Gongshim memasak makanan untuk DanTae. Banyak sekali makanan yang dia masak pagi itu. Kemudian dia mengantarkannya ke rumah DanTae.
DanTae menerimanya dengan senang. Gongshim menemaninya makan. Dia senang melihat DanTae makan dengan lahap. Bahkan Gongshim membantunya mengambilkan air. DanTae merasa bahwa dia adalah lelaki paling beruntung di dunia. ” Jika kau merasa beruntung seperti ini, aku bisa melakukannya ribuan tahun untukmu. ” kata Gongshim sambil tersenyum. DanTae menatap Gongshim. Penuh dengan perasaan dia mengatakan, ” Benarkah?” . Gongshim tiba – tiba merasa kepanasan. Begitu juga dengan DanTae. DanTae meminta Gongshim melepas wignya jika kepanasan. Mereka sudah cukup dekat satu sama lain. Tapi Gongshim menolak.
Tiba – tiba DanTae menarik wig Gongshim. Gongshim menutupi wajahnya. Dia takut jika botak di rambutnya terlihat oleh DanTae. Namun Gongshim terkejut saat dia meraba, di bagian botak rambutnya sudah tumbuh rambut. ” Rambutmu sudah tumbuh sekarang, Gongshim..!!” DanTae membantu melihat di kepala bagian atas Gongshim. Sudah tak terlihat lagi bagian yang botak. Semuanya sudah ditutupi oleh rambut. Gongshim sangat senang. Begitu juga dengan DanTae. Keduanya bersorak. Saling berpegangan tangan dan berputar – putar dalam ruangan tsb. ” Aku mencintaimu..” kata Gongshim tiba – tiba di tengah keriangannya. Mereka langsung berhenti berputar. Saling menatap satu sama lain. DanTae menyentuh pipi Gongshim. Perlahan mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Gongshim. Gongshim tak menolak. Dia hanya diam di tempat. Gongshim memejamkan matanya. Bibir DanTae mulai menyentuh bibirnya. Mereka berciuman. Tangan mereka juga saling menggenggam erat.
TIIIITTTTT…Gongshim dibangunkan oleh suara penanak nasi yang memberitahu bahwa nasi yang dimasak Gongshim sudah masak. Semua tadi hanya ada dalam mimpi Gongshim. Dia bermimpi mengatakan Cinta pada DanTae dan bermimpi keduanya berciuman. Gongshim kemudian mengantarkan makanannya ke rumah atap. Tak sama seperti dalam mimpinya, kali ini sepertinya DanTae tak ada di rumah. Tak ada jawaban dari dalam rumah ketika Gongshim mengetuk pintunya.
DanTae kembali menatap badge berlogo Star Grup. Dia kembali teringat di saat dia menemukan badge tsb di genggaman tangan ayahnya yang tak sadarkan diri. Dia yakan bahwa yang telah membuat ayahnya koma adalah orang yang berasal dari Star Grup. Dia memasukkan badge tsb ke dalam sebuah amplop. Di mana ada kertas yg bertuliskan ” Aku menemukannya di Blue Sky Arboretum. Ini sepertinya bernilai..” . Kertas tsb dia masukkan ke dalam amplop bersamaan dengan badge. Kemudian dia memberikannya pada Ho Joong, pemuda yang dulu pernah ia bantu dalam kasusnya. DanTae meminta Ho Joong untuk mengantarkan amplop tsb ke meja informasi Star Grup satu jam kemudian. Dan rahasiakan bahwa DanTae yang sudah mengirim amplop tsb.
Nenek, Yeom Tae Cheol dan Seok Dae Hwa memandangi DanTae yang asyik bermain dengan mobil pembersih. Seok Dae Hwang menggelengkan kepalanya. Dia mengatakan bahwa seharusnya DanTae melamar posisi sebagai staff kebersihan saja, dan bukan sebagai Sekertaris. Nenek tersenyum memandang DanTae. Kemudian nenek mengajak pergi dari tempat itu. Ada salah satu staff di Star Group memberikan sebuah amplop kepada Seok Dae Hwang. Itu adalah amplop yang dikirimkan oleh DanTae. Nenek melihat amplop tsb. ” Badge siapa yang hilang?” tanya nenek. Kemudian dia melihat bahwa Seok Dae Hwang dan Yeom Tae Cheol tak memakai badge tsb. Nenek kemudian marah kepada mereka berdua. Mereka hanya menggunakan badge disaat pertemuan yang dihadirio oleh nenek. ” Badge itu dibuat bukan hanya sebagai hiasan yang ditempel di jas kalian. Kalian seharusnya bisa memberi contoh yang baik. ” kata nenek. Nenek kemudian mengambil badge itu dan mengatakan bahwa dia akan mencari tahu siapa pemilik badge tsb. Wajah Yeom Tae Cheol nampak cemas. Badge itu adalah miliknya. Pasti terjatuh di saat dia bertengkar dengan Ahn Soo Young. Nenek mengambil badgenya. Bagaimana dia akan mengatasi hal ini?
