” Apakah benar bahwa pria yang ada di dalam video tab adalah Vice President Kang??? JAWAB AKU KIM HA NA – SSI…!!!” suara Jinwoo terdengar sangat emosional. Hakim sudah memperingatkannya bahwa saat ini dia sedang ada di persidangan. Sedangkan Kim Ha Na sendiri hanya bisa tertunduk. Tak menjawab apa – apa. Sedangkan semua orang yang hadir di persidangan, menanti jawabannya. ” Vice President…tidak melakukan apapun. Dia tak melakukan hal apapun kepadaku. Aku minta maaf…karena hanya ini satu – satunya cara…” Kim Ha Na melakukan pengakuan tsb sambil menangis.
Nam Il Ho meligat berita tentang kemenangan Vice President. Seo Joo Il yang berada di sampingnya langsung berlutut. Dia minta maaf atas apa yang sudah terjadi. ” Aku harap kejadian ini tak berpengaruh apapun kepada Gyu Man. ” kata Il Ho. Seo Joo Il mengatakan bahwa dia akan menyelesaikan masalah ini bersama Park Dongho.
Begitu juga dengan Nam Gyu Man yang sama kesalnya mendengar Vice Kang dibebaskan. Dia melemparkan gelas minumannya. Berteriak meminta agar Park Dongho membawa Seo Jin Woo ke hadapannya.
Lalu tanpa sengaja Jinwoo dan Yeo Kyung lewat di depan meja kakaknya. Yeo Kyung menyapa kakaknya. Begitu juga dengan Seo Jin Woo. Dia menyapa Gyu Man. Namun terlihat jelas bahwa Gyu Man tengah memendam rasa kesal terhadap Jinwoo.Tapi Gyu Man mencoba menyembunyikannya. ” Kita harus berterinakasih karena dia telah menyelamatkan citra perusahaan kita. Apakah aku harus memberimu posisi di perusahaan hukumku?” tawar Gyu Man. ” Terima kasih atas niat baikmu…tapi aku sudah mempunyai usahaku sendiri.” kata Jinwoo. Gyu Man terlihat makin kesal. Melihat hal tsb, Dongho berusaha mencegah kemungkinan terburuk. Dia meminta Gyu Man untuk pulang, dengan alasan Gyu Man sudah terlalu banyak minum. Begitu Gyu Man berbalik, Jinwoo memanggilnya sambil memegang ponsel Gyu Man yang tertinggal di meja.
” President Nam Gyu Man…aku sudah menunggu 4 tahun…sayang sekali kita hanya bisa bertemu sebentar. ” kata Jinwoo. ” Jika kau begitu ingin bertemu denganku, datanglah ke kantorku…” kata Gyu Man. Jinwoo mendekati Nam Gyu Man dan berbisik di telinganya. ” Kita akan bertemu di pengadilan…aku kan membawamu ke pengadilan..” kata Jinwoo penuh dendam. Gyu Man hanya bisa tertawa menyebalkan.
” Aku akan membunuh anak itu!! ” kata Gyu Man kesal. Dia berkata pada Park Dongho disaat mereka berdua sudah ada di mobil. Dongho mengatakan bagaimana jika persidangan itu justru akan membuat Gyuman makin tersudut? ” Dia yang mengacaukan persidangan Vice President. Itu adalah kesempatan yang bagus untuk menyingkirkannya…” kata Gyu Man. ” Apakah kau pikir ini terjadi dengan sendirinya?” tanya Park Dongho. Nam Gyu Man menatap Dongho tak mengerti. ” Ayahmu sudah mengatur semuanya. Ini rencananya dari awal. Melenyaokan Kang Soo Man. ” kata Dongho. ” Ayah? Bagaimana bisa? Dia sangat menyukai Kang Soo Man…”. ” Meskipilun begitu, Vice President Kang tak lebih dari pembantu yang selalu bekerja keraa bagi ayahmu. Ayahmu..bekerja siang dan malam dan melakukan hal ini hanya untukmu. Begitulah ayahmu…jadi sebaiknya saat ini kau hanya fokus pada pekerjaanmu dan bersikaplah hati – hati. ” kata Dongho membuat Gyu Man terdiam.
Jinwoo kembali memasuki rumah sekaligua kantornya. Manager Yeon menyambutnya. Jinwoo duduk di bangkunya dan mengatakan kalau dia baru saja secara kebetulan bertemu dengan Nam Gyu Man. ” Ini adalah permulaan. Hari ini adalah hari yang sudah kita tunggum. Tapi ayah…ayah tak dapat mengingatku..” Jinwoo mulai menangis. Manager Yeon ikut bersedih. Jinwoo mengatakan kalau dia memaksa ayahnya untuk mengingat. Hal itu tentu saja akan menyakitkan untuk ayahnya. Tangis Jinwoo makin pecah. Managet Yeon menghampiri Jinwoo dan menepuk – nepuk pundaknya. ” Kenangan…bukan apa yang masih bisa diingat di dalam otak kita. Tapi itu akan tersimpan di hati. Meskipun ayahmu tak bisa mengingatmu sekarang…aku yakin kau selalu ada di hatinya….” kata Manager Yeon.
Park Dongho dan Seok Joo Il sedang minum bersama. Dongho menyanyikan sebait lagu lama. Seok Joo Il merasa ada yang aneh dengan Dongho. ” Apakah kau seperti ini karena Jinwoo?” tanya Joo Il. Dongho mengatakan bahwa Nam Gyu Man sudah mengucapkan bahwa dia akan membunuh Seo Jin Woo. Dongho pun berusaha akan menghentikannya. ” Yang harua kau hentikan adalah Jinwoo dan bukan Gyu Man. Kau tahu bahwa menghentikan Gyu Man tak akan bekerja…” jelas Joo Il. ” Anak itu ingin menyelamatkan ayahnya..bagaimana bisa aku menghentikannya?” kata Dongho. Seok Joo Il hanya bisa diam. Dia mengambil botol minumannya. ” Dongho…kau hanya perlu ingat satu hal. Musuh keluarga Nam adalah musuh kita juga…”. Dongho tak menjawab.
