Joonsoo memegang ponsel dengan wajah bingung. Ponsel itu bukan miliknya, dan mengapa ponsel itu ada di dalam tasnya. Dia sama sekali tak mengerti. Ahn DanTae ada di depannya dan menatap tajam ke arahnya. DanTae memegang ponsel miliknya yang masih tersambung ke nomor teman ayahnya. Saat dia menekan tombol merah di ponselnya, seketika nada dering di ponsel yang Joonsoo pegang juga berhenti. DanTae terlihat makin marah pada Joonsoo sementara Joonsoo hanya berusaha mengabaikan pandangan marah DanTae.
Teman – teman baru Gongshim datang untuk mengajak Gongshim dan Joonsoo makan bersama. Itu adalah pesta untuk penyambutan Gongshim. ” Gongshim… Kau pasti punya banyak pertanyaan tentang kantor. Kau bisa menanyakannya saat makan. ” kata salah satu temannya. Gongshim mengangguk. Gongshim melihat ke arah DanTae, DanTae pun memberikan isyarat bahwa dia boleh pergi dengan temannya. Gongshim mengangguk. Dia juga memberikan tanda bahwa dia akan menelpon DanTae. Joonsoo mengikuti Gongshim, namun Dansaja menghalangi langkah Joonsoo. ” Kita perlu bicara.. ” katanya.
Ahn DanTae dan Seok Joonsoo memilih tempat yang aman untuk berbicara. Joonsoo mengatakan bahwa dia tak tahu itu handphone milik siapa. ” Kau tidak tahu? Jika kau tidak tahu itu ponsel milik siapa? Mengapa itu ada padamu? ” tanya DanTae. ” Apa yang sebenarnya ingin kau katakan? ” tanya Joonsoo. DanTae mengatakan bahwa dia melihat Joonsoo di rumah sakit. Joonsoo agak terkejut. Tak menyangka bahwa DanTae melihatnya di RS kemarin. DanTae menarik kerah Joonsoo. Dia tak dapat menahan amarahnya lagi. DanTae mengira Joonsoo ingin melakukan hal buruk pada ayahnya. Sementara Joonsoo benar – benar tak tahu mengapa DanTae begitu marah padanya. DanTae hanya tak habis pikir bahwa Joonsoo bisa berbuat sejauh itu untuk melindungi miliknya. Joonsoo masih saja tak mengerti. ” Apa yang coba kau sembunyikan, aku akan bongkar satu persatu.. ” kata DanTae sambil mengambil tasnya dan melangkah pergi. Joonsoo masih memegang ponsel di tangannya. Dan dia benar- benar tak tahu ponsel itu mengapa ada di tas miliknya.
Gongshim datang membawa sekotak ayam untuk DanTae. Itu sebagai permintaan maafnya karena dia tadi meninggalkan DanTae begitu saja dan ikut makan siang dengan tim kantornya. DanTae mengerti akan hal itu. Dia bertanya bagaimana Gongshim dengan tempat kerjanya yang baru. Apakah menyenangkan? Samb tersenyum Gongshim menjawab bahwa dia sangat menyukainya. Timnya bahkan lingkungan kerjanya sangat menyenangkan. ” Aku mencintai pekerjaanku. Baru pertama kali aku merasakan ini. ” kata Gongshim tanpa berhenti tersenyum. DanTae juga merasa senang melihat Gongshim menyukai pekerjaan barunya. Gongshim mengatakan bahwa perusahaannya bekerja sama dengan Joonsoo untuk membuat perusahaan desain yang baru. ” Itu sebabnya dia ada disana bersamamu tadi? ” tanya DanTae. Gongshim juga menjelaskan bahwa Joonsoo tak ada kaitannya dengan diterimanya dia di perusahaan itu. DanTae mengangguk kurang antusias. Mengingat kejadian tadi siang dengan Joonsoo. Sepertinya DanTae tak begitu suka Gongshim bercerita banyak tentang Joonsoo. DanTae pun meminta Gongshim untuk pulang dan beristirahat. Gongshim meninggalkan rumah DanTae. DanTae menatap Gongshim dengan perasaan bersalah. Karena hingga saat ini, dia belum bisa menceritakan siapa dirinya sebenarnya.
GongMi merasa tersanjung karena Joonsoo memintanya bekerja di perusahaan yang Joonsoo bangun sendiri. Dia merasa senang jika mengingat saat Joonsoo meminta bantuannya sendiri. Bahkan Joonsoo juga mengirimkan ucapan terima Kasih karena sudah menerima tawaran pekerjaannya. ” Baiklah.. Aku akan berusaha dengan baik.. ” balas GongMi.
Gongshim pulang dan disambut dengan antusias oleh kedua orang tuanya. Mereka menanyakan bagaimana lingkungan kerja Gongshim. ” Aku sangat menyukainya.. ” kata Gongshim sambil tersenyum. Ayah dan ibunya merasa lega. GongMi juga merasa senang karena Gongshim menyukai tempat kerjanya yang baru. ” Eonnie.. Apakah kau tahu bahwa Seok Joonsoo bekerjasama dengan perusahaanku untuk membuat perusahaan baru. Aku bertemu dengannya tadi.. Aku juga tak tahu bahwa dia menjadi CEO disana. ” kata Gongshim. ” Jadi… Kau dan aku akan bekerja di perusahaan yang sama? ” tanya GongMi. Gongshim mengangguk. Dia pun berpamitan juga untuk tidur. Ayah dan Ibu Gongshim merasa bahwa sangat baik jika GongMi dan Gongshim bisa bekerja dalam satu perusahaan yang sama. Mereka bisa pulang dan berangkat bersama. Tapi sepertinya GongMi merasa tak senang. Ayah dan Ibu GongShim juga ingin tidur. Ibu GongMi menegur GongMi yang masih belum masuk ke kamarnya. GongMi sepertinya shock tahu bahwa dia akan satu kantor dengan GongShim. Tentu saja hal itu sangat mengganggunya.
