Alasan Seo Jinwoo bisa mengikuti Nam Gyu Man sampai ke landasan helikopter adalah atas informasi dari Lee In Ah. In Ah mengatakan bahwa Il Ho Grup memiliki landasan helikopter dan Gyu Man akan berangkat menggunakan heli tsb. Secepat kilat, Jinwoo langsung memutar arah mobilnya.
Nam Gyu Man terpojok sekarang. Tak bisa lari kemana – mana lagi. Helikopter yang rencananya akan membawanya ke China pergi tanpa membawa dia di dalamnya. Sementara di belakangnya sudah menunggu Seo Jinwoo dan Lee In Ah dengan pasukan polisi yang siap menangkapnya.
Akhirnya Nam Gyu Man berhadapan dengan Lee In Ah, seorang Jaksa Negara. Lee In Ah menjelaskan bahwa telah ditemukan alat pembunuhan Oh Jung Ah, 5 tahun lalu yaitu pembuka wine. Di mana pada alat itu terdapat sidik jari Nam Gyu Man. Masih dengan sikap angkuhnya Nam Gyu Man tak ingin disalahkan. Dia malah menuduh Lee In Ah terua menganggunya dengan kasus pembunuhan mahasiswa Seochon tsb, padahal kasus tsb sudah lama berakhir. ” Apakah kau sedang bermain – main dengan Seorang Jaksa Negara sekarang?” bentak In Ah. ” Aku tidak akan mengatakan apapun sampai pengacara Hong tiba disini. ” kata Gyu Man.
” Nam Gyu Man sudah tertangkap sekarang. Apa yang akan kau lakukan Seo Beom? ” tanya Park Dongho. Dari awal, Seo Beom sudah merencanakan untuk menyerahkan diri ke polisi. Dia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dongho mengerti bahwa Ahn Seo Beom melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hatinya semua karena perintah Nam Gyu Man. Tapi kejahatan adalah kejahatan. ” Aku akan menyerahkan diri setelah melihat Nam Gyu Man untuk yang terakhir kalinya. ” kata Seo Beom. Park Dongho menepuk – nepuk punggung Seo Beom, memberinya dukungan.
Ternyata Yang memerintahkan helikopter untuk pergi adalah Nam Il Ho. Dia merasa bahwa Nam Gyu Man, meskipun melarikan diri ke China, pasti akan tertangkap. Karena Jaksa sudah bertindak selangkah di depannya. ” Meskipun kau pergi ke luar negeri, mereka bisa menggunakan interpol untuk mencarimu. ” kata Hong Mo Suk. Gyu Man menatap Hong Mo Suk dengan sinis. Ide melarikan diri ini adalah idenya. Dan sekarang dia bertingkah seakan – akan ini adalah ide Nam Gyu Man. Gyu Man kemudian bertanya apa yang akan terjadi kepada dirinya. ” Orang – orang yang sudah menerima uangku, kini saatnya mereka membantuku. ” kata Il Ho. Hong Mo Suk berjanji kepada Gyu Man akan segera mencari cara untuk membebaskan Nam Gyu Man.
Keluarga Nam harus khawatir sekarang. Setiap kali ada kejadian buruk, mereka selalu berusaha lari dan bersembunyi. Namun musuh mereka kali ini bukanlah seseorang yang bodoh. Jinwoo, In Ah, Park Dongho dan Tak Youngjin terus berusaha mengungkap kejahatan yang sudah dilakukan oleh keluarga Nam. ” Mereka pikir mereka masih bisa bermain – main dengan hukum sekarang…” kata Jinwoo. In Ah dan Jinwoo berencana akan menambahkan tuntutan tambahan untuk semua perbuatan kejahatan yang sudah Nam Gyu Man lakukan. Sementara Park Dongho dan Tak Young Jin akan mengejar dan menuntut ayah Nam Gyu Man yaitu Nam Il Ho. Mereka sadar bahwa keluarga Nam tidak akan tinggal diam melihat mereka melakukan semua ini.
Benar saja, Nam Il Ho langsung meminta Jaksa Jang datang ke rumahnya. Sesaat setelah menutup teleponnya, anak putrinya Nam Yeo Kyung datang sambil membawa koper. Dia menghadap ayahnya dan mengatakan bahwa dialah yang mengatakan semua rencana Gyu Man kepada kubu Jinwoo. Nam Il Ho terkejut mendengarkan pengakuan putrinya. Yeo Kyung merasa bahwa kakaknya itu harus dihukum karena dia membunuh seseorang. Dia pernah menjadi jaksa dan dia paham akan hal tsb. ” Kakak bersikap seperti ini karena kau kau ayah….” kata Yeo Kyung. ” Beraninya kau berkata seperti …….” Nam Il Ho terlihat marah. ” Dan satu lagi….aku pergi demi kebaikanku. Karena aku merasa terkejut setelah mengetahui bahwa kalian berpikir tak apa – apa jika membunuh seseorang. Selamat tinggal…” kata Yeo Kyung pergi meninggalkan ayahnya. Nam Il Ho memanggil – manggil anak putrinya. Namun tak dihiraukan oleh Yeo Kyung.
Ahn Seo Beom memutuskan untuk menjadi saksi di sidang ketiga Nam Gyu Man. Jinwoo juga memberikan data – data pendukung tentang laporan rekening Nam Gyu Man sebagai bukti yang akan memperkuat tuduhannya di persidangan nanti. Namun itu saja tidak cukup. In Ah masih membutuhkan satu saksi tambahan lagi agar vonis yang dijatuhkan nanti menjadi sah.
