Gongshim terus memandangi DanTar dalam perjalanan pulang. DanTae meminta Gongshim untuk memyetelkan musik untuknya. Yang membuat Gongshim tersenyum sepanjang perjalanan itu adalah saat bangun pagi tadi, dia mendapati DanTae tidur dengan posisi duduk di sebelahnya. Gongshim kemudian membaringkan DanTae di tempat tidur. Sejenak, Gongshim memandangi wajah DanTae yang sedang tertidur. Memeriksanya apakah DanTae benar tertidur atau tidak. Setelah yakin, Gongshim memegang tangan DanTae, lalu dia tersenyum. Dan Tae hampir saja terbangun dan Gongshim Buru – Buru melepas tangannya dan segera keluar kamar. Sebenarnya DanTae tahu saat Gongshim memegang tangannya. Tapi dia tak mengatakannya. Dia juga ikut tersenyum saat Gongshim hanya melakukan senyum sepanjang perjalanan.
Akhirnya mereka tiba juga di rumah. Gongshim memuji bahwa nyanyian DanTae sangat Bagus. DanTae juga memuji tarian Gongshim sangat hebat. Keakraban mereka dilihat oleh Joonsoo dari atas atap. Joonsoo sedang menunggu DanTae di depan rumahnya. ” Terima Kasih sudah mengantarkanku.. ” kata Gongshim. ” Kau juga sangat hebat. Gambarmu sangat Bagus. Beristirahatlah.. ” kata DanTae. Mereka berpisah di depan rumah Gongshim.
” Joonsoo…apa yang kau lakukan disini?” tanya DanTae. ” Kau darimana? ” tanya Joonsoo. Joonsoo berkunjung ke rumah DanTae pagi – pagi karena mengira DanTae ada di rumah. DanTae mengatakan bahwa dia baru saja pulang dari luar kota bersama Gongshim. DanTae pun mengajak Joonsoo masuk ke dalam rumahnya. Karena DanTae tidak memiliki minuman di rumahnya, maka dia terpaksa membeli minuman di minimarket dan meninggalkan Joonsoo di rumahnya sendirian.
Sepeninggal DanTae, Joonsoo melihat – lihat foto yang dipasang Dan Tae di ruangannya. Ada foto DanTae bersama ayah dan Ibunya. Joonsoo juga melihat ayah DanTae saat dia pertama kali berkunjung ke rumah DanTae. Ayah DanTae masih hidup. ” Lalu ayah siapa yang ia kunjungi? ” tanya Joonsoo dalam hati. Dia merasa aneh karena nama pemakamannya sama dengan nama pemakaman Ayah JunPyo.
DanTae kemudian kembali dengan membawa minuman. Mereka duduk minum sambil mengobrol. Joonsoo menanyakan mengapa DanTae tak tinggal dengan orang tuanya. ” Ibuku meninggal di saat aku masih SMA dan ayahku tinggal di luar negeri. ” jawab DanTae. DanTae mengatakan bahwa ayahnya tinggal di Filipina. Joonsoo menatap tulisan di kalender. DanTae sepertinya tahu bahwa Joonsoo pasti membaca tulisannya itu. DanTae langsung mengalihkannya dengan obrolan lain. Dia mengkhawatirkan Joonsoo yang mabuk sendirian malam itu. Dia bertanya apakah Joonsoo sedang ada masalah. Joonsoo menjawab bahwa semuanya baik – baik saja. DanTae mengira Joonsoo stress karena bisnis barunya. DanTae pun menawarkan bantuan jika saja Joonsoo perlu sesuatu.
Tiba – tiba Joonsoo bertanya perkembangan DanTae dalam mencari JunPyo. DanTae mencurigai pencuri tas Joonsoo adalah pelakunya. ” Apakah kau memikirkan seseorang? ” tanya Joonsoo. ” Tidak….aku belum mendapatkan gambaran apapun. ” jawab DanTae. Kemudian pembicaraan mereka beralih ke pesan spam yang diterima oleh semua eksekutif. Joonsoo bertanya apakah pesan spam itu ada hubungannya dengan tersangka yang menculik JunPyo. DanTae agak sedikit kaget. Dia yang membuat pesan spam itu.” Ah.. Aku pikir kau tak tahu tentang pesan spam itu. Kau bukan eksekutif jadi kau tak menerimanya kan?” kata Joonsoo. DanTae agak salah tingkah. ” Ah… Ya… Aku tidak tahu apa isi pesan spam itu. ” kata Dan Tae.
Tanpa sengaja Joonsoo menumpahkan minumannya. Dia pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya. Dia melihat ada sikat gigi DanTae disana. Dia hanya perlu mengetes DNA DanTae apakah sama dengan neneknya atau bukan. Dia sudah curiga. DanTae sebenarnya adalah JunPyo atau bukan. Oleh karena itu dia membutuhkan sikat gigi DanTae untuk menguji tes DNA. Saat Joonsoo ingin mengambil sikat gigi itu, DanTae masuk dan membawakan handuk untuk melap tangan Joonsoo. Joonsoo pun membatalkan niatnya untuk mengambil sikat gigi DanTae.
