Sidang kasus pelecehan seksual yang melibatkan Kim Ha Na dan Vice President Kang Man Soo kembali digelar. Kim Ha Na terus mengatakan kebohongannya. Mengatakan bahwa sangat menakutkan berada 1 ruangan dengan Kang Man Soo. Dia merasa takut. Awalnya juga dia tidak menduga bahwa masalahnya akan menjadi sebesar ini. Hakim bertanya apakah Jinwoo memiliki pertanyaan untuk Kim Ha Na. Jinwo mengatakan bahwa dia tak punya dan selebihnya dia akan menampilkan saksinya. Saksi yang ditunjuk oleh Jinwoo pun datang. Dia adalah dosen pengajar di tempat Kim Ha Na kuliah dulu. Ha Na sempat terkejut disaat pria tsb memasuki ruang sidang.
Jinwoo memulai pertanyaannya kepada saksi. Ternyata pria tsb pernah dilaporkan juga oleh Kim Ha Na atas tuduhan pelecehan seksual. Namun pria tsb tidak sempat masuk ke persidangam karena dia berdamai dengan Ha Na menggunakan uang. ” Siapa yang menawarkan berdamai dengan menggunakan uang?” tanya Jinwoo. ” Kim Ha Na…dia meminjam uang….” kata saksi tsb. Hal tsb tentu saja membuat Ha Na dan In Ah terkejut. Ha Na menyangkal bahwa dia pernah menerima uang dari dosennya tsb. Namun Jinwoo memberikan bukti yang menyatakan bahwa Ha Na menerima uang. Jinwoo bertanya apa hubungan Ha Na dan dia pada saat itu. Saksi tsb mengatakan bahwa mereka berpacaran. ” Jadi….Kim Ha Na melaporkan pacarnya sendiri atas tuduhan pelecehan seksual?” tanya Jinwoo yang dijawab anggukan oleh saksi.
” Hidup seorang pria pekerja keras, yang mendedikasikan hidup untuk pekerjaan dan keluarganya dipertaruhkan di persidangan ini. Hidupnya tak seharusnya dikacaukan oleh Seorang perempuan yang memiliki kesalahan soal pelecehan seksual sebelumnya. ” kata Jinwoo kepada hakim, menutup persidangan hari itu. ” Woow….tidak begitu buruk…” Dongho yang menyaksikan persidangan tersenyum melihat Jinwoo dan bertepuk tangan sendiri.
” Seo Jinwoo…mengapa kau mengambil kasus ini? Apakah kau tak mengetahui siapa pemilik Ilho Life?” tanya In Ah seusai persidangan. ” Karena Vice President memilihku. Walaupun klien memiliki kesalahan, tapi tugas seorang pengacara adalah membelanya. Aku tak punya alasan lain. ” kata Jinwoo sambil meninggalkan In Ah. In Ah merasa aneh pada Jinwoo. Sepertinya Jinwoo bukan Jinwoo yang ia kenal 4 tahun lalu.
Kim Ha Na bertemu dengan Lee In Ah di luar. Lee In Ah mengatakan bahwa seharusnya tak ada yang ia sembunyikan dari dirinya. Kim Ha Na mengira semuanya sudah berakhir. Dosen tsb mengatakan bahwa dia akan berhenti mengajar jadi dia berpikir bahwa dia tak akan kembali lagi. Kim Ha Na juga mengatakan bahwa dia sama sekali tak menerima tentang kompensasi. Dosen tsb mengirimkannya uang sebagai rasa bersalah karena dia sudah menyembunyikan hubungan pernikahannya.
Jinwoo memberikan berkas yang berisi foto dan beberapa dokumen kepada dosen tsb. Jinwoo mengetahui bahwa dosen tsb telah menggunakan bangunan sebagai rumah perjudian ilegal. Ah…mungkin Jinwoo menggunakan alasan tsb agar dosen tsb mau bersaksi untuknya di persidangan. Jinwoo menyuruh dosen tsb pergi dari mobilnya karena Jinwoo sudah tak memerlukan dirinya sebagai saksi lagi.
Jinwoo melihat Park Dongho menghampiri mobilnya. Jinwoo keluar untuk menemui Park Dongho. ” Kau sangat mirip denganku. Apakah kau memiliki keyakinan 100% juga untuk menang?” tanya Dongho. Jinwoo hanya tersenyum. Dongho menanyakan alasan mengapa Jinwoo memilih kasus ini. Jinwoo menjawab bahwa jika orang yang tak bersalah dinyatakan bersalah karena kesalahan pengacaranya, maka nyawa seseorang akan terancam. Dia tak akan membiarkan itu terjadi kepada kliennya. ” Katakan itu kepada klienmu…aku butuh faktanya. Kau menjadi pengacara karena ayahmu. Apakah kau ingin membalas Nam Gyu Man?” tanya Dongho terus terang. ” Apakah kau memerlukan alasan lain?” Jinwoo menjawab dan kembali ke mobilnya. Kemudian dia meninggalkan Park Dongho di parkiran mobil.
Seusai sidang, In Ah makan dengan Jaksa Tak. Jaksa Tak menggodanya karena dia dikalahkan oleh seorang pengacara muda di persidangan. ” In Ah…dalam baseball..kau tak butuh kemenangan dalam waktu lama. Yang kau butuhkan hanyalah menang satu kali. Tak perlu kau pikirkan persidangan hari ini. Bersiaplah untuk persidangan berikutnya. ” kata jaksa Tak. In Ah pun tersenyum. Ponsel Jaksa Tak berdering. Dia menjawabnya. Tak lama dia mengajak In Ah untuk pergi. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan mereka berdua.