Nam Gyu Man dan Nam Il Ho sedang saraoan bersama. Nam Gyu Man diam – diam nenatap ayahnya. Dia teringat kata – kata Dongho soal ayahnya yang mengatur incident President Kang untuk mewariskan bisnis kepadanya dengan baik. Gyu Man membuka percakapan, hendak bertanya kepada ayahnya apakah benar ayahnya yang mengatur kasus Vice President Kang untuknya. Belum selesai pertanyaan yang diajukan Gyu Man, Il Ho sudah memotongnya dengan mengatakan bahwa dirinya sudah memproses pengunduran diri Vice President Kang. ” Kau tak perlu mengkhawatirkan soal incident itu. Orang- orang sebaiknya kita gunakan sebagai alat. Alat jika sudah lama dipakai pasti akan rusak. Jadi kau sebaiknya mengganti alat tsb. ” kata Il Ho. ” Baik ayah…aku akan mengingatnya dengan baik. ” jawab Nam Gyu Man patuh.
Gyu Man dan Yeo Kyung mengantar ayahnya yang akan berangkat. Yeo Kyung terkejut karena Gyu Man membukakan pintu mobil untuk ayahnya. Hal ini jarang terjadi. Sementara Il Ho sendiri menatap anak laki – lakinya dengan bangga. Yeo Kyung dan Gyu Man memberikan salam kepada ayahnya. Ketika ayahnya sudah pergi Gyu Man berkata pada Yeo Kyung bahwa dia tak boleh dekat – dekat dengan Jinwoo. ” Kenapa? Sejak kapan kau menaruh perhatianmu padaku?” tanya Yeo Kyung. ” Aku tahu apapun yabg dikatakannya hanya karena dia pengacara. ” lanjut Gyu Man lagi. ” Aku adalah seorang jaksa…dan aku tahu bahwa Jinwoo adalah orang yg berkompeten. Apakah kau ingat aoa yang ayah katakan? Jangan pernah kehilangan rasa penilaianmu. ” Yeo Kyung pun meninggalkan kakaknya. Gyu Man tertawa. Namun, dibalim tawanya itu tersimoan kebencian yang mendalam pada Jinwoo.
Kang Man Soo memberikan sebuah flashdisk kepada Jinwoo. Dimana isinya adalah semua laporan keuangan Ilho Life Insurance. Ternyata itu adalah bayaran yang diminta Jinwoo jika dia dapat memenangkan kasus Kang Man Soo. Jinwoo bertanya pada Kang Man Soo apa yang akan dia lakukan setelah itu. ” Aku akan pergi meninggalkan negara ini. Jika pengorbanan dan kerja kerasku selama 30 tahun dibalas dengan apengkhianatan, tak ada alasan lagi bagiku untuk tinggal di perusahaan itu. ” kata Kang Man Soo. Kang Man Soo juga mengatakan bahwa dia melewatkan saat – saat anaknya tumbuh menjadi seorang gadis hanya karena pekerjaannya. Saat ini dia hanya ingin menjadi ayah dan suami yang baik untuk istri dan anaknya. Tak lama Jinwoo mendapatkan panggilan telepon dari seseorang.
Ternyata panggilan telepon itu berasal dari seseorang yang melihat Jae Hyuk di saat dia menemukan mayat Jung Ah. Saksi itu berkata bahwa ayah Jinwoo terlihat Linglung. Dia membawa tas kertas dan terlihat bingung. ” Lalu mengapa kau baru muncul sekarang?” tanya Jinwoo. ” Aku terjatuh di atas lapisan es dan tinggal di rumaha anakku dalam waktu yang lama. Dan aku tak tahu bahwa kasus ini belum berakhir. ” jawabnya. Jinwoo merasa menemukan secercah haraoan untuk membebaskan ayahnya dengan kesaksian pria tsb. Namun sayangnya pria tsb juga menanyakan berapa hadiah yang bisa ia dapat jika ia mau bersaksi di persidangan.
Nam Gyu Man mewakili Ilho Life Insurance baru saja menandatangani kontrak penting dengan perusahaan asing. Banyak wartawan yang datang untuk meliput penandatangan kontrak ini. Seusai melakukan tanda tangan Nam Gyu Man bertanya kepada Ahn Seo Beom apa alasan dirinya mengundang wartawan majalah terkenal. Seo Beom mengatakan agar Gyu Man bisa melakukan tugasnya dengan baik. ” Aku melakukan kontrak ini agar ayahku melihat bahwa tanpa Vice President Kang, aku bisa melakukan semuanya dengan baik dan aku juga bisa menunjukkan bahwa aku ini adalah anak laki – lakinya…Nam Gyu Man….”.
Lee In Ah datang mengunjungi kantor Jinwoo. Namun di saat itu Jinwoo sedang tidak ada di kantor. Lee In Ah pun dengan sabar menunggu kedatangan Jinwoo. Tak berapa lama Jinwoo datang. Lee In Ah menyapa Jinwoo. Dia mengatakan bahwa Jinwoo memiliki kantor yang bagus. Dan In Ah juga menunjukkan bunga oemberiannya. ” Apa yang terjadi dengan wajahmu?” tanya In Ah. ” Kau masih saja tidak berubah. Masih saja ingin tahu segalanya.” kata Jinwoo. Entah ini pujian atau bukan, yang jelas In Ah tersenyum mendengarnya. Lalu In Ah menanyakan keadaan ayah Jinwoo. Apakah dia baik – baik saja. Jinwoo mengatakan bahwa dia akan meminta sidang ulangan untuk kasus ayahnya. ” Aku sudah menemukan saksi yang dapat membuktikan alibi ayahku. ” kata Jinwoo. ” Benarkah?” . ” Kali ini aku pastikan dia akan bebas. Jadi pembunuh wanita itu……” Jinwoo tak menyelesaikan kata – katanya. NOONA? Jelas – jelas dia tahu bahwa nama Noona itu adalah Jung Ah. Lalu mengapa dia menyebutnya dengan sebutan ” Noona?” . ” Noona? Noona Siapa? Maksudmu Jung Ah?” tanya In Ah. Jinwol tak menjawab. Dia sibuk dengan pikirannya. Mengapa dia tiba – tiba tak ingat akan Jung Ah? . Jinwoo tak menjawab pertanyaan In Ah dan buru – buru pergi meninggalkannya.