Ayah dan Ibu Gongshim bersiap untuk tidur. Ayah GongShim mendapat pesan text dari seseorang. Hal itu membuat ibu Gongshim curiga. Siapa yang mengirim pesan text malam – malam ke suaminya. Ayah GongShim berkata bahwa itu adalah pesan spam. Ketika ibu Gongshim ingin merebut ponsel ayah GongShim, ayah Gongshim mengalihkannya dengan mengatakan akan memakaikan masker ke wajah ibu Gongshim. ” Sepertinya kulitmu butuh perawatan. ” kata ayah Gongshim. Akhirnya ibu Gongshim memakai masker ketimun hingga dia tertidur. Setelah tertidur, diam – diam ayah Gongshim pun keluar kamar.
Begitu juga dengan Yeom Tae Hee. Dia melihat hp suaminya ada pesan text masuk. Namun dia tidak bisa membukanya karena ponselnya terkunci. Tae Hee merasa aneh. Selama ini ponsel suaminya tak pernah dalam posisi terkunci. Seok Dae Hwang masuk kamar dan merebut ponselnya dari tangan istrinya. ” Apa yang kau lakukan dengan ponselku? ” tanya Dae Hwang. Istrinya mencurigainya menyembunyikan sesuatu. DaeHwang merasa kecewa karena dia dituduh yang macam – macam dan istrinya juga mengecek ponselnya. Dia menggunakan alasan itu untuk keluar dan mencari angin. Tae Hee terlihat kesal.
Jo Jae Boon terbangun dan mendapati suaminya tidak berada di tempat tidur. Dia marah. ” Apa ini? Dia membuatku tidur dan dia sendiri pergi? ” Jae Boon makin marah. Dia juga mencurigai ayah Gongshim memiliki wanita lain. Hal ini karena seringnya ayah Gongshim menerima telepon secara diam – diam dan dia sering menyenandungkan lagu layaknya orang yang sedang jatuh Cinta. Jae Boon segera turun dari tempat tidurnya untuk mencari suaminya.
Tae Hee juga merasakan hal yang sama. Dia mencurigai suaminya memiliki wanita lain. Dia memeriksa GPS mobil suaminya. Membuatnya terkejut dan akhirnya membuat Tae Hee mengambil keputusan untuk mencari suaminya.
Tae Hee menelusuri jalan untuk mencari mobil suaminya. Dia menemukan mobil suaminyasedang terparkir di pinggir jalan. ” Jadi dia sudah berjalan sejauh ini? ” kata TaeHee pada dirinya sendiri lain. Jae Boon juga terengah – engah mencari suaminya. Tanpa sengaja keduanya bertabrakan badan. Mereka berdua saling berpandangan saat mengetahui satu sama lain. Mereka saling menyapa dengan ketus. Tae Hee bertanya apa yang sedang JaeBoon lakukan disana. ” Aku pikir kau akan meminta maaf. Lihatlah perilakumu.. ” kata Jae Boon. ” Apa? Minta maaf? Kau pikir aku gila hingga aku minta maaf padamu? ” jawab Tae Hee. Akhirnya mereka berebut masuk ke dalam sebuah pub.
Tae Hee dan Jae Boon celingukan mencari suaminya. Sampai pada akhirnya mata mereka tertuju ke arah panggung. Seok Dae Hwang dan ayah GongShim, sedang berduet menyanyikan sebuah lagu. Mereka terlihat sangat kompak sebagai pasangan duet. ” HYAAAAAA!!!! ” teriak Tae Hee dan Jae Boon berbarengan. Sontak hal ini membuat Seok Dae Hwang dan ayah Gongshim menoleh ke arah Sumber suara. Setelah tau siapa yang berteriak, wajah mereka menunjukkan ketakutan.
Jae Boon menjewer kuping suaminya dan membawa suaminya keluar pub untuk pulang. Sementara itu Seok Dae Hwang sedang sibuk membujum istrinya yang sepertinya juga marah. Saat Seok Dae Hwang ingin masuk ke mobilnya, dia melihat ayah GongShim kemudian berteriak memanggil namanya. Ayah Gongshim, yang berada di seberang jalan menjawab panggilan Seok Dae Hwang juga dengan memanggil namanya. Kemudian keduanya berlari dan bertemu di tengah jalan. Mereka berpegangan tangan. Adegan yang terjadi seperti sepasang kekasih yang baru saja dipertemukan kembali. Sementara istri mereka masing – masing terlihat sangat kesal. ” Mari kita tetap menjaga hubungan ini… ” kata ayah Gongshim. ” Setelah sekian lama, kita dipertemukan lagi, terima Kasih untuk semua kenangan Indah yang ada.. ” kata Dae Hwang dengan muka sedih. Mereka seperti akan berpisah dan tidak akan pernah dipertemukan lagi. ” Kauuu… Cepat kembaliii….!!! ” teriak JaeBoon pada suaminya. ” Aku…. Tidak akan pernah mengampunimu…!!! ” teriak Tae Hee pada Dae Hwang.
