JoonSoo mengajak GongMi makan malam di restoran dulu waktu dia pernah mengajak Dan Tae. Betapa terkejutnya dia disaat dia melihat Dan Tae dan Gongshim yang masuk ke sana. Beruntungnya parkir penuh sehingga Joonsoo tak perlu melihat mereka berdua. GongMi bingung harus berbuat apa.
Gongshim terbelalak melihat harga menu di restoran tsb. Sangat mahal. Dia hampir tak mengedipkan matanya. Sewaktu pelayan restoran bertanya apa yang akan ia pesan, Gongshim berpura – pura sakit perut. Sakit perut yang tak tertahankan. Dan Tae pun panik. Akhirnya mereka berdua keluar dari restoran tsb.
GongMi yang masih menunggu di luar, melihat mereka keluar dengan panik. Tanpa dia sadaru, Joonsoo sudah berada di belakangnya dan menyapanya. GongMi tersentak kaget. ” Apakah aku mengagetkanmu? Aku minta maaf…” kata Joonsoo. GongMi mengatakan bahwa itu tak masalah.
Setelah jauh dari restoran, Gongshim menghentikan aktingnya. ” Apa ini?” tanya Dan Tae tak mengerti. Gongshim mengatakan bahwa makanan di sana harganya sangat mahal sekali. Dia tak ingin memberatkan Dan Tae. ” Hey…apakah karena itu kau menarikku keluar? Aku punya uang untuk membayarnya…” kata Dan Tae. Dia pun menarik tangan Gongshim untuk kembali ke restoran tsb. ” Aakk…tanganku….” Gongshim berteriak kesakitan. Dan Tae mengira bahwa ini adalah pura – pura. Dia tak ingin tertipu lagi. ” Ini sakit sungguhan…mengapa kau tak peduli sama sekali? Kau memang selalu menempatkanku di kesulitan…” gerutu Gongshim. Dan Tae pun minta maaf lalu kembali berjalan menuntun Gongshim yang pinggangnya masih sakit.
Joonsoo dan GongMi saling mengobrol di restoran. Joonsoo mengatakan bahwa dia m em ngenali wajah GongMi di televisi. Dengan tersipu malu GongMi mengatakan bahwa benar, yang di televisi adalah dirinya. GongMi memberikan kartu namanya dan mengatakan bahwa dia adalah seorang pengacara. ” Tapi aku tak memiliki kartu namaku. ” kata Joonsoo. ” Tak apa. Kau bilang kau bekerja dekat dengan tempat workshop kan?” tanya GongMi. Joonsoo mengiyakan. Dia juga mengatakan bahwa dia akan membuka restoran sebentar lagi. GongMi mengira bahwa Joonsoo adalah chef. ” Aku bukan chef..aku hanyalah manager biasa. Aku tak bisa memasak ” . Keduanya pun tertawa.
Sraff Joonsoo datang ke dalam untuk menghampiri Joonsoo. Tapi Joonsoo menyuruhnya pergi. Dia tak ingin GongMi tahu bahwa dia adalah seorang direktur. Sebenarnya GongMi hanya berpura – pura saja tak tahu siapa Joonsoo. Dia hanya tak ingin diketahui bahwa dia hanya mengincar Joonsoo dari awal. ” Kau pasti sangat kaget ya? Aku… tipe orang yang suka mengungkapkan apa yang aku suka. Dan aku harus segera menyelesaikannya. Maaf jika kau merasa terkejut. ” kata GongMi. Joonsoo mengatakan bahwa dia juga menyukai Joonsoo. ” Apakah itu bisa aku anggap sebagai jawaban atas pertanyaan ku tadi?” tanya GongMi. ” Mungkin kau bisa menganggapnya kau baru saja mendapatkan teman baik. ” kata Joonsoo menolak secara halus. GongMi salah tingkah oleh penolakan ini. ” Jadi aku baru saja ditolak dan mendapatkan teman baik sekaligus?” GongMi berusaha bercanda. Namun Joonsoo sepertinya tak begitu antusias.
