bagaimana juga yang paling rapuh. Ra Mi-ran benar-benar berhasil mewujudkan hal ini dengan mudah, membawakan karakternya dengan emosi yang begitu mendalam. Ra juga menampilkan chemistry yang otentik dengan Lee Do-hyun. Menonton kedua karakter ini seperti sebuah cerminan dari hubungan kita dengan ibu kita.
Lee Do Hyun yang sebelumnya sukses dalam drama The Glory, berhasil bersikap dingin, jaksa ambisius yang ingin memenangkan hati Song Woo Byeok dan Oh Tae Su. Aktingnya sama baiknya ketika dia harus berakting menjadi anak yang polos yang kemampuannya seperti anak 7 tahun. Aktor lainnya seperti cinta pertamanya, Mi Ju yang romantis, juga Ahn Eun Jin, Choi Moo Sung, Jung Woong In dan banyak lagi melengkapi drama ini dengan solid melalui penampilan mereka.
Naskah dan penyutradaraan juga cukup baik. Penulis Bae Se Young, adalah penulis naskah film seperti Extreme Job dan Life is Beautiful. Meskipun ini adalah drama pertamanya tetapi ia mampu menceritakan kisah yang memikat dengan kombinasi karakter utama dan berbagai karakter sampingan yang perfect. Karakter yang kita temui di sini, bahkan tokoh antagonis sekalipun, sama rumitnya dengan kehidupan nyata, tidak ada yang hitam putih.
Ini juga tidak terlepas dari keberhasilan Sutradara Shim Na Yeon, yang sebelumnya sukses meninggalkan kesan mendalam dengan karya Beyond Evil, dengan lancar menggambarkan komedi dan drama yang tersaji menjadi narasi yang terasa indah dan hangat.
The Good Bad Mother adalah drama kore yang sangat jujur dan tulus, mengeksplorasi ketidaknyamanan yang muncul ketika mencoba untuk menggambarkan cinta dan dinamika orang tua. Sebagai sebuah drama yang sangat bergantung pada kemampuan para pemeran utamanya, drama ini telah melampaui ekspektasi. The Good Bad Mother menjanjikan untuk menjadi salah satu drama Korea terbaik di tahun 2023.