Nenek meminta DanTae untuk memeriksa siapa excekutive yang kehilangan badgenya. Seok Dae Hwang menjelaskan bahwa badge itu adalah badge khusus excekutive yang bekerja di Star Grup. Badge itu dibuat setahun yang lalu saat Star Grup merubah logo mereka. Orang yang meninggalkan Star Grup harus menyerahkannya kembali ke perusahaan. ” Pasti ada satu kecurangan, hingga seseorang meninggalkannya di luar ” kata Dae Hwang. Nenek pun meminta DanTae melaporkan kepadanya hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada semua Excekutive.
DanTae mulai beraksi. Bahkan dia memeriksa para excekutive hingga ke kamar mandi. Para Excekutiv merasa aneh mengapa DanTae memeriksa badge mereka.
Presdir Seok Dae Hwang tak luput dari pemeriksaan DanTae. “Jika kau sudah selesai memeriksanya, silahkan pergi. Aku agak sibuk..” kata Dae Hwang. Namun DanTae tak segera pergi. Ternyata Seok Dae Hwang tak menyadari bahwa badgenya tidak ada. DanTae bertanya kapan dia kehilangan badgenya. Dae Hwang mencoba mengingat – ingat. Dan Tae menawarkan diri untuk memeriksa ke tempat dimana Seok Dae Hwang kunjungi pagi tadi. Tapi Dae Hwang menolak. Dia akan memeriksanya sendiri. ” Jika kau sudah menemukan badgemu, tolong beritahu aku secepatnya. CEO menunggu laporanku. ” kata Dan Tae.
Seok Dae Hwang datang ke area bermain anak – anak. Pagi tadi dia bermain ayunan dengan anak – anak disana. Namun dia tak menemukan badgenya. Kemudian dia pergi ke pet cafe. Dia memanggil Judy, salah satu anjing di sana. Penjaga pet cafe itu menyaoa Dae Hwang. Dia mengatakan bahwa Dae Hwang berkunjung 2x hari itu. ” Apakah kau melihat benda sekecil ini? Sebuah badge?” tanya Dae Hwang. Penjaga tak melihatnya. Dia berjanji akan memberitahu DaeHwang jika dia menemukannya. Kemudian Judy, meminta DaeHwang untuk mengikutinya. Ternyata Badge nya terjatuh di mangkuk makanan anjing. DaeHwang senang karena sudah menemukan badgenya. Dia pun memeluk Judy dengan bahagia.
Orang terakhir yang belum dicek oleh DanTae adalah Yeom Tae Cheol. Saat DanTae pergi ke ruangannya, TaeCheol tak ada di tempat. Dia hanya bertemu dengan sekretarisnya. ” Berapa orang yang belum kau periksa?” tanya Tae Cheol begitu dia sudah bertemu dengan Dan Tae. DanTae menjawab bahwa tersisa 2 orang lagi. Seok Joonsoo dan Gwak Seung Jin yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke China. Di Jas Tae Cheol sudah terpasang sebuah badge. Ternyata TaeCheol meminjam badge dari Gwak Seung Jin. Dia mengatakan bahwa badgenya tertinggal di rumah dan dia harus menghadiri pertemuan dengan CEO. Gwak SeungJin pun meminjamkannya kepda Yeom Tae Cheol. Tae Cheol kini cemas karena Gwak SeungJin akan kembali lusa dan dia harus menyerahkan kembali badgenya. ” Apakah kau baik – baik saja?” tanya DanTae. ” Kenapa kau peduli?” tanya TaeCheol ketus. DanTae hanya melihat bahwa TaeCheol terlihat pucat. Lalu dia berpamitan sambil mengucapkan terima Kasih atas kerjasamanya.
Gongshim menghentikan langkahnya tiba – tiba di saat dia melihat ada kontes pemilihan maskot sebuah restoran. Hadiahnya lumayan. Gongshim berniat untuk mengikutinya.
Ayah dan Ibu Gongshim bersiap untuk pergi ke pemakaman keluarga. Malam itu Gongshim harus tinggal sendiri di rumah karena GongMi juga sedang dalam perjalanan bisnis ke Busan. Ayah Gongshim menggoda Gongshim dengan mengatakan bahwa akan banyak hantu di rumah. ” Ayah…aku bukan anak kecil lagi..” kata Gongshim.
Setelah kedua orang tuanya pergi, Gongshim mulai menggambar. Dia menggambar untuk maskot restoran gurita. Tiba – tiba lampu di rumahnya padam. Gongshim ketakutan. Karena panik, saat akan berjalan keluar, kaki Gongshim menabrak meja dan dia pun terjatuh. Masih dalam keadaan takut, Gongshim mengambil ponselnya dan menyalakan senter. Dia berusaha mencari box listrik. Karena gelap, lagi – lagi Gongshim terjerembab ke belakang. Punggungnya sakit. Dengan tergesa – gesa Gongshim membuka pintu hendak mencari jalan keluar.