Yeom Tae Hee memberikan pesan yang berisi pembatalan transaksi kepada kakaknya, Yeom Tae Cheol. Mereka menerka – nerka, siapa yang memberikan pesan itu kepada Tae Hee. Yeom Tae Cheol berpendapat bahwa si pelaku yang mengirimkan pesan itu karena takut ada polisi. Sedangkan Tae Hee berprasangka bahwa Ahn Soo Young yang mengatur semua ini. Dia yang meminta orang untuk merekam pertemuan mereka secara tersembunyi. Kemudian memancing Tae Cheol untuk memukulnya. Tae Hee merasa Ahn Soo Young melakukan ini demi uang. ” Jika itu dia, bagaimana bisa dia pergi tanpa membawa uangnya? ” tanya Tae Cheol. ” Lalu siapa lagi yang bisa mengirim pesan itu? ” tanya Tae Hee. Tae Cheol terlihat gusar. Dia mengatakan bahwa dia sedang berusaha menemukan Soo Young. Dia akan mengurus bahwa SooYoung tak akan membuka mulutnya. ” Tapi DanTae adalah anak Ahn Soo Young. ” kata Tae Hee panik. Dia juga sangat cemas. Dia rela membayar berapa saja agar masalah ini beres. Tae Cheol berkata bahwa DanTae tak pernah bertemu dengan ayahnya. ” Menurutmu, jika Dan Tae tahu semuanya, apakah dia akan tinggal diam? ” tanya Tae Cheol. Tae Hee tetap merasa terganggu jika Dan Tae, terus ada di sekitarnya. Itu membuat dia jadi takut. ” Selanjutnya, aku juga yang akan mengurus DanTae.. ” kata TaeCheol.
Joonsoo berpikir. Jika DanTae memang benar tak menerima pesan spam itu, lalu mengapa sore itu dia ada disana. DanTae ada di Arboretum sore itu dan dia melihatnya sedang mengawasi lokasi kejadian. Ini kejadian yang aneh menurut Joonsoo.
Gongshim dan DanTae saling menyapa di rumah atap. Badan Gongshim terasa sakit. Mungkin ada posisi yang salah disaat dia menggambar kemarin. Ketika dia bangun. Dia merasa bahwa tubuhnya sakit semua saat dia bangun tidur. ” Aku juga harus pergi bekerja.. ” kata Gongshim. DanTae meminta Gongshim untuk libur tapi Gongshim menolak. Dia bekerja paruh waktu dan dibayar perjam. Jadi jika dia tidak bekerja, maka dia tak akan mendapatkan bayaran apapun.
DanTae memberikan sebuah bungkusan pada GooNam. ” Apa ini? ” tanya Goo Nam. Lalu DanTae bercerita bahwa nanti pasti Gongshim akan kesana dan mencari obat untuk sakit otot. Bungkusan tadi berupa salep dan krim pereda sakit. Dan DanTae meminta GooNam agar merahasiakan dari Gongshim bahwa dia yang memberikan obat tsb.
Di halte bus, saat DanTae sedang menunggu bus, dia melihat ada papan iklan tentang Pameran seni, Jean Jacques Sempe Exhibition. DanTae tersenyum melihat iklan tsb. ” Gongshim pasti sangat menyukai ini.. ” katanya.
Benar saja, Gongshim datang ke minimarket menemui Goonam. Meminta obat untuk sakit di leher dan lengannya. GooNam memberikan bungkusan dari DanTae. ” Apa ini? ” tanya Gongshim. GooNam mengatakan bahwa itu adalah obat yang Bagus untuk pereda sakit. Gongshim membuka bungkusan tsb. Tapi itu adalah obat yang semuanya telah dipakai. Gongshim mencoba salah satu salepnya dan ternyata obat itu cukup Bagus. ” Siapa yang memiliki ini? ” tanya Gongshim. ” Entahlah, orang lain yang meninggalkannya disini. ” kata GooNam. GooNam pun memberikan semua obat itu kepada Gongshim agar dibawa pulang.
Ternyata Joonsoo juga ingin mengajak Gongshim ke Exhibition tsb. Dia ingat saat Gongshim memberikannya tanda tangan di alas makan dengan gambar yang dia desain sendiri. Gongshim pasti akan senang sekali untuk pergi ke exhibition tsb.
Gongshim membelikan makanan untuk keluarganya dengan uang yang ia dapat dari menggambar mural. Gongshim senang akhirnya dia bisa memberikan keluarganya makanan. Begitu juga dengan orang tua dan kakaknya. GongMi yang pada saat itu sedang libur juga ikut makan bersama. ” Kau harus ikut makan karena Gongshim yang membelikan makanan ini untuk kita. ” kata ibunya. GongMi juga mengucapkan terima Kasih kepada Gongshim. Tiba – tiba ponsel Gongshim berbunyi. Dari Seok Joonsoo dan Gong Mi melihatnya. Kemudian dia memberitahu Gongshim bahwa ada panggilan masuk untuknya.