DanTae berusaha menghubungi Arboretum lagi untuk mencari keberadaan Kim Gil Bong. Diabertanya apakah ada no telp lain atau alamat diamana dia bisa mencari tahu tentang Kim Gi Bong. Staff Arboretum mengatakan bahwa dia hanya tahu no telpnya. ” Kim Gil Bong selama ini tinggal di asrama yang kami sediakan. Jadi kami tidak tahu dimana alamatnya.” kata staff tsb. Kim Gil Bong tinggal di asrama bersama dengan ayah DanTae. Mereka pun berbagi kamar bersama.
DanTae kemudian membuka tas yang berisi barang – barang ayahnya. Dia membuka catatan kecil milik ayahnya. Benar saja di catatan kecil ayahnya terdapat alamat tinggal dari Kim Gi Bong. DanTae pun berusaha untuk menemui Kim Gil Bong dengan datang ke rumahnya.
DanTae melihat Kim Gil Bong sedang bermain – main dengan cucunya di halaman rumahnya. Sepertinya Gil Bong baru saja membeli banyak mainan untuk cucunya. DanTae berjalan menghampiri Gil Bong. Kehadiran DanTae membuat Gil Bong cukup terkejut. Dengan terbata – bata dia bertanya siapa DanTae. ” Kau tahu siapa aku. Aku anak laki – dari Ahn Soo Young. Kita bertemu di Arboretum saat aku mengambil barang milik ayahku. ” kata DanTae. Sepertinya Kim Gil Bong pura – pura tak mengenalnya. Kemudian DanTae menanyakan apakah orang yang memintanya keluar dari Arboretum dan memberinya perintah untuk menyampaikan pesan di kertas adalah orang yang sama? DanTae menunjukkan foto Joonsoo. ” Tidak ada yang membuatku keluar. Aku keluar karena sakit. ” kata Kim Gil Bong. Namun DanTae tetap bertanya apakah ada orang yang terlibat. Dia masih merasa bahwa ada seseorang yang meminta Kim Gil Bong untuk keluar dari pekerjaannya. Kim Gil Bong mengatakan bahwa dia tak tahu apa yang sedang DanTae bicarakan. Dia mengusir DanTae karena dia merasa DanTae berbicara sesuatu yang tidak ia mengerti. Kim Gil Bong bahkan menepis tangan DanTae yang memegang lengannya mencegahnya agar tak pergi. Namun Gil Bong mengabaikannya kemudian masuk ke dalam rumahnya. DanTae tak bisa berbuat apapun.
DanTae kembali bertemu dengan Joonsoo di lobi. Keduanya kembali bertatapan dengan dingin satu sama lain. ” Aku tidak tahu bahwa kau pandai menyuap seseorang. Kita lihat, sampai kapan kebohonganmu akan bertahan. ” kata DanTae. Joonsoo tak menjawab. Tanpa berkata apapun dia pergi meninggalkan DanTae. DanTae hanya bisa menatap Joonsoo. ” Mereka mulai membenci satu sama lain. Sama seperti apa yang aku rencanakan. ” kata Yeom Tae Cheol memandang pertemuan Joonsoo dan DanTae dari atas.
Saat itu Joonsoo sedang merapikan barangnya. Dia bersiap untuk pindah ke kantor baru. Kehadiran ayah dan pamannya Yeom Tae Che membutnya agak sedikit kurang nyaman. Ayah Joonsoo ingin mengajak Joonsoo makan naengmyeon. Dengan alasan bahwa Yeom Tae Cheol menemukan restoran NaengMyeon yang sangat enak. Namun Joonsoo menolak dengan alasan masih banyak pekerjaan. Dengan diam – diam, TaeCheol mendekati tas Joonsoo dan dengan cepat memasukkan ponsel tsb ke dalam tas Joonsoo.
” Antara Joonsoo akan mengeluarkan Ahn DanTae atau dia akan mengurus masalah ini dengan caranya.. ” kata TaeCheol. Tanpa sengaja DanTae melihat TaeCheol yang terus memperhatikannya dari atas. TaeCheol tahu kalau DanTae menyadari dirinya berada disana. Dengan segera, TaeCheol segera meninggalkan tempat tsb.
Joonsoo ingin tahu apa yang sebenarnya ada di ponsel tsb. Mengapa ponsel tsb ada di tasnya? Dan mengapa DanTae sangat marah padanya saat dia tahu bahwa ponsel tsb ada di tangan Joonsoo. Joonsoo pun mendatangi tempat dimana dia bisa mengembalikan data yang tersimpan di ponsel tsb. Bisa saja semua data di ponsel tsb sudah dihapus. Oleh karena itu dia berusaha mengembalikan kembali datanya. Agak sulit memang, namun masih bisa diusahakan. Joonsoo pun meminta agar mereka berusaha sebaik mungkin untuk mengembalikan data di ponsel tsb.
Joonsoo datang untuk menyapa GongMi yang sudah mulai membantunya di kantor yang baru. Joonsoo merasa bahwa dia belum menyaoa sejak GongMi berada di kantor tsb. ” Tak apa…aku tahu bahwa kau sangat sibuk.. ” kata GongMi. GongMi melihat Joonsoo membawa kantong hadiah. Dia tak tahu kepada siapa hadiah tsb akan diberikan.
Saat GongMi turun, tanpa sengaja dia melihat Joonsoo dan adiknya Gongshim. Ternyata hadiah tsb diberikan kepada GongShim, adiknya. Joonsoo memberikan hadiah tsb sebagai ucapan selamat karena sudah mendapatkan pekerjaan. Gongshim hendak menolak, namun Joonsoo memaksanya. Gongshim kemudian segera berpamitan karena dia harus bekerja. Joonsoo menatap Gongshim dengan senyum lebar. GongMi yang melihat itu sepertinya cemburu.