Gongshim.masih jalan terbungkuk – bungkuk bersama Dan Tae. Dia memarahi Dan Tae karena terus mengikuti tingkah lakunya. Tiba – Tiba Gongshim tersandung oleh kakinya sendiri. Dengan kemampuan Dan Tae, Dan Tae berhasil menangkap Gongshim sebelum dia jatuh. Dan Tae dalam posisi setengah memeluk Gongshim. Menyadari wajah mereka terlalu dekat, Gongshim menjauhkan tubuh Dan Tae darinya. ” Jika bukan karena aku…mungkin hidungmu sudah patah karena terjatuh..” kata Dan Tae bangga. ” Ya…aku sangat mengucapkan terima kasih kepadamu…” kata Gongshim. Gongshim menengok sepatunya, agak terlepas karena tersandung tadi. Dia tak bisa merapikannya karena pinggangnya masih sakit. Dan Tae berinisiatif untuk merapikannya. Dan Tae bersikap sangat baik malam itu. Dia membantu Gongshim menggunakan celemek agar tak kotor saat makan. Dia bahkan membantu Gongshim memegang sumpit. ” Aku bisa menggunakannya sendiri. Kalau tidak aku pasti akan mati kelaparan” kata Gongshim. Gongshim sakit karena ulah Dan Tae yang mabuk. Jadi dia membiarkan Gongshim terus marah kepadanya.
Makanannya begitu enak, sehingga Gongshim luoa bahwa saat ini dia sedang makan dengan orang yang suka menganggunya.
Dan Tae melihat bahwa Gongshim makan sangat lahap. Hingga rambutnya menyentuh ke makanan. Dan Tae mengambil karet dan menguncir rambut Gongshim. Gongshim menggeleng – gelengkan kepalanya. Entah kenapa Dan Tae tak bisa melepaskan pandangannya dari Gongshim. ” Apa ini? Apa kau akan mengejekku lagi?” kata Gongshim. Dan Tae menggeleng. Dia mengatakan bahwa jima ada Joonsoo, pasti Joonsoo menyukai gaya rambut Gongshim sekarang. Ekspressi wajah Gongshim langsung berubah di saat Dan Tae menyebut nama Seok Joonsoo. ” Mengapa kau menyebut nama Joonsoo tiba – tiba? Mulai sekarang jangan sebutkan nama itu lagi di depanku..” kata Gongshim. Mungkin dia masih merasakan sakit hati karena perlakuan Joonsoo. Dan Tae berkata dia hanya bercanda. Walaupun Bercanda, Gongshim menyatakan bahwa jangan pernah menyebutkan nama dia dan nama Joonsoo bersama lagi. Dan Tae mengangguk tanda mengerti.
GongMi masih memikirkan kata – kata penolakan dari Joonsoo. Haruskah dia menyerah?
Gongshim terburu – buru karena sudah terlambat bekerja. Tapi seperti biasa dia bertemu dengan Dan Tae di minimarket. Dan Tae mengikutinya. Gongshim sudah bilang jangan menganggu dan mengikutinya. Dia sedang terlambat. ” Aku juga dalam perjalanan bekerja…” kata Dan Tae . Gongshim menghentikan langkahnya. ” Apa urusanmu belum selesai di kantorku?” tanya Gongshim. Akhirnya dengan bangga Dan Tae menceritakan bahwa dia sudah membuat goresan di mobil CEO star Group dan merusaknya. Gongshim kaget setengah mati. Dia mulai mengoceh kepada Dan Tae. Tapi tak lama dia sadar bahwa dia aydah terlambat. ” Ah….mengapa aku harus berbicara kepadamu? Aku sudah terlambat. ” kata Gongshim. Gongshim segera berlari untuk mengejar bus.
Sedang asyik mengejar bus, lagi – lagi Gongshim tersandung kakinya sendiri dan terjatuh. Terjatuh dan semua orang yang ada di sana melihat ke arahnya. Bisa dibayangkan betapa malunya Gongshim. Dia tak segera bangun, melainkan membiarkan bus yang dikejarnya pergi dengan membawa penumpang yang sedang menertawakannya. Tapi tiba – tiba dia merasa badannya diangkat oleh seseorang. Semuanya yang melihatnya bersorak. ” Wahhh…kau kereennn…kereeen sekaliii….” kata mereka. Ternyata Dan Tae yang mengangkat tubuh Gongshim. Dan Tae kelihatan bahagia dan bangga sekali. Sementara Gongshim menahan malunya. Dan Tae memaksanya untuk naik ke bus. Padahal Gongshim sudah tak ingin naik bus lagi karena malu. Tapi Dan Tae tak tahu akan hal itu. Dia mendorong Gongshim naik, sementara dia senyum – senyum menerima sorakan dan pujian dari penumpang bis karena menolong Gongshim. Tapi kemudian Gongshim menyelinap pergi dari pintu belakang busa dan Dan Tae pun mengikutinya.