DanTae yang kebetulan baru saja pulang, terkejut mendengar ada suara gaduh dari dalam rumah Gongshim. DanTae mengetuk pintu Gongshim dengan keras. Suara Gongshim di dalam juga makin terdengar keras. DanTae khawatir terjadi sesuatu dengan Gongshim di dalam karena teriakan Gongshim begitu keras. Akhirnya Gongshim berhasil keluar. Dengan nafas terengah – engah Gongshim mengatakan bahwa lampu di rumahnya padam. Gongshim mengajak DanTae ke dalam rumahnya agar DanTae bisa membantunya memerikaa listrik yang padam. Gongshim bertanya apakah DanTae bisa memperbaiki listrik yang padam. ” Itu bukan bidang sekolahku, jadi aku tak bisa. ” kata DanTae. ” Ayahku bisa memperbaikinya walaupun dia bukan lulusan kejuruan listrik.” kata Gongshim. Gongshim akhirnya membantu mencari di internet. Wajah Gongshim terlihat menakutkan dengan sorotan lampu dari ponsel. DanTae terkejut dan itu juga membuat Gongshim kaget. Dua – duanya berteriak karena ketakutan. Gongshim pun menjatuhkan ponselnya. DanTae ingin mengambilnya, namun berakhir dengan dirinya yang mendesak Gongshim jatuh. Dengan sigap DanTae menangkap Gongshim dan wajah keduanya kembali berdekatan untuk sesaat.
Keduanya dikejutkan oleh kedatangan ayah dan ibu Gongshim. Mereka batal ke acara pemakaman karena orang yang di sangka meninggal masih hidup. Gongshim dan DanTae segera bersembunyi. Dengan terburu – Buru DanTae masuk ke dalam kamar Gongshim. Ibu Gongshim memanggil Gongshim. Namun tak ada jawaban. Mereka menyangka bahwa Gongshim sudah tidur. Ayah Gongshim pun memperbaiki listrik yang padam. Dan listrik kembali menyala. Gongshim kembali tergesa – gesa dari kamarnya. ” Lampunya padam.. mengapa kau tak melakukan apa-apa?” tanya ayah Gongshim. Gongshim mengatakan bahwa lampunya baru saja padam. ” Aku akan kembali ke kamarku..” kata Gongshim sambil mengambil peralatan menggambarnya. Ibu Gongshim masih kesal karena kasus pemakaman ini.
DanTae Buru – Buru bersembunyi begitu pintu kamar Gongshim dibuka. ” Ini aku…aku…” kata Gongshim berbisik. DanTae tidak jadi sembunyi. DanTae mendengar apa yang dikatakan ayah dan ibu Gongshim soal mengapa mereka pergi. ” Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tak melakukan kesalahan dan sekarang aku bersembunyi. Aku bahkan sekarang tak bisa keluar. ” kata DanTae. ” Ya.. kau benar. Tapi mereka bisa saja bertanya apa yang kita lakukan di kegelapan. Kau kehilangan kesempatan untuk pergi sekarang. Kau tidak boleh pergi. ” kata Gongshim. Gongshim mengatakan bahwa sebaiknya DanTae menunggu disana sampai situasi aman. ” Tapi tidak akan lama kan?” tanya DanTae. Gongshim menggeleng. Ayah dan ibunya akan segera tidur. DanTae mengendus – endus akan sesuatu. Dia mencium bau samgyupsal. Mereka berdua saling bertatapan. Jangan – jangan……..perut DanTae juga sudah berbunyi tanda dia lapar.
Ayah dan Ibu Gongshim sedang makan Samgyupsal karena mereka kelaparan. Bahkan mereka meminta Gongshim untuk bergabung. DanTae, yang bersembunyi di dalam kamar Gongshim benar- benar merasa kelaparan. Dia menahan mencium aroma Samgyupsal yang menggoda tsb. Gongshim kemudian membuatkan 1 potong daging samgyupsal yang dibungkus oleh Lettuce untuk DanTae.
” Hey…kau mau kemana?” tanya ayah Gongshim begitu melihat Gongshim membawa makanan itu dikamar. Gongshim mengatakan bahwa dia akan memakan daging itu di kamar. Gongshim menyapi DanTae dengan daging di tangannya. DanTae masih sedih. Dia merasa tak cukup dengan 1 potong daging. Kemudian Gongshim kembali keluar dan membawakan beberapa potong daging lagi untuk DanTae.
Gongshim membungkus banyak daging + bawang dan juga daun Lettuce. ” Kau kan tidak makan bawang..” kata ibu Gongshim ketika melihat Gongshim membungkus bawang di daun lettucenya. Gongshim beralasan bahwa dia butuh banyak energi akhir- akhir ini. Ayah dan ibu Gongshim meminta Gongshim untuk mengajak DanTae. Mereka masih punya banyak daging untuk dibagikan. Bagaimana bisa, sementara DanTae berada di dalam kamar Gongshim. DanTae yang mendengar percakapan itu sangat menyesal. Harusnya dia bisa makan disana dan tak sembunyi seperti ini. ” Aku pikir dia sedang sibuk akhir- akhir ini..” kata Gongshim. Kemudian dia mengatakan bahwa dia akan kembali memakan dagingnya di kamar. Ayah dan ibu Gongshim merasa aneh.