DanTae sedang mengobrol di ruangan nenek. Nenek menanyakan perkembangan DanTae dalam mencari tersangka penculikannya. DanTae menjawab bahwa belun ada perkembangan yang signifikan. Lalu obrolan mereka mengarah pada wanita yang disukai DanTae. Nenek ingin bertemu dengan Gongshim. ” Mungkin nanti nek, nanti aku akan mengenalkanmu padanya. ” kata DanTae. Namun nenek tetap memaksa ingin bertemu dengan Gongshim. DanTae pun tak bisa mengelak. Dia ingin menelpon Gongshim, tapi dia tak tahu harus berbuat apa.
DanTae akhirnya menelpon Gongshim. DanTae mengatakan bahwa dia sedang dalam masalah. DanTae berbohong pada Gongshim. DanTae bercerita bahwa dia mengacaukan jadwal CEO, oleh karena itu CEO sedang dalam perjalanan untuk ke rumahnya. ” Apa untungnya kau mengatakan padaku lewat telepon seperti ini. Kau harus datang padanya dan meminta maaf. ” kata Gongshim. DanTae ingin melakukan itu, tapi dia sedang terjebak macet. ” Bisakah kau datang ke rumahku dan membuatnya nyaman dulu sampai aku tiba disana? ” pinta DanTae. Awalnya Gongshim bingung mengapa dia harus melakukan itu. Tapi akhirnya dia mau. ” Dia percaya kebohonganku nek.. ” kata DanTae. Nenek pun tersenyum.
Gongshim dengan terburu – Buru naik ke atap. Nenek sudah berada disana menunggu. Saat Gongshim datang memberi salam, nenek melihat Gongshim dari ujung rambut sampai ujung kaki. Gongshim merasa tak enak. Nenek juga ikut berakting marah. Dia bertanya dimana Ahn DanTae. ” Dia menelponku dan mengatakan akan segera kemari.. ” kata Gongshim cepat. Gongshim mengajak nenek untuk menunggu di dalam.
Sewaktu masuk, Gongshim Buru – Buru merapikan barang DanTae yang berantakan di lantai. Nenek masuk dan melihat ke sekitar. Sepertinya dia sangat sedih. Cucunya harus tinggal di kamar sempit seperti itu. Gongshim menawarkan minuman pada nenek. Namun ternyata kulkas DanTae kosong. Dia pun kaget. ” Apa? Apa di kulkas tidak ada isinya? ” kata nenek kaget juga. Gongshim segera beralasan bahwa DanTae tidak pernah menggunakan kulkas tsb. Yang ia gunakan adalah kulkas di bawah tangga. Gongshim kemudian menelpon Goo Nam untuk membawa 2 minuman dingin ke atas. Gongshim berusaha menyenangkan nenek sebaik mungkin. Nenek melihat Gongshim. ” Ada apa ma’am? ” tanya Gongshim sopan. Nenek bertanya tentang nama Gongshim. Asal usul keluarga Gongshim bahkan tahun lahir Gongshim. Gongshim lahir di tahun Kambing dan menurut nenek itu cocok dengan tahun kelahiran DanTae, cucunya. ” Apa yang membuatmu sangat menyukai DanTae? ” tanya nenek keceplosan. Gongshim kaget mendapat pertanyaan seperti itu. Nenek sadar bahwa pertanyaannya salah. Namun dia segera bertanya tentang hal yang lain. Mengalihkan pertanyaan tsb dari Gongshim. Nenek berpura – pura kesal karena DanTae tidak datang – datang. Gongshim terus membela DanTae. Dia mengatakan, bahwa mungkin DanTae sedang berbuat sesuatu yang baik untuk nenek. ” Itulah yang aku pelajari darinya selama ini. ” kata Gongshim. Nenek tersenyum melihat Gongshim begitu membela DanTae. Gongshim mengusulkan agar nenek menunggu di rumah karena tempat itu mungkin tidak nyaman baginya. Nanti Gongshim akan segera menghubungi nenek saat DanTae kembali. Namun Nenek terus besikukuh untuk menunggu DanTae kembali. Dia akan mengomeli DanTae sendiri. Begitu Gongshim mendengar bahwa DanTae akan dimarahi, dia merasa cemas. Akhirnya dia mendapat ide untuk membuatkan nenek makanan. Kebetulan nenek sedang lapar.
Saat Gongshim akan keluar, dia berpapasan dengan Goo Nam yang membawa 2 kaleng minumandingin. Sepertinya, Goo Nam marah. Dia menganggap bahwa Gongshim dan DanTae kini menjadikannya sebagai pengantar makanan dan minuman. ” Kalian pasti tidak punya wakt untuk keluar dari kamar ini. Apa kalian menikmati kisah asmara kalian?” kata Goo Nam sewot kemudian meninggalkan Gongshi yang salah tingkah. Nenek terus tersenyum. Gongshim pun memberikan 2 kaleng minuman pada nenek dan segera pergi untuk membuatkan makanan.
