Jinwoo terduduk di lantai sambil memandangi foto sang ayah. Dia mengingat semua kenangan yang sudah dia lewati bersama ayahnya. Senang…canda…tawa…sedih…Jinwoo mengingat semuanya. Sampai terakhir dia melihat wajah sang ayah untuk yang terakhir kalinya di RS.
Di rumah abu, di depan abu ayahnya, Jinwoo berjanji bahwa dia tak akan menyerah. Dia akan terus membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah. ” Ayah…lihat aku….” kata Jinwoo dengan penuh keyakinan.
1 bulan kemudian. Jinwoo menemui dokter Lee Jung Hoon. Dokter yang telah memberikan kesaksian palsu 4 tahun lalu. Dr. Lee mengucapkan belasungkawa atas kepergian ayah Jinwoo. Jinwoo hanya menanggapinya dengan sinis. Dia mengatakan bahwa orang yang menyuruhnya untuk memberikan keterangan palsu juga tak memiliki waktu yang banyak tersisa. Dr. Lee mengatakan jika memang Jinwoo memiliki niat balas dendam pada Nam Gyu Man, lebih baik Jinwoo melupakannya. Karena Gyu Man bukanlah orang yang mudah dikalahkan. Bahkan jika ratusan pengacara menyerang dia, dia pun tak akan pernah kalah. ” Kau hanya dihukum selama 2 tahun kan? Mungkin kau akan berada disana setidaknya selama 30 tahun. Karena semua perbuatanmu sedang dalam investigasi sekarang….” kata Jinwoo. ” Apa maksumu?” Dr. Lee mulai ketakutan. ” Aku hanya perlu kau memberikan kesaksian di persidangan ulang. Hanya sampai pada saat itu. Saat ini kau tak ada gunanya bagiku. “. ” Pikirkan dengan baik…..apa yang sudah kau lakukan dengan menunjuk jari pada seseorang. Dan…jadilah lebih buruk di penjara. ” Jinwoo berkata sambil tersenyum menang. Dia kemudian meninggalkan Dr. Lee yang mulai histeris meneriakkan nama Jinwoo di belakang sana.
Jinwoo memasuki kamar rahasianya. Dia mencoret photo Lee Jung Hoon. Target selanjutnya adalah Dr. Park Dong Jin.
Jinwoo bertemu dengan Park Dong Jin di kantornya. Park Dong Jin sedang dikawal oleh 2 orang polisi dan tangannya di borgol. Begitu melihat Jinwoo, dia langsung bisa menebak bahwa Jinwoo lah orang yang melaporkannya ke polisi. Park Dong Jin merasa kesal dan hendak menyerang Jinwoo. Namun apa daya, kedua tangannya diborgol dan polisi memgang lengannya. Park Dong Jin kemudian dipaksa untuk berlutut. Jinwoo menatap Park Dong Jin. Ya…dia yang telah melaporkan Park Dong Jin. Dia dan Song Jae Ik telah mamata – matai Dr. Park. Dr. Park tersangkut kasus pembebasan salah satu petinggi perusahaan. Dia menerima uang dari pengusaha tsb dan membebaskan si pengusaha dari jeratan hukum dengan memanipulasi kondisi kesehatannya. Jinwoo menyerahkan berkas tsb kepada hakim Kang Suk Gyu. Kang Suk Gyu keheranan mengapa Jinwoo menyerahkan berkas itu kepadanya. ” Hakim Kang Suk Gyu….kau adalah hakim yang selalu adil dan menjunjung tinggi kebenaran. Apakah aku punya alasan lain untuk itu? Walaupun ayahku sudah meninggal, aku mengucapkan terima kasih karena kau sudah mengabulkan permintaan persidangan ulang. ” kata Jinwoo.
Jinwoo pun mencoret photo Park Dong Jin di kamar rahasianya. Jinwoo memeriksa panggilan telp seseorang. Dia menatap photo detektif Gwak Han Soo.
Detektif Gwak turun dari mobilnya. Dia tampak bertemu dengan seseorang dan masuk ke sebuah restoran. Jinwoo mengamati mereka dari dalam mobilnya.
Park Dongho dan Hong Mo Suk tengah bertikai di pengadilan. Sepertinya mereka sedang terlibat dalam suatu kasus. Mereka beradu mulut. Saling bertentangan. Hal ini membuat mereka ditegur oleh hakim persidangan tsb. Tapi ternyata yang mereka berdua lakukan adalah hanya sebuah sandiwara belaka. Mereka bertemu di tempat parkir mobil. Mereka berjabat tangan sambil tersenyum. Terlihat akrab sekali. ” Kita bisa bekerja sama dengan baik. ” kata Hong Mo Suk. ” Tentu saja…jika kita berada di satu perahu, tentu saja kita memiliki arah yang sama….” kata Dongho. Hong Mo Suk pun berharao kedepannya nanti dia dan Dongho akan bisa bekerja sama lebih baik lagi.
Setelah pengangkatannya menjadi presdir Ilho grup, Nam Gyu Man pastinya memiliki peranan sangat penting. Dia juga banyak diwawancarai oleh berbagai media untuk kesuksesannya. Seperti saat ini, sebuah majalah sedang mewawancarainya. Menanyakan apa rahasia dari Nam Gyu Man menjadi sukses setiap harinya. Nam Gyu Man menjawab dengan rendah hati bahwa dia tak punya rahasia untuk hal itu. ” Aku dengar, untuk komplain dari konsumen kau yang menanganinya sendiri. Bahkan kau memberitahu juga cara bagaimana menangani komplain tsb. Kau pasti sangat peduli dengan hal – hal kecil seperti itu.” kata perempuan dari media tsb mewawancarai Gyu Man. ” Ya…ketua kami berkata bahwa mereka semua adalah keluarga untuk Ilho grup. Tanpa perusahaan kecil seperti mereka Ilho grup tak akan ada artinya. ” kata Gyu Man rendah hati. Mendengar Gyu Man mengatakan hal ini, Ahn Seo Beom mencibir Gyu Man. Hal itu tentu saja berbanding terbalik dengan kenyataannya.