” Kenapa kau tak bersembunyi?” tanya Gongshim pada DanTae. DanTae tak merasa berbuat salah. Oleh karena itu dia akan keluar dan mengatakan yang sebenarnya kepada orang tua Gongshim. Tapi Gongshim menolak. ” Tapi aku tak melakukan sesuatu yang salah. Aku tak bisa menahan untuk makan dengan cara seperti ini..” kata DanTae. Gongshim mencoba menghalangi DanTae yang ingin keluar. Tetapi tiba – tiba ibubya memanggil. Dengan kedua tangan yang masih memegang Samgyupsal, Gongshim mendorong tubuh DanTae ke balik pintu. Posisi keduanya berdekatan sekarang. DanTae masih saja berusaha memakan samgyupsal yang berada di tangan Gongshim. Gongshim mencegahnya karena jika DanTae memakan itu bisa menimbulkan suara. Lalu ayah Gongshim mengatakan bahwa saudara mereka benar – benar meninggal kali ini. Akhirnya DanTae menyadari posisinya dengan Gongshim sekarang. DanTae memandang Gongshim. Gongshim menghindari pandangan mata DanTae.
Akhirnya DanTae bisa makan Samgyupsal di tangan Gongshim setelah kedua orangnya pergi meninggalkan kamarnya. Gongshim mengatakan bahwa DanTae harus tetap tinggal di Kamar Gongshim sampai situasi terkendali. Gongshim akan keluar kamar dan meminta DanTae untuk tetap tinggal di kamar Gongshim.
Sepeninggal Gongshim, DanTae melihat – lihat buku gambar Gongshim. Ternyata ada banyak gambar tentang dirinya. Hampir semua kejadian yang melibatkan dirinya, Gongshim menggambarnya dalam buku tsb. Ada satu gambar yang membuat DanTae terpaku. Disana ada gambar dirinya dan ada gambar Gongshim yang sedang menatap ke arahnya dengan sembunyi – sembunyi. Di atas gambar tsb ada tulisan, ” Haruskah aku mengatakan bahwa aku menyukainya?” . DanTae terpaku melihat gambar ini.
Gongshim masuk ke dalam kamarnya dan DanTae buru – buru merapikan meja Gongshim. Gongshim mengatakan bahwa kedua orang tuanya sudah tidur dan DanTae bisa pulang. ” Terima kasih untuk Samgyupsalnya. Selamat malam.” kata DanTae. Gongshim meminta maaf karena DanTae merasa repot.
Dan Tae berdiri di luar rumahnya. Memandang bunga matahari yang ia berikan pada Gongshim. Dia teringat kembali ketika Gongshim ingin pergi ke Jeju. Gongshim meminta pendapat DanTae. Tapi DanTae menyuruh Gongshim untuk pergi dan Gongshim marah padanya saat itu.
Sementara Gongshim sebaliknya. Perasaannya pada DanTae sudah tumbuh sekarang. Dia senang DanTae tadi berada di rumahnya. Banyak sekali momen yang mendekatkan dirinya pada DanTae. Gongshim terua tersenyum mengingat kejadian yang baru saja dialaminya bersama DanTae.
Keesokan paginya giliran Gongshim yang menunggu DanTae untuk bekerja. Dia mondar – mandir di depan minimarket. DanTae sudah melihat Gongshim dari atas. Dia tahu bahwa Gongshim sedang menunggunya. Begitu DanTae turun, Gongshim menyambutnya. Gongshim mengikuti DanTae yang akan berjalan ke kantor. ” Mengapa kau mengikutiku?” tanya DanTae. ” Aku tak mengikutimu. Aku hanya berjalan di jalanku..” kata Gongshim. Gongshim bertanya apa makanan kesukaan DanTae. Dia akan memasakkannya untuk DanTae malam nanti. Tapi DanTae berkata bahwa dia akan telat pulang. Gongshim meminta DanTae agar memberitahunya jika dia pulang cepat nanti malam.
2 orang yang belum diperiksa oleh DanTae soal badgenya adalah Seok Joonsoo dan Director Gwak yang sedang ke China. Directur Gwak akan datang ke kantor siang itu. Nenek mengatakan bahwa mereka akan menemukan siapa yang kehilangan badge hari itu. Seok Dae Hwang mengira pasti yang kehilangan badge itu adalah Direktur Gwak. Sementara JoonSoo tak mungkin kehilangan badgenya. Sementara Yeom Tae Cheol berusaha menutupi wajah cemasnya.
