” Aku tidak ingin melihatmu dekat dengan pria lainnn…” kata Dan Tae. Wajahnya terus mendekat ke arah Gongshim. Gongshim yang sudah terpojok di tembok tak bisa menghindar. Kemudian Gongshim berhasil mendorong tubuh Dan Tae menjauh. Dia tak mengerti apa yang baru saja Dan Tae katakan. Dan Tae menjelaskan bahwa tangannya bisa jadi seperti itu karena Gongshim menonton film dengan orang lain. Kemudian Gongshim marah karena Dan Tae tak memakan dimsumnya. Kemudian Gongshim mendorong Dan Tae dengan emosi, Dan Tae jatuh dan akibatnya sekarang tangannya terluka. Gongshim benar – benar merasa bersalah. ” Aku bahkan tak menyangka bahwa kau memintaku untuk tak menyapamu seaka kita tak kenal…” kata Dan Tae dengan wajah sedih. Gongshim makin merasa bersalah. Kemudian Dan Tae pergi ingin masuk ke dalam rumahnya. Gongshim berkata bahwa Dimsum yang dia belikan semalam adalah pesanannya dan bukan Joonsoo.
Di balik punggungnya, Dan Tae tersenyum sangat lebar. Namun dia tutupi dari Gongshim. Dan Tae berusaha mengangkat paket untuknya. Agak kesulitan karena tangannya terluka. Dan Gongshim segera membantunya.
Ternyata Dan Tae berbohong. Tangannya tak sakit sama sekali. Bahkan dia bisa mengangkat sebuah barbel yang berat. Seandainya saja Gongshim berkata bahwa dimsum itu adalah pesanannya, maka dia tak akan berbohong soal lengannya.
Padahal di rumah, Gongshim sudah merasa sangat bersalah. Dia membawa makanan untuk Dan Tae. Dan Tae buru – buru berakting lagi saat dirinya sudah selesai mandi. Ketika Gongshim datang, Dan Tae sedang mencoba mengeringkan rambutnya. Dia panik karena Gongshim datang secara tiba – tiba. Masih dengan muka memelas, Dan Tae menanyakan maksud kedatangan Gongshim. Gongshim menunjukkan hasil masakannya. Dan Tae awalnya ingin menolak. Tapi dia melihat wajah tulus Gongshim yang memang sangat bersalah. Gongshim menawarkan diri apa yang bisa ia bantu. Kemudian dia membantu mengeringkan rambut Dan Tae, dan memakaikan baju. DanTae merasa makin senang karena Gongshim memperhatikannya. Saat makan, sebenarnya Dan Tae ingin disuapi oleh Gongshim. Tapi Gongshim memintanya makan sendiri, dia hanya membantu Dan Tae memegang sumpit dengan tangan kirinya.
Gongshim pun pergi. Namun sampai depan pintu Dan Tae, dia berhenti terlihat memikirkan sesuatu. Akhirnya Gongshim kembali masuk.
Dia terkejut melihat Dan Tae. Dan Tae mencoba makan dengan tangan kirinya dan semua terlihat berantakan. ” Aku makan dengan baik kan?” tanya Dan Tae sambil tersenyum. Sekitar mulutnya penuh dengan saos makanan. Selain itu, mienya juga tumpah kemana – mana. Akhirnya Gongshim memutuskan untuk menyuapi Dan Tae. Dan Tae pun tersenyum. Dan Tar mengatakan bahwa hari ini dia harus melakukan penyelidikan lapangan. Namun agak sulit karena tangannya terluka. Jadi dia membutuhkan seseorang untuk membantunya. Dan akhirnya Gongshim yang membantu Dan Tae.
Mereka datang ke sebuah stasiun. Dan Tae mengatakan bahwa 26 tahun lalu seorang anak diculik. Si penculik mengatakan bahwa dia akan membawa anaknya jika keluarganya membawa sejumlah uang. Tapi…si penculik tidak muncul dan begitu juga dengan si anak. Gongshim mengangguk – angguk mendengar cerita Dan Tae. Dan Tae minta Gongshim untuk mengambil foto lokasi kejadian. Tapi yang dilakukan Gongshim adalah mengambil foto Dan Tae. ” Gongshim…apa kau mengambil fotoku? Jangan mengambil fotoku, ambil foto lokasinya…” kata Dan Tae dengan suara agal keras. ” Pemarah sekali….” kata Gongshim menggumam. Tapi akhirnya Dan Tae juga betpose untuk diambil photonya oleh Gongshim.
