In Ah memeluk Jinwoo sambil menangis. Jinwoo tak tahu harus berbuat apa. Bingung. Mengapa In Ah menangia sekeras ini secara tiba – tiba? Masalah apa yang terjadi kepadanya. Ataukah ‘ masalah’ itu ada pada dirinya? Jinwok tak berbuat apapun. Hanya membiarkan In Ah menumpahkan tangis di pelukannya.
Dengan langkah gonta, In Ah kembali ke Kantor Byeonduri Law Firm. Managet Yeon menanyakan keberadaan Jinwoo. Karena dia menyangka bahwa In Ah sedang pergi berkencan dengan Jinwoo. In Ah mengatakan bahwa Jinwoo sedamg berada di rumahnya. ” Apakah Jinwoo menderita penyakit yang sama dengan ayahnya? Aku mengetahui semuanya, jadi tolong katakan padaku..”kata In Ah. ” Jinwoo yang memintaku menyembunyikan ini dari mu. Jadi aku tak bisa memberitahumu. Kau benar…” jawab Manager Yeon. In Ah meminta Manager Yeon untuk membantunya bertemu dengan dokter yang menangani Jinwoo. Karena dia tak bisa hanya duduk dan tak melakukan apapun untuk Jinwoo.
Jinwoo kaget di saat dia terbangun. Dia berada di kamar di rumah lamanya. Di sana terdapat foto dirinya bersama dengan ayahnya. Jinwoo berusaha m mengingat apa yang sudah terjadi kepada dirinya. Dia ingay di saat dia bertemu dengan Nam Gyu Man. Nam Gyu Man memberitahunya bahwa ayah Dongho yang sudah menyebabkan kecelakaan yang menewaskan ibu dan kakak laki – lakinya. Jinwoo mengingat peristiwa itu.
Hong Mo Suk melaporkan apa yang sudah dia lakukan untuk memulihkan reputasi Il Ho Grup setelah kasus dengan Smile Light Bulb. Situasi aman terkendali sekarang. ” Kau sangat hebat Mr. Hong. Kau tak bisa dibandingkan dengan Pengacara Park…itulah yang membuat kelas kalian berbeda. Mungkin karena kau sudah bekerja untuk kami dalam waktu yang lama..” kata Gyu Man memuji. ” Kalian sudah mengabulkan beberapa pernintaanku. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan…” kata Hong Mo Suk. ” Jika aku tahu dia sebagus itu maka aku akan membawa…….” Gyu Man tak meneruskan kata – katanya. Nam Il Ho menatapnya dalam. Tak tahu apa maksud tersembunyi dari tatapan Nam Il Ho tsb. Yang jelas ekspressi Nam Gyu Man terlihat khawatir. Terlihat seperti dia hampir saja membocorkan suatu rahasia. Hong Mo Suk oun berjanji akan terus bekerja untuk keluarga Nam.
PLAAAKKKK!!! Tamparan keras Jinwoo mendarat di pipi Park Dongho. Jinwoo datang ke kantor Park Dongho dan langsung menamparnya. ” Kau…kau sudah mengetahui peristiwa 17 tahun yang lalu kan? Apakah kau manusia? Bagaimana bisa kau menyebut dirimu manusia? Beraninya kau menghadapiku setelah semua yang terjadi?” tanya Jinwoo emosi. Park Dongho berlutut. Dia mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi 17 tahun lalu adalah kecelakaan. Benar – benar kecelakaan. Bahkan dia kehilangan ayahnya dalam kecelakaan itu. Namun Jinwoo tetap tak menerimanya. Dia sudah terlanjur membenci Park Dongho. Dia berkata bahwa dia tak akan pernah memaafkan Park Dongho. ” Ada sesuatu yang tak kau tahu tentang kecelakaan itu. ” kata Dongho. Jinwoo menghentikan langkahnya. Park Dongho mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi karena Nam Il Ho. ” Aku kehilangan ayahku dan kau kehilangan Ibu serta kakakmu karena Nam Il Ho. Aku berlutut di hadapanmu hari ini. Tapi segera, aku akan membuat Nam Gyu Man dan Nam Il Ho berlutut di hadapanmu dan hadapanku. Aku akan membuat nya terjadi…” kata Park Dongho mantap.
In Ah dan Manager Yeon menemui doktet yang menangani penyakit Jinwoo. In Ah ingin mengetahui kondisi Jinwoo yang sebenarnya. Penyakit Jinwoo bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penderita Alzheimer yang lain karena Hyperthemesia yang dimilikinya. Perlahan, dia akan kehilangan memorynya. ” Tapi dia tak akan kehilangan memorinya dalam satu waktu kan?” tanya In Ah. ” Yang paling buruk adalah dia akan kehilangan memorynya dalam waktu 6 bulan. ” kata dokter. Dan penyakit Jinwoo hanya bisa diperlambat dengan menggunakan obat.
In Ah melangkah perlahan di lorong rumah sakit. Tak tahu apa yang harus dia lakukan kepada Jinwoo. Doktet mengatakan bahwa jika penyakit Jinwoo makin parah, bekerja akan semakin suliy baginya. Dan pada akhirnya nanti dia tak bisa melakukan apapun tanpa bantuan dari orang lain. Lagi – lagi In Ah meneteskan air matanya.
