“Hunt” adalah film korea dengan tema spionase terbaik yang saya tonton di tahun ini. Tetapi jangan bayangkan film ini akan serupa dengan James Bond yang glamor, karena Hunt memiliki alur kisah yang lebih berat dan gelap dengan intriknya yang intens. Ketegangan sepanjang waktu, saling curiga yang tidak berujung, dan penuh dengan ledakan emosi.
Alurnya membuat pikiran Kita terus menerka-nerka dan bingung harus berdiri membela siapa. Alur film melaju dengan cepat seolah tanpa memberikan kita jeda waktu untuk bernapas. Ada banyak hal yang terjadi sehingga Kita harus fokus untuk mengikuti plotnya.
Debut Sutradara Lee Jung Jae
Lee jung Jae adalah seorang aktor veteran yang sudah mencicipi banyak peran, dan kini ia mengambil tantangan untuk menjadi sutradara untuk pertama kalinya. Tahun lalu ia meraih kepopulerannya yang luar biasa saat menjadi pemeran utama Squid Game. Dan langkahnya sebagai sutradara debutan juga ternyata menuai kesuksesan.
Ia mampu membuktikan kapasitasnya, Hunt menjadi film ke 4 terlaris di Korea Selatan dengan mencatatkan 4,352,406 penonton. Selain itu ia juga sukses memenangkan penghargaan sebagai “Best New Director” pada gelaran penhargaan film bergensi Korea Sleatan Blue Dragon 2022. Pada acara tersebut, secara keseluruhan Hunt memenangkan 3 kategori berbeda yakni, Best New Director, Best Editing, dan Best Cinematography and Lighting.
Pemeran Hunt, Reuni para aktor Veteran
Sebagai pemeran utama adalah Lee Jung-jae, Jung Woo-sung, Jeon Hye-jin, Heo Sung-tae. Pada film ini Jung Woo-sung berubah menjadi sosok yang begitu kharismatik. Mimik wajahnya menunjukan sisi sebagai agen rahasia yang tangguh dan kejam. Ia menjadi rival sekaligus partner dari Lee Jung-jae.
Yang menarik dari Film ini adalah banyaknya aktor-aktor veteran Korea yang ikut bergabung baik sebagai pemeran pembantu atau juga hanya sebatas cameo yang penampilannya hanya sekelebat saja. Sebut saja Hwang Jung-Min, Kim Nam-gil, Lee Sung-min, Park Sung-wong, dan masih banyak lainnya. Ini seperti sebuah reuni yang membuat film ini semakin terasa spesial.
Alur Menegangkan sepanjang Waktu
Hunt bukan film dengan alur yang sederhana, ada beberapa lapisan kisah yang kemudian mengantar kita pada klimaks yang membuat kita bergumam “Gila!”. Kisah ini timeline waktunya seperti kelanjutan dari King Maker yakni masa politik Korea yang bergejolak pada tahun 80an. Beberapa kejadian sejarah yang ditampilkan benar-benar terjadi. Empat tahun setelah pembunuhan Presiden Park Chung-hee. Di satu sisi, mengakhiri kediktatoran selama 16 tahun, tetapi di sisi lain justru melahirkan kediktatoran militer Chun Doo-hwan yag juga sama-sama bengis. Hal ini menimbulkan gejolak politik yang luar biasa.
Chun mengumumkan darurat militer atas nama memerangi infiltrasi Korea utara, yang mengarah ke Pemberontakan Gwangju. Dalam waktu 6 bulan, 40.000 orang yang dicap sebagai pembangkang atau “penyakit sosial” dihukum kerja paksa dan penyiksaan di kamp pendidikan ulang Samchung. Lebih dari 60.000 orang—dengan perkiraan hingga hampir 100.000 orang, banyak dari mereka adalah warga sipil tak berdosa—ditangkap tanpa surat perintah dan menghadapi perlakuan kekerasan. Adegan yang menggambarkan kekerasan di kamp konsentrasi dan penjara ditampilkan di sepanjang film.
