Hyejin mengira asap yang keluar dari mobilnya adalah kabut. Namun dia mencium bau hangus dari sekitarnya. Akhirnya dia menyadari bahwa asap itu bukan kabut melainkan asap yang keluar dari mobilnya. Mobil tiba – tiba kecepatannya menurun. Hyejin mulai panik dan mengemudikan mobilnya ke arah tepi jalan. Mobil benar – benar berhenti sekarang.
Hyejin keluar untuk mengecek apa yabg terjadi dwngan mobilnya. Dia membuka kap mobil tsb, seketika asap langsung menguap ke arah wajah Hyejin. Hyejin pun terbatuk – batuk.
Hujan pun turun. Hyejin semakin bingung karena dirinya tak tahu berada di mana. Hyejin bingung kemana harus mencari bantuan karena dia sama sekali tak mengerti soal mesin mobil. Ia pun mencoba berkeliling menacari bantuan. Namun sepertinya tak ada siapa – siapa yang dapat ia mintai tolong. Ketika ia kembali ke tempat mobilnya, dia mendengar ada suara SungJoon disana.
” Kepala editor……” panggil Hyejin. Sungjoon pun menoleh. Muka paniknya sekwtika berubah menjadi perasaan lega. Sungjoon menghampiri Hyejin dan langsung memeluknya. Hyejin begiu terkejut melihat Sungjoon yang bersikap seperti itu.
Sementara itu di kejauhan terlihat Shinhyuk sedang mengamati mereka di bawah guyuran hujan. Shinhyuk menatap mereka yang sedang berpelukan dari seberang jalan. Hatinya hancur. Namun sekaligus lega karena dia tak mendapati Hyejin terluka.
Shinhyuk memarahi Hyejin yang begitu ceroboh salah mengambil kunci mobil. Tapi Hyejin tak mendengarkan omelan Sungjoon. Dia justru mengkhawatirkan Sungjoon yang saat ini ada didepannya. Bagaimana bisa dia menyetir sejauh itu padahal hari sedang hujan. Hyejin yang sangat panik melihat Sungjoon kehujanan itupun seera mencari payungnya yang terjatuh. Dia pun langsung menaungi Sungjoon dengan payung. ” Bagaimana bisa kau sampai sini Deputi? Hujan deras…bagaimana bisa kau menyetir tanpa masalah ke sini ? Apa kau benar tidak apa – apa? ” celoteh Hyejin panik. Sungjoon menatap Hejin lesu. ” Aku tak tahu…..aku tak tahu kalau……..hari hujan…..” jawab Sungjoon maaih terus menatap Hyejin. Hyejin pun terdiam. Keduamya bertatapan di bawah payung di tengah derasnya hujan malam itu.
Shinhyuk pun melangkah meninggalkan mereka berdua. Sepertinya dirinya terluka karena dari cara berjalannnya yang terseok- seok. Benar saja, sepeda motornya jatuh si pinggir jalan denan kaca spion yang pecah dan helm yang tergeletak di pinggir jalan. Shinhyuk terus melangkah meninggalkan tempat itu di bawah hujan deras.
Hyejin menghubungi leader Cha dan meminta maaf karena sudah membuat mereka khawatir. Hyejin juga meminta maaf karena dirinya batal mewawancarai narasumber. Dia berjanji akan melakukan wawancara di lain hari. Hyejin merasa canggung berada 1 mobil dengan Sungjoon. Mereka berdua terdiam tak berkata apa – apa. Kemudian Sungjoon mengambilkan selimut di mobilnya dan memakaikannya pada Hyejin. Hyejin menolaknya. Dia mengatakan bahwa Sungjoon lebih membutuhkannya karena dia yabg basah kuyup. Namun Sungjoon bersikeras untum memakaikan selimut di badan Hyejin. Hyejin pun tak dapat menolaknya. Sungjoon pun juga membantu menghapus bekas asap di hidung Hyejin. Lagi – lagi Hyejin menolaknya dan mengatakan bahwa dia bisa membersihkannya sendiri.
Di perjalanan, mereka terlihat lebih canggung lagi. Tak berani saling melihat, tak berani saling berbicara. Hyejin mencoba mencairkan suasana dengan menyetel radio. Namun ternyata lagu – lagu yang diputar adalah lagu – lagu romantis. Mereka berdua pun terlihat semakin salah tingkah. Akhirnya Hyejin mematikan radionya dan mereka kembali dalam mode diam.