Dongho terdiam di ruangannya. Mengingat kejadian di saat dia datang ke untuk melayat ayah Jinwoo. Dia meminta maaf pada Jinwoo karena gagal untuk membuat ayahnya tetap hidup. Dengan menangis, Jinwoo berkata seandainya pada saat itu Dongho tak mengkhianati dia san ayahnya, dia tak akan kehilangan ayahnya seperti sekarang. Sangho yang masuk ke dalam ruangannya secara tiba – tiba membuyarkan lamunan Dongho. ” Hyungnim…aku dengar Gyu Man mengundang Jinwoo ke kantor hari ini. Aku rasa itulah caranya bagaimana Jinwoo bisa mengetahui perihal kecelakaan 17 tahun lalu…” kata Sangho Dongho mengerutkan dahinya.
Dengan kasar, Dongho memasuki ruangan Nam Gyu Man. Dia bertanya mengapa Gyu Man mencari tahu masa lalunya. ” Kau melakukan hal yang sama terhadap ayahku. Apakah kau pikir aku akan tidak tahu?” tanya Nam Gyu Man. Dia juga bertanya rahasia apa saja yang sudah Dongho dapat tentang masa lalu ayahnya. Dongho memperingatkan Nam Gyu Man agar berhenti menangkapnya. ” Apakah kau mengancamku sekarang?” tanya Nam Gyu Man. ” Ini peringatan. Tapi, aku tidak tahu apakah ini akan berakhir menjadi ancaman atau peringatan. Semua berada di tanganmu Mr. Nam…” kata Dongho. Tangannya juga memecahkan lampu di meja Nam Gyu Man. Nam Gyu Man terlihat menahan amarahnya setelah kepergian Park Dongho.
Ibu In Ah terkejut mendapati In Ah pulang ke rumah. In Ah ingin bertemu dengan ayahnya. Ada sesuatu yang perlu ia bicarakan dengan ayahnya. In Ah bercerita bahwa dia memiliki teman yang sakit. Dan dia baru saja mengetahui akan hal itu. ” Bukan berarti bahwa temanmu sakit, semuanya akan berubah. Bayangkan betapa sulitnya itu untuk temanmu. ” kata ayah In Ah. ” Aku tidak tahu mengapa sesuatu yang buruk selalu terjadi kepadanya. Aku merasa kesal karena aku tidak bisa berbuat apapun untuknya. ” kata In Ah menahan tangisnya. ” Penyakit temanmu itu adalah bagian darinya. Perlakukan dia secara normal.seperti sebelumnya. ” kata ayah In Ah lembut.
In Ah kembali ke kantor. Manager Yeon meminta In Ah agar dia berpura – pura tak terjadi apa – apa terhadap Jinwoo. ” Dia mungkin akan kehilangan semua memorinya…” kata In Ah. ” Tetap saja…aku ingin Jinwoo hidup seperti yang dia inginkan dengan sisa waktu yang dia punya….” kata Manager Yeon. Jinwoo masuk ke dalam kantor. Manager Yeon langsung berpura – pura sedang tak berbicara dengan In Ah. Agak canggung suasana saat itu. Lalu Jinwoo berbicara kepada In Ah. “Tentang makan malam tadi….” . “Hmmmmm…makanannya sangat enak…tasnya juga terlihat sangat bagus denganku…” In Ah memotong pembicaraan Jinwoo. Jinwoo pun tersenyum, ” Benarkah? Aku akan membawamu ke tempat yang lebih bagus lagi lain kali…” . In Ah mengangguk sambil tersenyum. Jinwoo melangkah memasuki ruangannya . Senyum In Ah langsung hilang.
Jinwoo ingat di saat dia mengajak In Ah untuk makan malam. Ingatannya terhenti sampai di situ. Dia berusaha mengingat kembali. Namun gagal. Manager Yeon masuk ke dalam kamar rahasianya. Menanyakan apakah yang sudah terjadi kemarin. Jinwoo mengatakan bahwa dia ingat dia bertemu dengan Nam Gyu Man. Namun dia tak bisa mengingat kejadian setelahnya. Apa yang dia lakukan dan kemana ia pergi. ” Kau bertemu dengan Nam Gyu Man kemarin? Tapi…apakah kau yakin bahwa penyakitmu tidak semakin bertambah parah?” tanya Manager Yeon. ” Sampai aku berhasil melakukan sidang itu. Aku tidak boleh sakit…” kata Jinwoo.
Hakim Kang Suk Gyu mendatangi lembaga forensik nasional. Masih dalam rangka ingin mengusut kasus kematian Oh Jung Ah. Tim forensik mengatakan bahwa alat yang digunakan membunuh adalah benar alat pembuja anggur. Namun yang mengherankan adalah sidik jari Seo Jae Hyuk, ayah Jinwoo tak ditemukan di dalamnya. ” Kasua ini penuh dengan barang bukti tapi tidak ada yang valid..” kata Kang Suk Gyu.
