K-drama.net – Sebuah hari yang damai di depan gedung perkantoran kanada mendadak heboh, ketika seorang wanita jatuh dari atap gedung.
Cucu semata wayang sekaligus anggota keluarga satu-satunya yang ia miliki datang ke ruang jenazah. Dia adalah Han So Yoon(Moon Geun Young). Begitu melihat wajah kaku neneknya di laci penyimpanan, Soyoon menangis tersedu-sedu.
Dua hari kemudian, Soyoon mengepak barang-barang di apartemen yang ditempatinya dan dia menemukan sebuah amplop yang berisi potongan koran lama yang berisi tentang kecelakaan mobil yang menewaskan sebuah keluarga. Seketika benak Soyoon terbayang tentang kecelakaan yang dialaminya bersama papa, mama dan kakaknya, mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan sebuah truk. Dari tulisan yang distabilo merah, dia ingat dirinya sendiri yang saat itu berusia 5 tahun. Di bagian amplop tertulis satu alamat “Achiara.”
Cerita kembali dua tahun sebelumnya, tepatnya di Achiara, yang berlokasi di utara provinsi Gangwon-do, dimana seorang wanita muda (Jang Hee Jin) turun dari dalam bis. Wanita muda ini menuju ke galeri seni dimana seorang seniman kaca bernama YOON JI SOOK (Shin Eun Kyung) tengah menggelar pameran karya seninya. Jisook sempat melihat sosok wanita muda tersebut, tapi dia terkejut oleh suaminya yang muncul di belakangnya. Suaminya memberitahu bahwa pameran seni tersebut telah menarik perhatian kritikus besar, lalu suami Yoon Ji Sook menunjuk para kritikus besar yang sudah datang tersebut.
Ketika Jisook mengobrol dengan beberapa tamunya, wanita muda misterius itu menyisipkan amplop besar di lengan bawahnya lalu berjalan pergi sebelum Jisook sempat mengenalinya. Dia sedikit menjauhi kerumunan. Ketika melihat isi amplop tersebut, matanya terbelalak. Dia menemukan suaminya berada dalam pelukan wanita lain – wanita yang sama menyisipkan amplop di tangannya. Dia berhasil mengatasi keterkejutannya, tapi kakinya kehilangan kekuatan untuk menopang tubuhnya, sehingga dia sempat terjatuh. Beberapa langkah dari tempat Jisook, wanita muda misterius mengamati Jisook.
Wanita muda itu adalah seorang guru seni yang bernama KIM HYE JIN. Dia dengan hangat mengajari muridnya melukis, persis di waktu Jisook (mama dari murid ini) kembali. Putri Jisook pamit undur diri. Hyejin sendiri coba menunjukkan wajah datar dan berbasa-basi menawarkan teh. Dia berpura-pura tidak melihat Jisook menatapnya tajam. Dia juga tidak memperlihatkan reaksi berlebihan ketika Jisook menunjukkan satu per satu foto-foto affair antara dirinya dengan suami Jisook. Bahkan, sewaktu Jisook menamparnya beberapa kali, dia diam saja. Hyejin menatap Jisook sambil tersenyum. Tiba-tiba, dia balas menyerang Jisook. Adegan ini terlihat nyata benar.
Soyoon yang menerima informasi tentang pekerjaan mengajar di Korea. Dia pun diberikan sebendel katalog. Begitu pergi, dia sempat bertabrakan dengan seorang pria hingga bendel katalog itu terjatuh berantakan. Ketika membenahinya, dia baru tahu kalau Achiara itu adalah sebuah nama desa.
Setelah 23 tahun, akhirnya Soyoon kembali ke Korea untuk pertama kalinya. Dia mengunjungi rumah abu, dimana abu jenazah keluarganya ditempatkan, dan memberitahu mereka bahwa dirinya mendapat pekerjaan sebagai guru di Achiara. Dia bertanya-tanya kenapa nenek menyembunyikan surat itu darinya, lalu berkata kepada diri sendiri bahwa mungkin dalam kasusnya ada seseorang yang menghubunginya.
Di malam berhujan, Soyoon naik bis menuju Achiara, dimana sopir bis menyetel berita radio yang melaporkan penemuan jasad wanita muda berumur 20-an tahun yang mungkin saja ada hubungannya dengan pembunuhan berantai. Sopir mematikan radio dan mendesah, “Satu orang lagi ditemukan terbunuh.” Sewaktu mendengar Soyoon akan pergi ke Achiara, sopir memberi nasihat agar wanita sepertinya tidak pergi ke sana malam-malam begini sendirian, karena beberapa wanita diketahui dibunuh di daerah itu, persis di malam Rabu yang berhujan. Informasi itu membuat Soyoon jadi memperhatikan seorang penumpang pria yang mengenakan pakaian serba hitam yang iseng memainkan kenari di telapak tangannya sehingga menimbulkan bunyi kletak-kletuk yang mengganggu.
Soyoon coba untuk tidak mengalihkan pandangannya. Sewaktu dirinya turun dari bis, pria itu ikutan turun dan berjalan di belakangnya. Jelas hal itu membuatnya gugup. Ketika dia memutuskan untuk berlari, pria itu terus membuntutinya. Ketika kakinya menyandung pacul, dia memungutnya dan bersiap melawan pria itu. Tapi tunggu ditunggu, pria itu tidak kunjung datang. Dia menyadari ada kemungkinan pria itu muncul di belakangnya. Karena itu, dia berbalik. Dan menemukan seorang wanita tengah membuang sampah.