Ternyata orang yang mereka temui adalah Jaksa Hong Mo Suk. Dia yang memimpin kantor Jaksa tempat In Ah bekerja saat ini In Ah teringat di saat dia menjadi jaksa di persidangan Ayah Jinwoo 4 tahun lalu. Dialah yang membuat ayah Jinwoo didakwa mati. Jaksa Tak membuyarkan In Ah dari lamunannya. Jaksa Tak memperkenalkan Jaksa Hong Mo Suk yang menjadi ketua mereka saat ini.In Ah memperkenalkan dirinya. ” Apakah kau anak baru? Kau terlihat penuh dengan semangat. ” kata Moo Suk. In Ah meng -iya kan. Jaksa Hong juga sempat menyindir Jaksa Tak bahwa dia banyak mengambil kasus yang tak berguna. ” Aku harap kita bisa bekerja dengan baik…” kata Jaksa Hong sambil menjulurkan tangannya kepada Lee In Ah. In Ah menyambutnya dengan ragu – ragu.
Setelah meminta bantuan Manager untuk mencari tahu soal Jinwoo, akhirnya In Ah dan Jinwoo bertemu di sebuah kafe. In Ah berbasa – basi menanyakan kabar Jinwoo. Jika In Ah tahu bahwa Jinwoo akan menjadi pengacara, maka dia pasti akan mencari Jinwoo. Dengan dingin Jinwoo mengatakan,” Jika kau hanya ingin mengobrol denganku, aku akan pergi. Bukankah sangat canggung, pengacara dari tersangka duduk bersama dengan jaksa. “. In Ah mencoba melarang Jinwoo pergi. ” Apakah kau Jinwoo yang aku kenal?” tanya In Ah. Dia benar – benar merasa asing dengan Jinwoo yang ada di depannya. ” Kau ingat apa yang kau katakan padaku dulu? Kebenaran akan mengalahkan fakta. Tapi aku berfikir bahwa kebenaran itu adalah relativ. Karena itu relativ, aku akan selalu memilih berada di sisi kebenaran. ” Jinwoo beranjak dari tempat duduknya. ” Kami memiliki kepala jaksa yang baru. Hong Moo Suk. Itulah yang ingin aku katakan padamu…” kata In Ah. Sementara Jinwoo masih berdiri di samping In Ah. Tanpa berkata apapun, Jinwoo pergi meninggalkan In Ah.
Jinwoo meminta pengacara Song untuk mencari rekaman video tentang pelecehan seksual tsb. Karena ada kemungkinan jaksa akan mencari video tsb. Pengacara Song mengatakan bahwa tidak ada rekaman video black box di mobil vice president. Rekaman CCTV pun tak ada. ” Carilah rekaman video si blackbox semua mobil yang masuk pada hari itu. ” kata Jinwoo. Awalnya pengacara Sonh menolak karena itu akan menghabiskam waktu yang lama. Namun Manager Yeon berhasil memaksa Pengacara Song untuk melakukan hal tsb. Dengan menggerutu, Pengacara Song pun melakukan hal tsb.
Jinwoo masuk ke dalam kamarnya. Melihat gambar di dindingnya. Matanya tertuju kepada Nam Yeo Kyung. Adik Nam Gyu Man. ” Nam Yeo Kyung? Anak perempuan dari Nam Il Ho. Dia adalah bayi berharga Nam Il Ho…” Manager Yeon sudah berdiri di sampingnya. ” Ya…” jawab Jinwoo. ” Apakah kau sudah memikirkannya?” tanya Manager Yeon. ” Tentu saja…Nam Yeo Kyung adalah cara tercepat untuk mendapatkan info tentang Nam Gyu Man. Aku harus melangkah setiap harinya. Aku sudah tidak mempunyai waktu lagi….” kata Jinwoo.
Park Dongho datang menemui Nam Il Ho. Ternyata disana sudah ada Hyungnya terlebih dahulu, Seok Joo Il. Nam Il Ho bertanya bahwa apakah Vice President bisa memenangkan persidangan tsb. Park Dongho mengatakan bahwa persidangan masih akan berlanjut 2 sesi lagi. Bukti – bukti lain masih ada peluang untuk ditunjukkan dan keputusan sidang masih bisa berubah. “Sepertinya gambar itu bukan gambar yang diinginkan oleh Gyu Man. Kita tidak bisa membiarkan dia menang…” kata Nam Il Ho. Seok Joo Il mengiyakan. Kemudian Nam Il Ho meminta Seok Joo Il menerangkan rencana mereka kepada Park Dongho untuk membuat Vice President kalah. ” Kami akan melakukan sesuai dengan petunjukmu. ” kata Seok Joo Il.
” Sejak kapan CEO Nam ikut campur dalam kasus ini?” tanya Park Dong Ho kepada Joo Il ketika mereka minum di kedai kaki lima. Seok Joo Il mengatakan bahwa CEO Nam sudah ikut campur kasus ini dari awal. ” Jadi maksudmu CEO Nam sudah membuat akenario ini untuk melawan Vice President?” tanya Park Dongho. ” Apapun yang membahayakan putranya dan membahayakan masa depan putranya, dia akan menyingkirkannya tanpa ampun. Itulah Nam Ilho. ” jawab Joo Il. Dongho protes mengapa hyungnya itu tak memberitahunya kalau dia terlibat dalam kasus ini. ” Kau pikir apa alasan Nam Il Ho melakukan ini semua tanpa memberitahu anaknya? Dia hanya tidak ingin anaknya terluka. Sama sepertiku. Aku tak ingin melihatmu terluka. ” kata Joo Il. Dongho pun hanya bisa menahan amarahnya. Tanpa bisa berbuat apa-apa. Park DongHo bertanya apakah langkah selanjutnya yang sudah direncanakan oleh CEO Nam selanjutnya. Seo Joo Il mengatakan bahwa disana pasti ada bukti yang tidak dapat dihindari.