Hong Mo Suk ditugaskan untuk membela Seok Joo Il di pengadilan. Namun sepertinya Hong Mo Suk melakukan tugaanya dengan setengah hati. ” Siaoa yang mengira bahwa aku akan membela seorang berandalan…” kata Mo Suk dengan sinis. Joo Il memandangnya dengan pandangan sinis juga. Kemudian Hong Mo Suk menjelaskan kasus dan perkara yang akan di hadapai oleh Joo Il. Joo Il sama sekalu tak mengerti apa yang dijelaskan oleh Hong Mo Suk. Dia bertanya kepada Hong Mo Suk. Seberapa buruk hukuman yang akan di hadapinya. Dengan ketus Hong Mo Suk mengatakan bahwa Joo Il akan dihukum sesuai dengan perbuatan yang dia lakukan. ” Maaf….bukankah posisi kita disini sama? Kita melayani Presdir Nam. ” kata Joo Il. Namun sepertinya Hong Mo Suk tak ingin posisinya disamakan dengan Joo Il. ” Ini bukan merupakan sidang pertamamu kan? Apakah kau pikir dengan melayani predsdir Nam selama beberapa tahun kau bisa menghapuskan semua kesalahan yang sudah kau buat. Nikmatilah waktu bersama dengan teman – temanmu di penjara…” kata Mo Suk. Joo Il pun terlihat kesal dengan sikap dan kata – kata Mo Suk.
Kang Suk Gyu, Nam Gyu Man dan Ahn Seo Beom Makan bersama. Mereka menikmati kebersamaan mereka sebagai sahabat. Nam Gyu Man menatap Kang Suk Gyu. Dia teringat kata – kata Hong Mo Suk yang mengatakan bahwa Kang Suk Gyu terlihat mencurigakan karena dia sedang mencari tahu kebenaran tentang putusan terhadap kasus Seo Jae Hyuk. ” Kau pasti memiliki waktu luang yang banyak. Jangan salah paham. Aku hanya senang karena kita bisa sering berkumpul seperti ini…” kata Gyu Man. Suk Gyu pun mengajak mereka untuk meminum wine. Di saat pelayan restaurant sedang membuka botol wine, Kang Suk Gyu bertanya, Gyu Man…apakah memungkinkan jika seseorang membunuh dengan menggunakan pembuka botol wine?” . Tak hanya Gyu Man yang terkejut, Seo Beom juga membelalakkan matanya. Tak menyangka bahwa Suk Gyu akan memgajukan pertanyaan itu kepada Nam Gyu Man. ” Aku tidak tahu…karena aku belum pernah membunuh orang…” kata Gyu Man sambil menyembunyikan ekspressi keterkejutannya. Gyu Man meletakkan garpu dan pisulau yang dipakainya. Kemudian mengajukan pertanyaan balik kepada Suk Gyu. ” Jika seorang temanmu pembunuh, kau sebagai hakim, apa yang akan kau lakukan ? Menghukumnya atau membiarkannya bebas?” . Lagi – lagi Seo Beom terbelalak. Kaget. ” Sebagai sahabatnya, aku tak akan membiarkannya lepas. Aku akan menghukumnya sesuai dengan hukum. Karena itulah gunanya teman sebenarnya. ” jawab Suk Gyu. ” Kau benar…..” kata Gyu Man sambil menatap Suk Gyu. Namun di balik senyumnya Gyu Man menyimpan benci yang teramat kepada Suk Gyu.
Jinwoo menatap gambar di kamarnya. Target dia selanjutnya adalah kawan Nam Gyu Man yang terdapat di video pengakuan Nam Gyu Man.
Jinwoo kemudian menemui Gwak Han Soo. ” Aku sering melihatmu sekarang. Apa kau kemari ingin melihat sampai mana penyesalanku?” tanya Han Soo. Jinwoo mengatakan bahwa Gwak Han Soo tak mungkin berubah dalam waktu semalam. Dia sudah banyak melakukan kesalahan. Han Soo meminta Jinwoo untuk langsung menyampaikan maksud kedatangannya. ” Beritahu aku orang yang terpercaya sebagai pengedar Narkoba yang kau tangani. ” kata Jinwoo. ” Aku sudah bilang bahwa kau membutuhkanku…” kata Gwak Han Soo. Jinwoo meminta Gwak Han Soo untuk bekerja sama. Dia berjanji bahwa Gwak Han Soo akan mendapatkan keuntungan. ” Aku akan membawa Nam Gyu Man di sel penjara sebelahmu…” kata Jinwoo yang disambut senyuman oleh Gwak Han Soo.
Kenalan Gwak Han Soo, yang merupakan pengirim obat – obatan terlarang merasa curiga dengan Jinwoo. Karena tak biasanya Gwak Han Soo memintanya untuk melakukan hal seperti ini. Jinwoo mengatakan bahwa dia dan Gwak Han soo mengenal satu sama lain dengan baik. Kenalan itu pun membocorkan bahwa setiap bulannya ada pesta para pengguna narkoba. Dan dia yang mengirimkan obat – obatan itu. ” Lalu di mana pestanya?” tanya Jinwoo. ” Aku mengatakan ini karena aku percaya kepada Gwak Han Soo. Di Imperial Class jam 9 malam. Tapi tak akan mudah untuk masuk kesana..”katanya. Jinwoo pun terlihat berpikir.
