In Ah dan Jinwoo melihat rekaman yang sudah berhasil dilakukan oleh Park Dongho dan anak buahnya. Rekaman itu berisi tentang Nam Gyu Man yang sedang menceritakan kepada temannya bahwa dialah yang membunuh Oh Jung Ah. Betapa shock dan terkejutnya Jinwoo disaat dia melihat kebenaran video tsb. Jinwoo langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Park Dongho.
Park Dongho yang sedang bertemu dengan seseorang itu menerima panggilan Jinwoo. Dia hanya berkata bahwa dia dan Jinwoo akan berbicara nanti jika urusannya sudah selesai. Jinwoo yang penasaran apakah rekaman itu benar atau tidak, tak dapat berbuat apa-apa disaat Park Dongho memutuskan sambungan teleponnya. Park Dongho pun mematikan ponselnya dan fokus kepada orang yang ada di hadapannya saat ini. Nam Il Ho.
” Aku bisa membantumu dan kau bisa membantuku….” kata Nam Il Ho. ” Dari awal…kau sudah melemparkan sebuah panah kepadaku?” tanya Dongho. Dongho mengatakan bahwa dia datang untuk berkompromi dengan Il Ho. ” Bukankah kau datang untuk diajak kompromi olehku?” tanya Il Ho.
Sementara itu Nam Gyu Man yang masih kesal setengah mati kepada pengacara Park, tak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya bisa meluapkan kekesalannya kepada manajer Ahn. Gyu Man mengatakan jika ayahnya sampai tahu akan hal ini maka itu adalah kalimat kematian untuknya. ” Pak direktur sudah tahu…aku yang melaporkannya. ” ucap manajer Ahn. Gyu Man lalu meminta Manajer Ahn untuk meminggirkan mobilnya. Dia keluar dan langsung menarik manajer Ahn dari kursi kemudi. Mencekiknya sambil memaki dengan kasar. ” Direktur sudah membuat rencana untuk mengatasinya….” kata manajer Ahn terbata – bata. Karena dia berbicara dalam posisi tercekik. Gyu Man langsung melepaskan cengkramannya pada leher Manajer Ahn. ” Kau pikir, bagaimana bisa villa dan semua temanmu sama sekali tak disebutkan dalam penyelidikan polisi ? Dan bahkan polisi tidak pernah menyentuh villa tsb. Apa kau pikir itu hanya keberuntunganmu? Ayahmu yang merencanakan semuanya. Bagaimana bisa kau tidak mengetahui sifat ayahmu dibandingkan dengan aku? Saat ini ayahmu juga sedang bertemu dengan pengacara sial itu untuk membuat kesepakatan. ” jelas Manager Ahn. Mendengar penjelasan itu,Gyu Man sedikit tenang.
Park Dongho berkata bahwa dia akan membeberkan bukti yang dia punya di persidangan. Dia akan membuat semua rakyat Republik Korea tahu akan kelakuan putranya yang sangat kejam. Jika dia tidak dapat memberikan bukti itu di persidangan, dia akan menyebarkan video itu juga melalui internet, koran dan juga televisi. ” Berapa yang kau inginkan, aku akan memberikannya untukmu. ” kata Nam Ilho. ” Yang aku inginkan hanya satu. Kau berbicara kepada anakmu dan minta dia untuk menyerahkan diri. Karena itu adalah cara yang paling baik daripada melihat dia harus diseret ke kantor polisi. ” kata Dongjo. Nam Il Ho terbelalak mendengar kata – kata Dongho. Dongho bangkit dari duduknya dan berkata, ” Kau dan anakmu terus berusaha memberiku uang. Meskipun aku suka uang, tapi aku tahi disaat aku sudah merasa cukup. Aku pamit. Aku yang akan membayar makan siang ini. Aku harao kau menikmati makanannya dengan baik. ” Dongho membungkuk memberikan salamnya dan kemudian pergi meninggalkan Nam Il Ho.
Lee In Ah sedang mengoceh tentang sikap Dongho yang mencurigakan. Dia sudah mengetahui kebenaran kasus tsb tetapi mengapa tak memberitahu Jinwoo. Dan mengapa dia mematikan ponselnya seharian. Saking sibuknya In Ah mengoceh, dia tak menyadari kalau Dongho sudah ada di belakangnya. Jinwoo bangkit dari tempat duduknya dan dia langsung menyerbu Dongho dengan berbagai pernyataan. Jinwoo mengatakan bahwa dia sudah melihat video tsb. Dia juga sudah menyelidiki villa tempat di mana Jung Ah berada sebelum dia dibunuh. ” Jadi apa yang aku peroleh dengan uangku dan timku….kau dan gadis ini sudah menemukannya?” tanya Dongho. Jinwoo mengangguk. Dongho mengatakan bahwa dia akan membeberkan video tsb di pengadilan. Dengan memanggil dokter dan menjadikannya sebagai saksi, dokter tsb akan sangat membantu Ayah Jinwoo. Karena dari dokter tsb dapat diketahui bahwa ayah Jinwoo memiliki penyakit ingatan. ” Percayalah padaku….” kata Dongho. In Ah bertanya bagaimana Dongho bisa merekam video tsb. Dongho mengatakan bahwa itu adalah rahasia pekerjaannya dan tak bisa dia ceritakan. ” Tapi bukti ini akan menempel kan?” tanya In Ah. Mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ayah Jinwoo akan segera dibebaskan.