Gongshim masuk ke dalam taksi diikuti oleh Dan Tae. Gongshim kesal bukan main. ” Aku sudah membawamu ke dalam bus… kenapa kau lari?” tanya DanTae. ” Apa kau bangga dengan apa yang sudah kau lakukan?” tanya Gongshim. Dan Tae menjawab tentu saja dia bangga. Kemudian dengan semangat Dan Tae menceritakan kembali kejadian tadi. ” Kau tahu kenapa aku akhirnya naik taksi? Itu karena aku malu! ” kata Gongshim. Dia sengaja membiarkan bus itu berlalu, tapi Dan Tae malah membawanya ke dalam bus. ” Apakah aku melakukan kesalahan lagi?” Dan Tae bertanya. ” Ya….jaga jaraklah denganku…” kata Gongshim kesal. Dan Tae menarik badannya ke arah pintu taksi. Sampai – sampai kepalanya terbentur saat taksi melewati polisi tidur. Gongshim hanya geleng – geleng kepala melihat tingkah Dan Tae.
Sesampainya di kantor, Dan Tae malah mengucapkan selamat tinggal pada Gongshim. Gongshim merasa aneh. Bukankah dia ada meeting dengan CEO ? . ” Ya…aku ada pertemuan dengannya… tapi ini…hmmm…2 jam lebih awal. Jadi sepertinya aku akan menunggu di coffe shop. ” kata Dan Tae santai. Gongshim menarik napas panjang. Kemudian pergi meninggalkan Dan Tae. Di pintu masuk, Gongshim bertemu dengan Joonsoo. Joonsoo menyapanya. Tak seperti biasanya, kali ini Gongshim hanya membungkuk memberi salam kemudian pergi. Joonsoo merasa aneh. Dan Tae melihat adegan ini. Kemudian dia ingat kata – kata Gongshim disaat dia mabuk saat itu. Gongshim sakit hati kepada Joonsoo karena baik padanya hanya karena kasihan. Itu jauh lebih menyakitkan Gongshim daripada dia mengejeknya. Ya…mungkin karena itu, alasan Gongshim bersikap acuh pada Joonsoo.
GongMi dalam masalah. Dia dituduh memanipulasi bukti. Seniornya, Pengacara Choi melaporkan bahwa dia dan GongMi sudah memanipulasi bukti untuk kasus yg mereka tangani. Pimpinan mereka, Pengacara Song marah besar. Karena apa yang dilakukan GongMi ini bisa membuat kantor hukum mereka ditutup jika ketahuan. Pengacara Choi meminta maaf dan menyerahkan surat pengunduran diri. Sementara GongMi tetap tak terima diperlakukan seperti ini. Tapi pimpinannya tak terima alasan apapun. Dia tetap memecat GongMi.
” Pengacara Choi, apa kau senang bisa melakukan ini kepadaku?” kata GongMi di luar ruangan pimpinan. ” Sudah kukatakan bahwa aku tak akan meninggalkanmu sendirian. Akan kulakukan hal apapun untuk menghancurkanmu. ” kata seniornya. Keluarga GongMi tak bisa membantunya untuk membuatkannya kantor hukum sendiri. Pengacara Choi menawarkan, jika tidak ada yang mau merekrut GongMi sebagai pengacara, dia yang akan mrekrutnya.
Joonsoo mengundang nenek untuk hadir di acara pembukaan restorannya. Tapi nenek menolaknya mentah – mentah. Dia merasa bahwa dia tak ada hubungannya dengan restoran itu. Jadi dia tak perlu datang. Joonsoo mengatakan bahwa restoran itu dibuka untuk mengembangkan produk dari STAR Group. ” Kau sama saja seperti keluargamu yang lain. Kau mendaftarkan kematian JunPyo. Kalian semua bekerja sama untuk mengambil harta dan keberuntunganku. Aku tidak menganggapmu sebagai cucuku. ” kata nenek ketus. Joonsoo menyerah. Dia mengatakan bahwa dia taka akan memeaksa nenek untuk datang ke pembukaan restoran lagi. Dan Tae yang memang ada janji untuk bertemu dengan nenek, tak sengaja mendengar percakapan mereka. Saat Joonsoo keluar dia berpapasan dengan Dan Tae. Mereka berdua tak mengatakan apa – apa dalam situasi yang aneh itu. Joonsoo kemudian pergi untuk menyendiri.