Mereka juga melakukan reka adegan yang lain. Mereka meghitung kisaran waktu yang dibutuhkan bagi seorang pria untuk membujuk seorang anak kecil agar mau ikut pergi. Mereka melakukan semuanya dengan detail.
Tibalah mereka di tempat kejadian dimana ibu JunPyo tertabrak mobil. Di sana ada seorang saksi hidup yaitu seorang penyemir sepatu pinggir jalan. Awalnya beliau tidak mau diwawancara karena sibuk. Tapi Gongshim menawarkan diri untuk membantunya sehingga dia bisa mengobrol dengan Dan Tae. Apa yang dikatakan oleh penyemir sepatu itu sama persis dengan laporan investigasi kepolisian. Bahkan kata – kata terakhir yang ibu JunPyo katakan juga sama. Yaitu ” JunPyo ku” dan ” Kupu – kupu “. ” Ibu JunPyo mengatakan kupu – kupu mungkin karena pada saat itu JunPyo menggunakan dasi kupu- kupu. Bukankah kau pikir begitu? ” tanya JunPyo pada tukang semir. Penyemir sepatu sendiri tidak merasa yakin. Akhirnya Dan Tae dan Gongshim berpamitan. Penyemir sepatu memuji kerja Gongshim yang sangat rapi. Sepatunya semua terlihat bersinar. Gongshim lupa bahwa di tangannya masih ada sisa semir sepatu. Tanpa sadar dia megusapkan tangannya di bawah hidung. Sehingga semir sepatu menempel di sana layaknya sebuah kumis. Dan Tae cekikikan melihat ulah Gongshim.
Dan Tae tak memberitahu Gongshim bahwa ada nekas semir sepatu di bawah hidungnya. Dan Gongshim jugavtak menyadari hal tsb. Dan Tae mengucapkan terima kasih kepada Gongshim, karena atas bantuannya dia bisa menyelesaikan investigasinya. Lalu dan Tae ingin sebuah minuman yang segar. Karena tangannya terluka, Dan Tae tak bisa menyebrang dan antri untuk membeli minuman tsb. Akhirnya Gongshim menawarkan diri untuk melakukannya.
Di sebelah Dan Tae ada game yang belum diselesaikan oleh anak kecil. Dan Tae tergoda untuk melanjutkannya. Gongshim masih masuk dalam antrian dan Dan Tae berfikir tak apa dia main sebentar tanpa diketahui oleh Gongshim. Dan Tae melepas gips tangannya dan mulai bermain dengan semangat. Tiba – tiba ada sesuatu menyentuhnya dari belakang. Dia pikir itu si anak kecil, jadi dia mengabaikannya. Tapi colekan itu berlangsung terus. Saat Dan Tae menoleh. Ternyata dia adalah Gongshim. Dan Tae belum sempat menjelaskan, rambutnya sudah ditarik duluan oleh Gongshim.
” Kau tahu bahwa aku merasa bersalah sepanjang hari ini karena sudah membuat lenganmu terluka. Mengapa kau bisa sembuh secepat ini???” kata Gongshim. ” Tanganku memang tidak patah…tapi ini rasanya seperti patah…” elak Dan Tae. Gongshim tak menerima alasan itu. Dia masih terus mengejar Dan Tae yang sudah berlari menjauh.
Ibu Gongshim, Joo Jae Boon dan Ibu Joonsoo Yeom Tae Hee mereka mengadakan pertemuan berdua. Entah apa maksudnya. Mungkin ingin kembali memamerkan kekayaan satu sama lain. Jae Boon mengatakan bahwa dia sedang pusing oleh putrinya. ” Apakah putrimu memberikanmu masalah?” tanya Yeom Hee. ” Hey… bukan itu…bagaimana bisa putriku memberiku masalah, dia adalah seorang pengacara. ” kata Jae Boon. Yang dikhawatirkan Jae Boon adalah soal jodoh anaknya. Dia tak ingin anaknya menikah dengan sembarang orang. Yeom Hee kemudian berniat untuk mengenalkan GongMi pada seorang pria yang perusahaan keluarganya juga bekerja untuk Star Group. Wajah ibu GongMi langsung berseri – seri.