” Setidaknya kita mengganti tersangkanya. Aku tahu bahwa kau memiliki keinginan untuk mengatakan pada semua orang bahwa ayahmu tak bersalah. Ayahmu tak bersalah dan sekarang duduk di kursi tersangka. Mereka memperlakukan ayahmu seperti binatang. Mereka hanya bertingkah seperti apa ya g mereka dengar. Percaya kata – kataku. Ayahmu akan segera pulang. ” kata Dongho. In Ah dan Jinwoo saling berpandangan. Keduanya tersenyum lebar.
Nam Yeo Kyung sedang berada di ruang kerja ayahnya. Dia merasa bangga karema ayahnya menerbitkan sebuah buku dan Yeo Kyung sangat memyukai buku tsb. Tak lama datang Nam Gyu Man dan Manager Ahn. Nam Il Ho meminta Yeokyumg keluar sebentar karena ada yang ingin ia bicarakan dengan kakaknya. Manager Ahn pun mengikuti Yeo Kyung untuk keluar ruangan.
Sepeninggal Yeo Kying dan Manager Ahn, Gyu Man langsung berlutut di hadapan ayahnya, ” Ayah…aku melakukan kesalahan ayah….aku bersalah ayah….” Gyu Man memohon kepada ayahnya. Nam Il Ho melemparkan pelindung kepala yang biasa digunakan di olahraga anggar. ” Gunakan itu….” kata Nam Il Ho. ” GUNAKAN ITU!!!! ” suara Nam Il Ho makin keras.
” Apakah kakaku menyebabkan masalah lagi?” tanya Yeo Kyung pada manager Ahn. Di dalam ruangan ayahnya terdengar Nam Gyu Man berteriak menahan sakit. Terdengar juga suara tongkat kayu yang dibenturkan ke badan. Nam Gyu Man twrus meminta maaf pada ayahnya. ” Kakakmu hanya melakukan sedikit kesalahan. Tolong jangan mengira yang tidak – tidak. ” jawab Manager Ahn. Yeo Kyung kemudian meninggalkan manager Ahn.
Nam Gyu Man terlihat masih menaham sakit akibat pukulan dari ayahnya. ” Ceritakan semua kepadaku….dari awal sampai akhir…dengan mulutmu sendiri…” kata Il Ho masih dengan nada suara yang keras. Pikiran Nam Gyu Man langsung melayang ke kejadian malam itu.
Oh Jung Ah sedang menangis akibat mendapat perlakuan yang tak senonoh yang dilakukan oleh Gyu Man. Baju yang dikenakannya berantakan. Mungkin Oh Jung Ah telah dipaksa untuk melayani nafsu Nam Gyu Man malam itu. Oh Jung Ah terbaring di karpet. Dengan angkuh, Nam Gyu Man melemparkan beberapa uang kepada Jung Ah yang masih meratap. Oh Jung Ah yang kesal kemudian bangun. Dia mengambil gelas kaca dan memecahkannya. Dia menghampiri Nam Gyu Man, hendak menyerangnya. Bukannya takut, Gyu Man malah menantang Jung Ah agar dia menyerangnya. Benar saja, sambil mengatakan bahwa Gyu Man adalah seorang ba****an, Jung Ah melukai pipi Gyu Man dengan pecahan gelas tsb. Gyu Man langsung murka dan menampar pipi Jung Ah dan menjambaknya. Jung Ah tak tinggal diam. Dia mendorong Gyu Man hingga terjatuh dan melarikan diri.
Disaat dalam usaha untuk melarikan diri, Jung Ah sempat bertemu dengan Gyu Man. Dengan pisau di tangannya Gyu Man meminta Jung Ah untuk melarikan diri. ” Jika aku dapat menangkapmu, kau mati…!! ” kata Gyu Man sambil berlari mengejar Jung Ah. Jung Ah berhasil melarikan diri ke tengah hutan. Gyu Man pun berhasil mengejarnya. Tiba – tiba Gyu Man merasa pusing. Ada yang tidak beres dengan kepalanya. Dengan terseok – seok Jung Ah bersembunyi di balik tumpukan kayu – kayu. Jung Ah merasa lega karena telah berhasil kabur. Tapi ternyata, Gyu Man ada di belakangnya. Gyu Man langsung menyerang Jung Ah. Mencekiknya kemudian menghunus pisau kecilnya ke badan Jung Ah. Darah Jung Ah mengenai wajah Gyu Man. Tak berhenti sampai situ, Gyu Man terus menghujamkan pisaunya ke tubuh Jung Ah tanpa ampun. Tak lama kemudian, Gyu Man pingsan di samping tubuh Jung Ah.