In Ah menemui Tak Young Jin untuk menanyakan perkembangan kasus pembunuhan ayah Oh Jung Ah. Namun sayang, Hong Mo Suk sudah membersihkan semuanya sebelum dia keluar. Kemudian Young Jin bercerita sepertinya enak memiliki hidup seperti Hong Mo Suk. Dia hanya melakukan hal yang mudah dalam hidupnya tanpa takut ada masalah. Jika ada masalah, dia bisa membereskannya tanpa kesulitan. ” Sunbaenim…kau terdengar seperti kau iri kepadanya…” kata In Ah. Tak Young Jin tersenyum. Ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dan Nam Il Ho yang menelponnya. Tak Young Jin kaget. Dan ekspressi kagetnya menarik perhatian Lee InAh.
Hong Mo Suk telah memeriksa kondisi pajak dan harta yang Jinwoo punya. Jinwoo tak memiliki warisan apapun dari ayahnya. Dia hanya menghasilkan pendapatan disaat dia bekerja menjadi pengacara. ” Dia tak punya apa – apa…hmmm…bagaimana dengan Byeonduri Law Firm..? Apakah kita bisa berbuat sesuatu kepada perusahaan itu?” tanya Gyu Man. ” Baiklah kita sebut itu Law Firm. Tapi itu sangatlah kecil…” kata Mo Suk. Di samping mereka, ada Seo Beom yang mendengarkan perbincangan mereka. Sesekali Seo Beom menoleh ke arah Gyu Man. Menatap agak malas. Karena mereka berdua terlihat terlalu menghina kaum miskin. ” Dia tak punya apa – apa. Bagaimana bisa aku membuat dia terlihat menyedihkan…??” Gyu Man terlihat mencibir. Hong Mo Suk mengeluarkan photo Lee In Ah. Dia menjelaskan bahwa In Ah pasti memiliki hubungan dengan Jinwoo. Selama ini In Ah selalu membantu Jinwoo. Dia menjadi jaksa pun karena Jinwoo. Hong Mo Suk bisa mengetahui banyak tentang Lee In Ah karena dulu In Ah adalah anak buahnya. ” Lee In Ah adalah kelemahan Seo Jin Woo..” kata Mo Suk. Seo Beom pun terus memperhatikan tingkah mereka berdua.
Sementara itu, Tim Byeonduri Law Firm sedang berbahagia karena Song Jae Ik, pengacara yang dikenal fobia dengan pengadilan, berhasil mendapatkan 1 kasus dan dia akan menjalani persidangan untuk pertama kalinya. Semua merasa senang karena ini adalah kemajuan yang dialami oleh Song Jae Ik. In Ah dan Jinwoo menawarkan bantuan jika Song Jae Ik membutuhkan bantuan mereka. ” Terima Kasih pengacara Seo. Ini semua berkat bantuan kalian. Terima Kasih banyak…” kata Song Jae Ik sambil tersenyum.
Jaksa Tak tengah bertemu dengan Nam Il Ho yang didampingi oleh Hong Mo Suk. Sudah jelas maksudnya apa. Nam Il Ho ingin menarik Jaksa Tak masuk ke dalam kubu mereka. ” Jika kau bekerja denganku, kehidupanmu akan berubah seperti Jaksa Hong…” kata Il Ho. Jaksa Tak hanya tersenyum. ” Pengacara dan Jaksa sama – sama bekerja dengan hukum kan? Tak peduli kau bekerja dengan siapa…” kata Mo Suk. Jaksa Tak mengambil sumpitnya, hendak makan. Namun akhirnya sumpit itu diletakkan dengan kasar. ” Aku berpikir aku tidak ingin makan lagi. Rasanya mau muntah…” kata Jaksa Tak. Nam Il Ho dan Hong Mo Suk terkejut. Jaksa Tak mengatakan apakah selalu seperti ini cara Nam Il Ho menjalankan bisnisnya? Hong Mo Suk meminta agar Jaksa Tak mengendalikan sikapnya di depan Nam Il Ho. ” Menjadi anjing pemburu keluarga Nam memang sangat cocok sekali untukmu. Lebih memuakkan lagi di saat kau masih menjalankan praktek hukum…” kata Jaksa Tak. Jaksa Tak berpamitan dan meninggalkan uang. Dia berkata bahwa dia akan membayar minumannya sendiri. Nam Il Ho sepertinya kesal. Karena tawarannya ditolak mentah – mentah.
Tak Young Jin pun menerima panggilan telepon dari Park DongHo. Jaksa Tak terlihat lahap menyantap makanannya. Jaksa Tak bercerita bahwa dia baru saja bertemu dengan Nam Il Ho. Dan dia tak tahu bagaimana nasib kehidupannya kedwpan, karena dia baru saja menolak tawaran bekerja sama dengan Nam Il Ho. Park Dongho bertanya apakah Tak Young Jin mempercayainya. ” Aku tidak mempercayai semua orang yang bekerja untuk Ilho Grup.” kata Jaksa Tak. Dongho tersenyum. Mengatakan bahwa dia baru saja menemukan korban dari kasus ledakan Seogwang. Dongho yakin bahwa dia bisa mengalahkan Nam Il Ho. ” Apa kau berminat untuk menjatuhkan Nam Il Ho bersamaku?” tawar Dongho. ” Jika itu artinya aku dapat mengalahkan Nam Il Ho. Tentu saja aku tak dapat menolak tawaran tsb…” Jaksa Tak menjawab sambil tersenyum.