Hyejin mengucapkan terima kasih karena Sungjoon sudah mengantarnya pulang. ” Kim Hye Jin – ssi………..” panggil Sungjoon pelan. ” Ya…….” jawab Hyejin sambil menoleh ke arah Sungjoon. Sungjoon tak segera meneruskan kata – katanya. Dia terdiam cukup lama. Sampai akhirnya berkata, ” Istirahatlah dengan baik…..” . Hyejin tersenyum.
Dengan terburu – buru Hyejin melangkah ke arah rumahnya. Dalam langkahnya Hyejin teringat semua yang telah dilakukan Sungjoon belakangan ini. Sungjoon menyusulnya ke Yadong -dong karena mengkhawatirkan dirinya. Kemudian di saat dia tertidur, Sungjoon membantu menahan kepala Hyejin agar tidak terbentur. Dan Sungjoon pun memegang pipinya disaat Hyejin menolongnya di waktu hari hujan.
Monolog Hyejin : ” Disaat kau mengakui kebohongan yang kau lakukan dan juga ingin mengatakan kebenaran…kau akan berakhir dengan keraguan. Dan dalam keraguan yang panjang…hal itu akan tidak mungkin untuk membuatmu mengatakan kebenaran.
Hyejin menoleh dan melihat mobil Sungjoon sudah pergi. Hyejin kemudian mengejar Sungjoon dengan menggunakan taksi. Sementara itu Sungjoon sudah berhenti di depan gedung apartemennya. Tak langsung keluar dari mobil., Sungjoon lebih memilih untuk berdiam dulj di mobil. Berusaha untuk menata hatinya. Berusaha mengerti akan perasaannya sendiri. Mencari tahu apa yabg sebenarnya dia rasakan pada Kin Hyejin. Dia benar – benar tak menyangka bahwa dia bisa mengendarai mobil tanpa masalah di saat hari hujan . Mengapa ? Ada yang salah dengan perasaannya pada Hyejin. Sungjoon menatap selimut di bangku sebelahnya. Selimut yang sebelumnya diapakai oleh Hyejin.
Hyejin tiba di gedung apartemen tempat Sungjoon tinggal. Dia melihat Sungjoon sedang berjalan. Hyejin tersenyum sambil memanggil nama Sungjoon pelan. Tapi Sungjoon tak mendengar. Dia terus berjalan ke depan. Mata Hyejin terus mengikuti kemana Sungjoon akan berjalan. Akhirnya Sungjoon berhenti dan tepat di depannya ada Haeri !! Hyejin pun terdiam dalam shock. Cinta pertama masa kecilnya, Sungjoon tengaj bertemu dengan sahabat terbaiknya Haeri. Dan yang terparah lagi adalah Sungjoon memanggil Haeri dengan panggilan ” Hyejin ” . ” Haeri…….mengapa Haeri……” Hyejin bergumam pada dirinya sendiri. Hyejin hanya bisa pasrah melihat mereka berdua bertemu. Tiba – tiba niatnya yang ingin mengatakan kebenaran pada Sungjoon pun terlupakan.
Monolog Hyejin : ” Bahkan jika kita mengumoulkan keberanian untum mengatakan kebenaran, dapat tetjadi lagi kebenaran lain yang akan membuat kita lebuh tidak nyaman saripada kebohongan.”
Melihat wajah lemas Sungjoon, Ha Ri langaung bertanya apa yang terjadi. Hanya kata maaf yang keluar dari mulut Sungjoon. ” Apa terjadi sesuatu?” tanya Ha Ri. Sungjon hanya berkata bahwa diaingin istirahat malam itu. Dia memibta maaf pada Ha Ri karena tidak bisa menepati janjinya. Ha Ri pun mempersilakan Sungjoon untuk istirahat. Dia juga mengatakan bahwa kondisi Sungjoon sepertinya sedang tidak baik. HaRi pun pergi meninggalkan SungJoon. Sungjoon menatap punggung Ha Ri. ” Maafkan aku Hyejin…mungkin setelah ini aku akan sering meminta maaf kepadamu. Dan untuk janjikubyang tak akan membuatmy khawatir…aku minta maaf karena mungkin saja aku tak bisa menepatinya…” batin Sungjoon sambil menatap kepergian HaRi.
Tak jadi mengatakan kebenarannya, Hyejin melangkah keluar apartemen Sungjoon. Kenudian dia teringat semua hal tentang kebohongan Ha Ri padanya. Kebohongan Ha Ri yang masih bertemu dengan Sungjokn dan masih menyamar menjadi Hyejin tanpa sepengetahuan Hyejin. Dia juga tetingat kata-kata JoonWoo yang pernah memergoki Sungjoon bersama dengan pacarnya yabg cantik. Hyejin tak dapat berpikir tentang apa – apa sekarang. Pikirannya kosong. Dia tak memperhatikan keadaan di sekitarnya. Di saat ingin menyebrang jalanpun Hyejin tak melihat – lihat. Tanpa Hyejin sadari, bis yang dia naiki sudah melewati halte bus dimana seharusnya dia turun. Bis sudah sampai pemberhentian terakhir.