Keesokan harinya, Gyu Man bangun dari pingsannya. Dia melihat tubuh Jung Ah yang bersimbah darah di sampingnya. Panik, Gyu Man langsung menghubungi Manager Ahn. Manager Ahn langsung datang ke lokasi dan shock melihat tubuh Jung Ah di depannya. Manager Ahn hendak menelpon ambulans tapi dilarang oleh Gyu Man. Manager Ahn mengatakan bahwa mungkin saja Jung Ah masih hidup.” Kau pikir kau siapa berkata seperti itu? Cukup lakukan apa yang kuperintah dan jaga aku. Tolong kau bereskan ini. Jangan sampai siapapun tahu…” kata Gyu Man.
” Ini….jangan lupa bereskan ini juga…” kata Gyu Man sambil menunjuk pisau yang penuh dengan darah. Gyu Man pergi meninggalkan Manager Ahn yang kesal.
Gyu Man mengatakan pada ayahnya bahwa ia tak punya niatan untuk membunuh. Jung Ah mati dengan mudahnya. ” Semua hanya karena 1 wanita buruk dan kau merasa goyah. Di tanganmu banyak orang yang menggantungkan hidupnya. Jika hanya karena 1 wanita buruk yang mati kau sudah gemetar dan takut untuk menghadapinya, bagaimana bisa kau memimpin perusahaan ke depannya??!!” Nam Il Ho masih memarahi Gyu Man. Dengan gemetar, Gyu Man meminta maaf pada ayahnya. Lalu masih dengan nada tinggi, Il Ho meminta Gyu Man untuk keluar dari ruangannya.
” Hya… Seo Jin Woo…keluarlah…” teriak Lee In Ah dari luar rumah Jinwoo. Jinwoo keluar dengan tampang keheranan. Apa yang sedang dilakukan In Ah di luar rumahnya. Dengan air sabun, ember dan juga sikat. Dia melemparkan Jinwoo sebuah sikat. Lee In Ah sedang membersihkan tulisan – tulisan makian di tembok luar rumah Jinwoo. Dengan maksud jika Ayah Jinwoo pulang nanti, dia tak akan melihat tulisan – tulisan tsb. ” Jika tanpa pengacara tsb, kita tak akan dapat berdiri di sini kan?” tanya Jinwoo. In Ah hanya tersenyum dan mengajak Jinwoo untuk makan bersama.
Nam Il Ho dan Manager Ahn sedang memikirkan cara untuk mengatasai masalah yang sudah ditimbulkan oleh Nam Gyu Man. Nam Il Ho meminta Manager Ahn untuk mengurus agar masalah ini tidak tersebar keluar sampai ada orang yang dituduh melakukan pembunuhan yang dilakukan oleh Gyu Man. Mereka juga sedang mencari cara untuk mengalahkan Park Dongho. ” Pasti dia punya kelemahan di suatu tempat. ” kata Nam Il Ho. Managet Ahn langsung mengeluarkan berkas tentang Seok Joo Il. Manager Ahn menjelaskan sedikit siapa Seok Joo Il itu. Dia adalah kepala Gangster di Korea. Dan dia adalah orang yang sangat dihornati oleh Park Dongho. Manager Ahn juga mengatakan bahwa Seok Joo Il ingin sekali mengembangkan bisnisnya di Seoul. Tapi dia tidak mempunyai sponsor. Nam Il Ho kemudian berpikir tentang Seok Joo Il.
Park DongHo bersiap untuk menghadiri sidang yang menurutnya akan sensasional. Bahkan dia sudah menggunakan baju terbaiknya hari ini. Tapi tiba – tiba jaksa Tak menelponnya.
Jinwoo datang menemui ayahnya. Dengan semangat dia menanyakan keadaan ayahnya. Aoakah ayahnya dalam keadaan sehat?. Begitu juga dengan Jae Hyuk. Dia bertanya apakah Jinwoo juga dalam keadaan baik – baik saja. Jinwoo juga mengatakab bahwa ayahnya tak perlu khawatir. Karena setelah persidangan hari ino berakhir, ayahnya akan pulang ke rumah. Jae Hyuk mengatakan bahwa dia sempat takut karena dia pikir dia tak bisa menemani Jinwoo lagi. ” Apa yang ayah bicarakan? Ayah tak bersalah dan mengapa ayah harua disini?” kata Jinwoo. ” Karena ayahmu yang menyedihkan, kau pasti telah melalui waktu yang sangat sulit…” kata Jae Hyuk. Keduanya pun tertawa bersama.