Jinwoo memasukkan flashdisk pemberian Kang Man Soo ke dalam sebuah buku. Itu adalah catatan penting baginya. Karena dia akan membuktikan perusahaan seperti apa Ilho Life Insurance itu. Manager Yeon datang menghampiri Jinwoo. Dia berkata mengapa dia tak memberitahu In Ah. In Ah sangat khawatir padanya. ” Aku tidak ingin dia terluka. Dia adalah satu – satunya orang yang percaya padaku dan ayahku. Ini adalah perangku…” kata Jinwoo mantap.
Jinwoo datang ke pengadilan dan mengajukan sidang banding untuk ayahnya. Agak lega karena permintaannya sudah diterima oleh pihak kejaksaan.
Dalam perjalanan pulang, Jinwoo berpapasan dengan Jaksa Hong Mo Suk. ” Wah…lihat siapa ini…apakah aku harus memanggilmu Pak Seo sekarang?” kata Jinwoo. ” Sepertinya kau baik – baik saja. ” kata Jinwoo. Hong Mo Suk menanyakan keadaan ayah Jinwoo. Dan Jinwoo mengatakan bahwa dirinya sudah mengajukan banding dan mengadakan sidang ulang untuk ayahnya. Hong Mo Suk mengatakan bahwa Jae Hyuk akan bangga pada Jinwoo yang sekarang sudah menjadi pengacara. Meskipun dia tak tahu apakah sidang banding itu akan berhasil atau tidak. ” Kali ini akan berbeda. Aku akan menangkap pembunuh sebenarnya.” kata Jinwoo. ” Pengacara baru memang selalu antusias. Kau pasti sibuk mempersiapkan sidang ulangan. Kau seharusnya pergi. ” Hong Mo Suk pun melangkah meninggalkan Jinwoo.
Secara kebetulan In Ah dan Yeo Kyung berada dalam satu lift. Awalnya keduanya hanya diam tanpa bicara sepatah kata pun. Akhirnya In Ah yang memulai percakapan itu. ” Bagaimana kau bisa mengenal Jinwoo?” tanya In Ah. ” Kenapa? Apa kau tertarik?” Yeo Kyung bertanya balik. Yeo Kyung mengatakan bahwa banyak sekali orang yang tertarik dengan hubungannya dan Jinwoo. ” Ah…benar…kau kalah dalam sidang dengan Seo Jinwoo kan? ” tanya Yeo Kyung lagi sebelum keluar dari lift. Pertanyaan ini cukup membuat In Ah kesal karena merasa diremehkan.
Park Dongho menemui Man Gyu Man. “Apalagi kali ini?” tanya Dongho. Gyu Man mengatakan bahwa ada sesuatu yang menganggunya. Seo Jin Woo. Anak itu sangat menganggunya. ” Sidang kasus itu sudah berakhir 4 tahun yang lalu. ” kata Jinwoo berusaha menahan emosi Gyu Man yang ingin membunuh Jinwoo. ” Itu menurutmu. Dia hanya seorang anak kecil kan? Dan ini bukan pertama kalinya kau melakukan ini untukku. Jadi aku minta awasi terus dia…” . Dongho tak menjawab.
Hakim Kang Suk Gyu menatap lembar pengajuan sidang banding atas nama Seo Jae Hyuk yang diajukan oleh Seo Jin Woo. Lalu dia melihat nama pengacara yang tertera di sana, Seo Jin Woo. Suk Gyu teringat di saat Jinwoo berkata dengan dingin terhadap anak yang ayahnya meninggal karena kasus overtime di pekerjaan. Namun ayahnya malah menjadi tersangka dan keluarganya tidak mendapatkan tunjangan apapun. Jinwoo dengan kejam berkata kepada anak itu bahwa dia harusnya menyalahkan pengacara mereka yang tak bekerja dengan baik atau malah salahkan hukum. Sukgyu mengingat itu semua.
Nam Gyu Man memperkrnalkan Dongho kepada Suk Gyu. Sebelumnya Dongho dan Sukgyu sudah pernah bertemu di persidangan Kang Man Soo. Sebelum akhirnya Jinwoo yang menggantikan Park Dongho menjadi pembela Kang Man Soo. ” Aku menerima laporan untuk melakukan sidang ulang. Dan pada saat itu kau adalah pengacaranya. ” kata Suk Gyu. ” Kasus apa? Dia sudah menangani banyak hal. ” kata Gyu Man. SukGyu mengatakan bahwa ini kasus pembunuhan mahasiswa Seochon 4 tahun yang lalu. Pada saat itu Dongho kalah dalam persidangan dan mungkin karena hal itu Dongho pasti masih ingat akan kasus itu. Nam Gyu Man menahan rasa keterkejutannya. Dia tak menampakkan hal itu di depan SukGyu. Manager Ahn pun melakukan hal yang sama. ” Aku…bukan type orang yang suka mengingat masa lalu…” kata Dongho. Sementara Gyu Man masih berusaha keras menahan keterkejutannya.
Akhirnya Nam Gyu Man mengungkapkan kekesalannya. Dia berkata bahwa dia hanya ingin hidup damai dan tenang. Namun Seo Jinwoo tak mengijinkannya. Dia meminta manager Ahn untuk mencarikan orang. ” Orang? Untuk apa?” tanya Ahn Seo Beom tak mengerti. ” Apa tadi kau tak mendengarku??!!! Dia sedang mengajukan sidang bandiingggg !!!!!” Gyu Man berteriak. Lalu dengan segera Ahn Seo Beom mengatakan bahwa dia akan mencarikan org yang tsb.
Lee In Ah datang menemui Seo Jae Hyuk. Seo Jae Hyuk menanyakan apakah dia dan In Ah sebelumnya pernah bertemu. In Ah mengatakan bahwa dia dan Jae Hyuk belum pernah bertemu sama sekali. Namun dia dan Jinwoo sudah saling mengenal. ” Jinwoo?? Dia siapa?” tanya In Ah. Dengan santai In Ah menjawab bahwa Jinwoo adalah anak laki – laki Seo Jae Hyuk. ” Anak laki – laki? Aku tidak punya anak laki – laki. Dan aku baru pertama mendengar nama itu. Apakah kau yakin bahwa aku adalah orang yang kau cari??” tanya Jae Hyuk lagi. Disini, In Ah kaget setengah mati. Dia benar – benar tak menyangka bahwa penyakit Jae Hyuk sudah sedemikian parahnya.