Gongshim membuatkan makanan yang pernah ia buat untuk nenek. Nenek sangat menikmatinya. Ia makan dengan lahap. Bahkan dia memuji Gongshim yang dianggapnya sangat pintar memasak. Nenek kemudian mulai berbicara sedikit serius pada Gongshim. Dia bertanya apakah wanita akan menyukai pria seperti DanTae? ” Tentu saja ma’am. Dia sangat tampan. ” kata Gongshim. DanTae tinggal di rumah atap seperti itu. Apakah tetap akan ada wanita yang menyukainya? ” Dia mungkin tidak kaya. Tapi dia sangat percaya diri. Orang akan selalu bisa menghasilkan uang. Tapi rasa percaya diri yang dimiliki DanTae, aku pikir itu sangat keren. ” kata Gongshim. ” Lalu apakah ada hal yang tidak kau suka dari DanTae? ” tanya nenek lagi. Gongshim berkata bahwa sifat DanTae yang sangat mengganggunya adalah ketika DanTae mengambil makanan dari tanah. Bahkan DanTae bisa dengan cepat mengambil makanan yang sudah jatuh dan memasukkannya ke mulut. Nenek terkejut bahwa cucunya terlihat menyedihkan. Mengambil makanan dari tanah adalah menyedihkan. Nenek menundukkan kepalanya, sedih. Gongshim merasa sepertinya dia mengatakan hal yang salah. Lalu dia menawarkan bahwa dia akan memijat nenek. Nenek pun dengan senang hati berbaring di tempat tidur yang disiapkan oleh Gongshim. Pijatan Gongshim sangat enak. Bahkan nenek sampai tertidur.
GongMi tiba – tiba mengajak Gongshim untuk minum bir. ” Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan? ” tanya GongShim. ” Yah… Sepertinya.. ” kata GongMi ragu – ragu.
Nenek terbangun saat DanTae sudah di rumah. Tidurnya singkat namun nenek merasa sangat nyenyak. Nenek berkata bahwa Gongshim adalah pribadi yang menyenangkan. Dia selalu membela DanTae. Bahkan dia memasak untuk nenek dan memberikan pijatan hingga nenek tertidur. Masakannya juga sangat enak. DanTae tersenyum saat Nenek senang dengan Gongshim. ” Berhenti makan makanan yang sudah jatuh.. ” kata nenek. ” Huh? Aku tidak memakannya.. ” jawab DanTae bingung. Nenek pun berpamitan pulang.
GongMi tidak suka bahwa Gongshim terlalu dekat dengan Joonsoo. Hal itu akan menimbulkan kesalahpahaman karyawan. Gongshim akan dianggap menggunakan Joonsoo sebagai koneksi sehingga dia bisa bekerja disana. Padahal Gongshim sudah menjelaskan bahwa itu tidak mungkin. Timnya tahu bahwa dia diterima disana bukan karena Joonsoo. GongMi mengatakan bahwa orang lain tidak berpikiran seperti itu. Mereka akan berpikir bahwa semua itu sudah direncanakan. ” Apakah kau tak tahu bahwa tokoh protagonis selalu menjadi yang terakhir jika terjadi sesuatu? ” kata GongMi. GongMi memperingatkan Gongshim agar menjaga kelakuannya di kantor. ” Apa maksudnya? ” tanya Gongshim tak mengerti. ” Kau jangan terlalu dekat dengan Joonsoo di kantor. Orang akan salah paham jika melihatnya. ” kata GongMi lagi. Jika Gongshim ingin diakui sebagai pekerja karena kemampuannya, maka sebaiknya dia jangan terlalu dekat dengan Seok Joonsoo. GongMi mengatakan bahwa dia melakukan ini demi kebaikan Gongshim. Dia ingin menjaga Gongshim karena Gongshim adalah adiknya. ” Ini tidak seperti itu… ” kata Gongshim.
Gongshim kembali menemui DanTae. DanTae mengucapkan terima Kasih karena Gongshim berhasil menemani Nenek sampai dia tertidur. Akhirnya nenek memaafkan dirinya. Gongshim menasehati DanTae agar dia bekerja dengan baik. Jangan sampai dipecat dengan nilai yang buruk. DanTae hanya tersenyum melihat kepolosan Gongshim yang masih menganggap itu semua adalah nyata. ” Nenek sepertinya menyukaiku. Jika kau buat kesalahan lagi, biarkan aku membantumu. ” kata Gongshim. ” Aku tahu dia kesini karena marah denganmu. Tapi dia terus melontarkan pertanyaan aneh. Aku merasa seperti sedang di wawancarai. ” kata Gongshim. DanTae merasa tak enak. Hampir saja actinya dengan nenek terbongkar. ” Ah…. Dia memang biasanya selalu melontarkan banyak pertanyaan. ” kata DanTae menarik napas lega. Lalu DanTae segera mengalihkan pertanyaan. Bagaimana bisa Gongshim membuat nenek tertidur? Gongshim bercerita bahwa dia memijat nenek. Mungkin dia merasa rileks dan akhirnya tertidur. Gongshim menawarkan pada DanTae, apakah DanTae ingin dia memijatnya. DanTae menolak, namun Gongshim memaksa DanTae untuk duduk dan dipijat.
DanTae ternyata tak bisa menahan geli. Begitu Gongshim meletakkan tangannya pada bahu DanTae dan mulai memijatnya, DanTae langsung kegelian. Gongshim tahu bahwa DanTae tak bisa menahan geli. Dengan sengaja Gongshim malah menggelitik perut DanTae. DanTae tertawa cekikikan karena geli. Mereka bercanda dan tanpa sengaja Gongshim jatuh tepat di atas DanTae. Wajah mereka berdekatan. Seperti hendak berciuman. Untuk sesaat keduanya hanya terdiam. Tak melakukan apapun. ” Sudah kubilang jangan melakukannya.. ” kata DanTae pelan di depan wajah Gongshim. ” Maafkan aku.. ” kata Gongshim malu. Kemudian keduanya segera bangun. Keduanya salah tingkah menahan malu. Gongshim Buru – Buru berpamitan pulang.