Film ini dimulai di Washington DC, dengan upaya pembunuhan pertama terhadap presiden baru (ini merupakan kisah fiktif) Korea selama kunjungan kenegaraan resminya, yang memicu persaingan antara pemimpin Unit Luar Negeri Badan Intelijen Pusat Korea Park Pyong-ho (Lee Jung- jae) dan kepala unit domestik Kim Jung-do (Jung Woo-sung). Hanya dalam lima menit pertama, kita disuguhi dengan baku tembak yang liar. Prolog ini juga memberi kita rasa ketegangan yang kemudian mendasari dinamika antara Park dan Kim.
Hubungan dua karakter utama ini seperti sayang dan benci. Pada suatu saat mereka adalah teman baik, meskipun Kim pernah terlibat dalam interogasi menyiksa Park tepat setelah pergantian kekuasaan, berikutnya mereka bersaing dengan sangat sengit dan terus memburuk seiring berjalannya film. Masing-masing saling menuduh yang lain adalah mata-mata Korea Utara yang beroperasi di bawah kode nama. “Donglim”.
Film ini memberikan gambaran yang mungkin mendekati dari dunia intelijen yang sesungguhnya. Dimana mereka harus begitu dingin dan nir empati mengesampingkan perasaan dalam melaksanakan tugas. Segala cara ditempuh untuk membuat misi yang diemban sukses. Tanpa ragu menyingkirkan penghalang walau itu adalah teman dekat. Sebagai penonton kita dibuat tidak percaya pada setiap karakter yang ada.
Ending Film Hunt
Jika kamu belum menontonnya dan tidak nyaman dengan spoiler, sebaiknya skip bagian ini.
Siapakah Jo Yoo-Jeong? Mengapa Dia Menembak Park? Apakah Dia Mati Atau Hidup?
Yoo-Jeong adalah seorang agen Korea Utara yang dilatih untuk mengawasi Donglim jika dia gagal memberikan hasil. Ayah Yoo-Jeong, yang pada salah satu adegan jadi partner Park terbunuh saat mengawasi target. Korea Utara tidak yakin apakah Park/Donglim akan mampu menjalankan tugas. Mereka menggunakannya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi rahasia tentang gerakan dan keputusan politik Presiden Korea Selatan dan misi rahasia rahasia lainnya. Korea Utara membunuhnya begitu pekerjaannya selesai, menggunakan Yoo-Jeong sebagai umpan. Park sebenarnya menyadari peran Yoo-Jeong selama ini; itulah alasan dia memintanya untuk tidak mengungkapkan apapun selama penangkapan dan interogasinya.
Yoo-Jeong merasa bersalah atas perannya dalam kematian Park/Donglim. Dia menerima paspor Korea Selatan dari Park, yang menyarankan untuk memulai dari awal sebelum dia meninggal karena banyak luka. Yoo-Jeong langsung menyadari betapa berharganya hidupnya. Sama seperti Park/Donglim yang terbunuh, dia juga akan terbunuh suatu hari nanti. Dia membuat keputusan untuk menembak agen Korea Utara, karena dia ingin menjalani hidupnya dengan bebas tidak terhambat oleh politik negara. Yoo-Jeong melarikan diri ingin menjalani hidupnya secara berbeda.
Kesimpulan
Dengan jumlah karakter dan peristiwa yang mengisi film, semua dilengkapi dengan kerja kamera hiperkinetik, Hunt sering terasa seperti film perang epik. Film ini berhasil menghadirkan gempuran semua kekacauan dengan indah. Selain itu, Lee Jung-jae dan Jung Woo-sung betul-betul berhasil menampilkan akting yang brilian. Semua kecemasan, kebingungan, dan kemarahan mereka seolah bisa dirasakan oleh kita sebagai penonton.
Hunt bagaimanapun adalah karya hiburan dan bukan berdasarkan pada kisah nyata seutuhnya. Ada beberapa bagian yang mungkin terasa melompat-lompat dari satu perkembangan plot ke pengembangan plot lainnya. Tapi ini adalah kekurangan kecil dalam film yang dibuat dengan baik. Jadi, bagi saya, Hunt adalah salah satu film thriller aksi terbaik tahun ini.