Jaksa Tak dan pengacara Park sedang makan siang bersama. ” Aiiisshh….laki – laki ini membuat nafsu makan ku hilang…” kata Jaksa Tak ketika dia melihat berita yang menampilkan Nam Il Ho sedang melakukan kegiatan sosial. Jaksa Tak mengatakan bahwa apa yanh dilakukan Nam Il Ho hanyalah kedok untuk pertunjukkan saja. Si balik itu semua dia adalah pria yang tak memiliki moral. Bahkan ada sahabatnya yang juga jaksa yang selama 8 tahun berusaha untuk menangkap apa yang sudah dia lakukan tapi selalu gagal. ” Bagaimana dengan sidang hari ini ? Apa presentasi kemenanganmu akan turun?” tanya jaksa Tak. Mengingat lawan yang akan Dongho hadapi bukanlah seseorang yang mudah. Rival yang Dongho hadapi adalah orang yang bisa berbuat apa saja sesuka hatinya. ” Kau ingat dalam pertandingan baseball ada sebuah ungkapan?” tanya Pengacara Park. Jaksa Tak mengerutkan dahinya, tak mengerti. ” Itu seharusnya tak berakhir sampai itu berakhir. ” Dongho mengatakannya dengan penuh percaya diri yang disambut gelak tawa oleh pengacara Tak.
Dongho dengan riang melangkah ke pengadilan. Tapi langkahnya terhenti ketika dia melihat hyungnimnya ada di sana. Kemudian hyungnimnya mengajak Dongho untuk berbicara sebentar di atap sebelum persidangan di mulai. Sementara itu para anggota yang akan mengikuti jalannya persidangan sudah mulai memasuki ruang sidang.
” Dongho, majulah dan kalahlah dalam persidangan ini….” kata Joo Il. Dongho kaget mendengar perkataan hyungnimnya. Dia bertanya apakah direktur Nam telah bertemu dengannya dan mengajak kompromi Dongho?. Seok Joo Il tak menjawab. Hanya mengatakan bahwa jika Dongho menang dalam persidangan ini, maka karir pengacaranya akan berakhir. ” Kau memiliki reputasi dan prestasi yang baguas dalam karir pengacaramu. Tapi tentu saja kau tidak bisa menang melawan latar belakang hakin den juga jaksa…” kata Joo Il. ” Hyungnim, anggap saja aku tak mendengar apa yang kau katakan tadi. ” Dongho pun melangkah meninggalkan Hyungnimnya.
Dongho memasuki ruang sidang. Dengan penuh pengharapan, Jinwoo memandang ke arah Dongho. Dongho membalas tatapan Jinwoo dengan senyum. Sidangpun dimulai. Sidang tsb menghadirkan saksi dokter yang memvonis ayahnya menderita Alzheimer. Apa yang dikatakan doktet tsb sangat membuat terkejut Jinwoo dan juga Dongho. Dokter tsb memberikan pernyataan yang sangat berkebalikan dengan kenyataannya. Dokter mengatakan bahwa Seo Jae Hyuk tidak menderita Alzheimer. Bahkan yang lebih mengejutkan adalah dokter tsb juga mengatakan bahwa Jinwoo telah menemuinya dan memintanya untuk mengatakan bahwa ayahnya terkena penyakit Alzheimer. Hal ini tentu saja membuat semua orang yang ada di persidangan terkejut. Termasuk DongHo , Jinwoo dan In Ah.
Jinwoo sama sekali tak menduga pernyataan yang diberikan si dokter. ” Kau tahu apa hukuman jika kau berbohong si persidangan??!!” DOngho membentak dokter itu dengan kasar. Dokter tsb menjawab bahwa apa yang dia katakan adalah benar. Hakim menegur DongHo yang bersikap tidak sopan di persidangan. DongHo menoleh ke lantai atas dan melihat Hyungnimmya. Jaksa Hong pun meminta kesaksian dari Jinwoo. Hal ini semoat di tentang oleh Park Dongho, namun Hakim memperbolehkan jaksa Hong untuk meminta Jinwoo menjadi saksi.
Seo Il Joo menemui DongHo di saat istirahat sidang. Dia mengatakan bahwa persidangan ini sudah di setting sebelumnya. ” Apa yang mereka janjikan kepadamu?” tanya DongHo. Akhirnya Joo Il mengatakan bahwa dia akan diberikan kontrak bisnis untuk mengelola gedung milik Il Ho grup. Mendengar hal ini Dongho kesal bukan kepalang. ” Dongho…sampai kapan aku akan hidup dengan mengumpulkan uang dengan cara memalak? Kau tahu betapa kotor cara hidup seperti itu. Dengan cara seperti itulah aku membuatmu menjadi seorang pengacara. Dengan Nam Il Ho ada di belakangku, mimpiku akan menjadi nyata.