Joonsoo datang menemui pamannya. Dia ingin membicarakan soal Kim Gil Bong. Joonsoo mengatakan bahwa tak ada yang tahu kemana Kim Gil Bong pergi. ” Apakah ini perbuatan Paman? ” tanya Joonsoo. Pamannya, Yeom Tae Cheol mengatakan bahwa dia tak tahu apa – apa. Joonsoo mengatakan bahwa ada kemungkinan pamannya yang melakukan itu karena pamannya tak ingin DanTae tahu bahwa ia dan ibunya berada di Arboretum saat itu. ” Apakah DanTae berusaha menghubungi pria itu? ” tanya TaeCheol. Joonsoo menjawab ” iya ” dengan pelan. Joonsoo mengatakan bahwa Kim Gil Bong benar- benar menghilang setelah dia keluar dari Arboretum. Joonsoo menyakinkan sekali lagi kepada pamannya bahwa itu bukan perbuatannya. ” Bukan.. Benar – benar bukan aku Joonsoo… ” kata TaeCheol. Kemudian Joonsoo pergi. Sebelum pergi, pamannha mengatakan, jika Joonsoo merasa gugup karena takut DanTae akan tahu segalanya, ada baiknya jika Joonsoo segera mengeluarkan DanTae dari Star Group. Namun Joonsoo tak menjawab. Dia hanya menatap pamannya dan pergi. ” Kim Gil Bong adalah asuransiku Joonsoo. Dia adalah asuransimu untuk menjagaku agar tetap aman. ” kata TaeCheol setelah Joonsoo pergi.
Joonsoo mengambil mobilnya dan segera pergi. Tanpa sepengetahuannya, DanTae ada disana untuk mencatat nomor mobil yang digunakan oleh Joonsoo.
DanTae kemudian memeriksa jam berapa mobil Joonsoo datang. Awalnya management parkir gedung tsb tidak ingin memberikannya karena itu menyalahi aturan. Namun DanTae memohonn mengatakan bahwa yang menjadi korban pada saat itu adalah ayahnya. Lagipula dia memiliki seseorang untuk ia curigai. Akhirnya management parkir mau membantu DanTae. Dengan cepat DanTae segera mengambil foto data kapan mobil Joonsoo masuk dan keluar.
Kemudian setelah itu dia kembali memeriksa cctv rumah sakit. Tapi CCTV ruang ICU sudah dirusak. Sedangkan polisi juga sudah mengambil semua cctv. ” Ada orang yang aku curigai. Aku mohon bantuanmu. ” kata DanTae. Lalu DanTae hanya melihat gambar CCTV saat rentang waktu antara mobil Joonsoo datang dan keluar. DanTae hanya melihat CCTV lorong ke arah ICU. Benar saja, antara rentang waktu yang disebut DanTae, penampakan wajah Joonsoo muncul. DanTae kemudian meminta bantuan staff untuk mencetak foto tsb.
Joonsoo mengambil ponsel yang digunakan oleh Yeom TaeCheol untuk menelpon bibi Jiwoon. Agak sulit mengembalikannya datanya. Namun ada 1 panggilan keluar sebelumnya. ” Apakah nomor tsb sekarang masih disana? ” tanya Joonsoo. ” Ya.. Mungkin ada di panggilan keluar. ” kata tehnisi tsb.
Joonsoo terdiam di kantornya. Dia memperhatikan ponsel tsb. Dia segera menekan nomor di panggilan keluar dan menghubunginya. Ponsel Bibi Jiwoon berdering. Begitu menatap nomor yang ada di layar ponselnya Bibi Jiwoon sangat terkejut. Kemudian dengan tangan gemetar dia menekan tombol jawab. ” Mengapa kau menelpon lagi? Apakah kau ingin membuatku lengah sehingga kau bisa membunuhnya? ” kata bibi Jiwoon. ” Membunuhnya? ” Joonsoo terkejut. Bibi Jiwoon terus berteriak bertanya siapa yang menelpon. Dan dia juga berteriak mengapa dia mencoba membunuh kakak iparnya. Ketika itu DanTae datang. Dia langsung merebut ponsel milik bibinya. ” Seok Joonsoo? Mengapa kau menghubungi lagi? Apakah kau ingin mencoba membunuh ayahku lagi? ” tanya DanTae. Joonsoo tak menjawab sama sekali. Dia terus mendengarkan apa yang DanTae bicarakan. DanTae memaksa Joonsoo untuk berbicara. Dengan cepat, Joonsoo segera mematikan ponselnya. Dia sangat shock. Pamannya mencoba membunuh ayah DanTae.
Dengan tergesa – gesa dan penuh amarah, Joonsoo datang menemui pamannya. Joonsoo kemudian bertemu pamannya di loby. Joonsoo langsung menarik kerah pamannya,mulai berbicara padanya. Joonsoo mengatakan bahwa pamannya berusaha membunuh ayah DanTae. ” Apakah kau ingin menjadi pembunuh? Mengapa kau melakukan itu? ” tanya Joonsoo. Pamannya berusaha menenangkan. Lalu mengatakan sebaiknya mereka melanjutkan pembicaraan mereka di kantor.
