Hyejin merasa aneh karena mereka berada dalam satu mobil dan saling tak bicara. Hyejin berusaha mencairkan suasana dengan berbicara pada dirinya sendiri.
Dia membuka jendela dan mengatakan bahwa cuaca pada saat itu sangat cerah. Sungjoon menuruhnya menutup jendela karean di luar sangat berisik. Hyejin berusaha menyentuh kacamata hitam yang berada di dashboard mobil. Sungjoon mengatakan bahwa Hyejin akan meninggalkan bekas jarinya di kacamatanya tsb. Hyejin kemudian segera meletakkan kacamata itu kembali. Hyejin meminta mereka untuk berhenti di rest area dan dari sana Hyejin yanga akan ganti menyetir. Dengan terus menatap ke depan Sungjoon berkata bahwa dirinya tak akan berhenti di rest area dan akan terus berjalan. Kali ini Hyejin mencoba bernyanyi dan bersenandung. “ Apakah saat ini kita sedang dalam perjalanan pikinik? Banyak sekali yang ada di pikiranku. Mari kita pergi dengan suasana yang diam. “ Hyejin langsung terdiam.
Shinyuk mencoba menggoda leader Cha dengan mainan laba – laba miliknya. Namun Leader Che menanggapinya dengan dingin. Shinhyuk kemudian kembalo ke mejanya dan menatap kursi Hyejin yang kosong. Dia merindukan reaksi Hyejin jika ditunjukkan mainan yang berbentuk laba – laba karet tsb.
Hyejin dan Sungjoon berhenti sebentar untuk makan siang.
Tadinya Hyejin akan hanya memesan kimbap. Namun tiba – tiba Sungjoon memesan 2 daging tenderloin yang hrganya cukup mahal. Hyejin berbisik kepadanya soal harga. Namun Sungjoon mengatakan bahwa yang akan membayar adalah dirinya. Jadi Hyejin tak perlu khawatir. Hyejin mengangguk. Namun celaka, ternyata dompet Sungjoon tertinggal di dalam ruangannya. Kim Pongho yang menemukan dompetnya tsb.
Hyejin dan Sungjoon amakan dengan lahap. Sepertinya daging – daging sapi itu memang lezat. Di saat sedang membantu memanggang daging, tak sengaja muka Sungjoon terkena cipratan minyak dari dagingnya. Sang pemilik restoran buru – buru melap wajah Sungjoon dengan menggunakan celemek yang digunakannya. Ajumma pemilik restoran menyarankan Sungjoon untuk memakai celemek juga agar minyak dagingnya tak mengotori baju Sungjoon.
Hyejin memindahkan kartu ID karyawannya ke belakang agar tak terkena minyak juga. Dia tak ingin barang beraharga miliknya itu kotor. Sungjoon menanyakan mengapa Hyejin tetap menggunakan karu ID karyawannya di saat mereka sedang melakukan perjalanan bisnis. “ Ini adalah harta karun pertamaku. Aku merasa berenergi di saat aku menggunakannya “ jawab Hyejin.
Hyejin melihat celemek yang digunakan Sungjoon dan sontak dirinya tertawa. “ Aku penasaran bagaimana aku mengartikan tawamu ??” tanya Sungjoon sambil mentap Hyejin dengan dingin. Hyejin menghentikan tawanya seketika. “ Hmmm…..tidak..kau hanya terlihat….sexy…..” . Sungjoon langsung melihat celemek yang digunakannya dan berusaha untuk melepaskannya kembali. Hyejin mengatakan bahwa Sungjoon mungkin akan kecipratan minyak jika dia tidak menggunakan celemek tsb. Sungjoon langsung duduk dan makan. Hyejin tersenyum geli.
Hyejin tak bisa menahan tawanya sepanjanng mereka makan. Dia selalu ingin tertawa jika melihat Sungjoon dan celemeknya. Padahal dia sudah berusaha untuk menahan tawanya. Namun apa yang ada di depannya saat ini sangat menggelitiknya. Dia minta maaf berulang kali kepada Sungjoon karena tak bisa menahan tawanya.
Makan siang mereka dihargai sebesar 185.000 won. Disaat Sungjoon ingin membayar dia merogoh sakunya untuk mengambil dompet. Hmmm…seperti yang sudah kita duga, Sungjoon tak dapat menemukan dompetnya. Dia memeriksa semua saku di hadapan ahjumma pemilik restoran. Namun tak dapat menemukannya. Muka ahjumma sudah tak enak dipandang. Dia memandang Sungjoon dengan pandangan curiga.