Selesai wawancara, Nam Gyu Man bertanya kepada Ahn Seo Beom. Bagaimana jalannya sidang dimana Hong Mo Suk dan Park Dongho terlibat di dalamnya. Ahn Seo Beom mengatakan dengan penuh semangat bahwa Park Dongho dan Hong Mo Suk bekerja sama dengan baik. ” Mereka seperti dream Team. ” katanya dengan riang. Tentu saja hal ini menarik perhatian Nam Gyu Man. ” Kau sepertinya dalam keadaan mood yang bagus…”. Ahn Seo Beom langsung terdiam. Sepertinya memang dia tak boleh bersikap gembira di depan Nam Gyu Man. Gyu Man pun meminta Seo Beom untuk memberitahu Suk Gyu bahwa Gyu Man akan mentraktir mereka minum.
Park Dongho datang menemui Nam Gyu Man di kantornya. Di deoan kantor Ilho, mereka melihat ada sekelompok orang yang sedang berdemonstrasi. Mungkin mereka adalah partner sari Il Ho grup.
Nam Gyu Man terkejut melihat Park Dongho ada di ruangannya. Itu karena dia tak merasa memanggil Nam Gyu Man untuk datang. Park Dongho datang untuk melaporkan persidangan yang sudah terjadi. Dengan bangga dia mengatakan bahwa dia sudah menyelamatkan uang Il Ho Grup yang seharusnya digunakan untuk membayar pinalti. Karena Park Dongho sudah memenangkan kasus tsb. Gyu Man senang karena Dongho sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Persidangan itu membuat Gyu Man sakit kepala. ” Tapi…aku penasaran. Apakah kau pernah bertemu dengan Seo Jin Woo? ” pertanyaan Gyu Man ini membuat Dongho sedikit kaget. Tapi Dongho berhasil mengendalikan ekspressinya. Mengatakan bahwa semenjak dia bergabung dalam perusahaan Il Ho, dia cukup sibuk. ” Selama masih ada aku, kau bisa fokus untuk mengurus hal yang lebih besar…” kata Dongho. Gyu Man mengangguk dan meminta Dongho untuk pergi. Dongho serta Sangho memberi salam hormat kepada Gyu Man.
” Wah….Pengacara Park sangat berubah…” kata Ahn Seo Beom. Gyu Man mengatakan bahwa itu sudah seharuanya. Park Dongho pernah mengkhianati Gyu Man sekali, jadi dia meminta Ahn Seo Beom untuk engawasinya. Dengan menggumam, Seo Beom mengatakan bahwa semua itu dilakukan untuk Nam Gyu Man sendiri. Gyu Man mendengarnya. Dia meminta Seo Beom mendekat dengannya dan mengucapkan apa yang sudah dikatakannya. ” Semua dilakukan untuk dirimu….” kata Seo Beom pelan. ” Hya….aku saja bahkan tak mempercayai diriku sendiri. Jangan pernah percaya kepada orang lain. Kau mengerti?” kata Gyu Man yang dijawab anggukan kepala oleh Seo Beom.
Ayah In Ah sedang sibuk mengukur suhu adonan untuk pizzanya. Di depannya ada Ibu In Ah yang sibuk membersihkan meja. Sudah sebulan In Ah meninggalkan rumah. Tapi Ibu In Ah masih menolak untuk berbicara dengan In Ah. ” Dia pasti sudah berpikir keras dan panjang untuk memtuskan hal itu. Jadi biarkanlah dia….” bujuk ayah In Ah. ” Dia memutuskan untuk keluar sebagai jaksa dan meninggalkan rumah atas kemauannha sendiri. Aku senang dia pergi. Dia sudah menjadi pembuat masalah…” kata Ibu In Ah.
Nam Gyu Man datang ke kantor dan melihat masih ada sekelompok orang berdemo. Tak lama Nam Il Ho datang dengan mobil berwarna hitam di belakangnya. Nam Gyu Man menyambut kedatangan ayahnya. Namun tiba – tiba pemilik perusahaam yang sedang berdemo itu datang ke hadapan Nam Il Ho sambil membawa hasil produksinya. Kardus – kardus kecil yang berisi bohlam lampu itu dia sebarkan di depan Nam Il Ho. Beberapa penjaga berusaha melarang Ahjussi itu dengan memegang lengan tangannya. Ahn Seo Beom meminta para pengawal untuk melepaskan tangan Ahjussi. Membiarkan si Ahjusshi mengatakan apa keinginannya. Ahjussi mengatakan bahwa gara – gara Il Ho Grup menyalahkan pabrik mereka karena menyebabkan suatu ledakan, maka pabrik mereka harus ditutup. ” Aku menciptakan lampu bohlam ini dengan penuh perasaanku. Aku mohon tolong cabut tuntuttannya….” Ahjussi pemilik itu berlutut memohon ampun. ” Kita akan melihat siapa yang bersalah di persidangan nanti. ” kata Gyu Man. Si Ahjussi terus saja memohon. Nam Gyu Man meminta oara pengawalnya untuk menyingkirkan Ahjussi itu. Dengan meronta – ronta minta dilepaskan, ahjussi tsb terus meneriakkan nama Nam Il Ho agar mendengarkan keinginannya.
” Mengapa bisa jadi sejauh ini??? ” kata Nam Il Ho sedikit menaikkan nada suaranya. Nam Gyu Man mengatakan agar ayahnya tidak perlu khawatir. Karena semua sudah diatur di persidangan. ” Aku sudah mengatakan kepadamu bahwa jangan memilih kontraktor yang tidak patuh seperti itu. ” kata Il Ho lagi. ” Aku mengerti ayah… aku sudah menyiapkan beberapa kontraktor pengganti. ” jawa Gyu Man. Nam Il Ho kembali menjelaskan bahwa saat ini Nam Gyu Man bukan hanya presdir Il Ho Grup, melainkan juga wajah dari Il Ho grup itu sendiri.
Jinwoo bertemu dengan Ibu In Ah yang sedang menunggu di depan kantor Jinwoo. Jinwoo menyapa Ibu In Ah. Dia meminta ibu In Ah untuk menunggu di dalam karena In Ah sebentar lagi juga pulang. ” Jangan beritahu In Ah aku datang kesini. Tolong berikan ini kepadanya…” Ibu In Ah memberikan tas makanan kepada Jinwoo. Jinwoo meminta maaf. ” Aku akan memberitahukannya untuk segera pulang…” kata Jinwoo. Ibu In Ah tak menjawab. Dia malah pergi meninggalkan Jinwoo.