Yeom Tae Cheol mengikuti adiknya Yeom Tae Hee ke ruangan Joon Soo. Tae Hee bermaksud mengajak makan siang anak laki – lakinya. Namun apa daya, Joonsoo mengatakan bahwa dia tak bisa karena harus pergi ke seminar. Joonsoo merapikan barang – barang yang akan dibawanya. Sebuah tas berwarna abu – abu dan tentu saja jas, dimana terdapat badge Star Grup. TaeCheol terus memperhatikan jas tsb. Joonsoo rak mengenakan jasnya dan hanya menaruhnya di atas tas. Ternyata Ibu Joonsoo mengajak GongMi untuk bisa makan siang dengan mereka. Joonsoo harus meminta maaf karena dia tak bisa melakukan itu. ” Tak apa..” kata GongMi. ” Joonsoo..apakah kau akan menggunakan mobil kantor?” tanya TaeCheol. Joonsoo mengatakan bahwa dia akan menyetir sendiri kali itu. ” Kalian sudah selesai..? Aku minta maaf karena aku harus pergi. ” kata Joonsoo. akhirnya mereka semua keluar dari ruangan.
Joonsoo meletakkan tas dan jasnya di jok belakang mobilnya. Ketika dia hendak membuka pintu pengemudi, TaeCheol menelpon mengatakan bahwa dia membutuhkan sebuah dokumen. ” Ah.. mungkin itu ada di ruanganku, aku akan mengambilnya sebelum aku pergi. ” kata Joonsoo. Kemudian dia kembali lagi ke dalam gedung. Belum sampai ruangannya, TaeCheol mengatakan bahwa dia sudah menemukan dokumennya. Joonsoo pun harus kembali lagi ke tempat parkir.
Dan Tae memeriksa latar belakang Director Gwak. Tidak ada hal yang mencurigakan darinya. Dia sepertinya tak memiliki alasan untuk membuat ayahnya terluka. Dengan jujur Direktur Gwak mengatakan bahwa badge miliknya dipinjam oleh Yeom TaeCheol 2 hari lalu saat dia ingin terbang ke China. Dan Direktur Yeom belum mengembalikannya.
Kemudian, tak lama Direktur Yeom datang. ” Direktur Yeom, apakah kau meminjam badge dari Direktur Gwak?” tanya DanTae. Tanpa menjawab, Direktur Yeom langsung memberikan badge milik Direktur Gwak kepada pemiliknya. DanTae melihat kejadian tsb. ” Aku meninggalkan badge ku dirumah saat aku akan meeting. Jangan bilang pada Ceo kalau aku meminjam badge..” katanya Yeom TaeCheol pada DanTae. DanTae mengangguk. Yeom TaeCheol meninggalkan DanTae dengan tersenyum.
Jadi, dia mengikuti Joonsoo hingga ke tempat parkir. Disaat Joonsoo menaruh tasnya dibelakang, dia memperhatikannya. Kemudian dia menelpon Joonsoo untuk mencarikannya sebuah dokumen. Ketika Joonsoo kembali ke ruangannya, TaeCheol mengambil tas Joonsoo dan jasnya. Dia mengambil badge Joonsoo. Akan sangat terlihat jika dia hanya mengambil badge saja. Jadi dia memutuskan untuk mengambil semua barang Joonsoo, hingga terkesan bahwa ini sebagai kasus pencurian, daripada hanya mengambil badgenya saja.
Joonsoo pergi tanpa memeriksa kembali apakah tasnya masih ada atau tidak. Saat kembali dari membeli kopi, dia baru sadar bahwa tasnyaa telah hilang. Dia pikir, tasnya hilang disana karena dia memarkir mobil dengan jendela terbuka.
Gongshim sudah menyelesaikan gambarnya, untuk perlombaan maskot restoran. Dia memandang gambarnya dengan puas. Masih terbayang kata – kata DanTae yang mengatakan bahwa DanTae adalah fans Gongshim. Dia merasa gambar Gongshim membuatnya semangat. DanTae ingin Gongshim terus menggambar. Gongshim menerima telepon dari Joonsoo. ” Apa? Bagaimana bisa kau kehilangan tasmu dan juga semua dokumenmu?” tanya Gongshim. Joonsoo meminta Gongshim untuk bertemu dengannya. Gongshim memandangi gambarnya yang harus dia serahkan ke restoran hari itu juga. Dia juga bingung karena harus menemui Seok Joonsoo.
JoonSoo ingin membuka perusahaannya sendiri tanpa ikut campur kedua orang tuanya. Karena dia tang ingin orang lain mengatakan bahwa dia memperoleh semua dari Harta orang tuanya. Hari itu dia berbohong kepada orang kantor akan datang ke sebuah seminar. Padahal dia dijadwalkan untuk melakukan presentasi ke kliennya. Semua data yang ia perlukan ada di tas tsb. Tapi sekarang tasnya sudah hilang dan dia harus membuat semua bahan presentasinya dari awal. ” Apa yang bisa kulakukan?” tanya Gongshim. ” Kau membantuku untuk membuat presentasi. Aku melakukan ini secara rahasia jadi aku tak bisa memanggil orang kantor. ” kata Joonsoo. Mereka hanya memiliki waktu 2 jam untuk mempersiapkan presentasi.