Mau tak mau dia harus meminta bantuan Hyejin. Sungjoon menghampiri Hyejin yang berada di luar restoran. Hyejin terlihat sedang makan dessert dengan muka bahagia. Dia tak menyadari bahwa Sungjoon sedang panic karena tak bisa menemukan dompetnya. Sungjoon berjalan menghampiri Hyejin di luar restoran.
Hyejin yang menyadari Sungjoon ada di sampingnya langsung tersenyum. Kemudian dia mengucapkan terima kasih atas traktiran makannya. Sungjoon mengatakan bahwa dia ingin meminjam uang untuk membayar makan siang mereka. Namun, di saat Sungjoon berkata “ Pinjamkan aku uang…” motor yang sangat berisik suaranya menyamarkan suara Sungjoon. Hyejin mengatakan bahwa dia tak mendengar apa yang sudah dikatakan Sungjoon, dia tak mendengarnya karena ada suara motor tadi.
Sungjoon menjelaskan bahwa dirinya lupa membawa dompetnya. Jadi dia minta tolong pada Hyejin untuk membayar makan siang mereka dengan kartu milik Hyejin. Hyejin bengong. Naas, kartu milik Hyejin sudah tak memiliki limit saldo. Celaka !! Hyejin menjelaskan pada ahjumma bahwa sebentar lagi teman mereka akan segra datang dan akan membayar makanan mereka. Sungjoon menelpon Hanseol.
Kacau ! Hanseol dan Joonwoo mengambil jalan yang salah. Mereka malah ke daerah Daejeon dan bukan ke arah Gangwondo. Hanseol mengatakan bahwa dia tak tahu bahwa ternyata harusnya dirinya dan Joonwoo pergi ke Gangwondo. Gangwondo dan Daejeon memiliki arah yang berlawanan. Akan memakan waktu yang lama bagi mereka jika mereka oingin menyusul Hyejin dan Sungjoon saat ini. Ternyata hal itu hanya akal – akalan Hanseol semata. Dia hanya ingin memanfaatkan waktu berdua dengan Joonwoo yang dia kira adalah putra dari CEO Jin Sung group.
Hyejin mencoba menghubungi Haeri. Haeri pasti bisa membantunya. Namun Haeri tak segera mengangat telponnya. Sementara di belakangnya ajumma pemilik restoran sedang mengasah pisaunya. Hyejin dan Sungjoon berdiri dengan gemetar.
Hyejin meminta Sungjoon untuk menelpon siapapun yang ia kenal untuk dimintai tolong. “ Aku…tak memiliki siapapun untuk ku telp “ jawab Sungjoon. “ Huh ? Tak seorangpun ? Bahkan 1 pun ? “ Hyejin tak percaya dengan kata – kata Sungjoon. “ Ya…bahkan 1 pun….” . Hyejin terdiam menatap Sungjoon. Ya..Sungjoon tak memiliki siapa – siapa di Seoul. Temannya hanyalah Kim Hye Jin seorang. Hyejin akhirnya teringat akan hal itu.
Hyejin mencoba menelpon Shinhyuk. Namun sepertinya Shinhyuk tidak ada di tempat dan suara dering telepon Shinhyuk. Tak betah, Leader Cha pun mengangkat panggilan dari Hyejin. Namun yang bicara dengan leader Cha adalah ajumma pemilik restoran. Ajumma meminata leader Cha untuk membayar biaya makan siang yang sudah dimakan oleh Sungjoon dan Hyejin. Karena suara yang leader Cha terdengar asing, Cha Jung Yeon menganggap bahwa itu adalah penipuan melalui suara via telepon . Leader Cha menutup telponnya setelah memarahi ajumma pemilik restoran. Dia memperingatkan anak buahnya untuk tidak menerima panggilan telepon daru Hyejin. Dia juga mengatakan bahwa ajumma yang baru saja berbicara denganya mungkin berasal dari Yanian. Baru saja selesai berkata begitu, tiba – tiba Ahreum menerima panggilan dari Hyejin. Ahreum langsung menolak panggilannya, “ Kau piker aku bodoh ?? Pergilah penipu,…” kata Ahreum sambil memutus panggilan dari Hyejin. Sementara Hyejin makin kalang kabut karena tak ada yang mau menerima panggilan teleponnya.