Di kantornya, Dan Tae memikirkan 2 kata yang diucapkan oleh ibu JunPyo sebelum meninggal. ” Junpyoku ” dan ” kupu – kupu “. Kata – kata iti selalu terngiang di pikirannya.
Secara tiba – tiba Dan Tae muncul di kantor Joonsoo. Dengan alasan minta ditraktir, Dan Tae datang ke ruangan Joonsoo. Joonsoo dengan senang hati mengajak Dan Tae untuk makan di kanton kantor. Disana mereka bertemu Gongshim. Keduanya menyapa Gongshim, namun yang mendapat sambutan hanya Joonsoo. Nampaknya Gongshim masih sangat keaal dengan Dan Tae karena telah menipunya kemarin. Awalnya Gongshim memilih makanan yang sama dengan DanTae, western food tapi Gongshim segera merubah pilihannya ketika Joonsoo mengatakan bahwa dia harus memilih korean food. Joonsoo dan Gongshim antri di tempat berbeda dengan Dan Tae. Dan Tae tak punya pilihan selain selain melihat Joonsoo dan Gongshim dengan muka kesal.
DanTae melihat Joonsoo dan Gongshim sangat akrab. Mereka mengobrol asyik bahkan tertawa. Dan Tae menghampiri mereka. Dia ingin duduk di samping Gongshim, tapi Gongshim melarangnya dengan kakinya dinaikan di atas kursi. Akhirnya Dan Tae duduk di samping Joonsoo. Ada Dan Tae disana pun, Joonsoo dan Gongshim masih saja asyik berdua. Dan Tae merasa diabaikan. ” Waahhh….Gongshiimmm…aku tak pernah melihatmu tersenyum lebar seperti itu. Mungkin karena kalian satu kantor dan kalian memiliki banyak hal untuk diceritakan. ” kata Dan Tae. ” Dan Tae…apa kau merasa kami abaikan…maaf…” kata Joonsoo. Dan Tae mengatakan tak apa. Lalu dia menawarkan diri untuk mentraktir kopi. Joonsoo menolak dan mengatakan bahwa kopi kantor mereka juga enak. Mereka pun berdebat.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bertarung bermain basket. Siapa yang memperoleh angka 10 terlebih dahulu…dia yang akan mentraktir kopi. ” Hey…kalian… bisakah kita hanya langsung membeli kopi dan tak usah melakukan pertandingan di panas terik ini?” tanya Gongshim di pinggir lapangan. ” Tidakk…!!!” Kata Joonsoo dan Dan Tae berbarengan. Akhirnya mereka memulai pertandingan itu. Gongshim memilih Joonsoo yang memulai pertandingan dengan melemparkan bola ke arah Joonsoo. Mereka bermain dengan semangat. Kedudukan seri sekarang 9-9. Tinggal satu pin lagi. Siapa yang memasukkan bola duluan, dialah yang akan menang. Tapi tiba – tiba bola mereka diambil oleh seorang anak sekolah tanggung. ” Ajushi…hentikan… kalian berdua akan mati nanti…” katanya. Dan Tae mencoba mengambil kembali bolanya, tetapi anak itu malah pergi.
Mereka bertiga berjalan sambil memegang es kopi di tangan mereka masing – masing. Mereka memgobrol apa yang bisa mereka lakukan bertiga di kemudian hari. Ketika mereka hendrak menyebrang, tiba – tiba mobil hitam datang menghalangi jalan mereka. Keluarlah 2 orang pria dari dalam mob tsb kemudian langsung menarik Dan Tae dan memaksanya masuk mobil. Gongshim dan Joonsoo panik. Dia mengejar mobil tsb tapi sia – sia. Untunglah di sana ada polisi yang melintas. Joonsoo dan Gongshim langsung meminta pertolongan. ” Tolong temanku…tolong laporkan untuk segera mengejar penculiknya…” kata Joonsoo. Tapi polisi itu tenang – tenang saja dan mendengarkan kesaksian Gongshim serta Joonsoo. Gongshim dan Joonsoo menyebutkan ciri – ciri si penculik. Tiba – tiba di belakang mereka mobil hitam tadi berhenti. Joonsoo dan Gongshim menoleh.