Gongshim dan Joonsoo bekerja sama agar pekerjaan itu bisa cepat selesai. Akhirnya Joonsoo bisa menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu.
Karena tak ada waktu lagi, dia langsung pergi setelah berterima Kasih pada Gongshim. Dia berjanji akan menghubungi Gongshim nanti.
Gongshim teringat bahwa dia belum menyerahkan gambar untuk perlombaan kontes. Dengan berlari, dia menuju ke toko yang mengadakan kontes. Ternyata yang mengikuti kontes itu cukup banyak. Sekitar 100 orang. ” Dan…ini pun sepertinya tak akan mudah…” kata Gongshim.
Yeom Tae Hee merasa cocok dengan GongMi. Dia merasa bahwa GongMi adalah temannya. Sementara GongMi merasa senang karena bisa mengambil hati ibu Joonsoo. Tae Hee pun hendak mengantar GongMi pulang. Di tengah jalan, ada orang yang berjalan ke arah mereka. Kemudian orang tsb menabrak mobil dan jatuh. Tae Hwe terkejut dan langsung panik. Pria tsb meminta bayaran yg besar pada Tae Hee karena telah menabraknya. Namun tiba – tiba GongMi melarangnya. “Tindakanmu terekam oleh Blakbox di mobil ini dan disana..” kata GongMi sambil menunjuk mobil Yeom Tae Hee dan mobil di depannya. GongMi mengatakan bahwa pria itu yang berjalan menuju ke arah mobil, menabrakkan diri dan kemudian terjatuh. ” Siapa kau? ” kata pria itu dengan terbata – bata. Dia canggung karena aksinya ketahuan oleh Gongmi. GongMi memberikan kartu namanya. Muka si pria langsung ketakutan. Dia langsung berubah menjadi sehat dan langsung pergi meninggalkan GongMi dan Tae Hee. ” Kau pasti sangat terkejut..” kata GongMi dengan cemas kepada Tae Hee. Tae Hee semakin kagum dan suka kepada GongMi.
Nenek Joonsoo juga menyukai GongMi. Menurutnya GongMi adalah gadis baik. Dia pernah menolong Joonsoo dan sekarang dia menolong Tae Hee. Mereka pun membicarakan soal pacar GongMi. ” Tidak ada..” kata GongMi. ” Ada apa dengan pria? Wanita sebaik ini belum ada yang memiliki…” kata nenek Joonsoo. ” Menurutmu, bagaimana dengan Joonsoo?” tanya Tae Hee kepada GongMi. GongMi hanya tersipu malu.
Joonsoo berhasil menarik para investor untuk berinvestasi di usahanya yang baru. Gongshim sangat senang mendengar kabar tsb. Joonsoo ingin membantu Gongahim yang belum mendapatkan pekerjaan. Tetapi Gongshim menolak. ” Aku ingin menjadi sepertimu. Mencari usaha dengan kemampuanku sendiri.” kata Gongshim. Selama ini dia merasa senang karena Joonsoo selalu mendukungnya. ” Baiklah…aku akan menunggu kau mendapatkan pekerjaan dengan kemampuanmu..” kata Joonsoo.
” Bibi… dia akan bangun kan? Walaupun hanya sebentar dia akan bangun kan?” tanya DanTae pada Bibi Jiwoon. Dia menatap ayahnya yang masih terbaring koma. ” Tentu saja..” kata bibi Jiwoon lemah. Dan Tae mengatakan bahwa dia masih memiliki banyak hal yang harus dia katakan kepada ayahnya.
DanTae marah pada Goo Nam karena tak menyisakan King Lunch Box untuknya. GooNam mengatakan bahwa orang tau dia menyembunyikan LunchBox. Jadi dia tak bisa berbuat apa – apa. DanTae naik ke rumahnya. Dia melihat ada Gongshim di sana. Kondisi DanTae terlihat lelah sekali. DanTae menghampiri Gongshim yang sedang menunggunya. Di depannya ada 2 buah kotak LunchBox. Gongshim mengajak DanTae untuk makan bersama. Gongshim membantu DanTae membuka lunchboxnya dan juga memberinya sumpit. DanTae tak mengatakan apapun. Dia sudah mengetahui isi hati Gongshim. Jadi dia paham mengapa Gongshim melakukan hal ini. Mereka menikmati makanan bersama. Gongshim bertanya sejak kapan DanTae suka akan LunchBox. DanTae menjawab bahwa dia menyukainya sejak pertama produk itu diluncurkan. Gongshim kembali bertanya apa makanan yang DanTae suka. Dia menyebutkan satu persatu, kemudian dia bertanya, ” Mengapa kau menanyakan hal itu semua?” tanya Dan Tae. Gongshim mengatakan bahwa dia hanya ingin tahu saja.
