Stellar: A Magical Ride adalah film yang begitu manis, dipenuhi dengan kegembiraan dan di sisi lain juga berhasil menyajikan perjalanan yang menyentuh hati. Awalnya saya mengira ini adalah film fiksi nyeleneh dengan cerita yang tidak bisa diterima oleh nalar. Tapi ternyata film ini melebihi ekspektasi! Seiring waktu berlalu film ini berhasil membawa penonton tersenyum dan bersedih pada saat yang bersamaan.
Walaupun beberapa adegan komedi dan jalan ceritanya mungkin sedikit absurd tapi film ini berhasil menggambarkan dengan baik pergulatan batin seorang anak yang harus bertanggung jawab mengurus kematian ayahnya, penyesalannya dan juga kenangan indah dalam hubungan mereka. Selain itu, Son Ho-jun sebagai Young-bae berhasil menghidupkan karakter mobil usang berwarna biru sebagai bagian utama film dengan interaksi yang dibangunnya.
Stellar: A Magical Ride ditulis naskahnya oleh Bae Se-young, yang juga menulis naskah film “Extreme Job” yang juga tidak kalah lucu. Sementara sutradaranya adalah yang pernah menyutradarai film “My Anoying Brother”. Untuk jajaran pemerannya ada Son Ho-jun yang juga apik dalam drama Reply 1997, Go Back Couple hingga penampilannya di Three Meals a Day. Lalu Lee Kyu-hyung, dan Heo Sung-tae.
Stellar: A Magical Ride, Mobil Ajaib Peninggalan Ayah
Bekerja di bisnis leasing mobil, Young-bae (Son Ho-jun) berada dalam masalah karena temannya Dong-sik (Lee Kyoo-hyung) telah menghilang dengan Lamborghini senilai $300.000. Temannya tersebut melakukan hal ini dengan harapan dapat melunasi hutangnya yang besar. Young Bae ditekan oleh bosnya (Heo Sung-tae) untuk menemukan mobil mewah tersebut. Ini adalah premis yang cukup sederhana, hal-hal menjadi unik ketika konflik keluarga juga dimunculkan ditengah kekacauan ini.
Young-bae baru saja mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal, ia yang sudah lama membenci ayahnya itu bersedia datang karena adiknya menelpon menyebut ada warisan yang harus dibagikan. Ia datang dengan penuh harap, tapi ternyata warisan tersebut adalah hutang-hutang ayahnya. Dan satu-satunya hal yang dia tinggalkan adalah Hyundai Stellar, mobil tua bekas taksi.
Gerombolan mafia melacaknya hingga ke rumah duka, disana ia dipaksa untuk segera menemukan Lamborghini itu. Dengan alasan menyiapkan pemakaman Ia menunda untuk pergi dan terus berada di rumah itu. Mafia menyita dompet dan kunci mobil agar Yong Bae tidak bisa kabur. Saat gerombolan mafia tertidur, ia kabur menggunakan Stellar tua yang kuninya ia temukan di dekat altar.
Stellar tua ini benar-benar bobrok, sementara Young-bae harus berlari lebih cepat dari kejaran gangster mobil ini tidak bisa berlari di atas 50km/jam, pintunya tidak berfungsi, radio menyala secara acak, dan lampu hanya berfungsi jika diinginkan. Dalam perjalanan ini ia harus mengatasi beberapa hal sekaligus yaitu menangkap temannya, mengatasi kesedihan ditinggal ayahnya dan kebimbangan lain yakni kabar pacarnya tengah hamil, dan dia tidak yakin bagaimana menghadapi kenyataan itu, juga takut dia akan menjadi seperti ayahnya yang tidak dapat diandalkan.
Stellar menjadi pemeran utama dalam film ini seperti halnya Young-bae. Interaksi dengan mobil ini sangat menarik dan lucu pada saat yang bersamaan. Film ini berhasil menyajikan momen supernatural terasa begitu nyata dan relate. Selain itu Young-bae memiliki karisma dan kepribadian yang membuat penonton langsung jatuh bersimpati padanya, bahkan dengan semua kesalahannya.
Film Sederhana yang Terasa Menyegarkan
Elemen pengejaran mobil yang dikemas sebagai perjalanan menjadikannya sangat menarik dan memberikan kita banyak pelajaran. Young Bae dipertemukan dengan beberapa orang yang kemudian mengubah persepsinya selama ini. Pengejaran ini terasa begitu panjang dengan beberapa hal dilewati sepanjang perjalanan..
Walaupun ada mafia, ini bukanlah film yang mengerikan. Pertarungan tangan kosong sebagian besar dibumbui dengan komedi. Anggota geng gagal menangkapnya atau mendapatkan kembali kargo mereka dengan cara yang absurd.
Disisi lain kita bisa merasakan betapa kalutnya perasaan seorang anak pertama menghadapi kematian ayahnya. Ingatan tentang masa kecilnya yang cukup indah, lalu konflik batin saat ayahnya pergi meninggalkannya, lalu penerimaan diri dan memaafkan semuanya. Ini menghadirkan aspek melodrama yang begitu menyentuh yang akhirnya menunjukkan unsur kemanusiaan.
Adegan dan Dialog yang menarik di film ini
Ada dialog yang terasa begitu sulit dilupakan dari film ini, diantaranya saat Young Bae mengantarkan kakek pemilik peternakan sapi. Saat membersikan kandang sapinya, Young Bae ditanya “Apakah kau punya anak?“, Ia menjawab “Tidak semua orang cocok menjadi Ayah“. Dan memang banyak orang yang tak seharusnya punya anak karena tidak bertanggung jawab dan brengsek.
Lalu di akhir film kita melihat Young Bae pada akhirnya berdiri disamping jasad ayahnya. Dengan terbata-bata ia berkata, bolehkah membersihkan jasad ayahnya kepada petugas. Saat melihat bekas operasi di tubuh ayahnya, ia tidak kuasa untuk menangis dan pada akhirnya berdamai dengan ayahnya terlepas kesalahan yang telah dilakukannya dahulu.
Kesimpulan
Terlepas dari beberapa plothole disana-sini, “Stellar: A Magical Ride” adalah film yang menyenangkan dan ringan untuk ditonton. Aspek komedi, aksi dan dramanya ditambah dengan akting Son Hojun membuat film ini terasa begitu hidup.