Dalam misinya mendekati Nam Yeo Kyung untuk memperoleh informasi tentang Nam Gyu Man, Jinwoo pun memata – matai adik Nam Gyu Man tsb. Dia bahkan mengintai di saat Nam Yeo Kyung sedang keluar bersama Hakim Kang Suk Gyu.
Jinwoo menerima telp dari In Ah. ” Apakah kau mabuk?” tanya Jinwoo yang mendengar suara In Ah yang sepertinya sedang mabuk. In Ah pun mengatakan bahwa dia memang sedang mabuk. Jinwoo pun bergegas menjalankan mobilnya.
Di sisi lain In Ah memang sedang mabuk. Dia menggoda sepasang kekasih yang sedang melakukan selfie. In Ah mengatakan bahwa wajah si wanita lebih besar daripada si pria. Merasa tersinggung, Pria tsb menghampiri In Ah dan memakinya. Jinwoo yang datang segera menenangkan pria tsb. wanita”Oh….Seo Jin Woo….” panggil In Ah. Dirinya masih mabuk. In Ah lalu mulai mengoceh. Dia berkata bahwa Jinwoo pasti tak mengalami hal sulit ketika menjadi pengacara. Jinwoo sangat cerdas. Jadi pasti mudah baginya untuk menjadi seorang pengacara. In Ah mencoba berdiri, namun sempoyongan. Jinwoo membantu memegang tangan In Ah agar In Ah tidak terjatuh. Namun In Ah menepisnya. ” Kau tau mengapa aku menjadi Jaksa? Karena Aku ingin membela ayahmu yang disalahkan. Aku ingin bertarung untuknya dan bukan untukmu. Tetapi mengapa aku harus bertaruh denganmu??? HAH??!!! ” air mata menggenang di pelupuk mata In Ah. Kemudian dia tertidur di atas meja. Jinwoo tak berkata apapun. Hanya bisa menatap In Ah yang tertidur di hadapannya.
Jinwoo menggendong In Ah di punggungnya. Perlahan, berjalan menyusuri trotoar. Banyak hal yang melintas di pikiran Jinwoo. ” Terima kasih telah kembali, Jinwoo….” In Ah mengigau dalam tidurnya. Jinwoo berhenti sejenak. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
Orang tua In Ah telah menutup toko pizzanya dan bersiap kembali ke rumah. ” Ah….bukankah itu kakak?” kata adik In Ah. Orang tua in Ah langsung berlari ke arah Jinwoo. ” Lee In Ah…!!” teriak mereka. Jinwoo menurunkan In Ah dari pundaknya. Lalu ia mengucapkan salam pada kedua orang tua In Ah. ” Bukankah kau Jinwoo ??” tanya ayah In Ah. ” Astaga….kau benar – benar Jinwoo!” Ibu In Aj ikut menimpali. Ayah In Ah buru – buru membawa pulang In Ah yang mulai mengigau lagi.
Jinwoo membantu menmbawa In Ah ke dalam kamarnya. Kemudian dia duduk di ruang tamu bersama ayah dan Ibu In Ah sementara adik In Ah sibuk menghias pohon natal. ” Jadi kau menjadi pengacara sekarang?” tanya ayah In Ah. Jimwoo menjawan sopan. Ibu In Ah juga mengatakan kalau anaknya juga telah menjadi Jaksa. Ayah In Ah bertanya bagaimana kabar ayah Jinwoo. Jinwol mengatakan bahwa ayahnya baik – baik saja. ” In Ah menjadi orang yang sangat berbeda setelah persidangan ayahmum dan itulah yang membawa dia menjadi jaksa seperti sekarang…” kata Ibu In Ah. ” Mengapa kau berkata seperti itu??” tegur Ayah In Ah merasa tak enak kepada Jinwoo. Jinwoo menunduk.
Adik In Ah kegirangan karena pohon natal hiasannya sangat bagus dan lampunya menyala indah. Jinwoo menatap pohon natal tsb. Ingatannya kembali ke beberapa tahun silam ketika ia dan ayahnya merayakan natal bersama di rumah kecil mereka. Dimana ia dan ayahnya maasih bisa bercanda dan tertawa satu sama lain. Merayakan natal, meskipun hanya berdua namun semuanya terasa menyenangkan.
Jinwoo berjalan perlahan ke rumah lamanya. Hanya berdiri di depan pintu dan memandang sekelilingnya. Kalung cincin milik ibunya dia pegang erat. ” Aku berjanji…aku tidak akan kembali kesini bersamamu ayah….” kata Jinwoo sambil menahan air matanya.
Jinwoo kembali menemui ayahya. Ayahnya mengucapkan salam yang sopan kepada Jinwoo. Sepertinya, dia sudah luoa lagi kepada Jinwoo. ” Kau pasti pengacaraku…tapi aku tak berpikir kalau kau masih sangat muda…” kata Jae Hyuk. Jinwoo mengeluarkan kalung cincin milik ibunya. Tak seperti kemarin, ayahnya langsung teringat bahwa dia adalah Jinwoo, kali ini justru ayahnya tak mengingat apapun. Jinwoo mencoba menahan air matanya. Mengatakan dengan perlahan bahwa kalung itu adalah kalung yang diberikan ayah Jinwoo disaat dia melamar ibu Jinwoo. ” Ah…ini pasti cincin ibumu…Ayahmu pasti memilih dengan sangat teliti…” kata Seo Jae Hyuk. Hal ini makib membuat Jinwoo miris. ” Ayah…lihatlah dengan baik…Aku adalah anakmu…Seo Jinwoo…” kali ini Jinwoo tak dapat menahan air matanya. Seo Ja Hyuk memandang Jinwoo. Kemudian berkata bahwa Jinwoo telah salah orang. Seo Jae Hyuk meletakkan kalung cincin itu dengan sedikit kasar di atas meja. ” Aku tidak punya anak lelaki..” gumam Seo Jae Hyuk. Tangis Jinwoo makin menjadi melihat kondisi sang ayah.