Bae Chul Joo. Sahabat Nam Gyu Man yang menggemari Narkoba. Chul Joo merasa senang karena berkat video Nam Gyu Man yang disebarkan oleh Jinwoo kasusnya jadi terlupakan. ” Itu belum cukup. Apakah kau sanggup menghadapi Nam Gyu Man setelah keluar dari sini?” tanya Jinwoo. Chul Joo tak mengerti maksud perkataan Jinwoo. Nam Gyu Man mungkin akan mencoba membunuh Chul Joo setelah dia keluar nanti. Jadi, sebelum Gyu Man mendapatkan Chul Joo, sebaiknya Chul Joo yang lebih dulu mendapatkan Nam Gyu Man. ” Apakah kau memintaku untuk menjadi saksi?” tanya Chul Joo. ” Ya…dengan begitu kau bisa menempatkan Nam Gyu Man dipenjara seumur hidup. ” kata Jinwoo.
Bisa ditebak bahwa Nam Il Ho meminta Jaksa Jang untuk mengatur semuanya. ” Akan mustahil untuk melakukan hal itu pak… seluruh negara fokus pada persidangan ini…” kata Jaksa Jang. Namun Nam Il Ho mengungkapkan apa yang sudah ia berikan kepada Jaksa Jang. Menurutnya jumlah uang yang sudah ia berikan sudah cukup untuk mengatasi kasus semacam ini. Jaksa Jang ingin membantah, namun Nam Il Ho sudah mengancam bahwa Hong Mo Suk sudah melacak jumlah uang yang ia berikan kepada Jaksa Jang. Tak ada pilihan lain bagi Jaksa Jang selain menuruti kemauan Nam Il Ho.
” Kau akan mengkhianatiku dan kau menyerahkan diri?” kata Gyu Man terkejut di saat dia tahu bahwa Seo Beom akan menyerahkan diri. Seo Beom mengunjungi Gyu Man di penjara. Awalnya Gyu Man senang dan dia meminta Seo Beom untuk bersaksi di persidangan nanti. Mengatakan bahwa semua yang dia katakan di persidangan Seo Jae Hyun adalah bohong. ” Gyu Man…apakah kau tahu, burung memakan semut di saat dia hidup. Tapi disaat dia mati, semutlah yang memakannya. ” kata Seo Beom. Gyu Man tak peduli akan omong kosong itu. Dia terus memaki – maki Seo Beom. Namun Seo Beom juga sudah tak peduli. ” Bukan musuh yang menyebabkan mu kesepian. Tapi temanmu. Aku sangat kesepian karenamu. Hati – hatilah teman…” kata Seo Beom. Kemudian berbalik dan meninggalkan Gyu Man. ” Orang aneh. Kau pikir kau sendiri yang merasa kesepian?” kata Gyu Man sedikit bergumam.
Akhirnya Hong Mo Suk menyampaikan kabar gembira kepada Nam Il Ho. Dia mengatakan bahwa hakim untuk persidangan Nam Gyu Man sudah diganti. Nam Il Ho memastikan agar mereka tidak lagi kena tusuk dari belakang. ” Tidak akan. Tuan Jang pasti sudah mengalami banyak tekanan. ” kata Hong Mo Suk. Nam Il Ho pun mengatakan bahwa mereka semua tak berguna. Jadi dia memerintahkan agar mengganti semua posisi para oknum- oknum yang disogok setelah masalah Nam Gyu Man selesai.
Hari persidangan pun tiba. Nam Gyu Man dengan penjagaan ketat dibawa masuk ke dalam pengadilan. Di lobi pengadilan banyak sekali para pengunjuk rasa yang menuntut agar Il Ho Grup dibubarkan. Selain itu mereka juga menuntut agar Nam Gyu Man dihukum mati. ” Hya….apa mereka tidak ada kerjaan? Kau pikir aku akan dihukum mati karena hal itu?” tanya Gyu Man kepada polisi yang membawanya pergi. Gyu Man tampak melecehkan semua para demonstran tsb. Dia menyangka bahwa kali ini dia pun dapat bebas. PLOOKKK !!!! tiba – tiba punggungnya terkena lemparan telur. Gyu Man menghentikan langkahnya. Menoleh ke arah belakang. Mencari siapa yang berani melemparnya dengan telur. Disaat dia menoleh, dia melihat ada tulisan ” hukuman mati ” yang mengarah kepadanya. Langsung saja amarah Gyu Man meluap – luap. Dia menghampiri demonstran tsb dan ingin menghajarnya. Namun polisi menahannya. Begitu juga dengan para demonstran tsb. Mereka terlihat sangat antusias untuk menyerang Gyu Man juga.
Persidangan akan segera dimulai. ” Terima kasih sudah berjuang denganku. Aku merasa bahwa aku sudah memberimu beban yang berat. ” kata Jinwoo sebelum In Ah masuk ke dalam ruang persidangan. ” Tidak…aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan sebagai jaksa. Aku juga harus melakukan ini untukmu. ” kata In Ah. Jinwoo tersenyum. In Ah berjanji bahwa dia akan melakukan yang terbaik di persidangan kali ini.
Betapa terkejutnya In Ah dan Jinwoo ketika melihat hakim yang masuk ke dalam persidangan. Mereka paham ini adalah taktik dari Il Ho Grup. Sementara Hong Mo Suk dan Nam Gyu Man sendiri tersenyum bahagia. Hakim menyampaikan bahwa hakim sebelumnya mengundurkan diri karena alasan kesehatan.