Persidangan Song Jae Ik akan segera dimulai. Namun sepertinya Song Jae Ik mulai gugup lagi. Dia mengatakan bahwa dia tak bisa masuk ke persidangan. Manager Yeon menelpon Jinwoo, dan Jinwoo pun menyusul mereka ke pengadilan. Song Jae Ik sedang minum obat penenang ketika Jinwoo tiba. Dia merasa bahwa jika dia gagap lagi, dia akan menghancurkan hidup seseorang. Jinwoo memberinya dukungan. ” Apa kau yakin kalau klienmu tidak bersalah?” tanya Jinwoo. Song Jae Ik mengangguk. ” Kalau begitu buktikanlah. Seseorang akan dihukum selama 10 tahun jika kau tak membelanya. Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan di persidangan ayahku 4 tahun lalu. Bantu dia menggunakan hukum dengan cara menjadi pengacaranya. ” kata Jinwoo. Di belakang Jinwoo terdakwa yang akan dibela hendak memasuki ruang sidang. Wanita laruh baya itu memberi salam kepada Jae Ik.
Hakim meminta Song Jae Ik untuk mengatakan kesimpulannya. Jae Ik terlihat berjuang keras melawan kegugupannya. ” Seorang…..ibu….menjadi….pembunuh…untuk… melin….dungi…anaknya….” Jae Ik berkata terbata – bata. Dia menoleh ke arah Jinwoo dkk. Mereka bertiga memberikan dukungan melalui senyum mereka. Jae Ik mulai mengatakan kesimpulannya lagi. Kali ini mulai sedikit lancar. Dia terus mengeluarkan kata – kata yang membela kliennya. Kliennya adalah seorang ibu yang membunuh suaminya karena suaminya sering bertindak kasar kepada dirinya dan anaknya. Kejadian itu terjadi ketika si ayah hendak membunuh anaknya, dan si ibu melindungi anaknya dengan membunuh sang ayah terlebih dahulu.
Song Jae Ik berhasil mengatakan semuanya dengan lancar. Jinwoo dkk terlihat bangga dengan Song Jae Ik. Akhirnya Jae Ik berhasil membuat si ibu diringankan hukumannya dari 10 tahun menjadi 2 tahun. Si ibu terharu dan sangat berterimakasih kepada Jae Ik.
Jinwoo berhasil memata – matai Bae Chul Joo, teman Nam Gyu Man yang akan mengadakan pesta narkoba. Jinwoo berhasil mengintainya di saat dia meminta kiriman obat – obat terlarang berkualitas tinggi kepada kurir yang sempat ditemui oleh Jinwoo beberapa waktu lalu.
Tim Byeonduri Law Firm sedang mendiskusikan rencana mereka. Target mereka kali ini adalah Bae Chul Joo. Dia adalah sahabat Nam Gyu Man. Dulu dia ada di villa Seochon dan juga dia juga ada di video saat Nam Gyu Man mengakui perbuatannya membunuh Oh Jung Ah. Jinwoo mengatakan bahwa Bae Chul Joo sempat terlibat kasus penggunaan obat – obatan terlarang 3 bulan lalu, namun Park Dongho berhasil membebaskannya dari penjara. Mereka selalu mengadakan pertemuan sebulan sekali. ” Dan pesta itu akan dilakukan besokm aku juga sudah berhasik mendapatkan kurir yang akan mengirim obat – obat terlarang di sana.” kata Jinwoo. ” Jadi kau akan menangkap Nam Gyu Man melalui Bae Chul Joo?” tanya Manager Yeon. Jinwoo mengangguk.
Nam Gyu Man mengundang Bae Chul Joo ke kantornya. Di saat Chul Joo masuk ke dalam ruangan Gyu Man, Seo Beom membungkukkan badannya 90 derajat. Chul Joo merasa puas akan hal itu. Dia bertanya ada keperluan apa Gyu Man memintanya datang. Gyu Man membicarakan sedikit masalah bisnis dengan Chul Joo. Namun bukan bisnis yang sehat melainkan bisnis yang merugikan bagi orang dan menguntungkan bagi Nam Gyu Man yang suka sekali menyiksa orang miskin. Dia sempat menghina orang miskin juga dengan Bae Chul Joo. Seo Beom yang mendengarnya terlihat kesal. Chul Joo pun membahas pesta yang akan diadakan olehnya. Dia meminta Nam Gyu Man untuk datang. Karena Gyu Man tak pernah datang ke pestanya selama dia menjabat Presdir. Gyu Man sendiri merasa bahwa dia membutuhkan refreshing. Dia mengatakan bahwa Jinwoo telah menyita banyak waktunya belakangan ini. ” Memikirkan dia…aku hampir gila….” kata Gyu Man.
Jinwoo pun menemui Bae Chul Joo di parkir mobil. Bae Chul Joo tak ingat siapa Jinwoo. Jinwoo membantunya mengingat bahwa mereka pernah bertemu dulu di saat pertama kali Gyu Man bertemu dengan Jinwoo. ” Kau harus berhati – hati dengan siapa kau berteman. ” kata Jinwoo. Chul Joo tak mengerti maksud Jinwoo. ” Sialnya…kau berada di video yang sama dengan Nam Gyu Man. ” kata Jinwoo lagi. ” Video Apa?” Chul Joo tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Jinwoo bisa membaca ekspressinya. Bae Chul Joo bertanya…apakah Jinwoo memata – matai mereka selama ini. ” Kau dengan jelas mengatakan bahwa Nam Gyu Man telah membunuh Oh Jung Ah…” kata Jinwoo. Chul Joo terlihat semakin panik. ” Kau pikir kau siapa mengancamku?” kata Chul Joo kasar. ” Wah…kau memang benar – benar sahabat Nam Gyu Man. Aku tidak pernah mengancammu…” kata Jinwoo. Chul Joo mengancam Jinwoo, jika mereka bertemu lagi, ” Kau akan mati…” kata ChulJoo.