Manager Ahn sedang melaporkan kepada Nam Gyu Man siapa sebenarnya Seo Jinwoo. Manager Ahn juga menceritakan kemampuan yang dimiliki oleh Seo Jinwoo. Namun dengan gaya angkuh, Nam Gyu Man merasa bahwa kelebihan Jinwoo bukanlah hal yang penting. Manager Ahn juga mengatakan bahwa Jinwoo adalah anak dari tersangka pembunuhan Oh Jung Ah. Manager Ahn juga menginfo bahwa mungkin saat ini Jinwoo sedang mengumpulkan bukti baru. Nam Gyu Man menanyakan kedaan JaeHyuk. Bahakan Nam Gyu Man tahu bahwa Seo Jae Hyuk mederita Alzheimerr.” Bahkan dia tak ingat wajah anaknya. Kalau soal itu sepertinya tak perlu kau khawatirkan. ” kata manager Ahn. ” Ayahnya tak busa mengingat apapun sementara anaknya busa mengingat apapun…” kata Gyu Man. Lalu dia merobek lembar profile dan foto Jinwoo. ” Dia hanya serangga yang menganggu banyak orang…” kata Nam Gyu Man.
Park Dongho sedang menatap uang yang menunjukkan kontraknya dengan Jinwoo sebagai pengacara ayahnya. Kemudian anak buahnya masuk dan bertanya apaka Dongho mencarinya. ” Tolong awasi Jinwoo….sampai sidang selesai…” katanya. Kemudian Dongho menyuruh anak buahnya keluar ruangan.
Jinwoo sedang terpaku di depan lukisan berwarna biru. Diam. Tak bergeming. Di kejauhan, Nam Yeo Kyung tak fokus pada orang yang sedang berbicara dengannya. Matanya sibuk memandangi Jinwoo. Tak busa menahan rasa penasarannya, Yeo Kyung menghampiri Jinwoo dan mengatakan bahwa Jinwoo sudah berdiri di depan lukusan itu dalam waktu lama. Jinwoo mengatakan bahwa dia merasakan kesedihan yang mendalam dalam lukisan warna biru itu. ” Kesedihan?” tanya Yeo Kyung. ” Dia telah menjadi lukisanku selamanya. Itulah yang dikatakan Chagall ketika wanita yang dicintainya meninggal. Chagall juga merasakan kesedihan yang mendalam dan dia tumpahkan dalam lukisan warna biru ini. ” kata Jinwoo. Yeo Kyung pun menatap Jinwoo. Terlihat dari pancaran matanya bahwa dia menyimpan kekaguman kepada Jinwoo.
Yeo Kyung mengantar Jinwoo keluar gedung. Sebelum pamit, Jinwoo berkata bahwa dirinya senang bisa berkunjung di galeri Yeo Kyung. Yeo Kyung merasa senang dan mengucapkan terima kasih. Park Dongho melihat mereka berdua dari kejauhan di dalam mobilnya. Begitu Jinwoo berjalan meninggalkan galeri Dongho keluar dari mobil dan menghampiri Jinwoo. Dongho bertanya sejak kapan dia mengenal Nam Yeo Kyung. Jinwoo tak menjawab. ” Jika Gyu Man tahu hal ini, pasti dia akan terkejut.” kata Dongho lagi. Jinwoo masih tak menjawab dan pergi meninggalkan Dongho. ” Alasan kau mengambil kasus Vice President kau pikir aku tak tahu alasanmu?” tanya Dongho. Jinwoo menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Dongho. Dongho meneruskan kata – katanya. Mengatakan bahwa Kang Soo Man sudah bekerja cukup lama untuk keluarga Nam. Tentu saja dia tahu kondisi keuangan Ilho Life. Itulah tujuan utama Jinwoo. Mendapatkan info tentang keuangan Ilho Grup. Jinwoo sama sekali tak tertarik bayarannya sebagai pengacara. Semua yang dia lakukan adalah mendekati orang – orang terdekat Nam Il Ho mendapatkan info tentang mereka kemudian menghancurkannya. ” Kenapa? Kau takut? Setelah Nam Gyu Man…kau selanjutnya….” Jinwoo berkata dengan menahan amarahnya. Park Dongho menarik napas dan berkata, ” Aku percaya bahwa kontrak kita belum berakhir. Aku bersungguh – sungguh akan hal itu. Tapi jangan melewati batas, Jinwoo. Ini peringatan. ” kata Dongho sambil melangkah mendekati Jinwoo. ” Kontrak kita sudah berakhir. Aku pasti gila karena pernah mempercayaimu…” Jinwoo berkata tegas. Kemudian pergi meninggalkan Dongho yang tak bisa berkata apa – apa lagi.
Nam Gyu Man dan Hong Mo Suk bertemu secara diam – diam. Mereka membicarakan Lee In Ah yang menjadi jaksa dalam kasus Kang Man Soo. ” Demi menjaga nama baik Ilho Life, kami menghabiskan dana milyaran setiap tahunnya untuk iklan. Aku ingin kau membereskannya supaya media tak membicarakannya lagi. Kau punya banyak jaksa yang lebih mampu. ” kata Nam Gyu Man. ” Baiklah…aku mengerti…aku akan menunjuk jaksa baru segera. ” jawab Hong Mo Suk.