Gongshim melihat nama Seok Joonsoo di layar ponselnya. Joonsoo mengajaknya bertemu malam ini. Tapi Gongshim tidak bisa karena harus bekerja paruh waktu. ” Ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu… ” kata Joonsoo. ” Apa itu? ” tanya Gongshim. Joonsoo tak mengatakan apa yang ingin dia berikan pada Gongshim. Dia hanya berjanji bahwa dia akan menelpon Gongshim lain kali. GongMi terus memperhatikan Gongshim yang sedang menelpon Joonsoo.
GongMi masuk ke dalam kamar Gongshim. Gongshim hendak bersiap untuk berangkat kerja. Ternyata GongMi ingin mencari tahu apa yang tadi Gongshim dan Joonsoo bicarakan. GongMi bertanya apakah Gongshim masih suka berhubungan dengan Seok Joonsoo meskipun dia sudah meninggalkan pekerjaannya? Gongshim menjawab bahwa dia terkadang masih berhubungan dengan Joonsoo. ” Ada keperluan apa tadi dia menelponmu? Sepertinya kau mengabaikannya ketika dia ingin bertemu denganmu. ” tanya GongMi. ” Ah… Itu karena aku harus berangkat kerja. ” jawab GongMi. Dia pun meninggalkan kakaknya sendirian di kamarnya.
DanTae sedang serius dengan pekerjaannya. Tiba – tiba neneknya menelpon. Nenek meminta DanTae untuk datang ke rumah. DanTae pun terus memperingatkan neneknya agar berhati – hati supaya mereka tidak ketahuan. Nenek meminta DanTae kerumahnya adalah, agar DanTae bisa mengingat kejadian dulu. Rumah itu tak pernah berubah saat terakhir kali dia meninggalkan rumah dan tak pernah kembali lagi. Nenek berharap ada sesuatu yang bisa diingat DanTae saat dia datang ke rumahnya. Perlahan DanTae menekan pintu bel. Lalu dia membuka pintu pagar. Saat melewati halaman, DanTae berhenti sejenak. Dia melihat ada JunPyo kecil disana. Dia melihat diriny sendiri disana. Berlarian dengan balon di tangan. Tiba – tiba ibunya datang, berlari dan memeluk JunPyo. Dia mencium serta menggendong JunPyo. Mereka berdua terlihat sangat bahagia. Saat dalam gendongan ibunya, JunPyo melepas balon yang ada di tangannya. Saat DanTae ingin meraih balon itu, tiba – tiba semua penglihatannya itu hilang. Tanpa dia sadari, air matanya menetes. Mengingat kenangan itu bersama sang ibu.
DanTae pun bercerita kepada neneknya bahwa dia ingat akan sesuatu. Neneknya terlihat antusias. ” Apa yang kau ingat? ceritakan padaku.” kata nenek. DanTae menceritakan apa yang ia ingat tadi di halaman. Dia teringat saat dia bermain di halaman. Memegang balon. Saat ibunya tersenyum kepadanya. ” Dia terlihat seperti orang yang paling bahagia di dunia. ” kata DanTae. Nenek membenarkan ingatan DanTae. Semasa DanTae kecil, DanTae sering bermain di halaman bersama dengan ayah dan ibunya. ” Kau meniup balon, bermain sepak bola dan juga berlarian kesana kemari. ” kata nenek. Nenek mencoba menahan tangisnya. Nenek bertanya apakah ada lagi hal yang diingat DanTae. ” Tidak. Aku tidak bisa mengingat hal lain lagi. Seberapapun aku berusaha, aku tak bisa mengingatnya lagi. ” kata DanTae. Nenek memegang tangan DanTae. Nenek mengatakan bahwa itu tak masalah. Nenek sudah cukup senang karena DanTae bisa mengingat senyum ibunya. ” Nanti, kau segera akan mengingat bagaimana kau diculik. ” kata nenek. DanTae mengangguk perlahan.
Di luar, DanTae bertemu dengan ibu kandung Seok Dae Hwang, nenek Joonsoo. Nenek Joonsoo tak mengenali siapa DanTae. Kemudian DanTae memperkenalkan diri sebagai sekertaris dari Nam Soon Cheon. Nenek Joonsoo terlihat senang dengan DanTae. DanTae pun memuji bahwa nenek Joonsoo terlihat cantik. Nenek Joonsoo pun sepertinya sangat menyukai DanTae. Tak lama Yeom Tae Hee datang. Nenek Joonsoo saling mengenalkan antara mereka. Yeom Tae Hee tampak tak begitu senang. Dia begitu terganggu dengan kehadiran DanTae di sekitarnya. ” Nenek tak pernah meminta sekretarisnya untuk datang ke kamar pribadinya. Ada apa kau datang ke sini? ” tanya Tae Hee. ” Nenek meminta aku mengrus beberapa dokumen pribadinya. Nenek memintaku untuk memulai dari dokumen 10 tahun lalu. Jadi nantinya mungkin aku akan sering kesini. ” kata DanTae. Nenek Joonsoo terlihat sangat senang, tapi Tae Hee malah sebaliknya.