Park Dongho memikirkan kata – kata hyungnimnya. Dirinya menatap ke kaca. Teringat pada peristiwa itu. Kala itu dia dan ayahnya berada dalam 1 mobil. Ayahnya pun melarikan diri dari kejaran polisi. Dongho sempat merasa aneh mengapa ayahnya menghindari polisi. Ayahnya bahkan tidak menyetir dalam keadaan mabuk. Ayah Dongho berkata bahwa ada alasan dia melakukan hal itu. Dan alasan itu yang tak bisa dikatakan olej Ayah Dongho. Ayah DongHo memberikan 1 tiket pesawat ke Amerika. ” Setelah aku pergi, paman Seo Joo Il yang akan menjadi ayahmu. ” kata Ayah Dongho. ” Ayah…apa yang kau katakan? Mengapa hanya ada 1 tiket?” tanya DongHo. Ayahnya tak menjawab. Dan terjadilah kecelakaan tsb. Kecelakaan yang seketika merenggut nyawa ayahnya.
Jaksa Hong bertanya oada Jinwoo apakah dia meminta dokter untuk memberikan diagnosa palsu tentang penyakit ayahnya. Jinwoo tentu saja mengatakan tidak. Jaksa Hong berusaha memberikan tekanan mental kepada Jinwoo dengan pertanyaannya. Tentu saja hal ini menimbulkan perdebatan antara Dongho dan Jaksa Hong. ” Nam Gyu Man!!! Dia adalah orang yang membunuh Jung Ah Noona!! ” kata Jinwoo lantang. Hal ini membuat semua yang hadir di persidangan kaget. Termasuk Nam Yeo Kyung. Dia terkejut mengapa kakaknya tiba – tiba di sebut dalam persidangan dan juga sebagai tersangka. ” Apakah kau memiliki bukti?” tanya Jaksa Hong. Jinwoo mengiyakan. Dia mengatakan bahwa dia memiliki bukti dimana Nam Gyu Man mengatakan dengan sendirinya bahwa dia yang membunuh Jung Ah. Jinwoo pun meminta DongHo untuk memutar video tsb. Namun Dongho tak bergeming. Sampai akhirnya hakim menanyakan kepada DongHo apakah benar Dongho memiliki rekaman tsb. ” Rekaman yang dimaksud….aku tak memilikinya. ” kata Dongho. Jinwoo shock. Dia menghampiri Dongho, menggenggam tangannya dan mengatakan bahwa Dongho telah berjanji bahwa dia akan memutar bukti video tsb di persidangan. Namun Dongho hanya bisa terdiam tanpa mengucapkan pembelaan apapun. Jinwoo pun di bawa keluar oleh staff pengamanan karena dianggap membuat keributan di tengah persidangan. Diseret keluar, Jinwoo berteriak kepada Dongho, ” Ajhussi….kau memintaku untuk percaya kepadamu!! Kau berjanji bahwa kau akan menyelamatkan ayahku!! AJHUSSI !!!! AJUSSHIIII!!! ” Jinwoo masih berteriak. Melihat anaknya diseret keluar seperti itu, Seo Jae Hyuk pun ikut histeris. Lee In Ah pun menoleh ke arah Dongho dengan penuh kebencian.
Lee In Ah menghadang Nam Yeo Kyung yang akan masuk ke dalam mobilnya. ” Katakan kepada kakakmu bahwa dia harus menyerahkan dirinya sendiri. ” kata Lee In Ah penuh emosi. ” Apa yang keluar dari mulutmu bisa dianggap sebagai kata – kata?” nam Yeo Kyung bersikap sinis. ” Aku melihatnya. Aku melihat rekaman video dimana kakakmu yang mengatakan bahwa dia yang membunuh Oh Jung Ah. ! ” kata In Ah lagi. Yeo Kyung pun mendorong In Ah dengan tubuhnya dan segera masuk ke dalam mobil.
Tak tinggal diam, Yeo Kyung langsung menghampiri kakaknya yang sedang dipijat. Dia bertanya kepada Gyu Man. Mengapa tiba – tiba namanya muncul di persidangan? Gyu Man menjawabnya dengan sedikit candaan namun tampaknya Yeo Kyung sedang tidak mood untuk menanggapi candaan Kakakknya. ” Hanya karena ayahnya bekerja di villa kita, dia membuat cerita seperti itu. Apakah aku terlihat seperti orang yang suka membunuh?” tanya Gyu Man dengan metode dramanya. Yeo Kyung menarik napas dan membuangnya. Terlihat bahwa dia percaya apa yang dikatakan oleh kakaknya.