Suara pisau ditancapkan di meja terdengar sangat keras di telinga mereka. Hyejin bersembunyi ketakutan di saat ajumma itu menancapkan pisaunya. “ Kalian harus membayarnya dengan tubuh kalian.” Kata si ajumma dingin.
Ajumma melemparkan baju untuk bekerja kepada Hyejin dan Sungjoon. Sungjoon menolaknya. Dia tidak ingin menggunakan baju tsb. Namun si ajumma malah melemparkan baju tsb ke wajah mereka. Sehingga mereka tak punya pilihan lain selain menuruti untuk memakainya.
Ajumma menjelaskan apa yang harus mereka lakukan untuk membayar tagihan makan siang mereka. Ajumma mengenalkan bahwa yang ada di depan mereka itu adalah Ji Gyeong Farm miliknya. Di dalam kandang tersebut, terdapat beberapa ekor sapi. Dan tugas mereka adalah mengangkut kotoran sapi dengan menggunakan gerobak yang sudah disiapkan. Kotoran tsb di bawa dari kandang ke tempat yang sudah disediakan. Dari situ nanti kotorannya akan dijual dan harganya bisa mencapai 40.000 won. Hyejin terbelalak. Bagaimana bisa kotoran sapi bisa dihargai segitu mahal. Muka Sungjoon langsung pucat. Dia menolak untuk melakukan iyu. Ajumma hampir saja menelpon polisi dan akhirnya dilarang oleh Hyejin. “ Kita tak punya pilihan. Lakukan saja apa perintahnya…” kata Hyejin setengah berbisik. “ Tapi keadaan perutku tidak bagusss…” rengek Sungjoon.
Dengan pasrah, akhirnya sungjoon dan Hyejin membersihkan kotoran sapi di salah satu kandang sapi yang ada di peternakan itu. Keduanya bergotong royong agar pekerjaan itu cepat selesai dan mereka bisa segera pergi untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Hyejin menggerutu kepada Sungjoon. Berlagak pesan daging tenderloin dan makanan yang mahal. Padahal diriya tak punya uang untuk membayarnya. “ Aku mendengar apa yang kau katakan…” kata Sungjoon sambil menoleh ke arah Hyejin. Hyejin mengatakan kembali kepada Sungjoon jika dia tahu bahwa Sungjoon tak memiliki uang, dia akan hanya makan nasi campur sayuran saja. Namun Sungjoon juga tidak mau disalahkan. Dia menyalahkan Hyrejin karena makan terlalu banyak. Jika Hyejin makan tak terlau banyak, mungkin tagihannya tak akan sebanyak itu dan dia akan bisa membayarnya. Mereka berdua terus berdebat soal masalah ini. “ Sudahlah, segera bersihkan kotoran sapi ini. ‘’ tutup Sungjoon.
Tanpa sengaja Hyejin dan Sungjoon bertabraka punggung di saat mereka membersihkan kandang sapi. Hal ibi membuat Sungjoon dan Hyejin terjatuh ke arah yg berlawanan. Hyejin jatuh tersungkur begitu juga denagan Sungjoon. Keduanya mengeluk kesakitan dan ketika Sungjoon melihat tangannya…seketika dirinya histeris…” KOTORAN SAPII !!!!!!! ” dia begitu sangat histeris begitu melihat tangannya penuh dengan kotoran sapi yang melekat. Hyejin menatap Sungjoon dengan pandangan aneh. Dia bertanya apakah Sungjoon baik – baik saja. ” Apakah aku terlihat baik – baik saja ??? ” jawab Sungjoon masih sambil meringis, jijik dengan tangannya. Sungjon berkata bahwa dia tak sanggup melakukan hal ini lagi. Dirinya melangkah keluar kandang. Namun ajumma pemilik restoran datang dan Sungjoon langsung memutar haluannya kembali ke kandang.
Sesudahnya mereka bekerja dengan sangat keras. Membersihkan kotoran sapi. Memasukkannya dalam gerobak sedikit demi sedikit. Hyejin tak menyadari selama proses kerja kerasnya saat itu. Kartu ID karyawannya terjatuh dia antara kotoran sapi. Namun Hyejin tak tahu bahwa dia sudah kehilangan harta karunnya yang sangat berharga.