Malam itu Jinwoo membuatkan In Ah mie ramen. In Ah pun makan dengan lahap. Dia memuji ramyun buatan Jinwoo. Jinwoo tersenyum melihat tingkah In Ah. Disaat dia makan kimchi, dia merasa mengenal rasanya. Kimchi itu seperti kimchi buatan ibunya. Jinwoo tak menjawab. ” Apakah ibuku datang kemari?” tanya In Ah. ” Dia sangat mengkhawatirkanmu. Mengapa kau tidak kembali ke rumah saja?” tanya Jinwoo. In Ah tertunduk. Dia juga ingin pulang, ” Tapi aku hanya ingin membuatnya bangga dengan aku sebagai seorang pengacara…dan aku masih jadi pendatang baru sekarang…” kata In Ah sambil tersenyum. Jinwoo pun juga demikian. Dia sibuk menatap In Ah yang memakan ramyunnya kembali.
Malam harinya, Park Dongho melihat anak pemilik pabrik masih berdiri di sana. Menutupi mulutnya dengan masker dan membawa papan bertuliskan menuntut hukum yang adil agar pabrik mereka tidak ditutup. Park Dongho menghampiri anak tsb. Dia mengatakan bahwa ayahnya pasti sedih karena pabrik mereka harua ditutup. Lalu Dongho memberikan kartu nama. ” Datanglah kepadanya. Hanya dia satu – satunya pengacara yang akan membela ayahmu di persidangan nanti. ” kata Dongho. Kemudian dia melangkah pergi. ” Wah…kau sangat keren…” kata Sangho memuji Dongho sambil mengekor di belakang Dongho. Tak lupa Dongho mengucapkan agar si anak menjaga ayahnya baik – baik. Setelah Dongho pergi, anak laki – laki itu menatap kartu nama yang diberikan. ” Byeonduri Law Firm, Seo Jin Woo…”
Jaksa Hong memanggil jaksa Tak ke ruangannya. Sudah bisa ditebak, Hong Mo Suk meminta Jaksa Tak untuk membuat kasus yang sedang ditanganinya itu seolah – olah ditunda. Yang kemungkinan besar kasus itu nanti akan ditutup. Ya. Begitulah seorang Hong Mo Suk. ” Tapi aku sudah memiliki bukti dan saksi mata yang akurat.” kata Jaksa Tak. Dia menjelaskan bahwa kasus itu sudah terlihat jelas. ” Tak ada yang lebih jelas bagiku selain kau berada di pihakku..” kata Mo Suk santai. ” Apa kau sedang bersikap sebagai bagian dari IlHo grup lagi?” tanya Tak Young Jin. ” Jangan terlalu serius…jika kau tak ingin berakhir seperti Lee In Ah. Kau boleh keluar…” kata Hong Mo Suk dengan senyum liciknya. Tak Young Jin terlihat sedang memahan amarahnya.
Detective Bae mengajak Pengacara Park bertemu. Ada sesuatu hal yang ingin ia sampaikan kepada Dongho. Hal ini terkait dengan kecelakaan yang melibatkan ayahnya beberapa tahun lalu. Apalagi setelah Detective Bae tahu bahwa Park Dongho sekarang bekerja untuk Nam Il Ho. ” Apa ada masalah dengan kecelakaan itu?” tanya Park Dongho. ” Ayahmu sempat menyebutkan nama Nam Il Ho sebelum kecelakaan itu terjadi. Nam Il Ho sedang berusaha menutupi sebuah kasus…” kata Detective Bae.
Anak pemilik pabrik itu mendatangi kantor Jinwoo. Dia ingin bertemu dengan Jinwoo untuk meminta bantuan untuk membela ayahnya di persidangan. Sebenarnya Jinwoo sedang tidak menerima kasus apapun. Dia hanya ingin fokus untuk mengalahkan Nam Gyu Man dan timnya. Untuk membalas dendam atas ayahnya. Manager Yeon mengatakan hal itu kepada anak pemilik pabrik. Namun sepertinya anak lelaki itu benar – benar ingin Jinwoo membantunya. ” Harus dia yang membantuku…” kata anak lelaki tsb yang tak bisa ditolak lagi oleh Manajer Yeon.
Secara tak sengaja Jinwoo bertemu dengan detektif Gwak. Mungkin ini ” kebetulan” untuk Gwak Han Soo. Tidak buat Seo Jinwoo. Gwak Han Soo sedang bersama dengan seorang laki – laki. Gwak Han Soo meminta tamunya itu untuk masuk ke dalam resto terlebih dahulu. Sementara dia ingin berbicara dengan Jinwoo. Mereka berbicara dengan saling mengintimidasi satu sama lain. ” Aku hanya memperingatkanmu…bahwa kau… juga bisa dikhianati…” kata Jinwoo. Gwak Han Soo hanya mencibir. ” Apa kau tidak puas sudah melewati 2x sidang? Kau pikir kau bisa mengalahkan Nam Gyu Man? Tak ada yang bisa kau lakukan….” Gwak Han Soo berjalan ke arah Jinwoo dan menepuk pundak Jinwoo. ” Akan ada kabar bahagia….” kata Jinwoo yang membuat Gwak Han Soo menoleh ke arahnya. Jinwoo tersenyum lebar. Yang membuat Gwak Han Soo agak merasa aneh.
Gwak Han Soo masuk ke dalam sebuah kamar makan di resto Jepang. Pria yang tadi bersamanya sudah menunggu. Pria tsb bertanya siapa kah Jinwoo. ” Apakah dia seorang pengacara?” tanya pria tsb. ” Pengacara apanya? Dia hanya tidak tahu apa yang dia lakukan. Kau tak perlu khawatir…” kata Gwak Han Soo sambil menuangkan minuman ke dalam gelas si pria. Hm….salah satu mata pajangan kucing itu terasa aneh….