Gyu Man meminta Seo Beom untuk membantu Chul Joo. Sepertinya Chul Joo bermasalah dengan wanita yang akan meeras hartanya. ” Kau bisa berpikir dari sisi orang yang tak punya uang dan berikan apa yang dia mau serta jaga dia ya…” kata Gyu Man. Sei Beom terdiam sejenak. Dia kemudian mengatakan bahwa dia tak dapat melakukannya. Gyu Man meminta Seo Beom mengulangi kata – katanya. ” Aku adalah asistenmu…dan bukan asisten sahabatmu. Jadi aku rasa aku tak dapat melakukannya. ” kata Seo Beom. Gyu Man berdiri dari tempat duduknya. ” Aku merasa bahwa tanganku belakangan ini terasa gatal…” Gyu Man berkata sambil menghampiri Seo Beom. Kemudian yang terjadi adalah Gyu Man mencekik Seo Beom. Seo Beom mati – matian melawan. Dengan sekuat tenaga dia berusaha melepaskan cengkraman tangan Gyu Man dari lehernya. ” Gyu Man!!! ” teriaknya di saat dia berhasil melepaskan tangan Gyu Man. ” Aku ini orang yang tak punya harga diri. Dan aku hanya bisa menahan diriku. Tolong kenali itu. ” kata Seo Beom kemudian pergi meninggalkan Gyu Man.
Seo Beom bertemu dengan Sangho di tempat mereka biasa bertemu. Seo Beom mengatakan bagaimana jika dia lari dari Nam Gyu Man. Sangho kaget. Tak menyangka kalau Seo Beom punya pikiran seperti itu. Seo Beom merasa stress. Sampai kapan dia melayani Nam Gyu Man dengan melakukan pekerjaan kotor seperti itu. ” Hyungnim…aku tidak tahu apa yang terjadi…namun untuk Nam Gyu Man kau seharusnya berbicara dengan Park Dongho. Dia akan membantumu jika itu menyangkut Nam Gyu Man. ” kata Sangho. Seo Beom terlihat berpikir.
Nam Il Ho memanggil Dongho untuk menemuinya. Dia berkata bahwa sangat sulit melihat Park Dongho belakangan ini. Dongho menjawab bahwa dia sibuk menangani kasus yang ia terima di Ilho Law Firm. Nam Il Ho mengatakan mungkin Dongho merasa sedih melihat Seok Joo Il ditangkap. ” Tidak…aku percaya bahwa kau akan membuatnya keluar segera..” kata Dongho. ” Aku pikir itu tergantung kepadamu. Seseorang seharusnya tidak terikat dengan masa lalu mereka. Jika mereka tidak menghormati masa sekarang, akan lebih bagus jika mereka merasakan sakit. Bukankah begitu pengacara Park?” Nam Il Ho berkata dengan santai. Dongho tak menjawab.
Nam Il Ho dan tuan Ha sedang mendengarkan rekaman suara Nam Il Ho dimana Nam Il Ho meminta seseorang untuk mengurua pemimpin Seogwang grup untuknya. ” Pengacara Park…aku memberikan bukti ini kepadamu. Ini adalah hidupku..” kata Tuan Ha. ” Percayalah kepadaku mulai dari sekarang…” kata Dongho.
Nam Il Ho memastikan kepada Hong Mo Suk bahwa kasus ledakan Seogwang rak menganggunya. Hong Mo Suk mengatakan bahwa dia sudah mengurus semuanya 17 tahun lalu. Jadi Nam Il Ho tak perlu khawatir. ” Asal kau bisa menjaga Mr. Ha…kasus ini tak akan terbongkar. ” kata Mo Suk. Nam Il Ho mengatakan bahwa dia sedang mencari Mr. Ha saat ini. ” Apa yang akan kau lakukan dengan Park Dongho?” tanya Mo Suk selanjutnya. Nam Il Ho hanya menjawabnya dengan senyuman.
Jinwoo menghubungi staff jaksa Nam Yeo Kyung. Staffnya menyampaikan kepada Nam Yeo Kyung bahwa mereka memiliki kasus besar. Yeo Kyung meminta staffnya untuk menuliskan kasus tsb di memo dan memberikan memo tsb kepadanya. ” Tidak bu… kau harus memeriksa kasus ini sekarang…” kata staff tsb. Nam Yeo Kyung paham bahwa itu adalah kasus yang serius.
Dengan mengendap – endap, Seo Beom masuk ke dalam ruangan Nam Gyu Man. Dia berjalan sangat berhati – hati meskipun tidak ada orang disana. Kemudian dia mengambil salah satu hiasan di rak. Hiasan tsb berupa miniatur kuda kecil. Dia mengambil sesuatu dari bagian bawah hiasan tsb. Itu adalah alat bukti akurat yang akan membawa Nam Gyu Man ke penjara. Itu adalah alat pembunuh yang digunakan Gyu Man untuk membunuh Oh Jung Ah. Teleponnya berdering. Nama ” Nam Gyu Man ” tertera di layar ponselnya.