Nam Gyu Man, Kang Suk Gyu dan Manager Ahn Seo Beom ternyata mereka adalah teman. Nam Gyu Man mengundang Kang SukGyu untuk bertemu dengan dirinya dan Ahn Seo Beom. Mereka terlihat seperti sahabat yang sudah lama tak saling bertemu. ” Seo Beom…. kau terlihat sangat kurus sekarang….. ” kata Suk Gyu. Seo Beom melirik ke arah Gyu Man yang sedang menatapnya dan dia berkata bahwa mungkin itu hanya perasaan SukGyu saja. Seo Beom berusaha mengalihkan pembicaraan namun pembicaraannya langsung terpotong oleh Gyu Man. ” Aku dengar kau mengurus kasus Vice President….” kata Nam Gyu Man berusaha masuk ke topik pembicaraan yang dimaksud. ” Gyu Man… jika kau ingin bertemu denganku hanya untuk kasus Vice President….” SukGyu bersiap bangkit dari duduknya. Nam Gyu Man buru – buru melarangnya. ” Di saat aku ingin bertemu dengan kalian. Aku ingin bertemu tanpa tekanan apapun….” kata Suk Gyu. ” Ya….begitulah… jangan tertekan dengan apapun… lakukan apapun dengan keputusan sidangnya…” kata Gyu Man lalu mengajak Suk Gyu dan Seo Beom untuk minum. Seo Bum iseng bertanya apakah SukGyu sudah punya pacar sekarang. Pasti popularitas SukGyu naik karena dirinya telah menjadi hakim sekarang. Suk Gyu mengatakan bahwa saat ini ada wanita yang selalu ada di pikirannya. ” Yeo Kyung akan merasa kecewa kalau kau berkata seperti itu di depannya. ” kata Nam Gyu Man. ” Heeyy….Yeo Kyung hanya seperti adik bagiku….” ujar SukGyu sambil tersenyum. Ketiga sahabat itu pun menegak segelas alkohol yang ada di hadapan mereka.
Hakim SukGyu mengajak In Ah minum kopi bersama. ” Kau tahu bahwa aku jaksa di persidanganmu kan? ” tanya In Ah. Namun Kang Suk Gyu tetap mengajak In Ah untuk minum kopi bersama. ” Menangani kasus pelecehan seksual sangat sulit bagimu kan?” tanya Suk Gyu membuka percakapannya dengan In Ah. In Ah menjawab bahwa itu semua akan lebih terasa memyakitkan untuk yang menjadi korban. SukGyu menceritakan pengalamannya 2 tahun lalu di saat dia juga menangani kasus pelecehan seksual. Terdakwa ia putuskan bersalah oada saat itu. Tak berapa lama kemudian pelaku asli muncul. In Ah mendengarkan cerita SukGyu dengan serius. ” Aku akan menggunakan pengalaman itu untuk menghadapi kasusku yang sekarang. Jangan sampai melakukan kesalahan lagi. ” kata SukGyu. Sementara In Ah hanya bisa menatap Suk Gyu tanpa berkata apapun.
Song Jae Ik kembali kepada ke kantor. Namun dia tidak mendapatkan apa yang Jinwoo pintam dengan alasan bahwa begitu banyak mobil yang keluar masuk. Dan semua sudah dicek oleh Jae Ik tetapi tidak ada yang menyimpan rekaman kejadian tsb. ” Karena itu penting, tolong terus cari rekaman itu untukku. ” kata Jinwoo yang dijawab ” OK ” oleh Song Jae Ik.
Jaksa Hong Mo Suk meminta In Ah untuk mundur dari kasus Kang Soo Man. Namun In Ah menolaknya. ” Karena kau jaksa baru, sepertinya kau tidak tahu situasinya seperti apa. Aku tidak bisa membiarkan kasus dengan keputusan tidak bersalah terus naik. Dan aku akan memberikan kasus yang mudah untukmu. ” kata Hong Mo Suk. Ponsel In Ah berdering. Ada pesan masuk. Sepertinya dari seseorang yang sudah menemukan rekaman CCTV di tempat parkir. ” Jika aku tidak dapat membalikkan keadaan hari ini, aku akan menyerahkan kasus ini. Aku akan memenangkan kasus ini….!” kata In Ah yakin. Hong Mo Suk menaikkan kacamatanya sambil menatap In Ah tajam.
Dengan penuh keyakinan dan percaya yang tinggi In Ah menemui informan yang memiliki rekaman CCTV tsb. Secara diam – diam In Ah bertemu dengan informan tsb di tempat parkir sebuah gedung. In Ah mengucapkan terina kasih pada orang tsb. In Ah pun mengecek rekaman itu. Dari jauh, Park Dongho nengamati mereka dari dalam mobilnya.
Rekaman tsb diputar di persidangan. Kang Man Soo dan Kim Ha Na tertunduk malu. Miris. Begitu juga dengan orang yang datang ke persidangan tsb. Mereka bergidik melihat rekaman percobaan perkosaan yang katanya dilakukan oleh Vice President Kang Man Soo terhadap Kim Ha Na. Keluarga Kang Man Soo juga terlihat shock.
Jinwoo menemui Kang Man Soo di dalam sel. Kang Man Soo terlihat putus asa. Namun Jinwoo membangkitkan harapannya kembali. Jinwoo mengatakan kalau istri Kang Man Soo sangat mengkhawatirkannya. ” Ketika pertama kali aku ditangkap aku berpikir bahwa aku akan segera dilepaskan karena aku tidak melakukan kesalahan. Tetapi setelah melihat video tadi, aku mulai ragu kepada diriku sendiri. ” Apakah aku benar – benar melakukan itu? ” tanya Kang Man Soo lagi kepada diriinya sendiri. Jinwoo mengatakan bahwa Kang Man Soo tidak boleh terpengaruh oleh situasi yang terjadi di persidangan seperti ini. ” Hingga hakim belum membacakan keputusannya, kau masih tidak bersalah. ” kata Jinwoo menenangkan. ” Bukan perusahaan atau orang lain yang aku takutkan saat ini. Aku hanya takut istri dan anak perempuanku meninggalkanku…. ” kemudian Kang Man Soo mulai menangis.
