Ada sesuatu yang langsung terasa saat Harbin dimulai: semuanya gelap. Baik pencahayaan, tema, bahkan pilihan kata-katanya membawa kita ke masa kelam dalam sejarah Korea, di mana harapan tampak tipis dan perjuangan dilakukan dalam bayang-bayang.
Disutradarai oleh Woo Min-ho, sosok di balik film-film sejarah berat seperti The Man Standing Next dan Inside Men, Harbin mengajak kita menelusuri jejak Ahn Jung-geun, seorang pejuang kemerdekaan Korea dalam misinya untuk membunuh Perdana Menteri Jepang pertama, Itō Hirobumi. Ini bukan sekadar drama perang; ini adalah potret jiwa yang bertaruh demi harga diri bangsa.
Opening yang Menjanjikan
Film ini dibuka dengan pemandangan luar biasa: Ahn Jung-geun (diperankan oleh Hyun Bin) berjalan terseok-seok menyeberangi Sungai Tumen yang membeku, memisahkan Korea dari Rusia dan China.
Sosoknya yang kecil di tengah gulungan es dan spiral sungai seolah menegaskan: perjuangan ini lebih besar dari dirinya sendiri. Scene ini terasa begitu megah, sampai-sampai sulit percaya itu bukan CGI — syuting di Latvia mungkin memberi Harbin lanskap tundra yang sempurna.
Dari awal ini saja, kita sudah tahu: jalan Ahn dan kawan-kawannya akan berat dan penuh pengkhianatan.
Plot Penuh Intrik, Sedikit Aksi
Kalau kamu berharap banyak adegan tembak-tembakan ala film perang biasa, Harbin mungkin akan mengejutkanmu. Film ini lebih banyak berkutat di ruang-ruang kecil, meja makan, dan gerbong kereta — tempat para pejuang merencanakan aksi mereka, saling mencurigai, dan mencoba bertahan dari jebakan.
Yang menarik, meski aksi fisiknya minim, ketegangan emosionalnya terasa penuh. Kita diajak menebak-nebak: siapa teman, siapa penghianat? Bahkan Ahn sendiri sempat dicurigai setelah kembali dari tahanan Jepang. Namun bagi Ahn, membunuh prajurit Jepang biasa bukanlah tujuan; ia mengincar perubahan besar — membunuh Itō Hirobumi untuk membebaskan Korea.
Ada satu adegan yang benar-benar mengena: saat Ahn, di hadapan rekan-rekannya yang meragukannya, menggambar bendera Korea dengan darahnya sendiri di atas meja. Dengan pencahayaan yang sengaja hanya menonjolkan putih dan merah, scene ini terasa begitu sakral dan menghantui.
Visual yang Kuat dan Memanjakan Mata
Kalau bicara soal gambar, Woo Min-ho benar-benar piawai. Kontras gelap, kabut tipis, pencahayaan selektif semua dibuat untuk membimbing mata penonton ke fokus utama. Tidak ada frame yang terasa asal-asalan.
Namun, dari sisi audio, ada beberapa catatan. Musik yang mengiringi adegan pertempuran awal terasa terlalu bombastis, hampir seperti soundtrack blockbuster 2000-an yang sudah lewat zamannya. Selain itu, dalam beberapa dialog di tempat ramai seperti bar di Rusia, efek suara latarnya terlalu dikurangi — membuat percakapan utama terasa janggal karena lingkungan sekitarnya seolah lenyap.
Meski begitu, kekurangan ini kecil dibandingkan kekuatan visual dan narasi Harbin secara keseluruhan.
Penonton Dibawa Emosional Sepanjang Film
Harbin bukan sekadar tentang melawan penjajah. Ini tentang semangat kecil melawan kekuatan besar tentang tekad yang tidak tunduk, meskipun dunia meragukan. Seperti yang dikatakan Chang-seop (diperankan keren oleh Lee Dong-wook), “Semangat lebih penting daripada jumlah.”
Hyun Bin tampil luar biasa membumi sebagai Ahn Jung-geun, jauh dari karakternya yang lebih ringan seperti di Crash Landing on You. Didukung oleh Jo Woo-jin, Park Jeong-min, dan Lee Dong-wook, ensemble cast ini berhasil membangun atmosfer yang mencekam sekaligus emosional.
Film ini juga tidak menutup mata dari fakta pahit: pengkhianatan bisa datang dari orang yang paling dekat. Tapi Harbin percaya bahwa selama masih ada waktu, bahkan seorang “Yudas” pun bisa menemukan jalannya kembali menuju pengabdian.
Kesimpulan
Harbin adalah film sejarah yang gelap, berat, namun sangat berharga untuk ditonton. Ini bukan sekadar perjalanan membunuh seorang pejabat tinggi Jepang — ini adalah perjalanan mencari martabat nasional di tengah gelapnya kolonialisme.
Kalau kamu menyukai film-film seperti Mr. Sunshine, Chicago Typewriter, atau The Last Princess, Harbin akan terasa seperti potongan puzzle penting dalam memahami betapa kerasnya perjuangan Korea mempertahankan negaranya.