Shinhyuk dan tim editor sedang menikmati enaknya soondae. Shinhyuk teringat disaat dia makan hal yang sama dengan Hyejin. Shinhyuk merasa aneh dengan Hyejin yg sangat lahap saat memakan paru- paru babi tsb. Dia mengatakanbahwa di dunia ini banyak makanan yg bisa dimakan mengapa harus makan alat pernapasan babi jugaa? . Hyejin menjawab bahwa highlight dari soondae adalah paru – parunya. Shinhyuk mencoba memakan soondae tsb dan benar saja, dirinya langsung memuntahkannya di makanan teman – temannya. Teman – temannya protes karena makanan mereka terkena makanan bekas Shinhyuk. Ahreum dkk pun merasa jijik.
Hyejin dan Sungjoon masih bekerja keras di kandang sapi. Selesai mengeruk kotorannya, mereka juga memberi makan sapi, memberi air minum sapi dan juga mengangkut kotoran sapi yg sudah disediakan. Mereka tampaknya sudah hampir selesai.
Keduanya terlihat kelelahan sehabis bekerja keras. Keduanya membaringkan tubuhnya berdampingan. Sungjoon meminta Hyejin untuk merahasiakan hal ini. ” Memangnya ada apa dengan membersihkan kotoran sapi ? ” tanya Hyejin. ” Membersihkan kotoran sapi karena kita tidak memilki uang utk membayar makanan sepertinya bukan sesuatu untuk dipamerkan.” Kata Sungjoon. Hyejin tersenyum. Dia berjanji tidak akan mengatakannya pada siapapun.
Mereka melihat langit. Tanpa disadari keduanya, mereka melakukan gerakan yang sama. Membingkai awan dengan tangan mereka.
Ajumma datang dan mengatakan pada mereka berdua bahwa pekerjaan mereka sudah selesai. Mereka boleh membersihkan diri kemudian bisa pergi. Hyejin mengangguk. Dia menyadari bahwa kartu ID karyawanya hilang. Hyejin panik. ” Sudahlah..itu bukan sesuatu yang penting. Kita tak punya waktu untuk mencarinya. Kita sudah menghabiskan banyak waktu disini. ” kata Sungjoon. ” Tidak…mungkin itu tidak berarti apa – apa untukmu. Tapi sangat penting untukku…kartu ID ku…….” Hyejin kemudian berlari menuju kandang. Sungjoon berteriak di belakangnya bahwa dia akan membersihkan diri duluan dan akan segera pergi dari tempat itu. Namun sepertinya Hyejin tak peduli. Dua terus berlari ke arah kandang.
Hyejin mencari ke penjuru kandang. Ke kolong- kolong gerobak. Mencari di antara sapi – sapi. Namun tak ada.
Hyejin pun tertunduk sedih. Sungjoon yang melihat hal itu hanya geleng – geleng kepala.
Hyejin selesai membersihkan diri dan masih meratapi gantungan kartu ID karyawannya yang hanya tinggal talinya saja. Hatinya sedih. Tak lama Sungjoon menyodorkan sesuatu di depan mukanya. KARTU ID NYA ditemukan !! Betapa bahagianya Hyejin melihat barang berharganya itu kembali. Hyejin bertanya dimana Sungjoon menemukannya. Sungjoon menjawab bahwa kartu IDnya hanya terjatuh di lantai. Hyejin merasa lega karena IDnya ketemu. Dia mencium barang berharganya tsb. Sungjoon yang mellihatnya hampir muntah. Entah kenapa.
Si ajumma menanyakan kenapa Sungjoon mengacak- acak kotoran sapi tsb. Apakah ada aesuatu yang ia cari ? Sungjoon tergagap. Hyejin menatap Sungjoon .” Apakah kau mencari ini di antara tumpukan kotoran sapi? ” tanya Hyejin. Sungjoon tertawa. ” Apa maksudmu?? Kan aku sudah bilang bahwa aku menemukannya di lantai. ” Sungjon menjawab dengan gugup. Tak lama dia segera pergi meninggalkan Hyejin dan ajumma yang kebingungan.
Hyejin dan Sungjoon melanjutkan perjalanan mereka. Di dalam mobil Hyejin terus memandangi ID nya. Dia bercerita pada Sungjoon bahwa ini adalah pertama kalinya dia bekerja di perusahaan yang bagus. Dulu sewaktu dia masih mencari kerja dia sangat iri pada orang yang memiliki ID seperti itu. Akhirnya dia sekarang dapat memilkinya. Id dengan foto dirinya. Disaat dia melihat ID tsb, dia merasa bangga, merinding dan juga berterima kasih. “ Ahh…aku benar- benar sudah menjadi karyawan di perusahaan ini…Akhirnya aku memiliki tempat di perusahaan ini…” cerita Hyejin. Sungjoon mendengarkan cerita Hyejin dengan tersenyum. “ Hmm…ID karyawan hanyalah sebuah ID karyawan. Aku sangat berlebihan kan ya ? “ tanya Hyejin sambil menoleh ke Sungjoon.