Nam Il Ho pun menerima info dari anak buahnya bahwa Persidangan akan segera dimulai.
In Ah mengajukan saksi kepada hakim. Saksi tsb adalah Ahn Seo Beom. Hong Mo Suk menentangnya. Dengan alasan bahwa saksi bertengkar dengan Nam Gyu Man dan dia sudah keluar dari perusahaan. Jadi ada kemungkinan bahwa Seo Beom akan berbohong untuk memberatkan Nam Gyu Man. Dan hal itu dikabulkan oleh Hakim. In Ah mencoba untuk membantah. ” Jika kau menganggu jalannya persidangan, aku akan mengeluarkan mu. ” kata Hakim. Hal ini membuat peserta sidang yang lain merasa resah. Bahkan Hakim semakin keterlaluan dengan menyeret keluar salah satu peserta sidang yang mengatakan bahwa Hakim tak berlaku seperti Hakim. Sidang pun ditunda.
Masih dengan gigih In Ah meminta hakim untuk membiarkan Ahn Seo Beom menjadi saksi. ” Jaksa Lee, Hakim sudah menolaknya. ” kata Mo Suk. Hakim pun mengatakan bahwa dia tak akan mengubah keputusannya. In Ah keluar dengan marah dan kecewa. Kemenangan mereka tinggal selangkah lagi. Setelah In Ah keluar dari ruangan, Hong Mo Auk tersenyum seraya berkata, ” Aku minta tolong jaga juga saksi – saksi yang lainnya…” kata Mo Suk.
Sebelum hakim menjalankan tugasnya kembali, Jinwoo mengajaknya berbicara sebentar.
Persidangan kembali dilanjutkan. In Ah mencoba untuk mengajukan saksinya lagi. Dan hasilnya adalah, kali ini Hakim mengizinkan saksi sari In Ah untuk masuk ke dalam ruang sidang. Giliran Gyu Man dan Mo Suk yang terkejut. In Ah memandang Jinwoo dan tersenyum lebar. Jinwoo membalasnya dengan senyum yang lebar pula.
Ternyata Jinwoo mengajak Hakim tab berbicara adalah, untuk mengatakan bahwa Jinwoo sudah paham mengapa Hakim melakukan hal tsb. Betapa terkejutnya Hakim di saat Jinwoo tahu bahwa semalam Hong Mo Suk dan Jaksa Jang datang untuk menemuinya. ” Jaksa Jang telah ditangkap dan diperiksa karena menerima suap. ” kata Jinwoo. Namun raut wajah hakim menunjukkan rasa tak percaya. Jinwoo pun mengeluarkan ponselnya dan memberi hakim tsb sebuah video tentang penangkapan Jaksa Jang. Seketika raut wajah Hakim langsung berubah. ” Tak ada jalan lain selain kau mundur. ” kata Jinwoo. Hakim hanya menghela napas. Tersirat ekspresi ketakutan di wajahnya. Sementara Jinwoo menatap hakim tsb dengan senyum.
Kali Ini yang menjadi saksi adalah Gak Han Soo. ” Apa Nam Gyu Man memerintahkanmu untuk membunuh seseorang?” tanya In Ah membuka penyelidikannya. Pertanyaan itu dijawab ” iya” oleh Gwak Han Soo. Gwak Han Sok menceritakan semua kejadiannya. Terutama kejadian pembunuhan teman kerja Ayah Seo Jae Hyuk di Jungsandong. ” Aku menyesal telah ikut dalam kejahatan Nam Gyu Man sekarang dan aku bertobat..” kata Gwak Han Sok. Nam Gyu Man terus menatapnya. Ekspressinya terlihat biasa saja. Tak menyimpan ketakutan ataupun marah. Tapi sudah pasti di dalam hatinya dia ingin membunuh Gwak Han Soo.
In Ah juga menambahkan surat pernyataan yang dituliskan oleh Bae Chul Joo, yang menyatakan pelanggaran yang dilakukan oleh Nam Gyu Man dan hal itu akan menambah hukumannya. Hong Mo Suk mencoba untuk menginterupsi, namun Hakim tak mengijinkannya. Meminta Lee In Ah untuk terus membeberkan bukti – bukti kejahatan Nam Gyu Man. Hong Mo Suk nampak frustasi. Lee In Ah juga memberikan surat yang ditulis oleh dokter Seo Jae Hyuk yang menyatakan bahwa dia telah berkata bohong pada persidangan lima tahun lalu. Nam Gyu Man terbakar emosi. Dia benar – benar ingin menyerang Lee In Ah karena membongkar semua kejahatannya. ” Aku akan memanggil saksi terakhir kami. Dia adalah Seo Jin Woo, pengacara yang membela Seo Jae Hyuk di persidangan ulangnya.” kata In Ah.