Dan Tae meminta maaf pada nenek karena dia tak bisa membantunya untuk mencari JunPyo. Dan Tae merasa bahwa itu bukan keahliannya. Dan Tae menyarankan bahwa sebaiknya nenek mencari orang yang lebih baik dari dirinya untuk mencari cucunya. Nenek mengatakan bahwa dia sudah mencari berbagai cara, dia melakukan semuanya untuk mencari Junpyo. ” Terakhir kali aku melihat JunpYo…di saat dia berumur 4 tahun….” kemudian nenek menceritakan kejadian yang menimpa JunpYo dan ibunya.
Ibu JunpYo membawa JunpYo ke acara ulang tahun Seok Joonsoo. Sedang asyik mengobrol dengan ibu Joonsoo, tiba – tiba JunPyo menghilang.
Ibu JunpYo panik lalu mencarinya kemana – mana. Tak lama dia menemukan JunpYo pergi bersama seorang laki – laki. Karena panik, ibu JunPyo lari tanpa memperhatikan sekitar. Pada saat melintasi jalan raya, dari arah berlawanan ada sebuah truck yang melaju kencang. Kecelakaan pun terjadi. Kejadian itu disaksikan oleh JunPyo sendiri dan laki – laki yang membawanya. Dengan kemampuan yang dimilikinya, bisa melihat sesuatu dalam versi slow motion, JunPyo melihat ibunya tertabrak, melayang di udara dan terakhir jatuh di tanah.
JunPyo pingsan, dia segera digendong oleh laki – laki itu. Ibu JunPyo sempat melihat pria yang membawa anaknya memiliki tato kupu – kupu di tangannya.
” Jika aku melihat ada anak kecil di tempat penitipan anak…aku berharap bahwa JunPyo juga pergi ke sana. Jika aku melihat anak menggunakan baju sekolah, aku juga berharap JunPyo pergi ke sekolah. Jika ada pria baik, aku juga berharap JunPyo tumbuh sebagai pria yang baik…” kata nenek mencurahkan perasaan rindunya pada cucunya. Dan Tae tak berkata apapun. Hanya mendengarkan. Nenek meminta Dan Tae untuk memikirkannya sekali lagi. Apakah dia mau membantu untuk mencari JunPyo. Nenek juga berpesan pada Dan Tae, jangan sampai ada yang tahu bahwa dia meminta Dan Tae untuk mencari Junpyo.
Dengan terkejut Joonsoo menatap Dan Tae yang tiba – tiba berada di dekatnya. Dan Tae menemui Joonsoo setelah dia selesai dengan nenek. Mereka mengobrol tentang Gongshim. Dan Tae memancing Joonsoo perihal Gongshim. ” Apakah Gongshim terlihat menghindarimu akhir – akhir ini?” tanya Dan Tae. Joonsoo mengiyakan. Dia tak tahu kenapa Gongshim tiba – tiba bersikap seperti itu. Dan Tae mengatakan apakah Joonsoo pernah berbicara kalau dia berbuat baik pada Gongshim hanya karena kasihan? . ” Hey…mana mungkin aku mengatakan itu….” Joonsoo lalu terdiam. Dia ingat obrolan yang dia lakukan bersama dengan ibunya. Lalu dia mengatakan pada Dan Tae bahwa sebenarnya dia tak pernah bermaksud berkata seperti itu. Itu semua karena ibunya. Dia tak ingin membantah kata – kata ibunya. Dan Dan Tae mengerti bahwa ini hanya salah paham. Joonsoo pun berniat untuk minta maaf pada Gongshim.
Mereka pindah tempat untuk mengobrol. Joonsoo merasa bahwa Dan Tae telah mendengar percakapan sebelumnya antara ia dengan nenek. Dengan jujur Joonsoo mengatakan bahwa dia memang tak pernah akur dengan nenek. ” Hal ini dikarenakan, cucu kesangannya JunPyo, hilang karena aku. Nenek selalu merasa seperti itu. Oleh karena itu aku berharap bahwa JunPyo hyung, bisa segera kembali. Jika dia kembali, mungkin hubunganku dan nenek akan berjalan baik. Aku…nenek dan JunPyo hyung…” kata Joonsoo tulus.