“ Ya….kau sangat berlebihan…” jawab Sungjoon. Namun dia bukannya tak mengerti apa yang dirasakan Hyejin. Sungjoon berkata bahwa satu atau dua orang memilki sesuatu yang mungkin tak berarti bagi orang lain, tetapi sangat berarti untuk mereka. Hyejin bertanya pada Sungjoon apak dirinya juga memiliki barang seperti itu ?. “ Hmm..pada waktu itu, sesuat yang kau rusakkan…” jawab Sungjoon. Hyejin teringat puzzle yang dia buat kacau tempo lalu saat mengantarkan Sungjoon pulang di saat dia mabuk.
Hyejin merasa bersalah. Tiba – tiba Sungjoon menjulurkan tangannya kedepan Hyejin. Hyejin bingung. Kemudian dengan ragu – ragu Hyejin menggenggam tangan Sungjoon. Dia menginterpretasikan tangan Sungjoon yang terjulur di depannya adalah untuk di genggam.
“ Apa yang kau lakukan ? “ tanya Sungjoon sesaat setelah Hyejin menggenggam tangannya. Hyejin sedikit malu, tak berani menatap wajah Sungjoon. “ Aku meminta uang darimu, untuk mengganti rugi kerusakan kaca yang sudah kau pecahkan…..” kata Sungjoon. “ Heh ??? Apa ?? “ Hyejin langsung melepas genggaman tangannya. Merasa malu. Sungjoon meminta Hyejin mentrasfer uangnya ke dalam rekeningnya. Hyejin buru – buru mencatat no rek Sungjoon. Sungjoon berkata bahwa Hyejin adalah orang yang mudah ditipu. Hyejin adalah orang yang tak bisa membedakan bercanda dan serius. Hyejin kekeuh untuk membayar kerusakan kaca yang sudah dia buat. “ Oke..harga kaca itu sekitar 1.000.000 won….”, “ Baiklah, kemudian aku akan menganggap itu sebuah candaan….” jawab Hyejin cepat. Sungjoon tersenyum lebar. Setelah dia tahu apa yang dia lakukan, dia langsung , memasang muka dingin tanpa ekspressi lagi. Hyejin menatapnya.
Sementara itu Hanseol dan joonwoo sedang beristirahat di rest area. Joonwoo mengatakan mereka harus segera menyelesaikan makan mereka dan pergi ke tempat yang dituju. Tetapi HanSeol yang merasa dia ingin menghabiskan waktu dengan Joonwoo malah mengharapkan agar mereka tak bisa sampai ke tempat tujuan dan berduaan dengan Joonwoo. Di pikirannya sudah terbayang kejadian – kejadian yang dia harapkan terjadi antara dirinya dan JoonWoo.
Akhirnya Hyejin dan Sungjoon tiba di tempat yang mereka tuju. Sebuah pantai indah. Dengan air laut yang berwarna biru dan pasir putih. Hyejin sangat senang bisa melihat laut. Begitu dia keluar dari mobil, dia langsung berteriak, “ Laaaauuuuttt…..!!! “ sambil membentangkan kedua tangannya. “ Ahh…ini kan bukan piknik…” kata Hyejin setelah melihat muka datar Sungjoon di belakangnya. Tidak seperti yang diduga…Sungjon justru memberi respon yang positif. Keduanya berjalan bersama menuju ke arah laut.