In Ah menerobos masuk ke dalam ruangan dokter yang menangani para penghuni penjara. In Ah memaki dokter tsb karena tidak bisa menjaga pasien dengan baik. ” Kau siapa? Mengaoa kau membuat keributan disini?” tanya dokter tsb. In Ah mengeluarkan ID Cardnya dan mengatakan bahwa dia adalah Jaksa dari pengadilan kota Seoul. Mendengar hak ini dokter tsb bersikap agak lembut sekarang. Dia tak mengerti apa yang sedang Lee In Ah bicarakan. ” Narapidana nomor 3729, Seo Jae Hyuk. Apa kau tidak tahu separah apa penyakit Alzheimernya? Dan kau tak melakukan apapun. Kau sudah melalaikan tugasmu sebagai dokter disini. Dan aku tak bisa membiarkan hal ini terjadi.” In Ah berkata sambil keluar dari ruangan dokter. Membuat si dokter menyimpan kesal terhadap Lee In Ah.
Tak sengaja Lee In Ah bertemu dengan Seo Jin Woo di penjara. ” Apa yang kau lakukan disini?” tanya Jinwoo. ” Aku ada urusan….” jawab In Ah. ” Apakah kau mengunjungi ayahku?” Jinwoo bertanya lagi. In Ah menyangkalnya. Mengatakan bahwa akan aneh jika dia datang menemui ayah Jinwoo. Karena dirinya tak mengenal ayah Jinwoo. Kemudian In Ah bertanya aoakah Jinwoo sudah memasukkan dokumen untuk pengajuan persidangan ulang?. Jinwoo mengiyakan. ” Ayahmu pasti akan senang mempunyai anak laki – laki sepertimu. ” ujar In Ah sambil tersenyum. Tak lama Jinwoo mendapatkan pesan dari manager Yeon yang mengatakan bahwa Manager Yeon sudah menemukan saksi perempuan yang selama ini Jinwoo cari.
Jinwoo mengatakan bahwa dia tak menyangka akan menemukan ajumma itu. Ternyata ajumma itu adalah wanita teman kerja ayahnya sewaktu di villa. Dia juga memberikan kesaksian palsu yang memberatkan si Seo Jae Hyuk. Kemudian ajumma tsb pergi ke Cina. Dari situlah Jinwoo pesimis bisa menemukan ajumma itu. Ajumma itu sedang kembali ke korea untuk melakukan operasi punggungnya dan dia menetap di rumah anaknya.
Jinwoo mengikuti anak dan ajumma itu saat mereka belanja ke supermarket. Anak perempuan Ahjumma melupakan sesuatu sehingga dia harus kembali ke dalam supermarket. Ajumma hendak menunggu di mobil. Disaat dia ingin memasukkan barangnya ke dalam mobil, Jinwoo datang dan menutup pintu mobil ajumma. ” Sepertinya kau terlihat sangat sehat. ” kata Jinwoo. ” Apa yang ingin kau katakan….” kata Ajumma tsb dengan wajah penuh ketakutan. ” Kau hidup dengan tenang di China sementara ayahku kesakitan berada di penjara. Ini semua berkat kebohongan yang kau katakan di pengadilan. ” kata Jinwoo lagi. ” Aku tidak berbohong…apa kau punya bukti kalau apa yang kukatakan pada saat itu adalah kebohongan?” tanya Ajumma itu lagi. Mata Ajumma yang gugup…yang menunjukkan bahwa dia telah berbohong. Begitulah kata Jinwoo. Ahjumma mengatakan jika Jinwoo tidak segera pergi darinya, dia akan menghubungi polisi. Kemudian Jinwoo menghampiri anak perempuan Ahjumma tsb. Jinwoo memberikan kartu namanya. ” Sampaikan kepada ibumu, hubungi aku jika dia berubah pikiran. ” Jinwoo pergi meninggalkan anak perempuan tsb yang kebingungan. Di kejauhan, Manager Ahn terlihat sedang menyaksikan semua kejadian tsb.
Nam Gyu Man dan Hong Mo Suk sedang mengadakan pertemuan. Di samping Hong Mo Suk duduklah detektif yang sudah memaksa Jae Hyuk membuat surat pengakuan. Hong Mo Suk memperkenalkan detektif tsb kepada Gyu Man. Tak lama Park Dongho pun datang. Dia melihat detektif tsb dengan pandangan sinis dan duduk di samping Gyu Man. Sebelumnya Dongho mengucapkan maaf karena sudah datang terlambat. ” Apa kau sudah mendengar tentang pengajuan sidang ulang oleh Seo Jin Woo?” tanya Nam Gyu Man. Hong Mo Suk menjawab bahwa dia sudah mengetahui hal itu sehingga Gyu Man meminta mereka berkumpul. ” Seharusnya kau tak perlu memikirkan hal kecil seperti ini. Bagiku, dia masih saja hanya seorang anak lelaki daru seorang ayah yang akan dihukum mati. Kau pasti sangat sibuk menjalankan perusahaan. Dan aku harap kasus ini tak menganggumu. ” kata Detektif tsb berusaha menjilat Nam Gyu Man. Dongho dan Hong Mo Suk memandang ke arah detektif dengan pandangan tajam terlihat sekali bahwa dia sedang mencari perhatian dari Nam Gyu Man. ” Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu. ” kata Hong Mo Suk. ” Aku pasti akan menandainya. ” kata detektif itu lagi.