Jinwoo berjalan gontai keluar dari persidangan. Lee In Ah menemuinya dan bertanya apakah Jinwoo baik – baik saja. ” Aku tak paham….dia…dia sama sekali orang yang berbeda dari kemarin..” kata Jinwoo. In Ah dan Jinwoo mendatangi kantor Park DongHo. Namun suasana di sana gelap. Pintu terkunci dan tak ada orang sama sekali. Jinwoo berusaha untuk menghubungi Dongho di ponselnya namun juga nihil. Ponsel Dongho tak aktif. Jinwoo terlihat marah sekarang.
Ayah Jung Ah…dengan berlinang air mata melihat video perayaan hari ulang tahun Jung Ah di saat Jung Ah kecil. Dalam video itu terlihat bahwa Jung Ah sangat menyayangi ayahnya. Jung Ah bahkan memilih ayahnya sebagai orang yang paling dihormatinya. Ayah Jung Ah sangat merindukan anaknya. Dia memasuki kamar anaknya dan mulai membongkar barang – barangnya satu persatu. Ayah Jung Ah menemukan buku catatan harian anaknya. Di tanggal kematian Jung Ah, Jung Ah menulis bahwa dia mendapat pekerjaan menyanyi. Dan ayahnya juga menemukan kartu nama Manager Ahn di dalam selipan buku harian tsb.
Ayah Jung Ah langsung menelpon Jaksa Hong. Jaksa Hong yang sedang bertemu dengan seseorang menerima panggilan teleponnya. Ayah Jung Ah mengatakan bahwa dia melihat ada sesuatu yang mencurigakan terkait kematian putrinya. Ayah Jung Ah mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan Il Ho grup. ” Disaat hari kematian Jung Ah, dia memiliki pekerjaan dengan Il Ho grup. Aku pikir Jinwoo mengatakannya di persidangan. Yang membunuh anakku adalah anak dari Nam Il Ho yaitu Nam Gyu Man. !!” kata ayah Jung Ah. Namun aksa Hong Mo Suk mengatakan bahwa itu semua dikatakan oleh anak laki – laki dari tersangka dan bisa saja itu hanya rekaan. ” kata Hong Mo Suk. ” Jaksa…aku tidak bisa membiarkan orang yang tak berdosa bertanggungjawab atas kematian Jung Ah. Putriku pasti juga tidak menginginkannya. Tolong hukum siapa yang membunuh putriku…” kata Ayah Jung Ah. Hong Mo Suk mengatakan bahwa dia akan melakukan itu semua. Hong Mo Suk menutup teleponnya dan kemudian tersenyum. Tersenyum kepada orang yang ada di depannya. NAM IL HO.
Keesokan harinya ayah Jung Ah ditemukan meninggal gantung diri di dalam kamar Jung Ah. Hal ini membuat polisi sedang mencari pihak – pihak terkait untuk dimintai keterangan.
Sidang putusan akan hukuman ayah Jinwoo pun dilaksanakan. Jaksa Hong mengungkapkan senjata yang diduga digunakan oleh JaeHyuk untuk menghabisi Jung Ah. Jaksa Hong menghadirkan saksi Kim Hyeon Ok yaitu rekan sekerja Jae Hyuk di villa Nam Gyu Man. Jinwoo ingat akan ahjumma itu. Dia sempat menyapanya lewat video call di saat dia menghubungi ayahnya dulu. Lagi dan lagi, kesaksian nyonya Kim sangat memberatkan Seo Jae Hyuk. Jinwoo, In Ah dan Dongho hanya bisa terdiam. Tak mampu berkata apa – apa. Mereka kalah telak sekarang. Disaat Hakim bertanya pada Dongho apakah dia memiliki pembelaan atau tidak, Dongho hamya terdiam dan sesaat kemudian dia mengatakan, ” tidak ada…”. Jinwoo menatapnya dengan penuh amarah. Jaksa Hong menyampaikan closing statementnya kepada Para Juri. Bahkan Jaksa Hong juga menyertakan bukti berupa surat tulisan tangan Ayah Jung Ah yang menyatakan bahwa dia mengharapkan Seo Jae Hyuk tang telah membunuh putrinya dihukum mati. Sudah diputuskan bahwa Seo Jae Huuk akan menerima hukuman MATI!!.
Hal ini tentu saja membuat Jinwoo sangat histeris. Dia berteriak memanggil ayahnya. Begitu juga dengan Jae Hyuk. Di saat Jinwoo diseret ke luar ruang sidang dia hanya nisa berteriak memanggil nama DongHo. DongHo memandangnya dengan perasaan miris.