” Sekarang katakan padaku. ” kata Joonsoo setelah dia tiba di kantor dengan pamannya. Joonsoo tak habis pikir bahwa Pamannya berencana untuk membunuh seseorang. Sebelumnya Joonsoo sudah memperingatkan pamannya untuk tak melakukan apapun. Joonsoo juga bercerita bahwa dia membuntuti pamannya ke rumah sakit dimana ayah DanTae dirawat. Joonsoo juga merencanakan rencananya setelah dia tahu bahwa DanTae bukan Seok JunPyo. Dia akan meminta DanTae untuk berhenti mencari JunPyo dan dia akan melakukan hal yang bisa menutupi kesalahan ibunya. ” Tapi aku salah. Kau akan membunuh seseorang. Ini tak bisa dimaafkan. ” kata Joonsoo. ” Lalu apa yang akan kau rencanakan? ” tanya TaeCheol. Joonsoo mengatakan bahwa dia akan mengatakan semuanya. Hanya itu jalan yang bisa menghentikan pamannya. Joonsoo hendak menemui DanTae, namun dihalangi oleh pamannya. ” Sebelum kau pergi, sebaiknya kau dengat dulu ini. ” kata TaeCheol. Kemudian dia menekan nomor di telepon di kantornya.
Seketika terdengar suara Tae Hee, ibu Joonsoo di seberang sana. Ibu Joonsoo bertanya apakah dia sudah menjaga agar Ahn Soo Young tidak berbicara apapun? Joonsoo sangat terkejut. Tak menyangka hingga kini ibunya masih terlihat. Bahkan ibunya terlibat dalam urusan menjaga Ahn Soo Young agar tutup mulut. Pamannya membiarkan Joonsoo mendengarkan semua apa yang dikatakan oleh ibunya. ” Joonsoo.. Aku tak pernah mengatakan ini. Tapi dari awal ini adalah perbuatan ibumu. Ibumu tak hanya menculik JunPyo 26 tahun lalu, tapi baru saja dia akan membunuh orang. ” kata TaeCheol membuat Joonsoo makin shock. Apa yang TaeCheol lakukan selama ini adalah hanya menuruti kata – kata ibunya karena ibunya memiliki uang. Jika Joonsoo ingin ibunya membayar semua perbuatannya, maka Joonsoo dipersilahkan untuk melakukan apa yang dia sudah rencanakan. TaeCheol kemudian meninggalkan Joonsoo yang masih shock.
DanTae datang ke kantor Joonsoo yang baru. Dia ingin masuk, namun pintu ruangan Joonsoo dikunci. Sebisa apapun DanTae berusaha membukanya, pintu tetap saja tak terbuka. DanTae berusaha menghubungi ponsel Joonsoo namun ponsel Joonsoo juga tak bisa dihubungi. DanTae menebak – nebak di mana Joonsoo berada.
Joonsoo berkata bahwa dia akan keluar rumah dan menginap di suatu tempat dalam beberapa hari. Ibunya mengira bahwa Joonsoo sedang ada masalah dengan bisnis barunya. Karena Joonsoo melakukan perjalanan tiba – tiba. ” Jika bisnismu tidak berjalan dengan baik, lakukanlah perlahan. Jaga pikiranmu agar tetap bersih. ” kata ibu Joonsoo. Joonsoo tak menjawab. Dia menatap ibunya. Ibunya terlihat sangat khawatir. Joonsoo mengatakan bahwa dia juga akan mematikan ponselnya dalam beberapa hari ini. Ibunya mengangguk dan meminta Joonsoo menjaga dirinya serta kembali dalam keadaan sehat.
DanTae dan Gongshim berjalan sambil berpegangan tangan. Gongshim bercerita bahwa Seok Joonsoo akan mengambil waktu untuk beristirahat. Gongshim merasa aneh karena dia pikir Joonsoo akan sibuk dengan perusahaan barunya. Namun ternyata dia malah mengambil waktu libur. DanTae menghentikan langkahnya dan memandang Gongshim. ” Gongshim… Bisakah kau berhenti dari perusahaan Joonsoo. ” kata DanTae tiba – tiba. Gongshim kaget. Tak mengerti mengapa DanTae mengatakan hal tsb. Gongshim melepaskan pegangan tangannya pada DanTae. ” Kau tahu…. Betapa bahagianya aku saat aku bisa mendapatkan pekerjaan dimana aku bisa menggambar. ” kata Gongshim. ” Aku hanya tidak suka fakta bahwa kau bekerja dengan Joonsoo. ” kata DanTae lagi. Gongshim bertanya alasan mengapa DanTae tak suka dia bekerja dengan Joonsoo. Apakah karena Joonsoo terlalu baik padanya? Atau karena masalah dia pergi dengan Joonsoo ke exhibition pada saat itu? DanTae tak menjawab. Dia tak bisa menjelaskan mengapa dia tak suka Gongshim bekerja dengan Joonsoo. Dia tak bisa menjelaskan karena dia juga merahasiakan identitasnya sebagai JunPyo. Gongshim menuduh DanTae sebagai pria yang egois. Dia tak pernah memikirkan Gongshim. DanTae masih tak menjawab. ” Aku pikir aku benar… Bahwa kau tak pernah memikirkanku dan hanya memikirkan dirimu sendiri. ” kata Gongshim sambil melangkah meninggalkan DanTae.
DanTae berjalan dengan gontai. Tak tahu harus berbuat apa. Segalanya membingungkan baginya. Dia pun duduk di kursi Taman sendirian.