DanTae sudah membayangkan bahwa Gongshim akan sangat menyukai tiket pemberiannya untuk datang ke Exhibition. DanTae tak berencana memberikannya sendiri. Tapi dia menyuruh GooNam untuk memberikan tiket itu pada Gongshim. DanTae membayangkan bahwa Gongshim akan menggodanya, bahwa DanTae yang memberikan tiket itu padanya dan Gongshim akan mengajak DanTae untuk pergi bersama ke Exhibition. DanTae pun tertawa terbahak – bahak.
GooNam pun bertemu Gongshim sehabis Gongshim pulang dari pasar. ” Seseorang memintaku untuk memberikan ini padamu.. ” kata Goo Nam sambil meletakkan amplop putih di tangan Gongshim. Gongshim bertanya – tanya apa itu. Ketika dia membuka amplop itu, Gongshim terbelalak kaget. ” Siapa yang memberikanmu ini? ” tanya Gongshim. Belum sempat Goo Nam menjawab, Gongshim teringat ketika Seok Joonsoo ingin memberikan dia sesuatu. “Aku rasa aku tahu siapa yang memberikan ini padaku. terima Kasih. ” kata Gongshim. Gongshim mengira bahwa tiket Exhibition itu berasal dari Joonsoo.
Joonsoo masih memikirkan hubungan antara hilangnya tasnya dan tersangka yang mencuri tasnya. DanTae mengatakan bahwa yang mengambil tasnya adalah tersangka penculikan JunPyo. Dia mengingat kembali saat – saat dia kehilangan tasnya. Pamannya sempat bertanya apakah dia menggunakan mobil kantor atau tidak. Dia meletakkan tas di jok belakang, kemudian meninggalkannya tanpa menutup jendela mobilnya. Dia baru sadar dia kehilangan tasnya saat dia di kafe. Sepertinya pikirannya mengacu ke pamannya, Yeom Tae Cheol.
Yeom Tae Cheol sendiri mengeluarkan tas Joonsoo dari tas stik golf. Selama ini dia menyembunyikannya disana. Tae Cheol membuka tas Joonsoo dan menemukan berkas Joonsoo yang ingin Joonsoo gunakan untuk mempresentasikan produknya pada investor pada saat itu. ” Aku pikir dia hanya akan terang – terangan mewarisi kekayaan orang tuanya. Tapi dia sepertinya tahu bagaimana cara memulai bisnis baru. ” kata Taecheol. Dia mendengar ada seseorang masuk ke dalam ruangannya. Dengan terburu – Buru Tae Cheol memasukkan tas tsb ke dalam tempat sampah dan menutupinya dengan kertas – kertas. Ternyata yang mengunjunginya adalah Seok Dae Hwang, ayah Joonsoo yang mengajaknya makan. Awalnya TaeCheol menyuruh Daw Hwang untuk berangkat duluan. Dan dia sendiri akan mengurus tas Joonsoo. Namun Dae Hwang menolak dan meminta mereka untuk berangkat bersama karena Dae Hwang sudah terlalu lapar. Akhirnya TaeCheol terpaksa meninggalkan tas Joonsoo di tempat sampah.
Di lorong, mereka berdua bertemu dengan Joonsoo. Seok Dae Hwang mengajak Joonsoo untuk makan bersama. Namun Joonsoo menolak dengan alasan dia masih memiliki pekerjaan yang harus dia kerjakan. Tae Cheol berjanji akan mengajak Joonsoo makan lain kali.
Ternyata Joonsoo masuk ke dalam ruangan pamannya. Dia membuka laci meja, lemari penyimpanan berkas, tapi dia tak menemukan apa yang dicari. Tepat di bawahnya ada tempat sampah di mana dalamnya berisi tas miliknya. Dia tak dapat melihatnya karena tas tsb sudah ditutupi oleh kertas dan terlihat seperti tempat sampah biasa.
Joonsoo bertemu dengan DanTae yang sedang menggosok giginya di wastafel. ” Wajahmu tak terlihat baik, apa kau ada masalah? ” tanya DanTae. Wajah Joonsoo memang terlihat sangat murung. Joonsoo mengatakan bahwa tak ada masalah yang dialaminya. Joonsoo melihat sikat gigi yang sedang dibersihkan oleh DanTae. Sikat gigi itu tentu saja milik DanTae yang baru saja DanTae gunakan. DanTae sekali lagi menawarkan bantuannya jika Joonsoo membutuhkan bantuannya. Tanpa Joonsoo sadari, dia melangkah mengikuti DanTae. Jonsoo memiliki niat untuk melihat dimana DanTae menyimpan sikat giginya. ” Mengapa kau mengikuti ku kemari Joonsoo? ” tanya DanTae. Joonsoo langsung bingung. ” Hmm.. Aku tak menyadarinya karena asyik mengobrol denganmu. ” kata Joonsoo. Joonsoo melihat DanTae meletakkan sikat gigi di lacinya.