Namun Hong Mo Suk menolaknya. Mengatakan bahwa Seo Jinwoo terkena Alzheimer dan kredibilitas nya diragukan. Lee In Ah kemudian menyangkal bahwa penyakit Jinwoo hanya bersifat sementara dan dia masih memungkinkan untuk menjadi saksi. ” Aku…akan mengijinkannya…” kata Hakim. Hong Mo Suk pun terlihat sangat frustasi. Dia tak bisa berbuat apa – apa lagi. ” Apa kau menyelidiki kasus pembunuhan Oh Jung Ah 5 tahun lalu?” Lee In Ah membuka pertanyaannya kepada Jinwoo. Jinwoo mengatakan ya… dia menceritakan semuanya. Dia mengungkapkan bahwa pembunuhnya adalah Nam Gyu Man. Nam Gyu Man tak ingin ditangkap oleh karena itu dia menjebak Seo Jae Hyuk dan melimpahkan kesalahannya. Bukannya bertobat, Nam Gyu Man malah banyak melakukan kejahatan yang lebih lagi untuk menutupi kesalahan sebelumbnya. Nam Gyu Man menatap Jinwoo dengan penuh dendam. Jinwoo mengungkapkan semua kejahatan yang sudah dilakukan oleh Nam Gyu Man. Penyerangan, perintah pembunuhan, pemerkosaan dan pembunuhan, menyuap serta mengatur hakim , jaksa dan saksi serta penggunaan obat terlarang. ” Dia melakukan pembunuhan karena dia merasa bahwa dirinya adalah hukum. Dia juga merasa bahwa dia bisa menginjak – nginjak yang lemah ” kata Jinwoo. Nam Gyu Man sudah menahan emosinya. Kemudian dia berdiri hendak menyerang Jinwoo namun ditahan oleh Hong Mo Suk. Karena sikap Nam Gyu Man akan memperparah keadaan. Kemudian In Ah memberikan bukti yang bisa mendukung pernyataan Jinwoo sebagai saksi. Muka Hong Mo Suk tampak panik. Tak ada lagi jalan keluar. Jinwoo menyerangnya secara bertubi – tubi. Kalah telak.
Nam Il Ho pun kaget ketika mendengar bahwa Hakim sudah menerima saksi dan bukti yang diberikan oleh Jaksa. Rencananya tak berjalan sesuai dengan yang ia rencanakan.
Putusan sudah ditentukan. Atas semua kejahatan yang sudah Nam Gyu Man lakukan memperkosa Song Ha Young, membunuh Oh Jung Ah serta tak menunujukkan sikap penyesalan setelah melakukan semuanya, bahkan Nam Gyu Man tak berhenti melakukan kejahatan yang lainnya, untuk itu semua Nam Gyu Man dijatuhi hukuman mati. Seo Jinwoo, Song Ha Young, manager Yeon dan Song Jae Ik bernapas lega. Semua yang ada di persidangan juga bersorak dan bertepuk tangan.
Wajah Nam Gyu Man tampak tertunduk. Dia tampak akan menangis. Tapi tiba – tiba wajahnya berubah. Menjadi tawa. Dia menatap hakim dengan tawa yang menakutkan. Tawa yang penuh dendam. ” Kau bilang aku dihukum mati?” tanyanya sambil menunjuk hakim. Semua yang ada si ruang sidang menatap Nam Gyu Man. Nam Gyu Man tak mengindahkan nya. Mengatakan bahwa dari awal dia memang tidak menyukai sang hakim. Hong Mo Suk mencoba menenangkan Nam Gyu Man, tapi yang terjadi adalah Nam Gyu Man malah meninjunya. Hingga Hong Mo Suk tersungkur. Setelahnya Nam Gyu Man melompati meja di depannya dan berusaha menyerang Jinwoo.
Nam Gyu Man mengamuk. ” Aku akan membunuhmu !! Kau pikir aku akan membiarkanmu hidup?!!!” teriak Nam Gyu Man. Jinwoo tak menjawab. Hanya menatap Nam Gyu Man yang sepertinya kerasukan. Semua yang ada di persidangan bergidik ketakutan. Sedangkan Hong Mo Suk mengelus – elus pipinya yang terkena pukulan Nam Gyu Man. Petugas polisi berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan Nam Gyu Man.
” Nam Gyu Man sangat benci di penjara, bahkan hanya satu detik pun. Kali ini dia harus menghabiskan waktunya di penjara. ” kata Seo Beom prihatin. Kang Suk Gyu mengunjungi Ahn Seo Beom yang sudah menyerahkan diri. Hukuman Nam Gyu Man tidak bisa dibatalkan. Ahn Seo Beom mengira bahwa dirinya akan senang jika Nam Gyu Man dihukum mati. Namun kenyataannya tidak. Ahn Seo Beom merasa kasihan pada Gyu Man. ” Kita berteman, melihat kalian berdua di penjara seperti ini membuatku sedih. ” kata Suk Gyu. ” Kau tahu Suk Gyu, aku merasa bahagia di saat aku tidak memikirkan apapun dan tentang uang…” kata Ahn Seo Beom.
Song Ha Young memberikan 2 buah boneka monyet yang sedang berpelukan. Itu sebagai rasa terima kasihnya. Katanya boneka tsb dapat memberi kebahagiaan. Dia mengharapkan Seo Jin Woo dan Lee In Ah bisa hidup dengan tenang setelah masalah ini. Ha Young juga mengabarkan bahwa dia sudah bergabung dengan perusahaan teater. Meskipun hanya memainkan peranan kecil, dia ingin Jinwoo dan In Ah melihat penampilan Ha Young. Lee In Ah mengucapkan selamat pada Ha Young. Ha Young mengatakan bahwa dia akan memulai semuanya dari awal.