” Jangan khawatir…. sidang ulang itu tak akan mudah. Apalagi pengadilan pusat sudah memutuskan hukumannya. Tidak ada hakim yang akan merubah keputusannya. ” kata Dongho. Dia berusaha menahan perbuatan Nam Gyu Man. ” Suk Gyu bukan tipe orang seperti itu. Dia akan melakukan apa yang dia pikir benar. Omongan senior, tak akan berlaku untuknya. ” kata Gyu Man. Dia oun melangkah ke mobilnya. Sementara Dongho menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Dia melihat Jaksa Hong sedang melangkah ke arahnya. Tak mau menunggu Dongho pun datang menghampiri Hong Mo Suk. ” Dulu…aku bekerja di bawah Seok Joo Ill dan kau berada di bawah Nam Gyu Man….” kata Dongho. ” Aku tak menyukai kata-katamu barusan…” jawab Jaksa Hong santai. ” Dua musuh…kini menjadi sekutu…”. ” Suatu saat mungkin kita akan menjadi musuh lagi. Tapi untuk saat ini, kita adalah satu. Hidup dalam generasi Ilho Grup. ” kata Hong Mo Suk sambil melangkah meninggalkan Dongho. Anak buah Dongho pun menghampiri dirinya. Dongho berniat hendak menemui Jinwoo.
Anak buah Dongho mengatakan mengapa Dongho harus menemui Jinwoo. Dongho menjawab bahwa dia harus memberitahu Jinwoo bahwa dia tak bisa melawan Gyu Man. ” Bagi Gyu Man, Jinwoo adalah musuh tersembunyi. Bagaimana jika musuh tersebut tiba – tiba hadir di hadapan Gyu Man? Kau pikir Gyu Man akan diam saja? ” . Anak buahnya pun mengangguk perlahan.
Jinwoo sedang menatap gambar silsilah yang sudah ia buat di dinding kamarnya. Dia menatap foto si Ajuhmma. Dia mencocokkan foto di dinding dengan gambar yang ia ambil secara diam – diam sebelumnya.
” Jinwoo……” panggil Park Dongho. Sebagai basa – basi Park Dongho meminta maaf karena datang ke kantor Jinwoo dengan tangan kosong. ” Apa yang pengacara sukses lakukan di sini?” tanya Jinwoo. ” Bagaimana bisa kau memenangkan kasus president seperti itu? Aku sudah berusaha keras menghentikanmu. ” kata Dongho lagi. Jinwoo bertanya kepada Dongho, bagaimana dia akan menghentikan dia lagi kali ini jika persidangan ulang ayahnya akan digelar. ” Nam Gyu Man dan Nam IlHo, mereka itu di luar bayanganmu. Kita tak memiliki kesempatan memenangkan sidang ayahmu 4 tahun lalu dari awal. Semuanya sudah mereka setting. ” kata Dongho. ” Katakanlah seperti itu. Tapi semua yang kau lakukan hanya dalam kedipan mata dan kau kalah dalam persidangan. Kau telah mendapatkan uang dan popularitas dalam sekejap. Aku yakin…kemiskinan dan ketidak berdayaanku…tak akan berpengaruh apa -apa…” kata Jinwoo. Dongho pun terdiam mendengar kata – kata Jinwoo.
Nam Il Ho sedang meeting di luar rumah dan akan datang terlambat. Gyu Man yang masuk ke ruangan ayahnya kemudian duduk di kursi ayahnya. ” Apa yang ingin kau katakan?” tanya Gyu Man. Manager Ahn mengatakan bahwa Seo Jinwoo telah menemukan Ahjumma itu. Gyu Man merasa tak mengerti siapa yang dimaksud oleh Ahn Seo Beom. ” Kita bisa menang di persidangan ayah Jinwoo itu karena pengakuan si ahjumma itu. ” . ” Tak usah bertele-tele. Langsung aaja ke intinya. Kau mengangguku. ” Gyu Man mulai terlihat tak sabar. ” Jinwoo sudah menemukan wanita itum dan dia berbicara padanya. Jika ahjumma itu mengatakan bahwa dia sudah berbohong di persidangan…itu berarti….” Ahn Seo Beom tak melanjutkan kata – katanya berharap Gyu Man mengerti. ” Jadi maksudmu, persidangan ulang ini terjadi karena wanita itu?” tanya Gyu Man. Ahn Beom Seo mengatakan bahwa ini hanya perkiraannya. ” Bunuh Dia…” kata Gyu Man singkat. Manager Ahn terbelalak. Kaget. Gyu Man mengatakan bahwa ayahnya telah melakukan hal yang sama 4 tahun lalu, jadi saat ini adalah tugasnya. Manager Ahn berusaha menahannya. Dia tahu benar bahwa Gyu Man akan marah besar. Namun Seo Beom mencoba berbicara dengan Gyu Man sebagai seorang teman, ” Gyu Man….aku tak bisa melakukannya…” Seo Beom berkata perlahan. ” Kau tak perlu melakukannya sendiri…kau hanya perlu menuruh seseorang. Dan pastikan kalau semuanya beres. ” Gyu Man memberikan solusi. Ahn Seo Beom mengatakan bahwa dia tetap tak bisa melakukannya. Gyu Man menarik napas, ” Tak perlu ada darah di tanganmu. Bayarlah seseorang…”. ” Aku bisa melakukan apa saja. Tapi tidak dengan membunuh. ” Seo Beom berkata perlahan. Gyu Man tertawa. Beranjak dari tempat duduknya. Dia menyuruh Seo Beom untuk tetap berdiri pada tempatnya. Kemudian Gyu Man mengambil tongkat Kendo milik ayahnya yang biasa digunakan ayahnya untuk memukulinya. Seo Beom ketakutan. Dia berusaha bernegosiasi dengan Gyu Man, mengatakan bahwa dia akan berbicara kepada ahjumma itu, menakut – nakutinya dan segera mengirimnya keluar negeri. Namun amarah Gyu Man sudah sampai puncaknya. Tak bisa ditawar lagi. Pertama dia menampar Seo Beom sampai akhirnya memukuli Seo Beom dengan tongkat Kendo tanpa ampun. Seo Beom hanya bisa berteriak kesakitan.