Kedatangan Tak Young Jin di kantor Jinwoo membuat In Ah terkejut. In Ah tak menyangka seniornya itu akan datang ke sana untuk menemui In Ah. Tak Young Jon mengatakan bahwa setelah kepergian In Ah di kantor jaksa, Young Jin berusaha untuk menyelidiki kasus yang melibatkan Hong Mo Suk. ” Kau bilang kau ingin memeriksa ulang tentang kasus kematian Oh Jung Ah kan? Hong Mo Suk juga terlibat dalam kasus bunuh diri ayah Oh Jung Ah, Oh Tae Suk.” kata Tak YoungJin sambil memberikan berkas kasus bunuh dirj ayah Oh Jung Ah. In Ah melihat berkas tsb dan tersenyum.
In Ah langsung bergerak. Dia mendatangi kepolisian untuk mencari tahu tentang laporan di TKP soal kematian Oh Tae Suk dan juga barang – barang buktinya.
Gwak Han Soo sedang menjabarkan suatu kasus di depan para petinggi kepolisian. Tiba – tiba Jinwoo merangsek masuk ke dalam ruangan. Semua yang ada di ruangan merasa kaget. Terutama Gwak Han Soo. Dia meminta pengawal untuk mengusir Seo Jin Woo. Tapi Seo Jin Woo mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu untuk dilihat oleh para petinggi kepolisian tsb. Jinwoo mengacungkan flashdisk ke arah mereka. Salah satu petinggi kepolisian membiarkan Jinwoo untuk memperlihatkan apa yang dia bawa setelah dia mengetahui bahwa Jinwoo adalah seorang pengacara. ” Aku akan melihatnya apakah ini berguna atau tidak. ” kata kepala kepolisian tsb.
Ternyata Jinwoo sudah memasang kamera tersembunyi di mata salah satu pajangan kucing. Dia datang twrlebih dahulu dari Gwak Han Soo dan meletakkan pajangan kucing itu disana. Benar saja, isi file yang diperlihatkan Jinwoo adalah adegan di mana Gwak Han Soo sedang menerima uang sogokan agar pria tsb terbebas dari jeratan hukum. Habislah Gwak Han Soo. Semua petinggi – petinggi kepolisian ada di sana. Gwak Han Soo tak dapat mengelak lagi atas perbuatannya. Kepala kepolisian itu tampak marah besar.
” Periksa kebenaran di balik video tsb dan laporkan kepadaku sekarang!! ” kata kepala kepolisian sambil bangkit dari kursinya sambil memukul meja. Semua yang ada di ruangan itu juga menatap sinis kepada Gwak Han Soo. ” Seo Jin Woo…kau ba*****n!! ” Gwak Han Soo sangat marah. Tamatlah sudah riwayatnya. Ponsel miliknya berdering. ” Angkatlah…kau tak perlu berlaku sopan kepadaku seperti sekarang. Mungkin saja itu adalah pemberitahuan bahwa kau sudah kedatangan tamu yang tak diundang ke kantormu saat ini…” kata Jinwoo. Benar…anak buah Gwak Han Soo mengatakan bahwa tim investigasi internalnsedang berada di kantor Gwak Han Soo dan sedang mengambil semua dokumen di kantor tsb untuk diperiksa lebih lanjut.
Gwak Han Soo datang ke kantor dan masih melihat beberapa petugas kepolisian sedang melakukan investigasi dikantornya. Dia pun segera menghubungi Nam Gyu Man.
In Ah mengunjungi rumah abu. Dia memberikan penghormatan untuk Oh Sung Taek dan Oh Jung Ah. Di saat dia melihay ke dalam lemari Oh Jung Ah, dia mendapati sebuah surat tulisan tangan yang ditulis oleh Oh Sung Taek. In Ah lalu mendatangi kantor pemeriksaan keabsahan dokumen. Sebelumnya, Oh Sung Taek juga pernah menulis surat sebelum dia bunuh diri. In Ah membandingkan kedua tulisan tangan itu dan hasil dari tulisan tangan di kedua surat itu ” Tak sama “. In Ah langsung mengetahui bahwa kematian ayah Jung Ah juga sebuah pembunuhan atau ada rekayasa di dalamnya.
Ahn Seo Beom berusaha melarang Gwak Han Soo yang ingin masuk ke ruangan Nam Gyu Man. Namun Gyu Man membiarkan Gwak Han Soo masuk karwna dia yang meminta Gwak Han Soo untuk datang. Gwak Han Soo meminta bantuan kepada Nam Gyu Man. Bahkan Gwak Han Soo berjanji jika Nam Gyu Man bisa mengatasi masalah ini, dia akan mengabdi kepada Nam Gyu Man selama hidupnya. Namun jawaban Nam Gyu Man cukup mengejutkan Han Soo. ” Aku hanyalah seorang pecundang yang temperamenral. Jadi aku tidak tahu bagaimana aku harus membantumu…” kata Nam Gyu Man. Ternyata di rekaman itu, Gwak Han Soo juga menjelek – jelekkan Nam Gyu Man. Gwak Han Soo berlutut, memohon pengampunan Nam Gyu Man. Dia beralasan bahwa dia tak sadar sudah mengatakan hal itu. Semua itu dikarenakan dia mabuk. Nam Gyu Man menghampiri Gwak Han Soo yang sudah berlutut. Dia ikut berlutut, memgang kepala Gwak Han Soo dan menekan kepala Gwak Han Soo lebih kebawah lagi. Nyaris seperti bersujud. ” Ada beberapa orang yang membuat kehidupannya hanya dengan bersujud seperti ini. Dan beberapa orang lagi sepertiku yang tidak tahu bahwa ada orang yang membuat kehidupan dengan cara bersujud. ” . Gwak Han Soo terlihat sangat kesal. Namun hal ini tak membuat Nam Gyu Man goyah. ” Jika kau berpikir kau akan membongkar rahasiaku…lupakan saja…aku bisa saja membunuhmu…apa kau mengerti?” kata Nam Gyu Man sambil menepuk pundak Gwak Han Soo yang masih dalam posisi bersujud.