Nam Gyu Mn merasa sakit dan dia pergi ke ruang dokter di penjara untuk meminta obat penghilang rasa sakit. Namun karena sikapnya yang tidak sopan, malah membuat dokter tsb marah. Dia pun mengusir Nam GyuMan dan tidak memberinya penghilang rasa sakit. Kasihan Gyu Man. Sepertinya dia dia mendapatkan balasan atas apa yang sudah dia lakukan kepada orang lain.
Di lorong, dia bertemu dengan Gwak Han Sok yang sedang melanjutkan ayat – ayat suci sari kitabnya. Nam Gyu Man jengkel. ” Kau sampah..kau pikir aku akan membiarkanmu hidup setelah kau mengkhianatiku?” kata Gyu Man penuh dendam. Gwak Han Sok membacakan beberapa ayat suci. Namun sepertinya Nam Gyu Man tak mengerti. ” Aku akan mendoakanmu…Nam Gyu Man…” kata Han Sok mencoba menjelaskan arti dari ayat yang ia ucapkan sebelumnya. Mendengar ini Nam Gyu Man meradang. Untuk yang kesekian kalinya dia meronta dan berteriak akan membunuh Gwak Han Sok. Namun penjagaan yang ketat, membuatnya tak bisa menyerang siapapun.
Seo Jin Woo datang menemui Nam Gyu Man. ” Untuk apa kau datang kesini?” tanya Nam Gyu Man. Ada perasaan benci yang teramat dalam di nada suaranya. Jinwoo mengatakan bahwa saat itu adalah saat terakhir kali dia menemui Nam Gyu Man. Nam Gyu Man menghubungkannya dengan penyakit Jinwoo. Bahwa karena setelah ini Jinwoo tidak akan ingat siapa Nam Gyu Man. Dan Jinwoo akan mati dengan penyakit yang diidapnya. Sama seperti ayahnya. Namun Jinwoo tak menanggapinya dengan emosi. Jinwoo terlihat sangat tenang. Dia menyalahkan Nam Gyu Man. Karena Nam Gyu Man dia dan ayahnya kehilangan kehidupan yang damai. ” Mengapa kau menyalahkanku? Ini semua karena nasib bodoh kalian.. ” kata Gyu Man. ” Nasib ? baiklah. Saat ini giliran kau yang akan menghadapi nasibmu. ” kata Jinwoo. ” Apa kau pikir aku akan mati disini seperti apa yang terjadi kepada ayahmu? Aku Nam Gyu Man…” kata Gyu Man. Jinwoo tak menanggapinya. ” Sudah terlambat..kau akan terjebak disana selamanya…” kata Jinwoo. Kemudian bangkit dari duduknya hendak keluar. ” Aku akan keluar bagaimanapun caranya. Kau boleh kehilangan semua ingatanmu tapi jangan lupakan aku. Aku akan membalasmu. ” kata Gyu Man. ” Nam Gyu Man…kasihan sekali kau…” kata Jinwoo kemudian pergi meninggalkan Nam Gyu Man yang berteriak di belakangnya.
Setelah berhasil menangkap Nam Gyu Man Dan membuatnya di penjara, Jinwoo menyangka bahwa dia akan menganggap dirinya hebat. Namun tidak ternyata. Dia merasa lebih tenang. Begitu juga yang dirasakan oleh Park Dongho. ” Kau dan aku….kita memiliki kehidupan yang serupa. Aku pikir kita memiliki kehidupan pertemanan. ” kata Jinwoo. Dongho tersenyum. Dongho meminta Jinwoo untuk fokus pada kesehatannya. Dia berjanji akan mendapatkan dokter hebat di luar sana yang akan menyembuhkan Jinwoo. ” Jika suatu saat nanti aku tidak mengenalmu, kau juga bisa berpura – pura untuk tak mengenal ku. ” kata Jinwoo. Jinwoo memiliki banyak ingatan tentang Park Dongho yang ingin dia lupakan. Jinwoo juga bertanya tentang kontrak 50.000 won yang pernah ia sepakati dengan Dongho. ” Tolong simpan kontrak itu…” kata Jinwoo.
Giliran Nam Il Ho menemui anaknya Nam Gyu Man. Wajah Nam Gyu Man tampak berseri di saat ayahnya berkunjung. Langsung saja Nam Gyu Man memohon untuk di bebaskan. Nam Il Ho berkata bahwa Nam Gyu Man sudah menghancurkan usaha yang ia bangun selama ini. ” Ayah…jika kau melepaskanku dari sini, aku akan mengembalikan kondisi grup seperti semula. Aku sangat yakin. ” kata Gyu Man. ” Aku salah memilihmu. Untuk menjadi penggantiku. Aku membesarkanmu dengan buruk. ” kata Nam Il Ho. Gyu Man mulai panik. ” Ayah…aku anakmu….apa uang lebih penting daripada anakmu?”tanya Nam Gyu Man. Nam Il Ho adalah kepala Il Ho Grup. Dia mempertaruhkan seluruh hidupnya u tuk Grup. Namun anak laki – lakinya telah menghancurkan semuanya. ” Setelah aku selesai menggunakan orang..aku akan membuangnya…” kata Nam Il Ho sambil keluar dari ruang kunjungan. Nam Gyu Man memanggil berteriak. Terus memanggil nama ayahnya. Dia menangis. Dia sendirian sekarang. Ayahnya bahkan tak ada di sisinya untuk membantunya. Ayahnya membuangnya. Ayahnya mencampakkannya. Ayah yang selama ini selalu berpihak dan membela dirinya telah pergi meninggalkannya.