Gongshim menyiram tanamannya di atap. Di sana ada Dan Tae yang sedang berdiri. Gongshim mengatakan bahwa apa yang dilakukan tak ada hubungannya dengan Dan Tae jadi sebaiknya Dan Tae tak perlu memikirkan kalau Gongshim ada disana. Dan Tae tak menjawab. Gongshim bertanya apakah urusannya merusak mobil CEO sudah beres. Dan Tae berbicara seakan – akan dia menjawab pertanyaan Gongshim. Gongshim yang mengira Dan Tae berbicara padanya, terus melontarkan obrolan – obrolan lain. Ternyata Dan Tae sedang menelpon seseorang. Jadi daritadi Gongshim berbicara sendiri. Dan Tae tertawa geli. Gongshim mengatakan bahwa dia memberikan lelucon lagi bagi Dan Tae. Dan Tae mengatakan jangan percaya apa yang kau dengar dan jangan percaya apa yang kau lihat. Gongshim tak mengerti. ” Meskipun kau terluka karena perkataan seseorang, bisa saja itu bukan berasal dari dalam hatinya. ” kata Dan Tae. ” Aku tak mengerti apa yang kau katakan. Tapi sepertinya kau tahu penderitaan apa yang kualami. Terima Kasih. ” kata Gongshim. Lalu dia pergi. ” Aku bisa merasakan karena aku tahu apa yang terjadi…” kata Dan Tae pelan.
Nenek Joonsoo mendesak Ibu Joonsoo agar segera menikahkan Joonsoo. Karena dengan begitu, mereka bisa mengambil harta yang diwariskan kepada JunPyo. Nenek JunPyo sangat sulit untuk dibujuk. Nenek JunPyo sudah membenci mereka. Satu – satunya cara adalah menikahkan JunPyo dengan perempuan yang hebat dan memberikan cucu bagi si nenek. Dengan begitu, si nenek akan luluh dan memberikan sebagian warisannya untuk mereka. Ibu Joonsoo juga berjanji akan memilihkan jodoh yang tepat untuk anaknya.
GongMi terus ditimpa kemalangan. Setelah kasus pemecatannya, kontraknya untuk tampil di acara TV juga diputus. Dia mencoba untuk masuk ke perusahaan hukum yang lain. Tapi dia disarankan untuk mundur. GongMi sudah masuk ke pengacara yang di blacklist. Jadi agak sulit jika ingin masuk ke firma hukum yang lain. Di saat yang bersamaan dia melihat Dan Tae yang baru saja selesai membela karyawannya. Dari situ GongMi tahu bahwa Dan Tae adalah seorang pengacara.
Ibu Gongshim, Joo Jae Boon adalah pemenang kontes kecantikan. Hari iti dia datang ke peata reunian para pemenang kontes kecantikan. Mereka semua berhasil mendapatkan suami kaya. Jae Boon merasa malu dengan kondisinya saat ini. Itu dia mengapa dia jarang datang ke pesta reunian mereka. Ternyata ibu Joonsoo juga datang, Yeom Tae Hee. Dia adalah pemenang dari kategory popularity awards. ” Dia Yeom Tae Hee kan? Bukankah dia menikah dengan seorang laki – laku yang merupakan anak di luar nikah?” kata Jae Boon. Namun sahabatnya mengatakan bahwa suami Tae Hee kali ini diadopsi oleh istri sahnya. Dan dia sekarang menjadi istri Presdir Star Group. Jae Boon terperanjat. Tae Hee kemudian menghampiri Jae Boon. Mereka saling menyapa. Jae Boon yang tadinya mencibir, berbalik memuji Tae Hee sekarang. Asyik memuji satu sama lain, tanpa Jae Boon sadari merk baju yang dia kenakan masih terpasang. ” Pertemuan kali ini aku yang bayar. Makan yang banyak…Jae Boon…” kata Tae Hee sambil merapikan label baju Jae Boon. Jae Hoon jadi salah tingkah.
Alasan label baju tidak dilepas oleh Jae Boon adalah agar dia bisa mengembalikan baju tsb setelah digunakan. Karena harga baju itu terlalu mahal. Jae Boon sudah diblacklist oleh toko pakaian tsb. Karena dia selalu meminta refund untuk baji yang sudah ia pakai. Kali ini ayah Gongshim yang diminta berakting untuk mengembalikan pakaian tsb. Bercerita bahwa Jae Boon sedang sakit di rs, sehingga tidak bisa menggunakan gaun itu lagi. Pelayan toko sepertinya tergerak hatinya mendengar cerita ayah Gongshim.