Gyu Man menunggu Seo Beom sambil meminum alkohol. Dia sedang menunggu Ahn Seo Beom. Tak lama, Seo Beom masuk dengan muka menunduk. Gyu Man mengajak Seo Beom untuk duduk di sebelahnya. Dengan ragu – ragu Seo Beom duduk. ” Apakah kau masih marah denganku?” tanya Gyu Man. Seo Beom menjawab ‘tidak’. Gyu Man meminta maaf karena dirinya sudah kelewat batas. Dia terlalu sensitif karena Seo Jinwoo. ” Ini tidak terlalu banyak, tapi ambillah untuk ibumu…” kata Gyu Man sambil menaruh beberapa lembar cek di atas meja. ” Lalu belilah juga sesuatu yang bagus untuk dirimu. ” lanjut Nam Gyu Man. Tangannya menyodorkan beberapa lembar cek untuk diterima oleh Seo Beom. Dengan malu – malu Seo Beom menerimanya. ” Seo Beom… kau adalah satu – satunya teman yang dapat aku percaya. Bertahanlah di sana sebentar lagi dan aku akan menjagamu dengan baik. ” Nam Gyu Man berkata sambil menggenggam tangan Ahn Seo Beom.
Dongho mengunjungi Seok Joo Il di penjara. Dia memutuskan untuk bertarung dengan Nam Il Ho. Hal itu sudah menjadi keputusannya. Apapun yang akan Seok Joo Il katakan, sudah tak berpengaruh untuknya. ” Panahku sudah menuju ke Nam Il Ho. ” kata Dongho. Seok Joo Il sama sekali tak menyangka bahwa Dongho yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri, berani mengambil jalan yang berbeda dengannya. Jalan itu pun membahayakan diri Dongho juga. Joo Il terus memanggil nama Dongho yang sudah keluar dari ruang pertemuan di penjara.
Jinwoo dan team sedang merencanakan penangkapan Nam Gyu Man. Jinwoo dkk berencana untuk menangkap Nam Gyu Man di pesta narkoba tsb. Dengan begitu mereka bisa membeberkan barang bukti serta mereka bisa mengungkapkan kematian Oh Jung Ah serta ayahnya. Selain itu, Jinwoo kuga membagi tugas masing – masing. Pengirim narkoba hanya bisa membawa 1 orang untuk masuk. Pengacara Song menawarkan diri. ” Mukaku yang paling tak dikenali diantara kalian…” kata Pengacara Song. Jinwoo memberikan kamera berbentuk pulpen. Pengacara Song terkagum – kagum. Akhirnya mereka n selesai dengan pembagian tugas mereka. ” Semoga berhasil semua….” kata Jinwoo.
Nam Yeo Kyung marah kepada Tak Young Jin karena dia tak diijinkan menggerebek pesta narkoba tsb. Tak Young Jin mengatakan bahwa untuk narkoba ada tim khusus yang menanganinya. Namun Yeo Kyung masih bersikeras untuk melakukan penggerebekan tsb. Dia mengatakan bahwa dia mampu melakukannya jika timnya ditambah. Tak Young Jin tetap tak menginginkannya. Yeo Kyung keluar dengan wajah kusut. Dengan nekat, Nam Yeo Kyung meminta bantuan timnya untuk melakukan penggerebekan tsb.
Hong Mo Suk menemui Seok Joo Il di tengah malam. Tak ada yang tak mungkin jika Nam Il Ho sudah memintanya. Hong Mo Suk menyampaikan pesan dari Nam Il Ho. ” Jika kau ingin cepat bebas…lakukan 1 hal…” kata Mo Suk. Joo Il bertanya apakah itu? ” Bunuh Park Dongho. ” Apakah kau pikir aku akan benar melakukannya? ” tanya Joo Il. Dengan santai Mo Suk mengatakan bahwa jika Joo Il tidak ingin diabaikan seperti Gwak Han Soo dan tak ingin menghabiskan sisa waktunya di penjara…maka lakukanlah apa yang sudah ia sampaikan tadi. ” Jangan menciba untuk loyal dan menyelamatkan dirimu sendiri. ” kata Mo Suk. Joo Il terlihat berpikir.
Dongho membuka perlahan pintu kantornya dulu. Dia duduk di kursi miliknya. Terngiang – ngiang di telinganya kata – kata Nam Il Ho bahwa seharusnya seseorang tak boleh terikat oleh masa lalu. Dongho mengeluarkan berkas – berkas tentang ledakan Seogwang dan kaset yang merekam suara Nam Il Ho. ” Mari kita akhiri ini semua…” katanya.
Dongho menggunakan jas hitam dan kemeja putih. Tak lupa dasi hitam juga dikenakannya. Sangho berkata bahwa dia tak pernah melihat Dongho menggunakan pakaian dengan warna gelap. ” Sangho…kita akan melihat darah kali ini. Oleh karena itu aku memakai pakaian berwarna gelap. ” kata Dongho. Raut wajah Sangho terlihat khawatir.