Mereka melihatvada Dan Tae si dalam mobil tsb. Mereka kebingungan. Dengan tenang Dan Tae keluar mobil dan mengucapkan terima kasih kepada 2 pria yg memaksanya masuk ke dalam mobil. Bahkan sia memanggil polisi itu dengan sebutan ” hyungnim”. ” Dan Tae…ada apa ini?” tanya Joonsoo setelah Dan Tae berterima kasih kepada Polisi. Polisi tsb bercerita kepada Dan Tae bahwa yang disebutkan oleh Gongshim dan Joonsoo adalah semua ciri – ciri pelaku. ” Apa mereka ada mengatakan yang lain?” tanya Dan Tae. Si polisi menggelengkan kepalanya. Akhirnya Dan Tae bercerita bahwa baru saja dia mengadakan simulasi penculikan. Dia minta maaf karena tidak mwmwberitahukan Joonsoo dan Gongshim sebelumnya karena itu lebih baik. Joonsoo dan Gongshim menghela napas. Selagi Dan Tae menjelaskan, apa yang ada di pikirannya. Joonsoo dan Gongshim berjalan meninggalkannya.
Gongmi keluar dari kamarnya dengan lesu. Ibunya sepertinya sudah tau bahwa dia saat ini tak lagi bekerja di firma hukum. ” Sudahlah.. kau pasti akan bisa mendapatkan pekerjaan di firma lain…” kata Ibu GongMi. Saat ini GongMi sedang bersiap untuk melakukan kencan buta yang sudah diatur oleh ibunya. Ayah GongMi mengatakan jika Gongmi tak ingin pergi ke kencan buta, sebaiknya tak usah pergi. ” Tidak ayah…aku akan segera menikah. Jika orang yg aku nikahi kekayaannya cukup untuk mwmbuatkanku firma hukum sendiri, aku akan menikahinya…” kata Gongmi. Ibunya berkata bahwa pria yang akan ditemui GongMi ini sangat kaya.
Pria yang dikenalkan oleh GongMi adalah seorang manager. Ayahnya yang menjadi CEO. Perusahaannya menjadi mitra dari Star Group. Sewaktu GongMi mendengar Star Group, dia terlihat gugup. Teringat Joonsoo yang sudah menolaknya.
Gongshim diminta oleh Presdir untuk mengantarkan dokumen penting untuk Joonsoo yang saat ini sedang tidak ada di kantor. Karena dokumen itu sangat penting, Presdir meminta Gongshim agar berhati – hati membawanya.
Sampailah Gongshim pada tempat yang dituju. Bangunan itu akan enjadi restoran yang akan dijalankan oleh Joonsoo. Semuanya masih dalam tahap persiapan. Gongshim melihat Joonsoo sedang sibuk mengatur ini dan itu. Dengan tersenyum, dia terus menatap Joonsoo. Joonsoo melihat Gongshim datang, lalu dia segera menghampirinya. Gongshim menyerahkan dokumen yang dimaksud. Gongshim langsung ingin pwrgi begitu selesai menyerahkan dokumen. Tapi kemudian dicegah oleh Joonsoo. Joonsoo membawa Gongshim ke dapur. ” Kau tahu bahwa sebentar lagi kita akan membuka restoran kan ? Aku harus memasak untuk hidangan di launching restoran nanti. Aku merasa stress, aku sudah belajar memasak hidangan dari chef.. tapi itu belum berhasil. ” kata Joonsoo. Kemudian dia m wm minta Gongshim untuk mencicipi masakan buatannya. Dengan senyum lebar, Gongshim mengangguk. Begitu masuk makanan itu di mulut, dia merasa bahwa ini tak baik . Makanan dengan rasa yang…….tak tahu bagaimana dia harus menggambarkannya. Joonsoo menunggu jawaban dari Gongshim apakah itu enak atau tidak. Awalnya Gongshim bilang itu enak. Sampai akhirnya dia tak tahan lagi. ” Direktur…maafkan aku harus berkata seperti ini. Ini tidak seenak yang aku katakan tadi…” katanya sambil di mulutnya masih penuh dengan makanan. ” Sangat tidak enak ya?” tanya Joonsoo khawatir. Gongshim menggeleng cepat dia ingin segera mengeluarkan makanan yang ada di mulutnya. Gongshim berkata bahwa jika Joonsoo berusaha keras lagi, dia akan mendapatkan hasil yang bagus. Kemudian Gongshim segera berlari meninggalkan Joonsoo yang kebingungan karena tak mengerti apa yang diucapkan oleh Gongshim.