Para petugas kebersihan membersihkan ruangan Yeom Tae Cheol. Tanpa melihat terlebih dahulu, petugas pembersih membawa tas yang berada di tempat sampah untuk dibuang. Setelahnya mereka kebingungan. Tas itu sepertinya masih Bagus dan tak mungkin Direktur Yeom berniat membuangnya. Akhirnya mereka meminta bantuan DanTae untuk mengembalikan tas tsb ke dalam ruangan Direktur Yeom. Mereka tak berani masuk kembali ke sana karena mungkin Direktur Yeom sudah berada di ruangannya. DanTae pun dengan sangat senang hati membantu mereka.
Ketika dalam perjalanan mengantar tas itu, DanTae bertemu dengan Joonsoo. Joonsoo tercengang ketika dia melihat tasnya ada di tangan DanTae. ” Kau tau dari mana tas ini berada? Ini bukan milikku. ” kata DanTae. Joonsoo makin gugup. ” Apa dia melihat isi tasnya? Apa dia sedang bercanda sekarang karena dia tahu bahwa itu adalah tasku? ” tanya Joonsoo dalam hati. ” Ini milik Yeom Tae Cheol. ” kata DanTae. Joonsoo kaget karena tiba – tiba DanTae menyebut nama pamannya. DanTae pun menceritakan asalnya mengapa tas itu berada di tangannya. Joonsoo kemudian menawarkan diri untuk mengantarkan tas itu ke pamannya. Kebetulan, dia juga ingin bertemu dengan pamannya dan membicarakan sesuatu. Dengan senang hati DanTae memberikan tas itu dan membiarkan Joonsoo yang menagantarnya ke Direktur Yeom.
Sementara Yeom Tae Cheol sendiri kebingungan karena saat dia kembali ke ruangannya, tasnya sudah tidak berada lagi di tempat sampah. Dia langsung mencari tahu siapa yang membersihkan ruangannya. Wajahnya nampak panik. ” Apakah kau mencari ini?” tanya Joonsoo. Wajah Tae Che langsung pucat. Shock. Keponakannya sudah menangkapnya sekarang. Sementara Joonsoo terus menatap pamannya tanpa ampun sambil memegang tas miliknya.
DanTae mendapatkan peringatan karena telah ketahuan menyetir Dengan menggunakan mobil perusahaan di atas batas maximal. Dia diwajibkan untuk membayar denda atas kesalahannya itu. ” Apa yang membuat grim reaper itu menemuimu? ” tanya Seok Dae Hwang yang bertemu dengan Ms. Kim di lorong. ” Grim Reaper? ” DanTae tak mengerti. Ternyata Ms. Kim memiliki panggilan tsb. Karena dia selalu meminta orang membayar dan juga selalu berpakaian hitam. Seok Dae Hwang ingin menemui nenek. Namun sepertinya dia lupa bahwa nenek ada di rumah. Seok Dae Hwang ingin bercanda, namun candaannya sangat tidak lucu bagi DanTae.
Yeom Tae Cheol ingin menjelaskan alasannya mengambil tas Joonsoo. Kemudian Joonsoo memotongnya dengan mengatakan bahwa dirinyalah yang mengirimkan pesan ke ibunya di Arboretum. ” Jika ibuku di sana 3 menit lebih lama, dia akan bertemu dengan Ahn DanTae. ” kata Joonsoo. ” Mengapa Ahn DanTae ada disana? ” tanya Tae Cheol. Joonsoo mengatakan bahwa nenek meminta DanTae untuk menemukan dimana JunPyo. Jika DanTae menemukan ibunya dan pamannya disana, maka mereka akan terbukti sebagai penculik JunPyo. Tae Cheol menelan ludah. ” Jadi jangan berpikir menghindar dan berbohong kepadaku. Ceritakan semua kepadaku dan jawab semua pertanyaannku. ” kata Joonsoo tegas. Tae Cheol tak menjawab.
” Apakah benar… Kau dan ibuku yang menculik JunPyo? ” tanya Joonsoo. TaeCheol tak menjawab. Joonsoo mengatakan bahwa jika pamannya tak menjawab, maka dia akan memanggil polisi. TaeCheol tampak menarik napasnya dan mengatakan, ” Ya… Benar. Aku yang menculik JunPyo. ” kata TaeCheol mengaku. Joonsoo memejamkan matanya dan menunduk. Shock. Dia meminta pamannya menceritakan semua yang terjadi. Dari awal. Awalnya TaeCheol tak berniat untuk menculik Junpyo. Dia terbelit hutang. Karena keluarga JunPyo kaya, dia hanya ingin meminta uangnya kemudian mengembalikan JunPyo. Tapi, semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana. Disaat TaeCheol menitipkan JunPyo kepada Ahn Soo Young sampai dia mendapatkan uangnya, Soo Young malah kehilangan JunPyo. ” Itu kebenarannya Joonsoo. Aku hanya ingin meminta uang dan mengembalikan JunPyo kepada keluarganya.. ” kata Tae Cheol bersungguh – sungguh.