Orang tua GongMi sangat bangga anaknya bisa tampil di TV. Mereka terus memutar ulang acara TV tsb. Bahkan mereka hapal dialog kata perkata. GongMi mematikan tv dengan kasar. ” Mengapa kalian memutar tayangan itu terus? Kalian audah memutarnya berulang – ulang…” kata GongMi. Jae Boon mengatakan bahwa putrinya harus menjadi pengacara yang hebat. Jangan kalah dengan pengacara yang lain. Jika GongMi menjadi pengacara terkenal setelah tampil di TV, dia akan bisa mengalahkan Tae Hee. GongMi tam mengatakan bahwa dia sedang bermasalah dengan pekerjaannya. Dia masih menyembunyikannya dari orang tuanya. Ketika ibunya meminta tanda tangan GongMi untuk beberapa rekannya, GongMi malah marah. Dia memang sedang dalam kondisi yang tak bagus.
Gongshim sedang mengerjakan tugasnya saat Joonsoo datang menghampirinya. Joonsoo datang karena ingin menjelaskan kesalahpahaman antara dirinya dan Gongshim. Joonsoo mengatakan bahwa apa yang sudah didengarnya adalah salah paham. ” Ibuku selalu marah jika aku melawan perkataannya. Aku bahkan harus menari dan menyanyi untuk membuat perasaannya baik kembali. Jadi, aku tahu seharusnya aku tak mengatakan hal itu. Tapi semuanya bukan berasal dari hatiku…” kata Joonsoo. Gongshim perlahan tersenyum. Dia memaafkan Joonsoo dan mengerti kesalahpahaman yang terjadi. Kemudian Joonsoo membantu Gongshim dalam pekerjaannya. Wajah mereka berdekatan dan Gongshim teraipu malu. ” Apakah dia malaikat yang jatuh dari atas?” kata Gongshim pada dirinya sendiri.
Benar saja, Presdir Seok memuji kerja Gongshim. Gongshim telah melakukan tugasnya dengan baik berkat bantuan Joonsoo. Presdir Seok menghadiahkannya 2 voucher tiket untuk nonton film. Gongshim berulang kali mengucapkan terima kasih.
Gongshim mengucapkan terima kasih kepada Joonsoo yang sudah membantunya. ” Presdir memberikanku tiket untuk menonton film..” katanya pada Joonsoo. Kebetulan Joonsoo sedang ingin menonton film tsb. Mereka pun berjanji akan menonton bersama malam itu.
Gongshim lagi – lagi menerima pujian untuk pekerjaannya. Presdir menepuk bahunya dan mengatakan bahwa Gongshim haris melanjutkan cara kerjanya yang baik seperti ini. Kedatangan Dan Tae memgagetkannya. ” Apa ini? Apa kau mendapatkan pengakuan atas kerjamu?” tanyanya. Gongshim mengatakan kerja baiknya atas bantuan dari Direktur Seok. Dan Tae bertanya apakah mereka sudah bersama lagi. ” Kami selalu bersama…” kata Gongshim. Gongshim lalu memamerkan tiket film yang diberikan Presdir. Dan Tae tersenyum lebar. Dia menyangka bahwa Gongshim akan mengajaknya menonton. Dia ingin jual mahal dan mengatakan bahwa dia sibuk. Gongshim biasa saja. Dan dia mengatakan bahwa dia akan menonton film itu bersama Seok Joonsoo. Wajah Dan Tae langsung berubah.
Gongshim merasa senang. Selain hubungannya dengan Joonsoo yang membaik, pekerjaannya dipuji serta dia mendapatkan kesempatan untuk lebih dekat lagi dengan Joonsoo. Dia terus memandangi tiket film itu sambil tersenyum.
Dan Tae memutuskan untuk membantu nenek untuk mencari JunPyo. Nenek menarik napas lega. ” Aku akan berusaha melakukan yang terbaik. ” janji Dan Tae. Dan Tae mengatakan bahwa kasus penculikan JunPyo bukan kasus penculikan biasa. Dia sudah mengecek kantor kepolisian. Ini kasus penculikan yang berhubungan dengan kejahatan atau kriminalitas. Kasus ini ditutup 3 tahun kemudian karena tak menemukan jalan keluar. Nenek yakin sepenuhnya bahwa cucunya masih hidup. Dan Tae bingung harus mulai menyelidiki dari mana. Karena dia tak punya bekal pengetahuan apapun atau petunjuk untuk memulai penyelidikan. Nenek lalu memberikan kalung yg diberikan seorang pria kepadanya. ” Pria iti yang ingin aku temui sewaktu aku mengajakmu ke taman. Tapi dia tidak muncul. ” kata nenek. Nenek berkata itu kalunh yang dia berikan untuk JunPyo. Nenek juga meminta Dan Tae untuk merahasiakan kalung ini dari siapapun.