Tak sengaja, Dan Tae berpapasan lagi dengan GongMi. Pengalaman sebelumnya selalu tak mengenakkan jika dia bertemu dengan kakak Gongshim. Akhirnya Dan Tae menghindar dari GongMi. ” Dia benar – benar orang yang aneh…” kata GongMi.
Gongshim kembali membuat cookie untuk dia berikan kepada Joonsoo. Ayahnya curiga siapa yang disukai Gongshim di kantornya. ” Ayah…berhenti membuat cerita, tidak ada yang aku sukai di kantor.” kata Gongshim. Ayahnya mengatakan bahwa Gongshim tak boleh jatuh cinta pada orang yang jabatannya lebih tinggi dari asisten Manager. Karena itu akan m wm membuatnya sakit hati. ” Kita tak perlu mengkhawatirkan Gongshim…karena cintanya pasti bertepuk sebelah tangan. “ kata Ibu Gongshim. Gongshim merengut melihat kedua orang tuanya. GongMi masuk ke dalam rumah dan langsung disambut meriah oleh kedua orang tuanya. Ibunya langusng menanyakan bagaimana kencan buta tsb. “ Bagaimana aku bisa tahu dengan sekali bertemu dengannya ? Aku harus bertemu dengannya lagi..” kata GongMi. Ibunya menganggap bahwa kencan buta tadi berjalan dengan baik. Dia terlihat sangat senang. “ Eonnie..apakah dia terlihat sangat tampan?” Gongshim bertanya dengan antusias. “ Mengapa kau peduli ?” jawab Gongmi dengan ketus sambil berjalan ke kamarnya.
Dan Tae datang mengunjungi nenek sambil membawa kacamata aneh. Nenek tak mengerti mengapa Dan Tae membawa kacamata tsb. Alasan Dan Tae mebawa kacamata tsb adalah , biasanya jika kita mendongak ke atas kita akan melihat langit – langit ruangan. Namun dengan kacamata itu justru kita melihat arah yang berbeda. “ Nenek..coba pikirkan dengan cara yang lain. Nenek beroikir bahwa apa uyang dikatakan oleh ibu JunPyo tentang ‘kupu-kupu’ bukan dasi kupu – kupu yang digunakan oleh JunPyo. Melainkan orang yang membawa JunPyo. Ibu JunPyo mencoba menggambarkan orang yang membawa JunPyo dengan kata ‘ kupu – kupu ‘. “ kata Dan Tae, nenek terlihat serius mendengarkan. Dia mengangguk –anggukan kepalanya. Dan Tae berjanji akan menyelidiki lebih lanjut tentang orang ‘ kupu – kupu ‘ ini.
Gongshim menunggu Joonsoo untuk memberikan cookie yang sudah ia buat. Joonsoo menerimanya dengan senang. Joonsoo sedang dalam perjalanan untuk mempersiapkan pembukaan restorannya. Itulah sebabnya dia memberikan cookie agar Joonsoo bisa memakannya di dapur sambil belajar masak.
Joonsoo bekerja keras di dapurnya. Untuk bisa menampilkan masakan di pembukaan restorannya. Namun sepertinya kondisi badannya sedang tidak bagus. Dia merasa puding. Namun dia tetap meneruskan masakannya. Sampai akhirnya dia terjatuh pingsan. Api mulai mulai membakar di sekelilingnya.
Gongshim juga memberikan 1 buah cookie dengan bentuk besar pada Dan Tae. “ Apa ini? Terlihat sangat jelek sekali. Mengapa kau tak membuangnya dan malah memberikannya kepadaku?” tanya Dan Tae. Gongshim tak menggubris. Dia mengatakan bahwa cookie itu dibuat dari tepung organik dan juga dari telur dengan kualitas bagus. “ Apa? Telur ? Aku tak bisa memakannya. Aku alergi telur. Aku bisa kesulitan bernapas jika aku memakan ini. “ kata Dan Tae. Gongshim tak percaya kalau Dan Tae alr\ergi telur. Lalu Dan tae mengatakan apa yang dia katakan itu benar. Bahkan Joonsoo juga memiliki alergi yang sama. Joonsoo juga memiliki alergi pada telur. Gongshim langsung panik. Dia sudah memberikan cookie itu kepadanya. Gongshim langsung berlari pulang ke rumah.