Hong Mo Suk memanggil Lee In Ah ke dalam ruangannya. ” Apa kau pikir jaksa bisa melakukan apa saja yang kau inginkan?” tanya Jaksa Hong pada In Ah. In Ah tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Jaksa Hong. Jaksa Hong mengatakan bahwa apa yang dilakukan In Ah sudah kelewat batas sebagai seorang Jaksa. ” Tapi kesehatan Seo Jae Hyuk…..” belum selesai In Ah melakukan pembelaan, Hong Mo Suk sudah mencelanya, ” Kau selalu berpikir…apa yang kau pikirkan adalah benar. Apakah kau menjadi jaksa hanya karena kau ingin melakukan sesuatu semaumu?” tanya Hong Mo Suk dingin. Kemudian Tak Young Jin masuk ke dalam ruangan. ” Apakah kau memanggilku?” tanya Tak Young Jin. Jaksa Hong Mo Suk meminta Tak Young Jin untuk menarik In Ah dari kasus manapun dan juga memberikan In Ah kasus yang sudah terjadi 5 tahun lalu. Ini hukuman bagi In Ah. Tak YoungJin tak punya pilihan lain selain mengikuti kehendak Hong Mo Suk.
In Ah mengatakan pada seniornya Tak Young Jin bahwa dia baik – baik saja dengan hukuman tsb. ” Setidaknya harus ada seseorang yang menutup kasus tsb. ” kata In Ah sambil tersenyum. In Ah dan Young Jin minum kopi bersama. In Ah bertanya kepada seniornya itu. Orang seperti apakah Hong Mo Suk Itu? ” Kau tahu kasus pembunuhan mahasiswa Seochon 4 tahun lalu kan? Setelah dia berhasil membuat dakwaan mati terhadap terdakwa, kejayaan itu perlahan menghampirinya. Semua jaksa tahu bahwa putusan itu tidak benar. Tapi apa intinya. Si Jaksa sudah menjadi kepala jaksa sekarang.” jelas Tak Young Jin. ” Sunbaenim…aku ingin melakukan investigasi ulang pada kasus itu. Tugas jaksa tak hanya membuktikan bahwa seseorang bersalah. Tetapi juga harus mengkoreksi tuduhan yang salah. ” kata In Ah. In Ah juga mengatakan dia percaya bahwa Seo Jae Hyuk bukan pelaku pembunuhan tsb. ” Persidangan itu sudah berakhir. Hong Mo Suk tak akan tinggal diam. Fokus saja kepada kasus yang terbengkalai itu. ” Tak Young Jin berusaha menasehati In Ah.
Jinwoo datang kembali menemui anak perempuan Ahjumma. Anak perempuannya mengatakan bahwa ibunya sedang tidak ada di rumah. Jinwoo mengatakan bahwa dia hanya ingin Ahjumma itu melakukan pengakuan. ” 4 tahun yang lalu ibumu melakukan kebohongan di persidangan ayahku. ” kata Jinwoo. ” Itu sudah lama sekali. Mengapa kau menggalinya lagi?” kata anak perempuannya seakan keberatan. Ahjumma datang dan menyaksikan kejadian itu dari jauh. Jinwoo mengatakan bahwa dia hanya perlu tahu informasi tentang siapa yang menyuruh dia untuk berbohong. Jinwoo kemudian melihat ahjumma tab saat dia hendak pulang. Jinwoo tak berkata apa – apa lagi melainkan hanya melewati ahjumma yang bingung harus bagaimana.
Betapa terkejutnya Seok Joo Il disaat dia masuk ke dalam ruangan Nam Gyu Man. Gyu Man sedang menghukum beberapa staffnya dengan cara kekanak – kanakan. Namun Seok Joo Il tak berkata apa – apa. Setelah menyuruh anak buahnya untuk keluar, kemudian dia memulai negosiasi kepada Joo Il. Gyu Man mengatakan bahwa Joo Il sudah banyak membantu dalam kasus Vice President. Seok Joo Il menjawab bahwa itu adalah perintah Nam Il Ho jadi dia harus menurutinya. ” Karena kau sudah membantu ayahku maka bantulah aku kali ini. Ada yang perlu aku urusm tapi aku tak ingin menggunakan orang kita. Jadi aku mau semuanya kau urus sampai beres.” kata Gyu Man. Joo Il tak menjawab. Dia sudah bisa merasakan hal yang aneh atau membahayakan lainnya. ” Aku akan berpura – pura bahwa aku tak mendengarnya…” Seo Joo Il beranjak dari duduknya. ” Apakah aku harus minta tolong ke Pengacara Park? Jika kau tak ingin melakukannya maka aku akan meminta bantuannya. ” kata Nam Gyu Man mengancam. Seok Joo Il terdiam. Kemudian Nam Gyu Man mulai bercerita bahwa dialah yang telah membuat Dongho dan Joo Il seperti sekarang. Jadi tidak seharusnya mereka tidak menuruti perkataan Nam Gyu Man. Seok Joo Il tak berkata apa – apa.
Ahn Seo Beom yang babak belur datang menemui Pyun Sang – Ho, asisten dari Park Dongho. Ya…hubungan mereka mungkin sangat dekat sekarang. SangHo kaget dengan wajah Seo Beom yang lebam. Kemudian dengan penuh emosi Sangho bertanya dengan apa lagi Gyu Man memukulnya kali ini. ” Tongkat Kendo..mm” kata Seo Beom. ” Tongkat Kendo????” Sangho tak percaya. Saking marahnya, teman yang sudah ia anggap sebagai adik itu dipukuli, Sangho hendak menghajar Nam Gyu Man. Mati – matian Seo Beom melarangnya. Karena percuma. Sangho bukan petarung yang baik. Dia bisa saja kalah dari Nam Gyu Man dan itu akan membuat Nam Gyu Man jauh lebih marah. ” Gyu Man….anak itu tidak hanya pemarah, tapi dia juga memiliki kelainan personality. Dia itu psycho…psycho…!!” kata Seo Beom memaki- maki Gyu Man karena kesal. Kemudian untuk menenangkan Seo Beom, SangHo memberikannya sesuatu. Seo Beom mengira itu uang. Dia pun menolak pemberian Sangho. Namun Sangho memaksanya untuk menerimanya. Setelah Sangho pergi,barulah Seo Beom tahu bahwa itu bukan uang, melainkan kartu kafe kopi.