Kondisi Il Ho Grup memburuk. Boikot terjadi di mana – mana. Harga saham mereka turun drastis. Il Ho melemparkan kertas – kertas laporan tsb kepada Hong Mo Suk. ” Aku baru saja kehilangan anak – anakku. Apa kerja mu hanya bisa membuat laporan ini saja?” tanya Il Ho. Hong Mo Suk berusaha menenangkan Nam Il Ho. Dengan mengatakan bahwa dia mengenal seseorang yang bisa membereskan semua kekacauan ini.
Wah…Hong Mo Suk ini memang luar biasa. Dia tahu bahwa kondisi Il Ho Grup sudah hancur. Dia berusaha menyelamatkan dirinya sendiri. Kali ini dia menawarkan diri kepada Park Dongho dan Jaksa Tak. Dia berkata bahwa dia akan memberikan informasi kepada mereka untuk bisa menghancurkan Nam Il Ho dan Il Ho Grup. ” Aku bisa melakukan tuntutan kepada Nam Il Ho tanpa bantuan mu..” kata Jaksa Tak. ” Bukankah ini seperti yang pengacara Park katakan bahwa tidak ada orang yang bisa dipercaya. ” kata Hong Mo Suk. Kemudian dia mengatakan bahwa dia akan melakukan kontribusi sosial untuk penuntutan atas Nam Il Ho.
Jaksa Tak berunding dengan Park Dongho. Mereka mengatakan bahwa mereka bisa menangkap harimau dengan menggunakan rubah. Mereka akan menangkap Nam Il Ho dengan info yang didapat dari Hong Mo Suk. Tapi setelahnya mereka akan menghancurkan Hong Mo Suk juga.
Penangkapan dilakukan Jaksa Tak terhadap Nam Il Ho. Nam Il Ho dituduh melakukan pembunuhan, penyuapan dan kejahatan Ekonomi. Nam Il Ho tak bisa berbuat apa – apa saat kantornya digeledah oleh tim Jaksa. ” Sudah kubilang bahwa aku akan menempatkan mu di penjara yang sama dengan anakmu. ” kata Park Dongho yang tiba – tiba datang. ” Apa kau pikir kau akan mendapatkan ku semudah itu pengacara Park?” tantang Nam Il Ho.
Nam Gyu Man terduduk diam di ruangan selnya. Teringat di saat ayahnya menunjuk dirinya menjadi president Il Ho Grup. Kemudian di saat ayahnya mengatakan bahwa dirinya bukan lagi anaknya. Park Dongho pernah mengatakan bahwa Nam Il Ho adalah orang yang suka membuang orang jika orang tsb sudah tak berguna baginya. ” Dan itu akan terjadi juga kepadamu anaknya… ” kata Dongho pada saat itu. Dan benar saja. Hal itu terjadi kepadanya saat ini. Ayahnya mengabaikannya. Membiarkannya dihukum mati. Padahal Nam Gyu Man adalah anaknya. Nam Gyu Man mengambil kursi. Meletakkannya diatas jendela. Setelah itu dia melepas baju tahanannya dan mengikatkannya di jendela. Nam Gyu Man terdiam. Nampak berpikir. Matanya berkaca – kaca. Entah apa yang saat ini sedang ia pikirkan. Sesaat kemudian kursi tsb jatuh di lantai.
Nam Il Ho sangat shock mendengar kabar kematian anaknya. Tak menyangka bahwa anaknya akan mengakhiri hidupnya di penjara seperti saat ini. Nam Il Ho terlihat sangat tua sekarang. Dia tampak kelelahan. Nam Il Ho ounmeluaokan keterkejutannya dengan tangisan.
Berita bunuh diri Nam Gyu Man tersiar di seluruh antero kota. Sangho memberikan sesuatu kepada Dongho yang membuat Dongho terkejut. Byeonduri Law Firm yang menyaksikan berita ini juga merasa tidak baik. ” Sampai akhir hidupnya Nam Gyu Man selalu mencari jalan keluar yang mudah daripada harus membayar kejahatannya. ” kata Manager Yeon. Seo Jinwoo masuk ke dalam ruangan rahasianya.
Perlahan In Ah memasuki ruangan Jinwoo. Menghampiri Jinwoo yang sedang menatap gambar di dinding kamarnya. Foto dengan wajah Nam Gyu Man sudah dicoret dengan menggunakan tinta merah. Foto tsb berada di paling atas. Yang menandakan bahwa misi mereka telah selesai. In Ah dan Jinwoo saling berpandangan sambil tersenyum.
Nam Il Ho berusaha untuk menghubungi Hong Mo Suk. Namun selalu ditolak. Ternyata Hong Mo Suk tengah bernegosiasi dengan lembaga hukum yang lain. Dia ingin mengkhianati Nam Il Ho untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Nam Il Ho ditangkap atas kejahatan yang dibuatnya. ” Aku turut berbelasungkawa atas kematian putramu. Aku harap kau bisa bekerja sama dengan hukum setidaknya untuk mendiang anakmu..” kata Jaksa Tak. Nam Il Ho tak menjawab. Dia juga tak melawan di saat kepolisian memasangkan borgol di tangannya.
Berita penangkapan Nam Il Ho ini juga menyebar ke seluruh penjuru Korea. Jaksa Tak merasa lega. Seakan – akan sakit dadanya selama 10 tahun telah sembuh. ” Masih ada misi yang lain yang belum kita selesaikan. Misi menangkap rubah…” kata Dongho sambil tersenyum.