” Kau berjanji kepada Jinwoo bahwa kau akan membawa ayahnya pulang dan membantunya membuktikan kepada semua bahwa ayah Jinwoo tak bersalah…Katakan padaku..apakah kau seorang pengacara???!!! ” In Ah setengah berteriak berkata pada Dongho. Namun Dongho tak menjawab apa- apa dan pergi meninggalkan In Ah di ruang sidang.Dengan gontai Park Dongho berjalan ke mobilnya. Terdengar suara Jaksa Hong Mo Suk memanggil namanya. Dongho berhenti untuk menoleh. Hong Mo Suk melangkah menghampiri Pengacara Park. Hong Mo Suk mengatakan bahwa mereka harus bersama nanti ke depannya. ” CEO Nam mengatakan bahwa kontribusi dirimu dalam kasus ini sangat besar. ” kata Jaksa Hong. Sementara itu Jinwoo masih meronta agar polisi melepaskannya. Begitu dia melihat wajah Park Dongho, Jinwoo langsung berlari kearahnya. Langkahnya terhenti ketika dia melihat Park DongHo dan Hong Mo Suk sedang berjabat tangan. Jinwoo pasti mengira semua yang dilakukan Park DongHo adalah kerjasamanya bersama Jaksa Hong untuk memenjarakan ayahnya dan membela Nam Gyu Man.
” Kau pasti kecewa karena orang yang kau tuduh bukan pelakunya. ” kata Nam Yeo Kyung menghentikan langkah Lee In Ah. Nam Yeo Kyung meminta Lee In Ah untuk minta maaf. ” Kau pikir ini adalah kebenaran yang sesungguhnya?” Lee In Ah menahan tangisnya. In Ah m ngatakan mengapa semua orang dengan gampang mengabaikan bukti di lapangan. In Ah juga mengatakan jika Yeo Kyung menganggap ini sebuah game, dia telah menjatuhkan kehidupan seseorang termasuk anaknya. In Ah kemudian pergi meninggalkan Nam Yeo Kyung yang keheranan dengan sikap In Ah.
Park DongHo ditemani oleh Seo Joo Il minum di kedai. Seo Joo Il menghibur Dongho dengan mengatakan bahwa dia sudah melakukan hal yang bagus. Seok Joo Il teringat di saat dia menemui Nam Il Ho. Nam Il Ho mengancamnya jika Park Dongho sampai membeberkan video itu di pengadilan, maka sidang itu akan menjadi sidang terakhirnya sebagai pengacara. Tak ada pilihan lain, Seok Joo Il harus menyelamatkan karir Dongho. ” Ini bukan hanya untuk Hyungnim. Jangan bertanya lagi dan mengertilah semua yang kau ketahui. ” kata Dongho sambil kembali meneguk alkohol.
Rumah sederhana itu terlihat gelap gulita sekarang. Seakan tak ada penghuninya. Jinwoo duduk di sudut ruangan. Menangis. Air matanya taj berhenti. Entah apa yang sedang ada di pikirannya sekarang. Orang – orang yang dicintainya sudah pergi semua. Bahkan ayahnya pun kini tak bisa lagi bersamanya. Dia teringat semua kenangan bersama ayahnya di rumah itu. Jinwoo yang malang.
Dongho sedang memandangi lembaran 50.000 won yang sudah ada tanda tangan dirinya dan juga Jinwoo. Memandangi lembaran uang itu tanpa sepatah katapun. Tiba – tiba Nam Gyu Man masuk ke dalam ruangan tsb. ” Aku…. tidak datang ke tempat yang bukan seharusnya aku berada kan , pengacara Park….???” Nam Gyu Man datang dengan nada mengejek. ” Seharusnya kau berterimakasih kepadaku, karena ayahku merekrutmu untuk masuk ke dalam firma hukum miliknya. Tapi Dongho sama sekali tak menjawab ejekan Gyu Man. Melihat saja pun tidak. Gyu Man pun membahas tentang Seo Il Joo. ” Apakah kau datang kemari hanya untuk memberitahuku soal itu? ” tanya Dongho. ” Tidak…aku kemari untuk mengambil harga diriku. ” kata Gyu Man. Dongho melemparkan hardisk tempat dia menyimpan video itu ke arah Gyu Nam. Gyu Nam mengambilnya. ” Kita lihat saja, apakah kedepannya apakah kita bisa bekerja sama atau tidak. ” kata Nam Gyu Man sambil meninggalkan Dongho. Sesaat setelah Gyu Man pergi, DongHo mendorong buku – buku di mejanya. Hingga semuanya jatuh ke lantai. Sedari tadi DongHo sudah menahan emosinya.