Seok Joo Il datang ke sebuah tempat yang sepi. Sesampainya dia di toko arloji, dengan memantau kondisi sekitar, Seok Joo Il akhirnya masuk ke toko arloji tsb. Seorang pria besar kemudian menoleh ke arah Joo Il. ” Aku datang untuk memperbaiki arloji ku. ” kata Joo Il tanoa menatao si pria. Kemudian Joo Il mengeluarkan amplop seraya berkata, ” Aku harap itu tidak akan pecah lagi…” . Pria besar itu kemudian membuka foto yang diberikan Joo Il bersamaan dengan amplop tadi. Itu adalah foto Ahjumma. Terlihat di tangan laki – laki itu terdapat tato kalajengking.
Ahjumma dan anak perempuannya sedang melipat baju sambil mengobrol. Tiba – tiba bel pintu berdering. Ahjumma bangkit dari duduknya dan membukakan pintu. Begitu terkejutnya Ahjumma itu ketika melihat pria yang datang. Ahn Seo Beom. Ahjumma berusaha menutup pintu lagi, namun dicegah oleh Seo Beom. Akhirnya mereka berdua berbicara di mobil. ” Ahjumma…kau bertemu dengan Jinwoo kan?” tanya Seo Beom. Ahjumma tak menjawab. ” Ahjumma…hati – hati…jika kau masih ingin melihat cucumu masuk ke sekolah TK dan kuliah. JAWAB AKU !!!” Seo Beom merasa frustasi karena Ahjumma itu tak mau berkata apa – apa. Ahjumma itu pun berusaha menahan ketakutannya.
Jinwoo dan In Ah sedang berusaha mempelajari lagi kasus ayah Jinwoo. Mereka mempelajari berkas-berkas. Mengkaitkan dengan saksi dan bukti yang ada. Sepertinya mereka sangat bekwrja keras untuk membuktikan bahwa Seo Jae Hyuk tak bersalah.
Jinwoo hendak tidur, namun di pikirannya terlintas kenangan dia bersama ayahnya. Di saat dia dan ayahnya masih tinggal bersama. Pada saat itu Jae Hyuk meminta Jinwoo untuk mengambil uban. Dengan gaya bercanda Jinwoo meminta bayaran setiap kali dia berhasil mencabut 1 uban. Mereka terlihat sangat bahagia. Semua kenangan itu masih tersimpan dalam otak Jinwoo saat ini. Tangannya memegang erat kalung cincin milik ibunya.
Jinwoo menyogok penjaga penjara dengan uang. Dengan begitu dia bisa bertemu dengan ayahnya secara leluasa. Penjaga penjara itu mengatakan bahwa sempat terjadi kekacauan karena pacar Seo Jin Woo yang datang tempo lalu. ” Pacar?” Jinwoo tak mengerti. ” Pacarmu yang seorang jaksa….dia menemui ayahmu dan bertengkar dengan dokter. Dia terlihat sangat ganas…” kata penjaga tsb. Jinwoo hanya diam tak berkata apapun.
Ayahnya masih tak bisa mengenalinya. Kali ini Jinwoo memperkenalkan diri sebagai seorang pengacara. ” Ada apa dengan makanan ini?” tanya Jae Hyuk. ” Aku meminta persidanganmu diulang. Dan aku datang ke sini untuk merayakannya.” kata Jinwoo. ” Apakah aku bisa memakannya?” . ” Ya…makanlah….” . Jae Hyuk makan makanan yang dibawakan Jinwoo dengan lahap. Jae Hyuk mengatakan bahwa dia tak percaya jika Jinwoo membawakan makanan kesukaannya. Campur aduk perasaan Jinwoo saat ini. Melihat ayahnya makan dengan lahap. Sedih, bahagia. Kemudian Jaw Hyuk mengajukan pertanyaan kepada Jinwoom sia bertanya orang seperti apakah dia dulu. Dia benar – benar tak bisa mengingat orang seperti apa dia dulu. Yang dia ingat saat ini adalah, dia hanya seorang terdakwa mati no 3729. Jinwoo menahan tangisnya. ” Semua yang bisa aku katakan adalah…kau..kau adalah ayah terbaik di dunia…” kata Jinwoo. Jae Hyuk agak kaget karena dia mendengar kata “ayah”. ” Apakah aku memiliki anak laki – laki? Kalau begitu tolong katakan kepada anakku bahwa aku sangat merindukannya setiap hari.” kata Jae Hyuk. Jae Hyuk melanjutkan makannya. Dengan menahan air mata dan kesedihannya, Jinwok mengatakan dengan perlahan bahwa dia akan menyampaikan pesan itu kepada anak laki – laki Seo Jae Hyuk.
Anak perempuan Ahjumma harus bekerja lembur, sehingga ahjumma tinggal sendirian si rumah. Sewaktu ahjumma menerima telepon dari anaknya, tanoa dia ketahui seseorang masuk ke rumahnyam dengan mengendap – endap, orang tab mengeluarkan seutas tali dari jam tangab yang ia kenakan. Tatoo kalajengking terlihat di tangan kanannya.
Secara tak sengaja Lee In Ah bertemu dengan Park Dongho di kantor Jaksa. Park Dongho menyapa Lee In Ah dengan ramah. Namun In Ah tak membalas. Matanya penuh dengan kebencian. Dia menanyakan kepada Park Dongho apakah dia tahu bahwa Jinwoo telah mengajukan untuk melakukan persidangan ulang. ” Kebenaran yang kau pungkiri, akan menunjukkan kebenarannya nanti. ” kata Lee In Ah. ” Nona Jaksa…apakah kau tahu apa sebenarnya kebenaran itu? Kebenaran adalah sesuatu yang diputuskan oleh orang yang memiliki kekuasaan dan diatur sesuai dengan keinginan mereka. Tidak ada kebenaran yang berubah di dunia ini…” kata Dongho. Tak sengaja, Jinwoo berada di sana dan melihat percakapan antara Lee In Ah dan Park Dongho. Lee In Ah mengatakan bahwa Seo Jae Hyuk tak bersalah. Itu adalah kebenarannya. ” Daripada kau hanya berbicara saha, lebih baik kau melebarkan kekuasaan dan kekuatanmu nona…” kata Dongho sambil pergi meninggalkan In Ah yang masih kesal setengah mati. Ketika In Ah ingin berbalik dan melanjutkan langkahnya. Dia melihat Jinwoo yang sedang tersenyum kepadanya.