Seo Jin Woo mengungkapkan keinginannya untuk berhenti menjadi pengacara. Dia menjadi pengacara karena ingin membersihkan nama ayahnya. Kini keinginannya sudah terwujud. Dia sudah berhasil menangkap Nam Gyu Man dan membersihkan nama ayahnya dari tuduhan pembunuhan. Dia juga ingin beristirahat. Selama ini semua sangat melelahkan baginya. ” Wahhh…kau sudah dewasa sekarang…” puji In Ah. Jinwoo tersenyum. ” Kau juga…berhenti untuk mencampuri urusan orang lain….” kata Jinwoo. In Ah merasa bahwa Jika dia tidak mencampuri urusan Jinwoo pada saat itu mereka tak akan bertemu seperti sekarang ini. Jinwoo kembali teringat bagaimana dulu In Ah selalu mencampuri urusannya. Namun justru In Ah yang selama ini ada di sampingnya. Berjuang bersama membantunya. Sampai akhirnya mereka berhasil melakukannya. ” Aku pikir kita memiliki banyak kenangan indah bersama dulu…” kata Jinwoo. In Ah pun mengajak Jinwoo untuk benar – benar melakukan apa yang belum pernah mereka lakukan ketika mereka berkencan. Shopping, menonton film dan lainnya. Jinwoo pun mengangguk setuju.
In Ah kembali ke rumahnya. Ibunya hanya menyajikan makanan sederhana karena In Ah pulang terlambat. Tapi In Ah tak marah, malahan tersenyum. Ibu In Ah khawatir bahwa In Ah tak bisa menangani Jinwoo. Tapi In Ah meyakinkan ibunya bahwa dia baik – baik saja. ” Darimana kau mendapatkan keras keoalamu itu?” tanya Ibu In Ah. ” Darimana lagi? Tentu saja aku mendapatkannya darimu. ” kata In Ah sambil tersenyum. Ayah In Ah keluar dari kamar dan senang melihat anak dan ibu bisa akrab kembali. Ibu In Ah tak bisa menyalahkan siapapun karena dia yang melahirkan In Ah. ” Kau tahu bahwa semua yang dikatakannya itu tak sungguh – sungguh kan?” tanya Ayah In Ah. In Ah mengangguk sambil tersenyum. Dia mengerti ibunya dengan sangat baik.
Pengacara Hong tengah berbicara dengan atasannya di perusahaan yang baru. Namun Lee In Ah dengan timnya masuk dan membawa surat penangkapan untuknya. Hong Mo Suk ditangkap dengan tuduhan telah menerima uang 1 juta dollar dari Il Ho Grup, menyembunyikan fakta tentang pembunuhan Oh Jung Ah dan Seok Joo Ill. Partnernya di tim yang baru pun terkejut dan meninggalkan Hong Mo Suk. Hong Mo Suk tak menyangka dia akan ditangkap seperti ini. ” Apa kau pikir kejahatanmu akan dibiarkan? Kau adalah aib untuk profesi buku. Aku pastikan bahwa Jaksa rendahan seperti mu tidak akan bisa berkuasa lagi…” kata In Ah.
In Ah dianggap adalah Jaksa yang bisa menangkap Hong Mo Suk. Itulah yang disampaikan oleh Tak Young Jin. Tak Young Jin mendukungnya dengan memberikan sejumlah dokumen yang bisa mendukung penangkapan Hong Mo Suk. Hong Mo Suk ditahan tanpa perlawanan.
” Apa kabarmu ayah? Sudah lama aku tak mengunjungi mu…” kata Jinwoo sambil menatap foto keluarganya di rumah abu. Jinwoo mengunjungi ayahnya. Dia berharap sebelumnya bahwa dia dan ayahnya bisa hidup tenang seperti orang lain setelah dia kehilangan ibu dan kakaknya. Tapi nyatanya tidak. Nam Gyu Man dan Il Ho grup mengusik ketenangan hidupnya. Park Dongho masuk ke rumah abu tsb. Ternyata hari itu adalah hari kematian ayah Park Dongho dan ibu serta kakak Seo Jinwoo. Park Dongho menyapa Jinwoo. Jinwoo menatap Dongho dengan pandangan bertanya. ” Apa kau seorang pengacara?” tanya Jinwoo. Dongho mengerti. Jinwoo sudah lupa akan dirinya. Jinwoo kemudian ingat akan Dongho. Namun hal yang diingatnya adalah hal yang dulu. Disaat Jinwoo baru pertama kali bertemu denga Dongho. Ingatannya hanya sebatas itu. ” Orang tuamu dan orang tuaku memiliki hari kematian yang sama… oleh karena itu kita sering bertemu disini Jinwoo…” kata Dongho. Jinwoo mengangguk. ” Aku pikir kita memiliki kesamaan…aku juga pengacara…” kata Jinwoo. Dongho juga bercerita bahwa mereka sering bersimpangan satu sama lain. Jinwoo kemudian berpamitan, tak lama dia menghentikan langkahnya. ” Apakah kau tau bahwa akan sangat baik jika pengacara saling memuji pengacara lain?” Jinwoo menoleh ke arah Dongho. Dongho menahan air matanya. ” Tolong wakili aku.. ” kata Dongho. ” Jika aku melihatmu..aku selalu memikkirkan kata – kata itu..” kata Jinwoo kemudian meninggalkan Park Dongho yang air matanya mulai turun di pipinya.