Wanita itu adalah apoteker lokal dan mengundang Soyoon ke apotiknya, dia memberikan arah apartemen Soyoon. Soyoon bertanya apakah apoteker itu tidak takut sendirian di malam Rabu berhujan? Apoteker mengaku malam Rabu berhujan tidak membuatnya takut. Dia tahu Soyoon adalah guru baru di Achiara, karena berita cepat beredar di Achiara.
Apoteker menjamin Achiara adalah tempat yang aman untuk ditinggali dan tidak pernah terjadi kejahatan tunggal dalam dekade terakhir. Soyoon datang ke apartemennya, sang pemilik sudah menunggu kedatangannya. Saat pemilik membuka apartemen Soyoon dengan kunci yang dibawanya. pemilik memberitahu bahwa penyewa sebelum Soyoon telah membuat desain ruangan dengan cukup baik tapi desain boleh diutak-atik lagi. Namun Soyoon menjawab bahwa dirinya senang dengan desain ruangan yang artistik itu.
Pemilik meninggalkan Soyoon sendiri. Begitu dia keluar, tiba-tiba pintu apartemen yang barusan ditutup terbuka sedikit. Sekelebat bayangan lewat. Soyoon berdiri untuk menutup pintu, tapi dia dikejutkan oleh kemunculan seorang ajumma yang membuka pintu tiba-tiba. Ajumma itu adalah tetangga apartemennya. Dia menggenggam tangan Soyoon sambil mengatakan, “Wanita muda hiduplah lebih lama lagi. Jangan menghilang tanpa jejak.” Sebuah kata-kata janggal untuk dikatakan kepada tetangga baru.
Soyoon mulai mengajar di SMA Haewon dan diperkenalkan kepada beberapa orang guru. Dia juga mulai menyelidiki kerabatnya, si pengirim surat. Karena neneknya yang berasal dari garis mamanya menyembunyikan surat itu selama ini, dia berpikir jika pengirim surat berasal dari keluarga papanya. Karena tidak ingat nomor ID nasional Korea-nya dan tidak tahu berapa jumlah anggota keluarganya yang telah meninggal, dia tidak memiliki banyak petunjuk. Petugas kota juga tidak bisa membantu Soyoon lebih banyak, karena ketiadaan catatan kelahiran atau bukti identitas Soyoon sebagai warga Korea.
Saat berbalik hendak pergi, dia kembali mendengar suara kletak-kletuk yang familiar di telinganya. Dia mencari asal suara tersebut, tapi tidak menemukan siapapun. Tiba-tiba, sebuah kenari menggelinding ke arah kakinya.
Disisi lain, Jisook mengunjungi dokter dan kecewa bahwa upaya untuk hamil belum membuahkan hasil. Dia mengikuti program kehamilan, tapi dokter menyarankannya untuk bicara saja dengan suaminya ketimbang mencoba semuanya sendirian. Suami Jisook, Seo Changkwon. Selain berada di parlemen provinsi, dia diketahui memiliki Haewon Steel dan berhasil menaikkan nama Haewon di kota.
Ketika sampai di rumah, Jisook menemukan suami tengah mempersiapkan senapan berburunya. Dia mengajak Changkwon untuk menyambut kedatangan anaknya di bandara, tapi Changkwon menolak. Jisook mengalihkan topik pembicaraan tentang keinginannya hamil. Lagi-lagi, Changkwon menyuruh Jisook menyerah saja, mengingat usia mereka sudah tidak muda lagi. Selain itu, mereka juga sudah memiliki anak. Jisook terluka dan kecewa mendengar pernyataan suaminya, tapi memilih diam tanpa membantah.
Murid-murid SMA Haewon mengadakan outing class di danau Achiara. Seorang guru seni Nam Gun Woo menceritakan ada raksasa di dalam danau pada Soyoon. Soyoon tidak tahu apakah Gunwoo tengah berkelakar dengannya atau tidak ketika mengatakan padanya tentang raksasa yang meraih pergelangan kaki semua orang di Achiara. Sehingga orang-orang tidak bisa pergi. Dia berkata Soyoon juga tidak bisa pergi meninggalkan Achiara, karena raksasa di dalam danau memiliki kekuatan jahat luar biasa.
Seorang guru melihat tiga murid cowok menyelinap ke dalam hutan dan mencoba untuk mengejar mereka, tapi dia terjatuh. Karena itu, Soyoon menggantikannya untuk mengejar tiga murid cowok tersebut. Dia menemukan ketiganya sedang merokok. Ketika dia minta mereka untuk mematikannya, mereka tidak mau melakukannya dengan dalih Soyoon bukanlah guru mereka. Dia berusaha melompati lubang kecil. Berhasil memang, tapi sejurus kemudian dia terperosok ke bawah.
sewaktu mau berdiri, Soyoon kaget. Ketiga murid cowok itu mau mendekati, tapi dia tidak membiarkan mereka untuk mendekat. Dia melihat seonggok tulang lengan manusia yang menyembul keluar dari dalam tanah.