Jinwoo datang ke sebuah bangunan yang sedang dibangun. Dia menemui seorang pekerja pria yang bekerja di pembangunan gedung tsb. Jinwoo mengajak pria paruh baya tsb minum dan mengobrol sedikit. “Apakah anak perempuanku baik – baik saja?” tanya Kim Jong In, nama pria tsb. Jinwoo mengatakan bahwa putrinya baik – baik saja. Dia baru saja menyelesaikan sekolahnya dan sekarang bekerja di perusahaan besar. ” Mengapa kau tidak kembali ke keluargamu?” tanya Jinwoo. Kim Jong In akhirnya m menceritakan asal – usul mengapa dia meninggalkan keluarganya. ” Apakah kau tidak merindukan anakmu?” tanya Jinwoo lagi. Kim Jong In mengatakan bahwa dia ingat semua kenangan indah bersama anak dan keluarganya. Dan dia ingin mengulang semua itu. ” Katakan kepada anakku bahwa aku, sebagai ayahnya minta maaf tak bisa bersama dia selama ini.” Kim Jong In pun mulai terisak.
Jinwoo sedang mempelajari bukti video yang digunakan jaksa di persidangan tadi. Dia mencoba mencari celah, karena dia harus membela kliennya yang tak bersalah. Yak! Ketemu….Di video tsb tampak tangan pelaku sedang memegang jok mobil. Namun kemudian Jinwoo ingat sesuatu. Dia melihat di jari Kang Man Soo sebelumnya ada bekas cincin yang sudah lama dia pakai. Namun nampak di dalam video tsb si tangan pelaku tak memakai cincin. Jinwoo langsung menelpon seseorang untuk menanyakan suatu hal.
Dengan terburu – buru Jinwoo lari ke mobilnya. Dia menghubungi pengacara Song, meminta untuk mencari lokasi tempat video tsb diambil. Jinwoo mengatakan kalau video tsb adalah palsu. ” Informant itu adalah kuncinya. ” kata Jinwoo.
Jinwoo berniat untuk mengikuti si informant tsb pergi. Jadi dia mengikuti dengan mobilnya. Begitu Jinwoo melihat wajah si informant, Jinwoo ingat sepertinya dia pernah melihat wajah orang itu. Benar, 4 tahun yang lalu disaat Park Dongho menolak untuk membela ayahnyabdan dia diusir keluar oleh orang – orang Park Dongho, Jinwoo melihat wajah orang tsb ada di antara mereka. Jinwoo ingat bahwa dia adalah orang – orang Park Dongho. Jinwoo pub terus mengikuti mobil berwarna putih tsb. Tanoa Jinwoo sadari, anak buah Park Dongho pun mengikutinya dari belakang. Dia melaporkan pada Park Dongho bahwa sepertinya Jinwoo akan menghadapu pertarungan yang besar. ” Aku mengerti…” kata Park Dongho singkat.
Mobil putih tsb tiba di sebuah dermaga. Jinwoo terus mengamati mereka dari jauh. Si Informant bertemu dengan bos mereka. Tak lama datang 1 orang lagi menghanpiri si informant. Sepertinya mereka berdua akan berpamitan kepada si boss. Jinwoo mengingat si pria satunya yang berdiri di samping informant. Ya…dia bisa tahu aoa yang terjadi malam itu. Kim Ha Na bekerja sama dengan mereka. Pria tang berdiri di samping informant itu adalah pria yang menyamar sebagai Vice President. Lalu yang dibawa Ha Na ke dalam mobil adalah pria tsb. Kemudian si informant berlaku sebagai perekam adegan tsb di dalam mobil. Dimana Vice President sendiri? Setelah minun alkohol dan tak sadarkan diri dia dibawa ke sebuah mobil dan dibiarkan tidur disana. Disaat dia terbangun, polisi malah menangkapnya. Ya.m.itulah yang terjadi malam itu. Bos mereka adalah Seok Joo Il. Ya..tentu saja Joo Il bertindak atas perintah Presdir Nam Il Ho. Informant dan pria satunya melempar koper mereka ke sebuah kapal. Bersiap untuk pergi. Jinwoo berusaha mencegah mereka.
Tangan seseorang memegang lengan Jinwoo dengan kuat. Park Dongho, berusaha melarangnya. ” Jinwoo…aku memperingatkanmu…” kata Dongho. Namun Jinwoo tak mendengarkan. Dia berusaha melepaskan cengkaraman Dongho di lengannya. Berhasil. Jinwoo berlari ke arah kapal namun tiba – tiba….
BRAKK!!!!! Dia terkena pukulan. Setelah itu banyak tangan memegang lengannya dan BRAK!!!! Pukulan keras menghantamnya lagi. Jinwoo terus dipukuli sampai dia tersungkur. Park Dongho menghampiri Jinwoo sambil meminta orang – orang itu berhenti memukuli Jinwoo. Park Dongho mendekati Jinwoo yang tersungkur di tanah. ” Lupakan untuk menangkap Nam Gyu Man sekarang….” katanya. ” Anak laki – laki dari ba*****n…… “Jinwoo mengumpat.
Jinwoo melangkah gontai di lorong sebuah RS. Dua melihat Kim Ha Na sedang menunggu ibunya keluar dari Ruang Operasi. Tak berapa lama, ibunya keluar dari ruang operasi bersama dengan dokter dan suster. Dokter mengatakan bahwa operasi ibunya berjalan dengan lancar. Wajah bahagia sekaligus lega tampak di wajah Ha Na. Ha Na berbisik mengatakan kepada ibunya yang masih belum sadar bahwa semuanya akan baik – baik saja. Jinwoo melihat adegan itu semua. Dan Ha Na melihat Jinwoo sedang berdiri disana. Memperhatikan dirinya dan ibunya.