Sementara Gongshim menunggunya di depan rumah DanTae. Menunggu DanTae kembali. DanTae melihat Gongshim sedang menunggu dirinya. DanTae pun menghampiri Gongshim. DanTae meminta agar Gongshim tak salah paham akan dirinya. Gongshim mengatakan bahwa DanTae sangat bodoh. Dia juga mengatai dirinya sendiri juga bodoh. DanTae tak mengerti apa maksud dari perkataan Gongshim. ” Aku tak secerdas itu. Aku hanya memiliki perasaan untukmu. Aku tak peduli pada yang lain. ” kata Gongshim. Akhirnya DanTae sedikit tersenyum. Dia mengerti apa yang dimaksud oleh Gongshim. Gongshim terlihat sangat polos dan sungguh – sungguh mengatakan bahwa dia hanya mencintai DanTae. DanTae memeluk Gongshim. Gongshim menarik napas lega. Senyum DanTae makin lebar. Kemudian dia mencium Gongshim dengan cepat. Gongshim kaget. Itu pertama kali DanTae menciumnya. Kemudian DanTae meraih Gongshim dan kembali menciumnya. Kali ini tak sesingkat tadi. Lebih lama, lebih dalam dan dengan perasaan. Gongshim tak menolak. Dia bahkan mengenggam roknya keras – keras. Selesai, mereka berdua terlihat malu – malu. Tapi mereka sangat menikmati ciuman itu. Lagi, DanTae kembali mencium Gongshim singkat. Kemudian Gongshim menutup wajahnya karena malu.
DanTae bertemu dengan Yeom Tae Cheol di loby. Yeom TaeCheol bertanya, hendak kemana DanTae pergi karena pada saat itu belum waktunya pulang. DanTae berkata bahwa dia harus mengunjungi ayahnya di rumah sakit. Yeom TaeCheol mengatakan bahwa pasti DanTae sangat merindukan kehadiran sahabatnya JoonSoo. ” Pergilah.. Pasti sangat sulit menjaga orang di ICU” kata Yeom TaeCheol. ” Terima Kasih atas perhatiannya. ” kata DanTae memberi salam. DanTae tiba – tiba memandang kepergian TaeCheol dengan pandangan curiga. ” Bagaimana dia bisa tahu kalau ayahku ada di ICU? ” tanya DanTae. Sepertinya ada yang tidak beres.
DanTae kembali ke rumah sakit dan kembali memeriksa CCTV. Dia memperhatikan dengan sangat teliti. Kemampuannya melihat dengan efek slowmotion membuatnya sadar akan sesuatu. Dia melihat Yeom TaeCheol. Ternyata Yeom TaeCheol juga mengunjungi ayahnya di RS.
DanTae mulai mencurigai bahwa Yeom TaeCheol adalah orang yang ingin membunuh ayahnya. Dia ingat saat ayahnya memegang badge Star Group saat ayahnya ditemukan tak sadarkan diri. ” Jika memang Yeom TaeCheol yang ingin membunuh ayahku, apakah mereka kenal satu sama lain? ” tanya DanTae pada dirinya sendiri.
Kemudian DanTae memeriksa profil Yeom TaeCheol. Dia berada di kesatuan yang sama dengan ayahnya ketika berada di militer.
Tak puas dengan fakta tsb, DanTar datang menemui salah satu sahabat ayahnya. Sahabat ayahnya mengenali DanTae sebagai anak Ahn Soo Young. Dia menanyakan kabar Soo Young dan apakah Soo Young baik – baik saja. DanTae segera bertanya apakah ada teman mereka di tim dulu yang bernama Yeom Tae Cheol. Dengan sangat yakin, sahabat ayahnya itu mengatakan bahwa ada teman mereka yang bernama Ahn Soo Young. ” Dia bekerja di Star Grup sekarang. Dia mencari – cari ayahmu beberapa Bulan yang lalu. ” kata Sahabat Ahn Soo Young. ” Dia mencari ayahku?” tanya DanTae. Sahabat Ahn Soo Young juga menceritakan jika Yeom TaeCheol bertanya kepada semua orang perihal no telp paman Joonsoo ini. Sahabat Ahn Soo Young menunjukkan foto mereka persahabatan mereka saat mereka di militer dulu.
DanTae semakin yakin bahwa Yeom TaeCheol adalah pelakunya. Ayahnya mengatakan bahwa bukan dia yang menculik JunPyo. Ayahnya berusaha menceritakan semua pada DanTae, tapi sebelum itu terjadi, ayahnya sudah jatuh tak sadarkan diri. Kemudian dokter dengan jelas mengatakan bahwa ada orang yang ingin membunuh ayahnya. Semua mengacu pada Yeom Tae Cheol. Yeom TaeCheol menyerang ayahnya di Arboretum saat ayahnya ingin mengungkapkan kebenaran. Kemudian dia juga mencoba membunuh ayahnya saat dia tahu bahwa Ahn Soo Young sudah sadar dari koma. Tinggal 1 hal yang belum dia buktikan. Penculik JunPyo jelas adalah orang yang memiliki Tatoo kupu – kupu. Hal ini persis seperti apa yang dikatakan oleh ibu JunPyo sebelum meninggal. DanTae pergi menemui Yeom Tae Cheol untuk yang satu ini.
Yeom TaeCheol sedang asyik mengobrol dengan kawannya di telepon saat DanTae dengan kasar masuk ke dalam ruangannya. ” Apa yang kau lakukan disini? ” tanya Yeom Tae Cheol. Tanpa berkata – kata panjang lebar, DanTae melangkah ke arah Yeom Tae Cheol, meraih salah satu lengannya dan melipat kemeja bagian tangannya. Yup, ada sebuah tatoo kupu – kupu disana. ” Yeom Tae Cheol… Kaulah orangnya. ..” kata DanTae dingin.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>