DanTae bertanya pada Ms. Kim siapa saja yang mendapat hukuman denda. DanTae berpikir ada orang lain yang akan terkena juga. Tapi ternyata tidak ada. Hanya dia sendiri yang tertangkap di jalan tsb.
Joonsoo bertanya apakah pamannya mengetahui dimana JunPyo berada?. Tae Cheol mengatakan bahwa dia benar – benar tidak tahu. Sudah 26 tahun berlalu. Bagaimana mungkin dia bisa tahu JunPyo berada di mana?. ” Bagaimana dengan ibu? ” tanya Joonsoo. ” Satu – satunya kesalahan ibumu adalah, tetap diam dan tak mengatakan kepada siapapun bahwa aku adalah penculik JunPyo. Aku adalah saudaranya satu – satunya, tak mungkin dia melaporkanku ke polisi. Dari awal, semuanya adalah ulahku. ” kata TaeCheol. ” Aku akan melindungi ibu. ” kata Joonsoo. Bahkan jika dia harus menjadi tersangka, dia akan melakukannya untuk melindungi ibunya. Jika dia harus menjadi pembohong ataupun penipu, dia juga akan melakukannya. Tapi dengan begitu, bukan berarti dia juga memaafkan apa yang dilakukan oleh pamannya. Joonsoo juga melarang pamannya untuk mengatakan kepada ibunya bahwa dia sudah tahu semua.
DanTae menatap kotak berisi mainan di depannya. Itu semua adalah mainannya semasa kecil. Nenek berharap dengan melihat mainannya, DanTae dapat mengingat masa lalunya. ” Mengapa kau tak membuang ini semua? ” tanya DanTae. Nenek tak bisa membuangnya. Nenek bahkan masih menyimpan baju dan sepatu milik JunPyo. Tapi sepertinya dia tak bisa mengingat apapun. Nenek memaksa DanTae untuk ikut makan bersama mereka. DanTae menolak. ” Tak apa… ” kata nenek bersikeras. DanTae pun akhirnya mengikuti nenek ke luar kamar menuju ke meja makan.
Di luar, ayah dan Ibu Joonsoo sudah menunggu mereka untuk makan bersama. Ibu Joonsoo pun meminta asisten rumah tangga membantunya menyiapkan makan. Dae Hwang juga mengajak DanTae ikut makan malam bersama mereka. Nenek Joonsoo datang dengan membawa surat peringatan bagi Joonsoo. Ternyata Joonsoo juga mendapatkannya. Dia mengemudi melewati batas maksimal di YangPyeong. DanTae mendengar ini langsung penasaran. Nenek Joonsoo menyapa Dan Tae dengan ramah. Dae Hwang mengajak ibunya makan. Namun ditolak karena ibunya sudah makan. Ibunyapun minta dibawakan makanan kecil ke kamar Joonsoo. Dia ingin memainkan games favoritnya di kamar Joonsoo. Dan DanTar menawarkan diri untuk membawakan Shikhye untuk nenek Joonsoo.
Nenek Joonsoo yang sedang bermain game di ponselnya terkejut ketika DanTae datang dengan membawa Shikhye. ” Mengapa kau bermain permainan menarik itu secara bersembunyi? ” tanya DanTae sambil mengintip ponsel nenek Joonsoo. Nenek Joonsoo mengatakan bahwa anak laki – laki dan menantunya tidak senang jika dia bermain permainan tsb. Kurang elegan katanya. Jadi dia bermain secara sembunyi – sembunyi di kamar Joonsoo. ” Apakah kau ingin bermain denganku? ” tanya DanTae. ” Omo.. Apa kau tau cara bermainnya? ” tanya nenek Joonsoo sangat antusias. Akhirnya nenek Joonsoo bergegas mengambil kartu permainan. Sepeninggal nenek, DanTae melihat surat peringatan mengemudi yang ditujukan untuk Joonsoo. DanTae melihat bahwa tempat di mana Joonsoo mendapatkan sanksi adalah sama dengannya. Jalan di dekat Arboretum, pada tanggal yang sama. ” Mengapa dia ada di sana pada hari itu? ” tanya DanTae dalam hati. Tak berapa lama nenek datang dengan membawa kartu. DanTae meletakkan kembali surat tsb dan bermain kartu dengan nenek Joonsoo.