Gongshim meminta kunci mobil pada ibunya. Namun Ghongmi telah lebih dulu mngambil kunci mobil karena dia pergi ke Sinchon. Lalu dia menelpon Gong Mi yang sedang berada di Sinchon. Meminta Gong Mi untuk mampir di Sigyodong, ke restoran Joonsoo. “ Apa yang kau katakan ? “ Gong Mi tak mengerti. “ Aku akan memberikan alamatnya dan segera pergi kesana. Hidupnya dalam bahaya. Mungkin dia sedang kesulitan bernapas sekarang. Cepatlah …!! “ Gongshim menutup teleponnya.
Api semakin membesar. Joonsoo masih tak sadarkan diri di dalam. Sampailah GongMi di restoran Joonsooo. Dia melihat kursi yang Joonsoo buat di workshop. Gong Mi masuk ke dalam restoran. Sepi. Dia berusaha memanggil – manggil tak ada yang menyahut. Dia melihat ada asap di dapur. Dan melihat Joonsoo terbaring disana. Dengan sekuat tenaga dia membawa Joonsoo keluar dan mematikan api.
Nenek, ayah dan ibu Joonsoo dengan panik masuk ke ruangan joonsoo. Dimana Joonsoo masih terbaring lemah. Dokter mengatakan bahwa Joonsoo tak apa – apa. Dia hanya perlu menginap di RS sehari lagi. Dokter mengatakan bahwa Joonsoo diselamatkan dalam waktu yang tepat. Jika terlambat, mungkin akan buruk bagi Joonsoo. Ibu dan neneknya merasa lega melihat Joonsoo selamay. “ Maafkan aku..” kata Joonsoo melihat keluarganya panik. “ Tapi..siapa yang membawamu ke sini ? Kau sendirian di restorant. “ tanya ibu Joonsoo. Joonsoo tak bia menjawab karena dia juga tak tahu siapa yang sudah menolongnya.
GongMi menerima telp dari gongshim setelah keluar dari RS. “ Eonnie..bagaimana keadaanya? “ tanya Gongshim. Gongmi berbohong bahwa ketika dia sampai di restoran, dia tak melihat siapapun dan pintunya juga dikunci. Gongshim tak menaruh rasa curiga. Dia hanya mengatakan bahwa mungkin Joonsoo belum memakan cookienya.
Gongshim melakukan kesalahan. Gongshim menaru dokumen penting bercampur dengan brosur pembukaan restoran. Alhasil dia harus membuak kembali semua amplop brosur restorant untuk menemukan dokumen penting itu. Kedua seniornya terus menyalahkan Gongshim akan hal itu. Gongshim harus membuka banyak amplop untuk menemukannya.
Dan Tae sedang melihat kembali hasil catatan Gongshim sewaktu membantu investigasinya. Foto – foto yang diambil Gongshim dan catatan dalam bukunya. Disaana ada tulisan “ kasus ini sepert setiga”. Dan Tae tak mengerti apa yang dimaksud dengan kalimat itu. Dia berniat untuk menelpon Gongshim untuk menanyakan hal tsb.
Gongshim yang sedang sibuk membuka amplop tak ingin mengangkat telepon dari Dan Tae. Namun akhirnya dengan berbisik dia mengangkat teleponnya juga. Namun tiba – tiba kedua seniornya datang dan Gongshim buru – buru memutuskan telepon dengan mengatakan bahwa dia sibuk. Dan Tae berpikir bahwa Gongshim bener – benar sibuk. “ Apa ? Kau menelpon ? Kau harus cepat membuka semuanya agar kita bisa segera pulang ke rumah. “ kata seniornya. Gongshim menghela napas. “ Stress pada saat bekerja lebih besar dibandingkan di saat aku mencari kerja. “ kata Gongshim.