Jinwoo mengatakan bahwa dia bertemu dengan ayah Kim Ha Na. Lalu Jinwoo juga mengatakan bahwa ayah Kim Ha Na meminta maaf pada Ha Na karena tak bisa menemaninya. ” Lalu apa yang sebenarnya ingin kau katakan padaku??? ” Ha Na bertanya dengan emosi. ” Waktu terberat yang dialami oleh seorang anak adalah ketidakhadiran ayah di dalam hidupnya. Dan aku yakin kau lebih tahu hal itu dari siapapun. ” jawab Jinwoo dengan tenang. ” Aku berharap ibumu cepat sembuh. ” Jinwoo bangkit dari duduknya. ” Tapi…yang perlu kau ingat adalah…kau sedang mengambil ayah seseorang sekarang….” katq Jinwoo. Jinwoo pun melangkah meninggalkan Kim Ha Na yang masih terdiam.
Yeo Kyung mengatakan bahwa dia sangat guguo mengingat hari itu adalah sesi terakhir dari persidangan Kang Man Soo. Pembacaan keputusan akan dilakukan hari itu. Dengan tegas Yeo Kyung mengatakan bahwa jika dia mendengar ada issue yang tersebar. Tapi Nam Il Ho malah berpikir sebaliknya. Dia mengatakan bahwa Vice President Kang sudahjauh dari posinya. Sudah sulit untuk meraih posisinya yang sekarang. ” Appa!!! ” seru Yeo Kyung yang kecewa karena ayahnya tidak berusaha untuk membela Vice President. Karena Yeo Kyung sangat tahu bahwa Vice President Kang Man Soo adalah orang yang baik. ” Aku sudah bekerja keras selama bertahun – tahun membangun citra perusahaan. Siapa dia berani melemparkan kotoran di wajahku? Tak ada tempat untuk orang seperti itu di perusahaanku.! ” Il Ho berkata dengan suara yang tak kalah keras dari Yeo Kyung. Yeo Kyung kali ini terdiam. Tak berani membantah.
Manager Ahn memberikan list calon Vice President yang baru untuk menggantikan Kang Man Soo. Nam Gyu Man dengan gayanya menanyakan kepada Ahn Seo Beom, dari list tersebut siapa yang paling menurut dengannya. Ahn Seo Beom menyebutkan satu nama. Ahn Seo Beom mengatakan bahwa orang tsb sangat penurut. ” Benarkah?” kata Gyu Man dengan tertawa licik. Lalu dia menanyakan dimana Park DongHo berada. Park Dongho berada di persidangan terakhir kasus Kang Man Soo. Gyu Man segera menelpon sahabatnya untuk mengajak minum bersama. ” Hari ini…kasus Vice President akan berakhir dan dia akan menerima hukunan. ” kata Nam Gyu Man santai.
Sidang terakhir kasus Kang Man Soo akan segera digelar. Jinwoo dengan wajah habis dipukuli memasuki ruang sidang. Lee In Ah terus menatapnya. Namun tak sekalipun Jinwoo menatap Lee In Ah. Park Dongho pun juga masuk ke dalam ruang sidang. Begitu juga dengan Nam Yeo Kyung. Sebelum persidangan dimulai, Kang Man Soo meminta Jinwoo untuk memberikan surat yang sudah ia tulis untuk anak perempuannya. Dia takut jika keputusan hakim menyatakan bahwa dia bersalah, dia tidak bisa memberikan surat itu kepada anaknya. ” Aku tak peduli jika banyak orang yang akan mencaciku nanti, tapi aku hanya ingin anak perempuanku mempercayai ayahnya. ” kata Kang Man Soo. Jinwoo meraih surat tsb dan memberikannya kembali kepada Kang Man Soo. ” Persidangan belum berakhir. Kau tidak akan kalah dalam persidangan ini. Berikan surat ini sendiri. ” kata Jinwoo sambil tersenyum ke arah Kang Man Soo.
Sidang dimulai. Kim Ha Na menundukkan kepalanya. Video rekama CCTV kembali diputar. Jinwoo menghentikan video pada posisi dimana tangan si pelaku terlihat. Jinwoo mengatakan bahwa tersangka di video tidak menggunakan cincin. Tetapi tersangka telah menggunakan cincin pernikahannya dan tak pernah melepasnya semenjak itu. Bahkan, di list barang – barang yang disita polisi dari tersangka ada cincin di dalam daftar tsb. ” Apakah kau sudah memastikan bahwa cincin itu sudah dia lepas dan ia taruh di sakunya ?” tanya Lee In Ah. ” Apakah yg kau maksud adalah video yang diberikan oleh jaksa adalah palsu?” tanya hakim Kim Suk Gyu. ” Ya….orang yang ada di video itu bukanlah Vice President. ” kata Jinwoo. Kim Ha Na langsung tersentak. Begitu juga dengan keluarga Kang Man Soo. In Ah berdiri dari tempat duduknya dan menanyakan jadi Jinwoo menuduhnya menghadirkan bukti palsu? ” Kau telah menerima bukti yang palsu. Aku…akan meminta saksi Kim Ha Na untuk memastikan keaslian dari video tsb. ” kata Jinwoo lagi. Dengan ragu – ragu Kim Ha Na duduk di kursi saksi.