Jinwoo membakar semua buku dan peralatan di ruang rahasianya. 2 buku kecil di tangannya. Bertuliskan ” kenangan yang ingin aku ingat ” dan ” kenangan yang ingin aku lupakan “. Kemudian dia mengambil buku yang ” kenangan yang ingin aku lupakan ” ke dalam pembakaran.’
Keesokan harinya In Ah mendatangi kantor Jinwoo. Nampak sepi. Tak ada Jinwoo, manager Yeon ataupun Pengacara Song. In Ah masuk ke dalam ruang rahasia Jinwoo. Semuanya bersih. Tak ada barang – barang ataupun buku milik Jinwoo disana. Yang tersisa di meja adalah boneka monyet pemberian Ha Young . Ada sebuah kalung dengan cincin si leher boneka tsb. In Ah mwngambilnya. Dan sebuah mini layar komputer di mana di sudut tab terdapat pesan dengan tulisan tangan Jinwoo ” untuk In Ah “.
In Ah duduk dan mengambil tablet tsb. Menyalakannya dan ada pesan video dari Jinwoo ” In Ah…..jika kau melihat video ini, mungkin aku sudah banyak kehilangan ingatanku. Aku tahu dari hatimu bisa kau ingin terus berada si sisiku. Aku melihatnya dari matamu. Tapi aku tak ingin membuatmu lebih menderita lagi. Kalaupun aku kehilangan semua ingatanku. Aku tak akan melupakanmu. Dan aku akan terus mengingatmu.” In Ah menangis tersedu – sedu. Memegang kalung cincin pemberian Jinwoo erat – erat.
1 tahun kemudian…..
Park Dongho berhasil membela seorang nenek miskin dari lawannya. Hal ini sangat mengesankan bagi Kang Suk Gyu yang menjadi hakim persidangan tsb. ” Dia bilang dia mencintaiku dan menginginkan aku untuk bertemu cucunya. Aku hanya terlalu populer. ” kata Dongho. Suk Gyu tersenyum melihat kelakuan Dongho. Tak lama In Ah hadir diantara mereka. ” Apa kau belum mendengar kabar dari Jinwoo?” tanya Suk Gyu. In Ah menggeleng. Ini sudah setahun sejak Jinwoo menghilang. In Ah mengatakan bahwa pasti Jinwoo melakukan hal yang baik di luar sana. Sementara Dongho menganggap bahwa yang dilakukan Jinwoo menghilang, agar dia tak banyak merepotkan orang yang berada di sekitarnya.
Ternyata Park Dongho mengambil alih Byeonduri Law Firm. Dia yang meneruskan perjuangan Jinwoo. Ini pesan Jinwoo sebelum dia pergi meninggalkan orang – orang terdekat nya. ” Aku pikir aku tidak bisa lagi datang ke pengadilan. Aku memintamu untuk meneruskannya. Bantu mereka. Bantu mereka yang membutuhkan perlindungan hukum seperti ku. Bantu bela mereka di ruang sidang yang dingin. ” kata Jinwoo. ” Aku akan melakukannya. ” kata Dongho mantap. Begitulah. Akhirnya Manager Yeon, Song Jae Ik dan Park Dongho membantu mereka yang lemah dalam hukum. Walaupun mereka hanya bisa dibayar dengan menggunakan ubi jalar.
Tanpa di sangka In Ah bertemu dengan Jinwoo di tempat dimana Jinwoo menggantungkan kenangan bersama ayahnya. Namun Jinwoo melewati In Ah begitu saja. Tak lama Jinwoo menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke arah In Ah. Mata In Ah berkaca – kaca. Jinwoo menatapnya. ” Ah…jika kita pernah bertemu sebelumnya, aku minta maaf. Ingatanku tak begitu baik..” kata Jinwoo. In Ah mengerti. Sepertinya Jinwoo sudah kehilangan ingatannya. ” Tidak…aku yang salah…kau mirip sekali dengan orang yang aku kenal. ” kata In Ah. ” Baiklah kalau begitu….” Jinwoo pun pergi meninggalkan In Ah.
” Aku yakin potongan – potongan ingatanku ada bersamamu. Dimanapun kamu berada…aku berharap kau bahagia..” tulis Jinwoo di kertas yang digantungkan di pohon. In Ah membacanya. Dia mengembangkan senyuman nya dan meneteskan air mata. Dia menangis dan tersenyum dalam waktu yang bersamaan. In Ah mengejar Jinwoo. ” Permisi….” kata In Ah di belakang Jinwoo. Jinwoo menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah In Ah. In Ah menunjukkan kalung pemberian Jinwoo dan bertanya apakah Jinwoo mengingat kalung tsb. ” Tidak…” kata Jinwoo. Entah apa maksudnya In Ah menarik napas lega. Kemudian mengikuti Jinwoo berjalan di belakangnya. Tersenyum lebar.
Byeonduri Law Firm tim juga melihat video yang ditinggalkan oleh Jinwoo. Jinwoo mengucapkan terima kasih karena sudah bisa menghabiskan waktu bersama mereka. Jinwoo juga mengucapkan terima kasih atas semua kenangan manis yang mereka lalui bersama.
” Aku adalah pengacara yang bisa mengingat semuanya…itu adalah kelebihan dan kelemahanku…Karena kenangan aku sedih dan bahagia di waktu yang sama…Kenanganku mungkin akan hilang…tapi kenyataan bahwa aku ada…tak akan hilang…” – Seo Jin Woo
T A M A T