Joonsoo senang dirinya bisa bertemu dengan Gongshim. Gongshim mengira bahwa Joonsoo sedang sibuk. ” Tidak, aku merasakan angin segar saat menelponmu.. ” kata Joonsoo. Joonsoo merogoh saku jasnya, dia ingin memberikan tiket Exhibition pada Gongshim. ” Joonsoo… Terima Kasih atas tiketnya. Aku sangat senang. ” kata Gongshim. Joonsoo langsung mengeluarkan tangannya. Ekspressi wajahnya langsung berubah. Tiket itu bukan darinya. Gongshim pun akhirnya mengajak Joonsoo mengunjungi Exhibition itu bersama. Joonsoo ingin mengatakan yang sebenarnya. Tapi Gongshim terus memotong pembicaraannya dengan mengatakan, ” Jika ada banyak hal yang kau pikirkan, ini akan membuatmu lebih baik. ” . Joonsoo tak bisa menolak. Dia sebenarnya juga ingin pergi ke Exhibition itu bersama Gongshim. Dan kesempatan itu datang. Akhirnya Joonsoo menerima ajakan Gongshim.
Exhibition itu adalah pameran yang ingin sekali Gongshim kunjungi. Dimana di dalamnya terdapat lukisan dan gambar – gambar yang Gongshim sukai. Dia sangat gugup untuk masuk ke Exhibition tsb. ” Apakah kau sangat menyukainya? ” tanya Joonsoo. ” Ya.. Aku sangat menyukainya.. ” kata Gongshim. Joonsoo tersenyum melihat tingkah laku Gongshim. Dia terlihat begitu senang bisa melihat gambar – gambar favoritnya. Mereka melihat – lihat berkeliling. Wajah Gongshim lebih bersinar di saat dia melihat salah satu lukisan favoritnya. ” Aku tidak percaya bisa melihat gambar ini secara nyata. Ini semua berkat kau, Joonsoo. Terima Kasih. ” kata Gongshim. Joonsoo makin tak enak hati. Mereka menemukan 1 gambar lucu. Disana ada 2 orang yang hendak berangkat ke sekolah. Gongshim mengatakan bahwa gambar itu seperti DanTae dan Joonsoo. Joonsoo hanya tersenyum menanggapinya.
Gongshim membelikan makanan untuk makan malam mereka. Dia merasa tak enak pada Joonsoo karena mereka melihat Exhibition dalam waktu yang lama. Gongshim menjadi lupa waktu karena melihat Exhibition tsb. Sedang makan malam, Joonsoo berusaha membuat lelucon. Namun bagi Gongshim itu sama sekali tak lucu. Tapi Joonsoo tetap merasa senang malam itu. Dia bisa menghabiskan waktu bersama Gongshim. Gongshim juga terus mengucapkan terima Kasih pada Joonsoo.
Saat Joonsoo mengantar GongShim pulang, tanpa sengaja mereka bertemu dengan Dan Tae yang sedang minum sekaleng bir di taman. “ Apakah kau ingin berhenti dan menyapa dia sebentar? “ tanya GongShim pada Joonsoo. DanTae juga melihat kebersamaan mereka berdua. Akhirnya Joonsoo mengatakan bahwa tiket Exhibition itu bukan dari dirinya. Gongshim agak bingung. Joonsoo mengeluarkan tiket miliknya. “ Aku bahkan belum sempat memberikan tiket ini padamu. Aku sangat ingin melihat Exhibition itu bersamamu, jadi aku berbohong. Mungkin tiket itu berasal dari DanTae. Aku kan bicara padanya dan minta maaf. “ kata Joonsoo. Kemudian Joonsoo meminta Gongshim agar meninggalkan mereka. Dia ingin berbicara berdua dengan DanTae.
Joonsoo melangkah menghampiri DanTae. DanTae berusaha menyapa Joonsoo dengan ramah. Joonsoo mengatakan bahwa dirinya baru saja tiba dari melihat Exhibition bersama Gongshim. Wajah DanTae langsung berubah. Namun dia masih mencoba tersenyum pada Joonsoo. “ Kami pergi ke Exhibition dengan tiket yang berasal darimu. Dia mengira tiket itu berasal dariku. “ kata Joonsoo. Joonsoo marah pada DanTae karena dia berhasil mendahuluinya memberikan tiket Exhibition itu pada Gongshim. Joonsoo juga takut jika dia harus kehilangan Gongshim. Itu sebabnya mengapa dia berbohong. “ Apapun alasannya, aku tahu apa yang aku lakukan adalah salah. Aku malu dengan apa yang sudah aku lakukan, tapi aku tak menyesalinya. Itulah kuatnya perasaanku pada GongShim. “ kata Joonsoo. DanTae tak menanggapinya. Dengan senyum kecil, dia berpamitan pada Joonsoo dan pergi meninggalkannya. Joonsoo tak bisa melakukan apapun.