Jinwoo mulai mengajukan pertanyaannya. Dia bertanya kepada Ha Na bahwa masa magang Ha Na sebentar lagi selesai dan dia belum menemukan pekerjaannya. ” Ya..” Ha Na menjawab dengan perlahan. Dianggap mengajukan pertanyaan yang tidak aesuai dengan kasus, In Ah meminta Hakim menegur Jinwoo. ” Beberapa hari lalu terjadi pencurian uang di apartemenmu kan? Dan operasi kanker perut ibumu telah dilaksanakan kemarin. Apakah operasinya berjalan dengan baik?” tanya Jinwoo. Semua yang hadir di persidangan tampak terdiam. Ha Na tak menjawab. Sekali lagi Jinwoo bertanya apakah operasi kanker ibunya berjalan dengan baik? Ha Na menjawab tanpa menatap wajah Jinwoo. ” ya…” . Jinwoo mulai mengeraskan suaranya. Dia mengatakan bahwa darimana Ha Na bisa mendapatkan biaya untuk operasi ibunya. Gajinya tak akan cukup untuk melakukan operasi itu bahkan dia pun tak bisa mendapatkan pinjaman tambahan. ” Apakah kau menggunakan Kang Soo Man untuk mendapatkan uang??? ” tanya Jinwoo dengan suara yang cukup keras. Lee In Ah mencoba mencega Jinwoo yang sudah mulai emosi. Hakim juga sudah mengingatkan Jinwoo. Tapi Jinwoo sepertinya tak mendengar. Dia terus menaikkan nada bicaranya pada Kim Ha Na. Sementara Kim Ha Na sama sekali tak berani menatap Jinwoo. Gemetar. ” Apa yang akan dikatakan ibumu jika dia melihatmu seperti ini??? KiM HA NA…JAWAB AKU !!! Apakah yang di video tsb adalah Vice President????? ” Jinwoo terlihat sangat emosional. Semua mata tertuju pada Kim Ha Na sekarang. Jawaban aoa yang akan dia keluarkan untuk itu? Ha Na menoleh ke belakang dan melihat keluarga Kang Man Soo yang berharap ayah dan suami mereka tak bersalah. Mata Ha Na tertuju kepada satu pria sekarang. Ayahnya. Ya…Ayahnya hadir di persidangan itu sekarang. Sedang menatap Ha Na. Berharap anak perempuannya mengatakan kebenaran.
” Vice President… dia….dia tidak melakukan apapun. Dia tak melakukan apapun kepadaku…Aku minta maaf…aku benar – benar…ini adalah satu – satunya cara….” Kim Ha Na pun mulai meneteskan air mata. Kang Man Soo langsung menangia lega. Begitu juga dengan keluarganya. Tinggallah In Ah yang shock atas kejadian ini. Park Dongho menyaksikan aksi Jinwoo dengan tenang di belakang. Jinwoo berjalan kembali ke kursinya. Dia melihat ada ayah Kim Ha Na di sana. Menatap bangga kepada putrinya.
Lee In Ah berlari menemui Jinwoo. In ah mengatakan bahwa Kim Ha Na tak dapat melakukan hal ini sendirian. ” Itu tak ada urusan denganku. Aku sudah membuktikan bahwa klienku tak bersalah. Adalah tugasmu jika kau ingin mencari tahu siapa dalang di balik semua ini. Kau adalah Jaksa. ” kata Jinwoo langsung pergi meninggalkan In Ah.
” Pengacara Seo…!! ” panggil Nam Yeo Kyung. Jinwoo menghentikan langkahnya. Kemudian dia menunggu Yeo Kyung menghampirinya. Yeo Kyung mengucapkan twrima kasih karena Jinwoo telah membela Vice President. Nam Yeo Kyung mengajak Jinwoo untuk minum bersama sebagai ucapan terima kasih. Jinwoo oun menyetujuinya. Kebersamaan mereka menarik perhatian Lee In Ah.
Berita bahwa Kang Man Soo tak bersalah sudah tersebar. Nam Il Ho melihat berita ini. Seok Joo Il yang ada di sampingnya langsung berlutut dan meminta maaf kepada Nam Il Ho. Berjanji bahwa ini tak akan mempengaruhi anaknya Nam Gyu Man dan akan dia bereskan bersama dengan Park Dongho.
Nam Gyu Man juga sama kagetnya mendengar Kang Man Soo bebas di persidangan. Nam Gyu Man langsubg melempar gelas minumannya ke dinding. ” Siapa yang menyebabkan kesialan ini?? BAWA PENGACARA BAJ****N ITU SEKARANG!!! SEKARANG !! ” teriak Nam Gyu Man. Tanpa sengaja, Nam Yeo Kyung dan Jinwoo datang.
” Oppa….” sapa Yeo Kyung. Gyu Man merasa terkejut melihat adiknya datang bersama orang yabg baru saja dimakinya. ” President Nam Gyu Man…kau pasti sudah mengenalku kan?” tanya Jinwoo. Gyu Man sudah mulai tersulut amarahnya. Namun belum keluar. ” Kau sangat bagus di persidangan tadi…padahal aku dengar kau masih sangat muda…” kata Nam Gyu Man dan mengatakan bahwa itu adalah pujian. Jinwoo berkata bahwa umur adalah bukan masalah jika di persidangan.
Nam Gyu Man masih menyimpan amarahnya. Gyu Man mengatakan untuk mengucapkan terima kasih dia akan memberukan Jinwoo posi i di perusahaannya. Jinwoo menolaknya dan m ngatakan bahwa dia sudah memiliki usaha sendiri. ” President…kau sudah terlalu b nyak minum. Sebaiknya kita pergi dari sini….” ajak Dongho. Dia sudah mulai melihat gejala amarah Gyu Man akan meledak. Dongho berusaha untuk mencegahnya.
” President Nam Gyu Man..sangat disayangkan bahwa kita hanya bisa bertemu sebentar….” Jinwoo datang menghampiri Gyu Man. ” Jika kau sangat ingin bertemu denganku, datanglah ke kantorku. ” ajak Gyu Man. Sambil menyerahkan Ponsel Gyu Man yang tertinggal Jinwoo berbisik di telinga Gyu Man, ” Kita akan bertemu di pengadilan…karena aku akan membawamu ke pengadilan…” Jinwoo sudah menabuh genderang dengan Gyu Man.