Jinwoo melihat Gyu Man keluar dari kantor Dongho. Jinwoo berusaha untuk mengejar mobil tsb tapi gagal. Kemudian dia melihat Dongho keluar dari kantornya hendak menuju ke mobilnya. Jinwoo berlari menghampiri DongHo dan langsung memukulnya. Dengan penuh emosi Jinwoo mengatakan bahwa Dongho adalah pria yang lebih buruk daripada pembunuh Oh Jung Ah. ” Jinwoo…ayahmu masih hidup. Sampai saat hukumannya datang, pengadilan ini belum berakhir. Orang yang akan menyelamatkan ayahmu adalah masih seorang pengacara….” kata Dongho. ” Tidak!!!! Aku tidak akan pernah percaya lagi dengan pengacara atau sejenisnya. Apa yang sudah kau mulai…biarkan aku yang menyelesaikannya?? Aku yang akan menyelamatkan ayahku!! ” ucap Jinwoo bersungguh – sungguh.
Jinwoo datang menemui ayahnya. Mereka berdua tampak sangat tertekan. Jae Hyuk meminta maaf karena mulai dari saat ini dia tak bisa berada di samping Jinwoo lagi dalam waktu yang lama. Ayah Jinwoo berpesan agar anaknya tak lupa makan. Jinwoo juga melakukan hal yang sama. Jinwoo berkata bahwa ayahnya tak perlu mengkhawatirkannya. ” Jinwoo…maukah kau berjanji satu hal kepadaku? Kau tahu sepatu hitam milikku kan? Letakkan itu si depan pintu. Kau akan berjalan sendirian di tengah malam mulai saat ini, jadi pasti itu akan merasa tidak aman. ” kata Jae Hyuk. Aku akan enyelamatkanmu….jadi tunggulah sampai saat itu tiba! Berjanjilah bahwa kau tidak akan menyerah! ” kata Jinwoo. Jinwoo kemudian menangis sejadi – jadinya.
Jinwoo melakukan pesan ayahnya. Dia meletakkan sepatu ayahnya di depan pintu. Kemudian melangkah keluar rumah dengan membawa koper. Jinwoo memutuskan untuk pergi dari rumah tsb. Jinwoo datang ke rumah duka, tempat ayah Jung Ah. Sampai di sana dia mendapatkan cacian serta makian dari pelayat yang datang. Mengatakan bahwa Jinwoo adalah anak yang tak tahu malu. Setelah membunuh keluarga bahagia, dia masih bisa menampakkan diri di sana. Bahkan Jinwoo mendapat pukulan dari keluarga Oh Jung Ah. Jinwoo kemudian berlutut. ” Ahjusshi…..maafkan aku…aku tidak bisa menepati janji yang sudah aku buat sebelumnya. Aku minta maaf….” Jinwoo mengucapkan kata maaf berulang – ulang. Sambil menangis. In Ah yang melihat kejadian ini pun tak bisa menahan air matanya.
In Ah mengejar Jinwoo. Meraih lengannya dan memintanya untuk tidak pergi. In Ah berjanji bahwa dia akan menemukan pengacara yang akan membuktikan kalau ayah Jinwoo tidak bersalah. ” Tidak…aku tidak percaya dengan pengacara lagi. Ayahku sudah berdiri di ujung bukit. Dan seseorang yang mendorongnya jatuh adalah pengacara…” kata Jinwoo. Dengan penuh emosi dia juga mengatakan apakah menempatkan orang tak bersalah dengan hukuman mati adalah bagian dari hukum? Dan mengapa juga dia dipanggil sebagai anak pembunuh? Dia hanya anak dari ayahnya dan bukan anak pembunuh. ” Aku…sudah tidak punya apa – apa lagi. Yang bisa diambil dariku…” kata Jinwoo. Kemudian dia melangkah meninggalkan In Ah. In Ah hanya bisa terdiam menatap punggung Jinwoo yang kian menjauh.
Park Dongho datang ke rumah tempat abu ayahnya disimpan. Dia mengatakan bahwa kali ini tak ada yang bisa ia banggakan. Dongho menununjukkan uang kontrak yang ia buat dengan Jinwoo. ” Kontrak ini belum berakhir. Aku…tidak bisa menyerah dengan klientku seperti ini….” kata Dongho. Dia menggenggam kontrak uang itu dengan erat.
Jaksa Lee In Ah tengah bersiap untuk menghadiri persidangan. Sementara itu seorang anak muda, memakai sepatu warna hitam, coat abu – abu dam membawa sebuah tas tamlak juga memasuki gedung pengadilan. Terlihat sangat rapi dan keren. Hakim mulai memasuki ruang persidangan. Mereka sedang menunggu kedatangan pengacara dari tersangka. Anak muda itupun masuk ke dalam ruang sidang. Membuat semua yang ada di ruang sidang menoleh ke arahnya. Hal itu juga terjadi pada Lee In Ah. Dia terkejut melihat siapa yang datang. Dia adalah….Seo Jin Woo…. dia datang sebagai pengacara pembela tersangka dalam kasus yang akan disidangkan hari itu.