Gongshim menemukan dokumen tsb. Dia mendengar pembicaraan seniornya bahwa Joonsoo masuk ke RS. Dia teringat kata – kata Dan Tae yang mengatakan bahwa Joonsoo memiliki alergi pada telur. Jadi dia merasa bahwa Joonsoo benar – benar masuk RS karena dirinya. Dengan terburu- buru Gongshim memberikan dokumen tsb dan langsung pergi menuju RS.
Joonsoo terpaksa membatalkan janjinya untuk bertemu dengan Dan Tae karena dia masih ahrus tinggal di RS. Dan Tae mengatakan bahwa itu tak masalah dan dia mendoakan Joonsoo agar cepat sembuh. “ Senang mendengar bahwa tak terjadi sesuatu yang buruk denganmu. “ kata Dan Tae. Kemudian dan Tae berpikir dia juga akan mengunjungi RS.
Sesampainya di sana, dia melihat Gonshim ada disana sedang mengobrol dengan Joonsoo. Ekspressi wajahnya langsung berubah. Tapi dia memberanikan diri untuk masuk.
Joonsoo mengatakan bahwa bukan karena cookie yang diberikan olehnya shingga dia masuk ke RS. “ Aku tahu aku alergi telur, oleh karena itu aku tak memakan cookiemu..” kata Joonsoo. Gongshim menghela napas lega. Dan tae masih terdiam di depan pintu. “ Aku tidak tahu kau disini Gongshim…” kata Dan Tae. Gongshim hanya mengangguk. Wajahnya tampak tak senang. Kecewa.
Sementara Gongmi masih terdiam dikamarnya. Dia sudah menolong Joonsoo hari itu. Dan entah apa rencananya kali ini. Dia bahkan berbohong pada Gongshim.
Dan Tae melihat Gongshim banyak memberi perhatian pada Joonsoo. Entah kenapa dia merasa tak senang. Dan Tae pun berpamitan unuk pulang. Joonsoo meminta Gongshim untuk pulang bersama Dan Tae. Tapi Gongshim mneolak. “ Ada lagi yang kau butuhkan ? aku bisa tinggal lebih lama.” Kata Gongshim. “ Aku tak apa. Aku tahu kau sibuk. Sebaiknya kau pulang bersama Dan Tae. “ kata Joonsoo. Dan Tae terus melihat ke arah gongsim. “ Apa yang akan kau lakukan? “ tanya Dan Tae. Akhirnya Gongshim meutuskan untuk pulang.
Di halte, Gongshim teringat bahwa dia meninggalkan cardigannya. Dia meminta Dan Tae pulang duluan sementara dia mengambil kembali cardigannya. Dan tae mengatakan bahwa tingkah laku Gongshim akan menganggu Joonsoo yang sedang beristirahat. “ Seperti kau tidak bisa pulangsaja tanpa menggunakan cardigan..” kata Dan Tae agak ketus. “ Apa mood mu sedang tidak bagus? “ kata Gongshim. Dia merasa Dan Tae agak ketus padanya. Dan Tae kesal karena dia mengira bahwa Gongshim benar – benar sibuk. Tapi ternyata dia berada di RS. Gongshim mengatakan bahwa Dan Tae tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. “ Seharusnya kau katakan saja jika kau pergi ke RS. Tak perlu kau berbohong padaku. “ kata Dan Tae. Gongshim tak terima disebut bohong . “ Apakah sangat sulit berbicara denganku hanya sebentar saja ? Sesibuk apa dirimu sehingga kau tak bisa berbicara denganku..” kata Dan Tae. “ Bagaimana kau bisa jika aku ada di rumah atau di kantor?’ tanya gongshim. “ Siapa yang pergi ke kantor di waktu ini? Sudah…hentiikan saja..” Dan Tae terlihat benar – benar kecewa. “ Berneti apa? Siapa yang memulai ini semua ? kau yang menuduhku berbohong. Kau pikir siapa dirimu ? mengapa aku harus melaporkan dimana diriku berada? “ Gongshim juga terlihat kesal. Kemudian dia segera naik bus tanpa memperdulikan dan Tae. Dan Tae hanya bisa menatap Gongshim tanpa berkata apapun.