Dan Tae menelpon bibi Jiwon, bertanya apakah ayahnya sudah sampai di Filipina dengan selamat. Bibi Jiwon mengatakan bahwa ayah Dan Tae telah menelpon dirinya dan dia sudah sampai di Filipina dengan selamat. “ Apa ini ? Setidaknya dia menghubungi anak laki – lakinya…” kata Dan Tae. Bibi Jiwon berbohong pada DanTae. Tak ada yang bisa ia lakukan lagi. Percakapan Bibi Jiwon dan dan tae didengar oleh ayah Dan Tae. Dia keluar rumah sakit secara diam – diam tanpa sepengetahuan bibi Jiwon. Dia hanya meninggalkan surat yang mengatakan bahwa dida akan kembali ke Filipina. Bibi Jiwon langsung panik mencari suaminya.
Gongshim dan Joonsoo memasuki bioskop karena film akan segera dimulai. Di dalam bioskop Gongshim selalu tersenyum. Hatinya senang karena bisa menghabiskan waktu bersama pria yang disukainya. Sementara Dan Tae mondar mandir tidak jelas di rumah atap. Dia memikirkan apa yang terjadi antara Gongshim dan Joonsoo. Dia mulai membayangkan bahwa Joonsoo dan gongshim bermesraan di dalam bisokop. Berpegangan tangan dan berpelukan. Memikirkan hal itu membuatnya kesal. “ Semuanya akan baik – baik saja..” katanya pada dirinya sendiri.
Dan Tae menelpon Gongshim berkali – kali. Namun Gongshim mengabaikannya. Tapi Dan Tae terus mencoba menghubunginya. Dan Tae kesal Gongshim tak segera mengangkat teleponnya. Gongshim terlihat gelisah. Joonsoo menoleh ke arahnya. Akhirnya Gongshim menyerah. Dia berpamitan kepada Joonsoo untuk mengangkat teleponnya. “ Segera kembali..” pesan JoonSoo. Dengan sewot Gongshim menjawab panggilan Dan Tae. Dia marah mengapa Dan Tae terus menelponnya sementara dia ada di bioskop. DanTae juga marah mengapa Gongshim tak menjawab teleponnya. “ Bagaimana cara menyalakan pemanas ? Pemanasnya tak berfungsi ? “ tanya DanTae. Sebenarnya itu hanya alasannya saja. Dia tak ingin Gongshim bersama pria lain. “ Mengapa kau menanyakan itu sekarang? Begitu panas di luar dan mengapa kau membutuhkan untuk menyalakan pemanas??” suara gongshim terdengar sangat emosi. Gongshim akhirnya meminta Dan Tae untuk mencari sendiri di internet dan menutup teleponnya dengan kasar.
Dan Tae tak terima teleponnya ditutup sepihak seperti itu. Dia kembali menganggu Gongshim. Kali ini video call. Mau tak mau membuat Gongshim kembali berpamitan kepada Joonsoo untuk keluar bisokop. “ Kali ini video call ? “ kata Gongshim. Dan Tae bertanya Gongshim berada di mana. “ Sudah aku bilang aku ada di bioskop. “ jawab Gongshim. “ Heeeyy…aku pikir tidakkkk….” kata Dan Tae sambil terkikik. Gongshim menunjukkan kepada Dan Tae bahwa dia benar – benar ada disana. Gongshim benar – benar merasa frustasi kepada Dan Tae. Dan Tae selalu saja mengganggunya. Kali ini Dan Tae bealasan bahwa dia ingin menonton film secara gratis melalui video call dengan gongshim. “ Apa kau ingin ditangkap polisi?” kata Gongshim. Kali ini kesabarannya sudah habis. “ Apa kau sibuk? “ tanya Joonsoo begitu gongshim sudah kembali ke bioskop. Gongshim menggeleng. Moodnya sudah kacau sekarang karena Dan Tae.