” Akankah dia terkejut karena diabaikan oleh kepolisian atau dia terkejut karena diabaikan juga oleh Gyu Man?” Jinwoo berbicara kepada Lee In Ah. In Ah menanggapinya dengan mengatakan bahwa Gwak Han Soo memperoleh apa yang sudah ia lakukan. Lalu Jinwoo menanyai perihal investigasi yang sudah di lakukan oleh In Ah terhadap jaksa Hong. In Ah mengatakan bahwa kasus bunuh diri Mr. Oh adalah rekayasa. Dia sudah mendatangi 3 tempat untuk memeriksa keabsahan dokumen, apakah tulisan tangan itu sama atau tidak. Dan 3 tempat itu mengatakan bahwa tulisan tangan itu berbeda. ” Aku mengerti. Dia bukan merupakan orang yang akan mati dalam keadaan sakit seperti itu. ” kata Jinwoo. ” Jika aku mengumpulkan data darimu dan Jaksa Tak, kemungkinan kita dapat menangkap buntut Hong Mo Suk. ” kata In Ah.
Sementara Hong Mo Suk sendiri sedang mengadakan pertemuan dengan Hakim Kang Suk Gyu. Kang Suk Gyu merasa ada yang aneh dengan peraidangan itu. Pembunuhmya adalah Seo Jae Hyuk, orang yang bekerja di villa Nam Gyu Man dan juga mayat ditemukam tak jauh dari villa, tapi kenapa villa itu sama sekali tak ada dalam catatan investigasi? Hong Mo Suk berdalih mengatakan bahwa villa itu sudah diperiksa dan mereka menemukan alat bukti yang digunakan oleh tersangka di sana. ” Tidak…villaa itu tidaj ada si dalam catatan invesigasi awal…” Kang Suk Gyu masih merasa aneh. Mengapa justru bagian terpenting dari kasus itu malah terkesan diabaikan. Hong Mo Suk sedikit membanting gelasnya. Dia mengatakan bahwa mungkin Kang Suk Gyu besimpati kepada kasus itu karena dia tak bisa menyelesaikannya. ” Kasus itu sudah berakhir sekarang. Pelakunya pun sudah mati…” kata Hong Mo Suk. ” Kemungkinan masih ada pelaku lain. Kasus itu masih sangat mencurigakan…” kata Kang Suk Gyu. Hong Mo Suk menatap Kang Suk Gyu tanpa ekspressi.
Manager Yeon mengatakan bahwa ada seorang anak laki – laki yang ingin meminta Seo Jinwoo untuk membantu ayahnya. Seo Jin Woo menerangkan kembali kepada manager Yeon bahwa saat ini dia tak punya waktu lain selain mengurus balas dendamnya kepada IlHo grup. Tapi secara tiba – tiba anak pemilik pabrik bohlam lampu itu datang. Manager Yeon memberitahukan kepada Jinwoo bahwa dia adalah anak dari Smile Light Bulbs yang meminta Jinwoo untuk menangani kasusnya. Jinwoo mengatakan bahwa dirinya saat ini sedang libur dari pekerjaannya sebagai pengacara. Namun anak laki – laki itu tetap bersikeras agar Jinwoo membantunya. ” Hanya kau yang bisa membantuku…” anak laki – laki itu memegang tangan Jinwoo. Jinwoo melepaskan pegangan anak itu kemudian pergi. ” Tolong selamatkan ayahku….ayahku tak bersalah. Hanya kau yang bisa menyelamatkan ayahku…” kata – kata anak lelaki itu membuat Jinwoo menghentikan langkahnya. Namun Jinwoo tak membalikkan badannya. Dia kemudian pergi tanpa berkata apapun. Raut wajah anak lelaki itupun menampakkan kesedihannya.
Di mobil, Jinwoo berpikir kembali. Anak laki – laki itu mengingatkan Jinwoo kepada dirinya 4 tahun silam. Di saat ayahnya divonis bersalah. Dia memohon kepada Park Dongho agar membantu ayahnya yang tak bersalah. Kemudian Jinwoo pun meminta Pengacara Song untuk mencari tahu tentang kasus yang menimpa Smile Light Bulb.
Nam Gyu Man meminta Jaksa Hong untuk mengalihkan semua properti Smile Light Bulbs sebelum masalah ini menjasdi lebih besar nantinya. Jaksa Hong mencoba untuk basa – basim. Tapi intinya adalah dia akan menuruti apa yang Nam Gyu Man katakan. Nam Gyu Man juga meminta anak buah Seok Joo Il ikut andil dalam pengurusan kasus ini. Jika untuk Seok Joo Il urusannya pasti lebih ke fisik. Nam Gyu Man meminta Joo Il agar anak buahnya menakut – nakuti tim lawan. ” Jika kau ingin bermain kotor, gunakanlah detektif Gwak. ” Hong Mo Suk memberi saran. Nam Gyu Man tentu saja menolak. ” Dia sudah tidak cocok berada di tim kita… Seok Joo Il, kau cari orang pengganti yang bisa menggantikan posisi detektif Gwak…” kata Nam Gyu Man yang dijawab anggukan oleh Seok Joo Il.
Anak laki – laki pemilik pabrik menyebarkan selebaran yang berisi tentang petisi agat mereka mau membantu membela Smile Light Bulb. Tapi orang – orang tsb mengabaikannya. Tanpa henti anak lelaki tsb terus memberikan selebaran tsb kepada orang yang lewat. Ada orang yang mengambil tapi seketika langsung dibuangnya. Ketika anak lelaki itu ingin mengambil kembali kertasnya, sebuah tangan sudah terlebih dahulu mengambilkannya untuknya. “Aku akan mengambil kasus ini…” orang itu tak lain dan tak bukan adalah Seo Jin Woo. Anak laki – laki pemilik pabrik pun tersenyum lega.
Anak pemilik pabrik pun langsung mengenalkan Jinwoo kepada ayahnya. Jinwoo memberikan kartu namanya. Pemilik pabrik mengatakan bahwa Jinwoo masih terlalu muda untuk menjadi seorang pengacara. ” Apa kau takut karena Aku masih terlalu muda? ” tanya Jinwoo. ” Tidakkk…tentu saja tidak..” kata pemilik pabrik. Dia hanya khawatir, karena semua pengacara menolak di saat mereka tahu bahwa lawannya adalah keluarga Nam. Ya….Jinwoo juga mengakui hal itu. Keluarga Nam bukan hal yang gampang untuk dilewatkan. Taoi dia, akan berusaha agar pemilik pabrik bisa menang….