Hyejin mengatakan dia akan menelpon seseorang. Hanseol dan Joonwoo bilang mereka akan terlambat sehingga mereka perlu uang untuk membayar makan malam mereka. Sungjoon pun setuju. Disaat Hyejin hendak menelpon, Sungjoon tiba – tiba menerima telepon dari Haeri yang mengajaknya makan malam. Sungjoon mengatakan bahwa dia sedang berada dalam perjalanan bisnis sekarang ke Gangwondo. Haeri buru – buru mengakhiri pembicarannya dengan Sungjoon karena Hyejin menelpon. Selesai dari Sungjoon, Haeri berbicara dengan Hyejin di telepon. Hyejin mengatakan bahwa saat ini dia sedang mengerjakan pekerjannya. Hyejin meminta Haeri untuk meminjamkannya sejumlah uang. “ Apa ini ? “ tanya Haeri. “ Aku butuh menggunakan uang tapi di kartuku tak tersisa uang sama sekali..” kata Hyejin. Haeri setuju untuk meminjamkan Hyejin uang. Hyejin juga mengatakan bahwa dia tidak akan kembali malam ini. Karena dia sedang ada perjalanan bisnis. “ Perjalanan bisnis?? Dengan siapa?? “ tanya Haeri perlahan. “ Ji Sung Joon…” Hyejin menjawab. “ Apakah hanya kalian berdua ? “ Haeri terlihat penasaran. “ Untuk saat ini hanya kami berdua, tapi nanti rekan kita akan menyusul..” sambung Hyejin. Haeri menarik napas lega. Dia tahu tak seharusnya dia berbuat seperti itu.
Sementara itu Hanseol dan Joonwoo yang masih berusaha mencari jalan untuk menuju lokasi yang dituju. Joonwoo bertanya pada Hanseol apakah jalan yang mereka pilih benar. Karena sepanjang jalan yang ia lihat hanyalah jalan pedesaan. Sementara Hanseol di sampingnya sedang berusaha untuk menahan sakit perutnya. Sampai pada titik yang tak bisa ditahan lagi, akhirnya dengan bergegas mereka menemukan toilet dan Hanseol segera berlari menuju toilet tsb.
Hanseol mengutuk dirinya sendiri karena bertingkah seperti tadi di depan Joonwoo. Tak seharusnya dia panik mencari toilet di depan Joonwoo. Tentu saja itu akan memalukan. Setelah berhasil menyenangkan dirinya sendiri bahwa dia dapat memperbaikinya nanti, Hanseol yang telah selesai ke toilet itu ingin mengambil tissue toilet. Sial, tissue toiletnya habis. Dengan malu – malu dia meminta Joonwoo untuk memberinya tissue toilet. Dan lagi – lagi Hanseol mengutuki dirinya sendiri. Setelah selesai Hanseol segera keluar dari toilet dan malu – malu menatap Joonwoo yang berdiri di depannya. Joonwoo juga ingin menggunakan toilet. Dia pun segera membuka pintu toilet dan…………..
Braaaaakkkkk !!! Dia menutup pintu toilet lagi dengan kencang dan segera menutup hidungnya. Bau yang ditimbulkan luar biasa. Sementara Hanseol yang mendengar pintu toilet yang ditutup dengan kencang segera menoleh ke belakang dengan muka pucat. “ Tenang..kau pasti bisa mengatasinya…” kata Hanseo pada dirinya sendiri. Tapi sepertinya tidaak….. Hanseol berlari dengan kencang meninggalkan Joonwoo yang masih shock mencium bau dari dalam toilet.
Hanseol terjatuh di jalan saat dia berlari menghindari Joonwoo. Joonwoo pun segera menghampirinya dan membantunya bangun. Hanseol mengomeli Joonwoo dan mengatakan bahwa bau itu berasal dari lumbung pupuk yang terletak di sekitar sana. Hanseol mengatakan sambil setengah menangis. Membuat Joonwoo agak tak mengerti apa yang dimaksud oleh Hanseol. “ Oke..oke…aku mengerti..ayo bangun…” Joonwoo memapah Hanseol. Namun sepertinya kaki Hanseol terluka dan tak dapat berjalan. “ Apakah kau bisa menyetir dengan kondisi seperti ini? “ tanya Joonwoo. “ Tidak…kau yang menyetir…” jawab Hanseol. “ Tapi aku tak memiliki SIM…”. “ APA ??? ! “
Shinhyuk emncoba menghubungi Hyejin namun tak diangkat. Akhirnya dia mencoba menelpon Joonwoo. Dari Joonwoolah dia tahu bahwa ternyata mereka pergi terpisah. Joonwoo juga mengatakan bahwa dirinya mungkin tak bisa ke tempat tujuan karena Hanseol terluka dan dirinya tak memilki ijin mengemudi.
“ Jadi…Hyejin dan Deputy Ji hanya berdua saja?? “ kata Shinhyk bertanya pada diri sendiri. Dan pada saat dia menoleh ke belakan, dia melihat ada sepasang kekasih yang sedang berpegangan tangan. Membuatnya menjadi membayangkan hal yang tidak – tidak.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>