Sementara itu Jinwoo dan tim bersiap untuk penangkapan Nam Gyu Man. Jinwoo memata – matai kedatangan Nam Gyu Man. Jae Ik sudah berhasil masuk ke dalam bar. Dia mengabari Jinwoo. Jinwoo pun segera menuju ke tempat parkir dimana mobil Nam Gyu Man berada. Dia mengingat – ingat no polisi mobil Gyu Man dan segera bersembunyi.
Bae Chul Joo menaruhkan bubuk narkoba ke dalam minuman alkoholnya. Si sampingnya duduk juga Nam Gyu Man. Sepertinya mereka berdua sudah mabuk. Sedangkan Jae Ik sudah bersiap untuk merekam keduanya. Entah sadar atau tidak sadar, Chul Joo bercerita kepada Nam Gyu Man bahwa Jinwoo menemuinya. Dia terus mengatakan tentang oembunuhan Oh Jung Ah. Gyu Man terdiam. Tanpa ekspressi. Chul Joo juga terus membahas tentang insiden 4 tahun lalu. ” Bukankah itu sudah berakhir?” tanya Chul Joo. Gyu Man tak menjawab. Tiba – tiba dia menendang botol minumannya. Dan memerintahkan untuk menghentikan music dengan kasar. Semua yang hadir di sana kaget, termasuk Song Jae Ik.
Gyu Man berdiri dari tempat duduknya. Chul Joo juga melakukan hal yang sama. Keduanya sudah dalam pengaruh alkohol sekarang. Chul Joo mengatakan bahwa Gyu Man sudah merusak pestanya. Gyu Man tak mau kalah. Dia menyalahkan Chul Joo yang terus mengungkit masa lalu. ” Kau terlalu menyedihkan…karena apa? Karena kau adalah anak haram…” Gyu Man lalu tertawa terbahak – bahak. Chul Joo yang sedang mabuk langsung menarik kerah Gyu Man.
Sirine mobil polisi berbunyi. Nam Yeo Kyung keluar daei mobil polisi. In Ah langsung memberitahu Jinwoo bahwa polisi sudah datang.
Gyu Man melepas cengkraman Chul Joo dan langsung memukulnya. Chul Joo jatuh tersungkur. ” Apakah kau pikir semua sendok perak adalah sama?” kata Gyu Man sambil tertawa terbahak – bahak. Sementara Chulk Joo masih terjatuh. Tak lama Yeo Kyung masuk membawa pasukannya dan meminta untuk menangkap semua orang yang ada di sana. Suasana kacau. Semua berlarian hendak menyelamatkan diri. Termasuk Gyu Man. Dengan sempoyongan Gyu Man melangkahkan kakinya. ” Gyu Man…jangan tinggalkan aku…” Chul Joo memegang tangan Gyu Man. Namun Gyu Man malah menepis tangan tsb dan berlari sendiri. Jae Ik pun mengikuti Gyu Man yang lari ke lantai atas.
Di lantai atas, Gyu Man bertemu dengan adiknya Yeo Kyung. Yeo Kyung terlihat sangat terkejut. Dia bertanya apa yang dilakukan oleh kakaknya di sana. ” Mengaoa kau disini? Oh ya..kau adalah seorang jaksa…” kata Gyu Man setengah sadar. ” Apa kau gila?” kata Yeo Kyung. Gyu Man memibta agar Yeo Kyung menyelamatkannya. Karena jika Gyu Man sampai tertangkap. Habislah dia. Di saat Gyu Man ingin pergi, Yeo Kyung memegang tangan kakaknya. Menahannya agar jangan pergi. ” Lepaskan….” kata Gyu Man. Yeo Kyung melepaskan tangan kakaknya dan membiarkannya pergi tanoa tahu harus berbuat apa. Sementara Jae Ik sudah berhasil merekam percakapan mereka berdua.
Tiba di suatu ruangan, Nam Gyu Man terlihat memasuki sebuah pintu. Jae Ik menyusulnya, namun sayang…dia kehilangan jejak. Nam Gyu Man pun menelpon seseorang agar mempersiapkan mobilnya.
Dengan langkah pasti, Park Dongho masuk ke ruangan Nam Il Ho di rumahnya. Dia menyerahkan surat pengunduran dirinya. Nam Il Ho bertanya apa alasan Park Dongho mengundurkan diri. Dongho pun berkata semuanya. Tentang ledakan Seogwang yang telah menewaskan ayahnya. ” Aku minta maaf tentang ayahmu..tapi kau punya kehidupan sendiri sekarang…” kata Nam Il Ho santai. ” Aku tidak dapat hormat kepada orang yang sudah membunuh ayahku. Karena aku adalah anaknya….” kata Dongho mantap. Membuat Nam Il Ho tak berbicara lagi.
Jinwoo segera memerintahkan timnya untuk menghadang Nam Gyu Man yang sudah masuk ke dalam mobilnya.
Namun betapa kaget dirinya di saat yang keluar dari mobilnya bukanlah Nam Gyu Man melainkan Ahn Seo Beom. In Ah, Jae Ik dan Manager Yeon merasa terkejut juga. Misi mereka gagal kali ini. Mereka tidak berhasil menangkap Nam Gyu Man.
Sementara Nam Gyu Man dengan sempoyongan berjalan ke arah mobil yang lain dengan menggunakan pintu keluar yang lain juga. Dia menjalankan mobilnya dengan senyum kemenangan melewati hiruk pikuk mobil polisi yang berada di belakangnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>