Nam Gyu Man datang menemui Park Dongho. Dia mengatakan bahwa yang akan menjadi lawan mereka adalah Seo Jin Woo. ” Sangat menarik…” kata Dongho. ” Aku akan melihat apakah benar kau akan setia kepadaku atau hanya di bibir saja. ” kata Gyu Man. Dongho mengatakan bahwa hingga saat ini skillnya masih belum berubah. Yang dikhawatirkan Nam Gyu Man adalah karena Dongho selalu merubah pikirannya setiap saat. Gyu Man datang ke tempat Park Dongho dan meminta dengan baik agar Park Dongho membelanya. Itu diluar kebiasaan Nam Gyu Man. ” Sidang ini akan menentukan hidupmu. Aku juga tidak tahu bagaimana hidupku akan berubah…” kata Dongho.
Keum, memperkenalkan diri kepada Nam Gyu Man. Dia adalah pengganti detektif Gwak. Gyu Man berharao Keum bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Dan dia pun meminta Keum untuk mengawasi Park Dongho.
Jinwoo berkeliling pabrik bohlam bersama putra pemilik dan juga pengacara Song. Putra pemilik mengatakan bahwa mereka membuat bohlam sesuai dengan resep mereka sendiri. Selama 12 tahun mereka bekerja untuk Ilho grup, tak pernah ada masalah sebelumnya. ” Tapi tiba – tiba mereka mengklaim bahwa ledakan itu dikarenakan oleh produk kita. Bagaimana mungkin? Ayahku bersungguh – sungguh untuk melindungi pabrik ini…” kata Anak lelaki itu dengan mimik muka serius.
Jinwoo bertemu dengan Lee In Ah sewaktu dia ingin kembali ke kantor. Jinwoo bertanya mengapa In Ah pulang terlambat. Dengan sedikit candaan In Ah mengatakan bahwa dirinya saat ini sudah memiliki banyak klien. Hal ini mungkin dikarenakan In Ah pernah menjadi jaksa. Kemudian Jinwoo mengajak In Ah untuk pulang bersama. ” Jinwoo…kau mau kemana?” tanya In Ah disaat dia melihat Jinwoo yang mengambil arah yang berbeda dengannya. ” Ke kantor. Kita akan ke kantor…” kata Jinwoo. ” Tapi…jalan ke kantor adalah jalan ini….” In Ah menunjuk dengan jarinya jalan yang seharusnya. In Ah bertanya apakah Jinwoo terlalu lelah bekerja? Jinwoo tak menjawab. Dia terlihat memikirkan sesuatu. In Ah memperhatikan Jinwoo. ” Ah….mungkin ini karena aku kurang fokus…ayo pergi…” kata Jinwoo sambil mengambil jalan yang ditunjuk In Ah. In Ah merasa ada yang aneg dengan Jinwoo. Dia meraaa bahwa Jinwoo menyembunyikan sesuatu.
Jinwoo menelan 2 pill berwarna putih. Jinwoo memejamkan matanya. Berusaha untuk membuat fokus pikirannya. Kemudian dia mulai mempelajari bahan – bahan untuk sidangnya besok. Dia akan membela Smile Light Bulb di persidangan besok melawan Il Ho Gruo. Jinwoo melayangkan pandangan matanya pada foto – foto di dinding. Foto Nam Il Ho beserta semua anak buahnya.
Park Dongho juga melakukan hal yang sama. Dia sedang mempelajari kasua itu bersama dengan Sang Ho. Besok dirinya akan bertindak sebagai pengacara Nam Gyu Man dan melawan Seo Jin Woo. Sangho mengatakan bahwa Smile Light Bulb adalah pabrik yang hebat. Sayang sekali, hanya karena satu kesalahan mereka hancur. Dongho malah berpikir sebaliknya. Mengapa hanya microwave yang memungkinkan sebagai penyebab ledakan. Padahal di sana banyak alat pendukung lain yang bisa saja membuat kebakaran terjadi microwave si Smile Light Bulb. Dongho pun meminta Sangho untuk memeriksa pabrik lain yang tergabung dalam Ilho Electronic.
Betapa shock dan terkejutnya pemilik pabrik di saat dia mengetahui ada petugas yang menyita semua barang – barang di pabriknya. Anak laki – lakinya pun bertanya kepada petugas. Dia berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa persidangan belum dilaksanakan, jadi tidak seharusnya mereka menyita barang – barang di pabrik. ” Kami hanya melakukan tugas kami. Jika kau menganggu, kau bisa dihukum. ” . Anak pemilik pabrik pun tak bisa melakukan apa – apa lagi. Dia melihat ayahnya hanya bisa terdiam.
Seok Joo Il meminta Keum dan anak buahnya untuk menakut-nakuti pemilik pabrik dan anaknya. Kemudian dia juga bertanya apakah Keum masih mengawasi Park Dongho. ” Ya…dia belum melakukan hal apapun. ” kata Keum. Seok Joo Il berpesan, jika Keum melihat gelagat aneh dari Park Dongho, Keum harus melaporkannya terlebih dahulu dengan Seok Joo Il.
Anak laki – laki pemilik pabrik bertanya apa yang terjadi. Mengapa orang – orang itu menyita barang – barang mereka. Jinwoo mengatakan bahwa mereka menyita barang – barang di pabrik karena hutang oajak yang dimiliki oleh pemilik pabrik. Jinwoo tidak bisa melakukan apa – apa tentang hal itu. Yang bisa Jinwoo lakukan saat ini adalah berusaha membersihkan nama pabrik dari tuduhan Ilho Grup. ” Tapi…makanlah ajjushi…kau harus memiliki kekuatan untuk menghadapi kasus ini. ” kata Jinwoo. ” Benar ayah…makanlah…Pengacara Seo akan membantu kita untuj menyelamatkan pabrik.” anak laki – lakinya pun berusaha membujuk. Pemilik pabrik itu tampak tak bersemangat. Masalah ini sangat menganggunya. Membuatnya tak enak makan. Kasus ini adalah hidup matinya.