Tiba – tiba Gongshim membahas soal ayah DanTae. Mungkin maksudnya baik, agar Gongshim bisa mengenal lebih dekat dengan keluarga DanTae. Namun, waktunya sepertinya tak tepat. Gongshim bertanya apakah DanTae sering menghubungi ayahnya atau tidak. Dia juga mengatakan bahwa dia sudah tak bertemu dengan bibi Jiwoon lagi. ” Apakah kau mirip dengan ayah atau ibumu? Aku tak merasa kau mirip dengan ayahmu waktu pertama kali aku melihatnya..” kata Gongshim. Raut wajah DanTae berubah. Gongshim menyadarinya. Dia pun langsung meralat bahwa DanTae mirip dengan ayahnya. Gongshim juga mengatakan bahwa ibu DanTae pasti sangat cantik. DanTae kehilangan nafsu makannya dan dia berpamitan untuk masuk ke dalam rumahnya. DanTae merasa sangat lelah. DanTae bahkan tak menghabiskan makanannya. Dan itu membuat Gongshim merasa sedih.
Ini semua terasa sangat berat bagi DanTae. Sangat menyita pikirannya. Dia tahu bahwa Gongshim menyukainya dari Gambar yang pernah dibuat oleh Gongshim. Gongshim, tak tahu apa yang sedang DanTae alami sekarang. Dia masih mencari jati dirinya. Dia tahu bahwa dirinya bukan Ahn Dan Tae. Satu – satunya orang yang bisa menjelaskan siapa dirinya adalah ayahnya. Tali hingga kini ayahnya masih terbaring koma di RS.
Seok Joonsoo adalah satu – satunya staff yang belum diperiksa kepemilikan badgenya. Dia tak sempat diperiksa karena kemarin dia pergi ke seminar hotel. Tak lama Joonsoo datang menemui nenek dan DanTae. Nenek bertanya dimana badge Joonsoo. Joonsoo mengatakan bahwa dia kehilangan badgenya ketika seminar. ” Aku meletakkan badge di jaketku. Namun Jaketku dicuri..” kata Joonsoo. ” Jaketmu dicuri?” tanya nenek. Joonsoo akhirnya menceritakan bahwa dia sebenarnya kehilangan tasnya. Si Pencuri mungkin awalnya mengincar laptop dan dompetnya. Tapi, jaketnya yang ia taruh bersama tasnya juga ikut dicuri. Dan badge yang terpasang di jaket pun ikut hilang. Nenek bertanya bahwa Joonsoo kehilangan tad yang besar. ” Apakah kau sudah mencarinya?” tanya nenek. Joonsoo mengangguk.
DanTae terus berpikir tentang pencuri tas Joonsoo. Kemudian dia teringat bahwa Joonsoo menyebutkan dia mengikuti seminar di Shindaehan hotel. DanTae pun memeriksa kebenarannya. Ternyata tidak ada seminar yang diadakan oleh Star Grup di hari yang dimaksud. Tidak ada nama Seok Joonsoo yang memesan atau menghadiri seminar disana. ” Ada apa ini? Apa yang terjadi?” batin DanTae.
Gongshim memenangkan kontes nakjji. Dia senang bukan main. Tak menyangka bahwa ia akan menang. ” Ini aku…Gongshim..ini gambarku…” kata Gongshim di depan banyak orang yang melihat pengumuman tsb. Gongshim bersorak dan mengucapkan terima Kasih kepada orang yang bertepuk tangan untuknya.
DanTae yang penasaran, datang ke ruangan Joonsoo. Joonsoo Buru – Buru merapikan berkas perusahaan rahasianya begitu DanTae masuk. ” Bagaimana seminarmu?” tanya DanTae. Wajah Joonsoo langsung berubah. Namun dia berusaha menjawab dengan sewajarnya. DanTae bertanya apakah Joonsoo kesulitan karena kehilangan tasnya? Laptopnya ada di tas itu. Dan bagaimana bisa Joonsoo mengikuti seminar tanpa laptop. Kali Ini wajah Joonsoo terlihat panik. Dia berusaha mencari jawaban. ” Ah…aku tidak perlu laptop. Aku hanya perlu mendengarkan presentasi dengan baik. ” kata Joonsoo. Kemudian menjaga agar DanTae tak bertanya lebih dalam lagi, Joonsoo mengatakan bahwa dia sedang sibuk. DanTae mengerti. Kemudian dia mengajak Joonsoo untuk minum bir. Joonsoo mengusulkan agar mereka minum bir di rumah DanTae. Dia menyukai tempat itu dan DanTae pun setuju.
Dan Tae tak tahu mengapa Joonsoo berbohong kepadanya. Apakah dia benar kehilangan badgemya atau hanya kebohongan juga? Gongshim menelpon DanTae. Menanyakan kapan dia akan pulang. Gongshim ingin menyampaikan sesuatu kepada DanTae. ” Gongshim.. maaf… mungkin aku akan pulang malam hari ini. Aku ada janji..” kata DanTae. Gongshim terlihat sedih. ” Apakah kau tak penasaran apa yang ingin aku katakan kepadamu?” tanya Gongshim. Tapi dengan terburu – buru DanTae mengatakan bahwa dia tak bisa bicara banyak dengan Gongshim saat ini. Gongshim pun meminta agar Dan Tae menghubunginya meskipun dia pulang terlambat. Gongshim merasakan bahwa DanTae bicara terlalu serius belakangan ini.