” Aku dengar kau membuat keributan ketika mengunjungi ayahku…” kata Jinwoo pada In Ah. Mereka berdua duduk bersama untuk minum kopi. Wajah In Ah terlihat tak enak. ” Ya…aku melakukannya…memangnya kenapa?” . Jinwoo mengatakan bahwa selama ini yang mengunjungi ayahnya hanyalah dirinya. Tentu ayahnya sangat terkejut ketika dia dikunjungi oleh seorang wanita muda. In Ah mengatakan bahwa dia tak tahu jika penyakit Jae Hyuk separah itu. Seharusnya dia bisa menerima penundaan eksekusi dan menjalani pengobatan. Jinwoo bwrkata bahwa dia sudah mengajukan semua itu tapi tetap saja gagal. ” Namun tetap saja..aku pikir ayahmu tak seharusnya berada di sana…”. ” Pengajuan Sidang ulang….hanya itu satu – satunya cara. Aku akan melakukan banding secepat yang aku bisa. ” kata Jinwoo. In Ah mengangguk. ” Terima kasih karena telah menengok ayahku…” kata Jinwoo. In Ah tersenyum. Tiba – tiba Jinwoo menerima pesan dari Ahjunma. Yang bertuliskan ” Jika kau ingin mendengar apa yang ingin kau dengar dariku, datanglah ke rumah anakku. ” .
Dengan tergesa – gesa Jinwoo datang ke rumah si Ahjumma. Pintu rumah Ahjumma terbuka. Jinwoo membukanya perlahan. Betapa terkejutnya Jinwoo ketika dia melihat rumah Ahjumma berantakan. Dan yang membuat Jinwoo lebih kaget lagi karena dia melihat si Ahjumma tergeletak tak berdaya dengan bekas jeratan di lehernya. Jinwoo berusaha membangunkan Ahjumma berharap dia masih hidup.
Tiba – tiba rombongan pria masuk. Dari kerumunan tsb keluarkah detefktif suruhan Nam Gyu Man. ” Lihatlah….apa ini? ” detektif tsb berpura – pura kaget..” Bukankah ini Pengacara Seo JinWoo. Apakah kau membunuhnya? ” tanya Detektif itu dengan santai. Jinwoo tak menjawab. Sepertinya dia sudah terkena perangkap. Detektif itu menyuruh anak buahnya untuk menangkap Seo Jin Woo. Jinwoo melangkah mundur. Perlahan. Dia menoleh ke belakang. Tak ada jalan lain.
PRAAAANGGG!!! Jinwoo nekat memecahkan kaca dan lompat kebawah. Tangannya sempat terkilir di saat dia terjun. Jinwoo kemudian berlari dari kejaran detektuf dan polisi itu. Melewati gang – gang rumah sempit. Menabrak pengguna sepeda. Namun akhirnya Jinwoo berhasil meloloskan diri dari kejaran detektif dan anak buahnya.
Berita pembunuhan itu segera tersebar luas. Jinwoo sekarang menjadi buronan polisi. Dongho, In Ah bahkan Yeo Kyung shock mendengar kabar tsb. In Ah mencoba menelpon Jinwoo namun tentu saja ponsel Jinwoo tak aktif. In Ah pun segera pergi untuk menemui Jinwoo.
Sesuai dengan prediksi, detektif dan anak buahnya pergi ke kantor Seo Jin Woo. Mereka mengetuk pintu dengan keras. Sementara Manager Yeon dan Song Jae Ik kebingungan di dalam. Mereka berdua berusaha menghubungi Jinwoo tapi tak bisa. Alhasil detektif dan anak buahnya memecahkan pintu kaca kantor Jinwoo dan menerobos masuk.
Detektif meminta Manager Yeon dan Song Jae Ik untuk ke kantor polisi dan dimintai keterangan. Namu Song Jae Ik menolak. ” Kau berhadaoan dengan pengacara sekarang….apa kau tahu itu?” tantang Song Jae Ik. Kemudian Jae Ik memaparkan beberapa teori hukum yang membuat si detektif takut. Anak buahnya terlihat sedang menggeledah kantor Jinwoo. Melihat ada seseorang yang hampir mengetahui tempat persembunyian Jinwoo, akhirnya Manager Yeon berteriak ” Aku akan ke kantor polisi…aku mengijinkanya…” . Giliran Song Jae Ik yang kalang kabut. Akhirnya para polisi itu bersama dengan Manager Yeon dan Song Jae Ik pergi ke kantor polisi. Dengan menggunakan topi dan coat panjang, Jinwoo mengawasi mereka dari kejauhan. Setelah mereka pergi, barulah Jinwoo masuk ke dalam kantornya. Jinwoo masuk ke dalam ruangan rahasianya. Tak lama In Ah pun masuk ke dalam kantor Jinwoo. Tak ada orang disana. Sepi. Tak sengaja In Ah melihat pintu kamar rahasia Jinwoo terbuka.
” Jinwoo…kau….” In Ah masuk ke dalam ruangan tsb. In Ah terkejut melihat isi ruangan itum dimana di dinding terdapat silsilah keluarga Nam Il Ho beserta anak buahnya. ” Apa ini? Apa yang terjadi dengan berita itu?” tanya In Ah panik. ” Aku…sepertinya aku terjebak dalam perangkap Nam Gyu Man. ” kata Jinwoo. In Ah pun terbelalak. Tiba – tiba mereka mendengar suara ada orang masuk dan In Ah buru – buru keluar dan menutup pintu rahasia Jinwoo.
Park Dongho menemukan Lee In Ah sedang berdiri di tengah ruangan. ” Menarik melihat kau berada di sini. Sepertinya kau langsung datang begitu kau melihat berita. Tapi….dimana Jinwoo?” tanya Dongho kalem. In Ah tak menjawab. Sedangkan di dalam Jinwoo hanya bisa diam mendengarkan suara Dongho yang mencari dirinya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>