GongShim menunggu DanTae lewat. Ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Gongshim mengatakan bahwa dia pergi ke Exhibition dengan tiket yang DanTae berikan pada Gongshim. “ Aku sudah mendengarnya? “ kata DanTae santai. “ Apa ? Apakah hanya itu yang bisa kau katakan padaku?” kata GongShim. Gongshim berkata bahwa jika DanTae memberikan langsung tiketnya kepada GongShim, kesalahpahaman itu tak akan terjadi. DanTae tak berkata apa – apa. Dia hanya menatap Gongshim. “ Jika kau bertingkah seperti ini, sebaiknya kau tinggalkan aku. Aku akan mengatasi masalahku sendiri. Bukan karena aku banyak tersenyum, ini tidak berat untukku..” kata Gongshim. DanTae meraih tangan Gongshim, kemudian menariknya. DanTae memeluk Gongshim. Gongshim kaget dengan perlakuan DanTae yang tiba – tiba seperti ini. Dalam beberapa saat mereka terdiam , tak mengatakan apapun. “ Aku minta maaf…minta maaf karena membuatmu sulit. Aku bahkan tak bisa mengatakan apapun untuk membantumu. Aku minta maaf…karena saat ini, hanya ini yang bisa aku lakukan…” kata DanTae.. Gongshim tak menjawab. Pelukan DanTae dirasanya semakin erat.
Keesokan paginya, gongShim menunggu DanTae yang lewat untuk berangkat kerja. Setelah dia melihat DanTae muncul, Gongshim berlari mendekatinya. Gomgshim mengajukan 3 pertanyaan kepada dantae. “ Apakah kau menderita penyakit mematikan? “ tanya Gongshim. Dantae langsung memasang muka bingung. “ Ah..sepertinya bukan…Apakah cinta pertamamu kembali? Karenanya kau tak bisa menerima perasaanku? Kau sibuk membandingkan aku dengannya?” tanya Gongshim lagi. “ Apa?” DanTae semakin bingung. Jadi Gongshim mengira bukan itu juga penyebabnya. Gongshim kemudian menyangka bahwa DanTae memiliki hutang. Ada debt collector yang sedang mengejar DanTae. “ Gongshim, sebenarnya apa yang kau bicarakan?’ sekarang DanTae tak sabar. GongShim pun bernapas lega. Pertanyaan itu dia tanyakan karena sikap DanTae semalam. Gongshim tak tahu apa yang sedang terjadi pada DanTae. DanTae meminta maaf tapi dia tetap tak bisa mengatakan alasan mengapa dia bersikap seperti ini pada Gongshim. Tapi Gongshim berjanji bahwa dia akan menunggu DanTae selesai dengan apa yang sedang DanTae kerjakan. Gongshim juga berjanji bahwa dia akan mencar pekerjaan dan berubah menjadi cantik. danTae menatap Gongshim sambil tersenyum. Gongshim pun pamit. Namun tanpa sengaja dia tersandung kakinya sendiri. Gongshim terjatuh. Kali ini DanTae tak sempat menolongnya. Gongshim jatuh ke tanah. DanTae segera menolongnya. Gongshim pun lari terbirit – birit karena malu. DanTae hanya menatap Gongshim sambil tersenyum lebar.
DanTae mengunjungi ayahnya di ICU. “ bibi, kapan ayah akan bangun? Dia akan bangun kan ya? “ tanya DanTae pada bibi Jiwoon. Bibinya pun hanya mengatakan bahwa ayahnya pasti akan bangun. Bibi Jiwoon mengatakan bahwa ada staff dari Arboretum meminta mereka untuk mengambil perlengkapan ayah DanTae. Dantae mengatakan bahwa dia yang akan kesana dan mengambil barang ayahnya.
DanTae datang mengunjungi Arboretum untuk mengambil barang ayahnya. Staff disana meminta DanTae menunggu karena staff mereka yang lain sedang mengambil barang Ahn Soo Young. Sambil menunggu, DanTae bertanya kepada staff yang ada di sana, sambil menunjukkan photo Joonsoo. “ Apakah kalian pernah melihat orang ini berada di sekitar sini?” tanya Dan Tae. Tapi mereka tidak ada yang pernah melihat Joonsoo.
Staff yang membawa barang Ahn Soo Young datang. Ternyata orang itu adalah, orang yang diminta Joonsoo untuk mengantarkan kertas kepada ibunya. Saat dia ditunjukkan wajah Joonsoo, bapak itu langsung mengenalinya. “ Apakah kau tahu dia? Apakah kau mengenalnya? “ tanya DanTae. Bapak itu menceritakan kejadiannya, disaat dia diminta Joonsoo untuk mengantarkan pesan kertas kepada Yeom Tae Hee. Bapak itu juga mengatakan bahwa dia juga menerima bayaran yang sangat besar untuk tugas sekecil itu. “ Aku sangat mengingatnya..” kata Bapak tsb. DanTae terlihat kesal. Namun dia mencoba tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Joonsoo berjalan perlahan ke meja DanTae. Membuka lacinya, kemudian mengambil sikat gigi milik DanTae disana. Joonsoo pun membawanya ke pusat uji DNS. Dia meminta agar dilakukan pengujian kepada sikat gigi milik DanTae. Apakah DNA milik DanTae sama dengan neneknya?
Sepertinya Dantae dan Joonsoo mencari tahu rasa penasaran mereka masing – masing. Tanpa sengaja mereka berdua bertemu di lift. Mereka saling menatap satu sama lain.
Tatapan sebagai seseorang pria. Tanpa berkata apapun. Mereka menatap dingin satu sama lain.
……………………………………………………………………………..