Gongshim menunggu DanTae pulang. Begitu dia mendengar ada langkah kaki menaiki tangga dia langsung tahu bahwa itu adalah DanTae. Gongshim kemudian langsung berlari ke rumah atap. Dia memanggil DanTae. DanTae pun menoleh dan berjalan ke arah Gongshim. Gongshim langsung menunjukkan banner yang menyatakan bahwa dia memenangkan kontes gambar karakter untuk sebuah restoran. DanTae tak tahu apa maksud Gongshim. Gongshim menjelaskannya. Dan DanTae langsung tersenyum lebar. Dia merasa senang karena Gongshim mendapatkan juara 1. ” Kapan kau mengikuti ini? Kau tak memberitahu apapun padaku. ” kata DanTae. Gongshim ingin sekali mengatakan itu pada DanTae, tapi dia takut jika dia gagal. Oleh karena itu dia berencana memberitahu DanTae jika dia sudah menang. DanTae mengucapkan selamat dan mengacungkan 2 jempolnya kepada Gongshim. ” Aku sangat bahagia…aku..yang tak pernah meraih peringkat nomor 1 , dan kali ini aku mendapatkannya. Aku sangat bahagia. ” kata Gongshim. Matanya berkaca – kaca.
DanTae mengatakan bahwa Gongshim jangan menangis. Ini adalah sesuatu hal yang gembira dan mengapa dia harus menangis? Gongshim berterima Kasih kepada DanTae. Ini semua bwrkat dirinya. ” Aku tidak melakukan apapun. Semuanya hanya karena kau yang melakukannya dengan sangat baik. ” kata DanTae. ” Kau yang selalu membuatku semangat. Jika dipikir lagi, kau yang memberiku semangat untuk mencoba. ” kata Gongshim. DanTae adalah orang yang mengatakan bahwa Gongshim cantik. DanTae melihat gambar Gongshim dan mengatakan bahwa dia adalah fans Gongshim. Oleh karena itu, Gongshim ingin mencoba untuk menggambar lagi. Gongshim selalu mengalami hal yang keras dan susah dalam hidupnya. Tapi, DanTae selalu ada di sampingnya dan memberinya semangat.
Tanpa sepengetahuan mereka, Joonsoo ada disana. Dia mendengarkan percakapan Gongshim dan DanTae. Gongshim meneruskan kata – katanya. Dia juga ingin menjadi orang yang baik untuk DanTae. ” Gongshim, jika kau memang ingin berterimakasih, kau tak perlu melakukan ini. ” kata DanTae. DanTae pernah mengatakan bahwa Dia senang melihat Gongshim di sekitarnya. Gongshim juga merasakan hal yang sama. Dia senang bisa melihat DanTae di sekitarnya. Dia selalu memikirkan DanTae. Dari mulai dia membuka nata dan ingin tidur. DanTae juga sering hadir di mimpinya. DanTae tak berkata apapun. Joonsoo, juga hanya bisa mendengarkan percakapan mereka. Terlihat dari wajahnga jika Joonsoo merasa kecewa dan kaget.
” Aku…menyukaimu…DanTae…” kata Gongshim sambil tersenyum. DanTae kaget. Tapi dia tak berkata apa – apa. Sesaay keduanya terdiam. Gongshim tersenyum pada DanTae. ” Gongshim…maaf…aku tak bisa menerima perasaanmu. Jangan menyukaiku lagi..dan maafkan aku..” kata DanTae. Gongshim kaget. Seketika senyum di wajahnya hilang. ” Apa maksudmu.? Lalu..apa arti semua sikapmu ke kepadaku kemarin?” tanya Gongshim. DanTae terlihat terbata – bata. Tak berani menatap mata Gongshim. Dia mengatakan bahwa semuanya sudah berbeda sekarang.
Gongshim mulai menangis. Air mata menetes di pipinya. Perlahan..dia melangkah meninggalkan DanTae. Tinggal DanTae yang tak percaya dengan apa yang sudah ia katakan pada Gongshim. Ia membuat Gongshim menangis. Joonsoo yang melihat semua adegan tadi, tak berkata apapun. Dia menatap ke rumah atap. Tak tahu apa yang dia rasakan sekarang.
Gongshim masuk ke dalam kamarnya. Duduk di kasurnya dan mulai menangis. Dia salah. Salah mengartikan semua sikap DanTae kepadanya. DanTae tak menyukainya. Dan itu membuatnya makin terlihat bodoh. Dia salah mengartikan perasaan orang lain padanya. Lagi, dia harus mengalami kejadian tsb. Gongshim menangis. Terus menangis.
DanTae gelisah. Joonsoo datang menghampirinya. ” DanTae…..” katanya. DanTae memandang Joonsoo dan Joonsoo juga memandang DanTae.
Keduanya bertatapan tanpa saling berbicara.