Gyu Man, Seo Beom dan Suk Gyu makan bersama. Suk Gyu memberi nasihat tentang kasus yang sedang menimpa Ilho Grup. Tapi Gyu Man merasa bahwa apa yang dikatakan Suk Gyu itu memojokkan dirinya. Ahn Seo Beom berusaha mencairkan suasana yang sudah sedikit memanas antara Gyu Man dan Suk Gyu. Dia tak ingin terjadi pertengkaran antara kedua sahabatnya. Jadi Ahn Seo Beom dengan nada bercanda mengajak mereka untuk tidak membicarakan pekerjaan. ” Siapa kau? Siapa kau berani mencampuri urusanku?” kata Gyu Man tak suka dengan apa yang Seo Beom katakan. Ahn Seo Beom langsung diam. Dia sejenak lupa bahwa Gyu Man adalah atasannya. ” Kyu Man… jangan berlaku seperti itu di hadapan yang lain. Aku merasa buruk. Kita adalah teman….” Suk Gyu menegur Gyu Man ataa perlakuannya kepada Ahn Seo Beom sahabatnya. ” Ya….kau benar…kita adalah teman…” jawab Nam Gyu Man dengan senyum kejamnya.
Bawahan Seok Joo Il mulai beraksi. Mereka dan Keum, komandan mereka memblokir jalan masuk ke pabrik. Mereka berdiri berjajar membentuk barisan yang tak tergoyahkan.
Song Jae Ik dan Lee In Ah sedang mewawancarai seorang ahli kimia. Mereka menanyakan soal alat yang bisa menyebabkan ledakan. Kesimpulan yabg di dapat adalah ada benda lain yang bisa menyebabkan ledakan selain benda yabg dituduhkan oleh Ilho Grup sebagai penyebab ledakan. In Ah pun tersenyum lebar.
Pemilik pabrik dan putranya merasa terkejut karena di depan pabrik mereka banyak para penjaga. Ajusshi itupun tak bisa masuk. Keum mengatakan bahwa pemilik pabrik telah berhutang, jika ingin masuk ke pabriknya maka Ajusshi itu harus membayar hutangnya terlebih dahulu. Ajusshi itupun tak terima dan nekat masuk menerobs barusan anak buah Keum. Alhasil, orang – orang berbadan tegap itu langsung menyergap Ajushi dan memukulinya. Minsoo, sang anak tak terima melihat ayahnya dipukuli. Dia pun berusaha melindungi sang ayah.
” Pengacara Seo….ayahku….ayahku….” suara Minsoo terdengar terbata – bata. Jinwoo pun sampai di pabrik. Dia melihat Ahjuussi berada di atap. Hendak bunuh diri. Wajar saja. Masalah ini sangat memberatkan hiduony. Pabrik ini adalah segalanya untuk Ahjussi. Dengan segala masalah yang menimpanya saat ini, sangat wajar jika Ahjussi ingin mengakhiri hidupnya. Jinwoo melihat ada sekelompok orang yang berjaga. Dia meminta orang – orang itu untuk pergi. Namun Keum menolak. Lagi – lagi dengan alasan bahwa mereka ditugaskan untuk menjaga barang – barang di pabrik. Jinwoo dan Keum pun berdebat. Jinwoo akhirnya menang. Dengan menyebutkan sejumlah alasan, Keum bisa saja ditangkap karena perilakuny tidak sesuai dengan huku. ” Aku beri kalian waktu 10 menit untuk pergi. Polisi sedang menuju kemari. ” kata Jinwoo.
Setibanya di atap, Jinwoo melihat Minsoo sedang mati – matian membujuk ayahnya agar tak melakukan hal bodoh. ” Kita belum berakhir …ayah….” kata Min Soo. Wajahnya terlihat sangat khawatir. Jinwoo menenangkan Min Soo juga. ” Minsoo….aku tidak bisa mengatasinya. Aku minta maaf karena membuatmu melihat hal ini…” kata ayahnya. ” Ajjusshi….” panggil Jinwoo perlahan. Dia sedikit demi sedikit melangkah mendekati Ahjusshi. Pemilik pabrik juga mengucapkab terima kasih kepada Jinwoo. Karena Jinwoo adalah satu – satunya orang yang mau berpihak kepada mereka. ” Ajjushhi…anakmu menemuiku. Mengatakan bahwa kau tidak bersalah. Bagaimana kau menyerah pada dirimu sekarang. Dan kau melakukan itu semua di hadapan anakmu. Bukankah ini terlalu kejam untuk anakmu?” kata Jinwoo.
” Sebulan yang lalu aku tak bisa melindungi ayahku…lalu dia meninggal. Apakah kau tak berpikir jika kau seperti ini, kau bisa meninggalkan dia sendirian? ” kata Jinwoo. Terlihat penuh dengan emosi. Perlahan Ahjussi itu membalikkan badannya ke belakang. Menatap anaknya dan mengangguk perlahan. ” Ya…oleh karena itu kau harus hidup. Apapun yang terjadi kau harus tetap hidup. ” kata Jinwoo lagi. Ajjushi terdiam. ” Kau harus hidup dan katakan kepada dunia..bahwa kau tak bersalah. Bahwa Smile Light Bubble adalah perusahaan terhormat. ” kata Jinwoo. Tiba – tiba Ahjussi itu terjatuh ke tanah. Minsoo segera berlari memeluk ayahnya. Jinwoo menarik napas lega.
Ajusshi itu jatuh pingsan dan dilarikan ke RS. Minsoo memegang tangan ayahnya dengan erat. Jinwoo mendatangi mereka berdua. Jinwoo melihat pemilik pabrik yang tertidur. Sepertinya dia memanf benar – benar stress dan kelelahan. Jinwoo teringat di saat dia menangis di samping jasad ayahnya sebulan yang lalu. Di saat ayahnya meninggalkan dia sendiri di dunia ini. Jinwoo memegang pundak Minsoo sambil mengatakan bahwa ayahnya akan baik – baik saja. Minsoo mengatakan bahwa Jinwoo – lah yang telah menyelamatkan nyawa ayahnya. Minsoo ingin menyerah pada kasus yang menimpa ayahnya. ” Aku tidak tahu hukum. Hukum sangat kejam pada orang yang tidak punya kekuatan. ” kata Minsoo. Jinwoo berkata bahwa di juga kehilangan ayahnya oleh hukum yang kejam. ” Jika kau ingin menyelamatkan orang yang kau sayang, kau harus menjadi lebih kuat. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk persidangan. ” janji Jinwoo.