Gongshim meminta maaf pada Joonsoo karena mungkin Gongshim sudah banyak menganggu konsentrasinya di saat dia nonton film. Tapi itu bukan masalah yang besar untuk Joonsoo. Dia menyuaki filmnya. Joonsoo ingin mentraktir makan Gongshim, tapi Gongshim menolak. Dia ingin langsung pulang saja. Tapi Joonsoo memaksa dan dia mengajak gongshim membeli makanan di resto terkenal untuk keluarganya di rumah. Gongshim menurut. Joonsoo meminta 4 porsi untuk keluarga Gongshim. Tapi tiba – tiba Gongshim memesan 1 porsi lagi. “ Ahh…unuk Dan Tae…” kata Joonsoo. Tapi Gongshim mengelak. Mengatakan bahwa itu akan dia makan sendiri di tengah malam kalau dia merasa lapar atau menyimpannya di kulkas.
Dan Tae membuat wajah Gongshim dengan menggunakan onigiri. Goo Nam mengetahuinya. Tapi Dan Tae mengelak bahwa itu adalah wajah Gongshim. “ Hya…jika kau membuat wajah orang dengan menggunakan onigiri, semua akan terlihat sama karena rambutnya pasti bob. “ kata Dan tae. Goo Nam tertawa, tapi Dan Tae malah menyuruhnya pergi.
Tiba – tiba Gongshim datang dengan membawa sekotak makanan untuknya. Dan tae kaget dan segera menutupi onigirinya dengan tangan. Gongshim memberikan sekotak dimsum untuknya. Dia mengatakan bahwa dimsum itu berasal dari restoran yang sangat terkenal dan Direktur Seok yang membelinya. Gongshim ingin merebut onigiri yang ada di tangan Dan Tae, dengan maksud Dan Tae tak makan lagi onigiri tsb. Tetapi berhubung Dan tae tak ingin tahu onigiri itu berbentuk wajah Gongshim, dia segera memakannya. Gongshim salah paham. Dia merasa bahwa Dan tae tak menghargainya. “ Apa yang baru saja kau lakukan ? Kau mengangguku nonton film karena kau terus menghubungiku berkali – kali. Bahkan kau tak meminta maaf untuk itu. Kalaupun itu bisa dimaafkan, tapi yang baru saja terjadi. Kau tak menghargaiku. Aku membelikanmu makanan tapi aku malah memakan makanan lain di hadapanku !!!! “ kata Gongshim. Dan Tae terdiam. Dia tak tahu bahwa gongshim akan semarah itu kepadanya. Dia berusaha menjelaskan bahwa dia hanya memakan onigiri yang sudah ia buka bungkusnya…Tapi Gongshim tak mau dengar. Dia berkata bahwa dia tak ingin berbicara dengan Dan Tae lagi. Kemudian pergi meninggalkan Dan Tae dengan membawa kembali dimsumnya. Dan Tae mengejar Gongshim.
Dan Tae terus mendesak Gongshim agar mendengar penjelasannya. Dan Tae berusaha memegang tangan Gongshim tapi Gongshim menepiskannya. Di saat Gongshim ingin terjatuh, Dan Tae menahannya dan mendorong Gongshim ke depan.
Sebagai akibatnya, Dan taelah yang terjatuh dari tangga. Gongshim panik. Dia terus bertanya apakah Dan Tae baik – baik saja. “ Sini aku lihat apakah kau baik – baik saja…” kata Gongshim panik. Dan Tae menolak untuk dilihat lukanya oleh Gongshim. Dia mengatakan bahwa dia baik – baik saja dan meminta Gongshim untuk kembali ke rumah.
Keesokan harinya, disaat Gongshim menyiram tanaman , Dan Tae keluar dari kamarnya. Tangannya digendong. Sepertinya tangan Dan Tae memang terluka akibat terjatuh semalam. Gongshim langsung berlari menghampiri Dan Tae dengan wajah cemas.
“ Apakah ini akibat dari kecelakaan semalam? Aku tidak tahu bahwa akan separah ini….Apakah tanganmu patah?” tanya Gongshim. Dan Tae tak menjawab. “ Gongshim….” panggil Dan Tae dengan wajah serius. Dan Tae perlahan melangkah mendekati Gongshim. Dia mengatakan bahwa ada sesuatu yang perlu ia katakan pada Gongshim. Dan Tae terus mendekati Gongshim sampai tubuh Gongshim terpepet ke tembok. Dan Tae mendekatkan wajahnya pada Gongshim. Gongshim bertanya apa yang dilakukan oleh Dan Tae.
“ Gongshim…aku tak ingin kau dekat dengan lelaki lain…..” kata Dan Tae serius.