Gongshim mengabaikan sapaan Goo Nam pagi itu. Dia melihat disana ada dan tae. Goonam menebak bahwa memang benar terjadi sesuatu di pekerjaan Gongshim. “ Hyung..apakah kau mendengar sesuatu darinya? ‘ tanya Goo Nam. “ Apakah Gongshim pergi ke kantor semalam?’ tanya Dan Tae. Goo Nam meng-iya kan. Gongshim terburu – buru pergi semalam. Dan tae membuang susu yang dipegangnya. Tampak sekali bahwa dia menyesali perbuatannya telah menduuh Gongshim berbohong.
Joonsoo sudah diperbolehkan keluar dari RS. Namun keluarganya masih bertanya siapa pahlawan yang sudah menyelamatkan putra kesayangan mereka. Joonsoo bertanya kepda suster. Namun suster juga tak tahu, “ Wanita itu pergi ketika dokter mengatakan bahwa kau baik – baik saja. “ kata suster. Joonsoo hanya tahu bahwa yang menolongnya adalah seorang wanita.
Joonsoo mengecek di CCTV restoran, dia ingin tahu siapa wanita yang menolongnya. Dia pun melihat sosok GongMi yang sedang menolongnya. Membawanya keluar dari dapur yang sudah dengan penuh asap dan api.
Joonsoo mengajak Gongmi untuk bertemu. Joonsoo merasa bahwa banyak hal yang perlu dia bicarakan dengan GongMi. “ Apa kau merasa baikan? “ tanya Gongmi. “ Ya…berkat dirimu…” jawab Joonsoo.
Gongmi datang ke restoran Joonsoo. Disana Joonsoo sudah menunggu. Joonsoo mengucapkan terima kasih karena Gongmi sudah menolongnya. “ Tapi bagaimana kau tahu bahwa aku berada disini ? “ tanya Joonsoo. Gongmi terkejut. Tak mungkin jika dia mengatakan bahwa Gongshim yang menyuruhnya ke sana. “ Aku kebetulan lewat dan melihat kursi yang kau buat di workshop. Dan kau pernah bilang bahwa kau akan membuka restoran dekat dengan tempat workshop kan? “ Gingmi ngeles. Joonsoo menanyakan mengapa dia tak tinggal di RS, tetapi malah langsung pergi. Gongmi menjawab bahwa dia merasa bahwa dia tak ada hubungannya dengan keluarga Joonsoo, ketika dia mengetahui bahwa Joonsoo baik – baik saja, dia langsung pergi meninggalkan RS.
Dan Tae menunggu Gongshim di loby untuk minta maaf. Namun Gongshim mengabaikannya. dia hanya mengatakan bahwa tak ada yang perlu dibicarakan antara dirinya dan Dan Tae.
Tanpa sengaja Gongshim menabrak Presdir dan paman JoonSoo di lorong. Gongshim meminta maaf dan panik. Presdir memarahinya karena Gongshim mulai bersikap ceroboh lagi.
Kopi yang ditumpahkan Gongshim menodai lengan baju paman Joonsoo. Ketika paman Joonsoo menggulung lengan kemejanga ke atas, YUP…ada gambar itu..KUPU – KUPU !!! dialah orang yang menculik JunPyo.
Di loby Paman Joonsoo mentyapa Dan Tae. Dia mengatakan bahwa dia sering melihat Dan Tae di kantor belakangan ini. Dan Tae hanya mengatakan bahwa ada sesuatu yang perlu ia lakukan di sana. Paman Joonsoo tak menanyakan lebih lanjut. “ Sampai jumpa nanti..” katanya pada Dan Tae. Dan taepun memberi salam dengan sopan.
Gongshim lewat di depan loby lagi. Kali ini Dan tae ingin membujuknya agar Gongshim mau berbicara dengannya. Dia ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Tapi Gongshim tetap saja menolak dan berjalan meninggalkan Dan Tae. Namun dengan cepat Dan Tae meraih tangan Gongshim dan menariknya agar Gongshim ikut dengannya. Gongshim tak bisa melepaskan pegangan tangan Dan tae. Dan tae membawanya ke ruang tangga darurat.
“ Tak ada yang perlu dibicarakan…!!” kata Gongshim. “ Aku punya banyak hal yang ingin aku bicarakan…” kata Dan Tae sambil menatap wajah Gongshim serius.