Jinwoo bertemu dengan Park Dongho di luar RS. Park Dongho bertanya bagaimana keadaan Ahjussi. Namun Jinwoo menjawab dengan ketus bahwa semua ini sudah ada dalam rencana Park Dongho. Park Dongho menimpalinya dengan mengatakan bahwa besok mereka akan bertemu sebagai lawan di persidangan. ” Aku tidak akan membiarkanmu dengan mudah. Mari kita lakukan semua dengan hukum…” kata Park Dongho. ” Mendengarmu mengatakan ” dengan hukum ” membuatku tertawa. Hukum adalah sesuatu yang melelahkan bagiku dan bagi klienku. Namun tidak halnya dengan bossmu, Nam Gyu Man yang memiliki kekuasan. ” kata Jinwoo dan dia segera pergi meninggalkan Park Dongho. ” Jinwo…..” panggil Park Dongho yang membuat langkah Jinwoo terhenti. ” Aku tahu bahwa kau tak percaya pada hukum. Tapi ingatlah, hanya ada 1 hal yang akan menjadi tempat bergantung. ” kata Park Dongho. Jinwoo tak menanggapinya dan segera pergi meninggalkan Dongho yang hanya hisa menatap punggung Jinwoo menjauh.
Seo Jinwoo, Lee In Ah, Nam Gyu Man dan Park Dongho mereka bertemu di lorong pengadilan. Nam Gyu Man mengatakan kepada Jinwoo vbahwa akhirnya mereka benar – benar bertemu di pengadilan. ” Ini akan menjadi tak hanya saekali kau akan berdiri di pengadikan sebagai tersangka. ” kata – kata Jinwoo ini cukup membuat Nam Gyu Man terkejut. Dia juga berusaha menyapa Lee In Ah. Mengatakan mengapa In Ag mengambil jalan yang sulit padahal dia adalah seorang jaksa. ” Jangan mengurusi hidup orang lain. Uruslah hidupmu sendiri. ” kata In Ah. Nam Gyu Man kesal untuk yang kedua kalinya. ” Jinwo…aku harap kita dapat mekakukan pertarungan yang bagus…” kata Dongho.” Itu yang Kan aku katakan juga kepadamu pengacara Park. ” Jinwoo mengatakan juga bahwa hal – hal licik tak berpengaruh kepadanya saat ini. Jinwoo dan In Ah kemudian mendahului masuk sidang. Nam Gyu Man benar – benar merasa terganggu dengan sikap dan perkataan Jinwoo serta Lee In Ah.
Satu persatu para peserta sidang mulai memasuki area persidangan. Termasuk Minsoo dan ayahnya. Jinwok dan In Ah memberi salam kepada merek berdua. Saksi pertama dihadirkan. Dia adalah Kim Myung Shik yang menukiskan kasus ledakan karena microwave. Park Dongho mengajukan pertanyaan kepada saksi apakah dia yang menulis laporan bahw ledakan yang terjadi di dalam microwave disebabkan karena kesalahan bohlam buatan Smile Light Bulb yang terdapat di dalam microwave. Dengan pasti dan yakin Kim Myung Shik mengatakan bahwa dia yang menulis laporannya. Lee In Ah bertanya, ” Microwave meledak di saat sedanf digunakan. Apakah kau yakin penyebabnya adalah bohlam lampu, bukan masalah lain?” tanya In Ah. Kim Myung Shik tetap kekeuh bahwa penyebab ledakan adalah bohlam lampu buatan Smile Light Bulb. In Ah kembali bertanya. Saksi tsb adalah tehnisi yang telah bekerja selama 20 tahun. ” Dimana tempat kerjamu? Di lantai 3 gedung Ilho elektronik kan? Kau bekerja sebagai subkontraktor dari Ilho Grup kan? ” tanya In Ah. Kim Myung Shik terlihat gelisah. Tak berani menatap In Ah. In Ah memaksa Myung Shik untuk menjawab. Park Dongho menginterupsi, mengatakan bahwa In Ah menanyakan pertanyaan yang tidak relevan. In Ah membantahnya. Bahwa pertanyaan yang ia ajukan sangat penting. In Ah membeberkan beberapa alasannya. Dan Hakim pun menyetujuinya. In Ah bertanya sekali lagi apakah Kim Myung Shik merupakan subcontractor dari Il Ho grup? ” Iya…” kata Myung Shik akhirnya. Orang yang menulis laporan dan menyalahkan Smile Light Bulb ternyata bekerja untuk IlHo grup. Jadi laporannya dianggap gugur karena bisa saja dia menukiskannya dengan membela Ilho Grup. In Ah duduk kembali di tempatnya. Membuat Nam Gyu Man makin geram.
Jinwoo nengatakan bahwa Il Ho Grup telah menyalahkan Subcontractor sebagai penyebab ledakan besar. Oleh karenanya, pabrik yang sudah berjalan selama 30 tahun harus ditutup dan semua pegawainya kehilangan pekerjaan. ” President Ilho Grup, Nam Gyu Man pernah mengatakan bahwa subkontraktor kita adalah keluarga. Namun seiring dengan berjalannya sidang ini, kalian akan mengetahui bahwa IlHo family sebenarnya adalah keluarga Nam itu sendiri. ” kata – kata Jinwoo ini membuat Lee In Ah tersenyum. Begitu juga dengan Dongho. Nampaknya dia menyembunyikan senyum bangganya terhadap Jinwoo.
PLAAAAKK!!!! Tangan Nam Gyu Man mendarat di pipi Dongho. Gyu Man menampar Dongho ketika keduanya berada di luar ruang sidang. Sangho, Seo Beom, terkejut dengan tindakan Gyu Man ini. Jinwoo dan in Ah yang kebetulan berada di sana juga terkejut.
” Oh…maaf…aku tidak bermaksud melakukannya. Kenapa? Kau kecewa?” tanya Nam Gyu Man kepada Park Dongho. Park Dongho tak menjawab. Dia dan Nam Gyu Man salibg bertatapan. Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka masing – masing.
……………………………………………………….