Review Film Korea Peninsula: Train to Busan 2. Jika kamu menonton film ini dengan harapan akan menikmatinya seperti “Train to busan“, mungkin kamu akan kecewa. Sebagai sekuel Peninsula terasa gagal menghadirkan sensasi yang sama seperti ketika menonton pendahulunya itu. Ini seperti gabungan beberapa ide cerita yang kemudian justru menghilangkan tema besar yang di inginkan oleh penonton.
Train to Busan, tidak dapat disangkal adalah film Zombie yang luar biasa, unik dan begitu mengaduk perasaan. Ceritanya mungkin sederhana, namun itu penuh adegan yang emosional dan menggiring penonton untuk merasakan ketakutan dan stres sebagaimana Gong Yoo yang berjuang menyelamatkan anak kesayangannya.
Peninsula Penuh Aksi Namun minim Chemistry
Peninsula berlatar kisah empat tahun setelah peristiwa wabah zombie melanda. Seorang tentara bernama Han Jun Suk (Gang Dong Woon) mencoba membawa kakak, ipar dan keponakannya menaiki sebuah kapal untuk meninggalkan semenanjung Korea Selatan. Di perjalanan ia dihentikan oleh pasangan yang menginginkan tumpangan, namun Jung Suk dengan dingin tidak memedulikannya.
Kapal pun kemudian berlayar, namun tanpa dinyana dalam ruangan yang ditempati oleh kakak dan keponakannya ada seseorang yang terinfeksi. Jung Suk yang sedang bertanya kepada kapten tentang tujuan kapal yang berubah, kemudian bergegas menuju ruangan tersebut. Terlambat, keponakannya sudah terinfeksi, dan kakak perempuannya justru memutuskan untuk tetap diruangan itu dan tidak tertolong.
Ia bersama kakak iparnya selamat mencapai Hongkong. Setelah kejadian ini, semua Negara menutup akses bagi Korea Selatan. Itu adalah 10 menit pertama dari film Peninsula yang berhasil menguras emosi penonton. Namun, kisah yang bergulir setelahnya benar-benar sangat disayangkan. Jung Suk yang diliputi rasa bersalah justru kemudian terlibat dalam operasi mengambil sebuah truk penuh uang dari Korea Selatan.
Dari kisah menyelamatkan keluarga menjadi pemburu Uang?
Dia kembali ke semenanjung Korea yang sekarang pada dasarnya tertutup dari dunia luar. Bersama kakak ipar dan dua orang kru ia harus menemukan sebuah truk yang berisi dengan tas penuh uang tunai dan membawanya kembali ke Hong Kong. Mereka berangkat menggunakan kapal laut untuk mendarat di Incheon lalu kemudian menuju ke Seoul untuk menyelesaikan misi mereka.
Misi berjalan mulus namun kemudian mereka disergap oleh sekelompok milisi yang dikenal sebagai Unit 631 yang dipimpin oleh Sersan Hwang (Kim Min-jae) dan Kapten Seo (Koo Kyo-hwan) yang mengambil kakak iparnya. Sementara Jung-seok mampu melarikan diri dengan bantuan dua gadis di dalam mobil. Dia kemudian bertemu ibu mereka Min-jung (Lee Jung-hyun) yang ternyata seorang wanita yang meminta tumpangan 4 tahun lalu. Mereka bekerja sama untuk mencoba dan mengambil uang, menemukan Cheol-min, dan keluar dari semenanjung.
Pada akhirnya, cerita hanya bergulir pada usaha mereka menemukan uang itu. Nyaris tidak ada adegan yang bisa bisa membuat kita merasa terikat dengan sang tokoh utama. Kita hanya disuguhi oleh adegan-adegan intens seperti pengejaran mobil yang justru mengingatkan kita pada kisah Mad Max: Fury Road atau malah Fast and Furious.
Pemeran Film Peninsula
Gang Dong-won yang sebelumnya berakting dalam film “Woochi dan Vanishing Time: A Boy Who Returned” tampil dengan baik. Ia membawa persona seorang yang tangguh dan frustasi disaat yang bersamaan kedalam karakter utama. Lee Jung-hyun (The Battleship Island) berperan sebagai ibu dari dua anak perempuan yang manis (Lee Re, Lee Ye-won).
Kim Min-jae (Veteran) sebagai tokoh antagonis utama rasanya kurang terlihat garang dan menyeramkan. Sementara Koo Kyo-hwan (Maggie) sebagai Kapten Seo justru terlihat pas sebagai karakter yang licik.
Spoiler Alert!!, Ending yang terlalu indah
Banyak adegan klise, dan tidak masuk akal yang membuat saya merasa gregetan. Entah mengapa di saat-saat krusial Jung Suk punya waktu bengong beberapa detik saat merasa sedih bahkan ketika dia dikelilingi oleh tentara atau zombie di segala arah. Alih-alih bersimpati, penonton akhirnya malah tertawa karena itu sangat konyol.
Termasuk adegan di penghujung film yang tiba-tiba datang helikopter penyelamat. Mayor Jane betulan eksis, harus banget datang hari ini? Sang ibu memutuskan untuk berlari belakangan dan tertinggal. Ia akan bunuh diri, orang-orang hanya terdiam termasuk para pasukan PBB. Adegan berlangsung slow motion, orang-orang masih diam, anak-anak menangis histeris.
Lalu tiba-tiba Jung Suk berlari dengan heroik bermaksud menyelamatkannya, sebagai penonton ingin rasanya teriak “lha, tadi ngapain aja bambang!” Mayor Jane dari PBB, dialog dan cara dia berlari benar-benar lucu.
Peninsula Film Action yang Bagus, tapi tidak Sebagai Sekuel Train to Busan.
Film Peninsula dipenuhi oleh adegan aksi, tembak-menembak, kebut-kebutan dan juga perkelahian jarak dekat. Ketika menonton, kita rasanya akan sepakat ini adalah film aksi yang cukup menghibur. Ada banyak adegan yang terlihat mirip Mad Max, Doomsday, Fast n Furious. Pengejaran mobil dengan kecepatan tinggi, mobil terbalik, melayang dan hancur terihat di sepertiga bagian akhir film. Apakah ini menghibur? Oya, tentu. Tapi bagi mereka penggemar Train to Busan seperti saya, ini terasa mengecewakan.
Zombie tampaknya hanya hadir untuk terbang di udara dan tertabrak mobil. Kita tidak merasakan ketakutan apa pun atau horor dalam film ini. Ceritanya yang gampang ditebak dengan formula usang yang sudah banyak kita temukan di film-film lain. Tidak ada emosi, chemistry dan yang paling penting “Peninsula” tidak memiliki kedalaman karakter yang sama seperti yang pertama. Inilah yang membuatnya akan lebih mudah untuk dilupakan. Andai saja tidak hadir sebagai sekuel dari “Train to Busan” mungkin kita akan lebih memakluminya.