Hyejin turun masih dengan pikiran yang tak karuan. Dia turun dengan lunglai. Tiba – tiba ponselnya berdering. Dari Kim Shinhyuk yang menanyakan dimana dia berada. ” Aku tak yakin…dimana ini…dan itu apa…aku sendiri tak yakin….” jawab Hyejin. Dan di sisi lain, 2 orang perawat kebingungan setelah melihat pasiennya sudah tidak ada di tempat tidur lagi.
Shinhyuk menyusul.Hyejin dengan menggunakan mobil sporty berwarna merah. Shinhyuk melihat Hyejin yang sedang jongkok di bawah. Melamun. Shinhyuk bertanya pada Hyejin apa yabg dia lakukan di sana. Mengapa dia bisa sampai di tempat tsb. Shinhyuk ikut jongkok di sebelah Hyejin. Terlihat bahwa Shinhyuk memerlukan bantuang tangan kirinya untuk mengangkat tangan kanannya ke atas lutut. Shinhyuk bertanya apa yang akan Hyejin lakukan. Apakah dia akan bertanya pada HaRi mengapa dia melakukab itu pada Hyejin atau mengatakan pada Sungjoon bahwa dia adalah teman masa kecilnya.
” Tidak…aku akan menunggu sebentar lagi. Aku akan menunggu Ha Ri yang menceritakannya sensiri kepadaku. Aku yakin bahwa dia punya alasan untuk melakukan hal tsb. Aku yang pertama kali memintanya untuk menjadi diriku. Jadi aku akan mendengar alasan dari dia terlebih dahulu. ” ujar Hyejin. ” Aku iri pada temanmu itu. Jika orang lain mungkin mereka akan audah memaki sahabatnya itu.” kata Shinhyuk . ” Ini bukan orang lain. Dia adalah sahabatku…Ha Ri… Aku melakukan ini karena dia adalah Ha Ri…” kata Hyejin lagi. Kemudian Shinyuk mengajak Hyejin untuk pergi dari tempat itu. Hywjin sempat menanyakan dimana sepeda motor Shinhyuk. Mengapa dia menggunakan mobil mewah. Shinhyuk berkata bahwa itu adalah mobilnya dan tak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
Hyejin berterima kasih kepada Shinhyuk marena sudah mengantarkan dirinya sampai rumah. Hyejin juga berterimakasih karena perlakuan baik Shinhyuk yang dia terima selama ini. Hubungan oppa dongssaeng diantara mereka membuat Hyejin sangat berayukur. Shinhyuk pun hanya tersenyum. Membalas perkataan Hyejin dengan candaan. ” Hey…Jackson….” panggil Shinhyuk. ” Hyejin yang sudah berjalan berbalik arah menoleh ke arah Shinhyuk”. ” Ketika semuanya kembali ke normal, apakah kau akan kembali ke Ji Sung Joon ? ” tanya Shinhyuk. ” Ya…aku menginginkannya….” jawab Hyejin cepat. ” Aku…menyukai Ji Sung Joon….dan aku pikir dia juga merasakan hal yang sama…” lanjut Hyejin. ” Oke….baiklah…..” jawab Shinhyuk. Hyejin masuk ke dalam rumahnya. Meninggalkan Shinhyuk yang sedang menahan emosinya.
HaRi sedang membetulkan sepatu lama Hyejin ketika Hyejin masuk. HaRi mengatakan bahwa sepatu Hyejin ini sudah tidak bisa diperbaiki. Ha Ri berjanji akan memberikan Hyejin sepasang sepatu baru. ” Baiklah…lakukan saja itu…” ucap Hyejin. ” Apa ini ? Kau selalu marah – marah jika aku ingin memberikanmu sesuatu yang baru….” . ” Karena kau temanku….” kata Hyejin.
Sungjoon sedang terduduk di ruang tamunya sambil memegang foto dirinya bersama ibunya. ” Ini pertama kalinya…Pertama kalinya aku tak memikirkan kejadian di hari itu di saat hujan…ini pertama kalinya…ibu…..” kata Sungjoon sambil mengelus wajah ibunya di foto.
Hyejin terduduk di tempat tidur. Pikirannya memikirkan kejadian yang sudah ia alami di hari itu. Bersama Sungjoon, kenyataan bahwa sahabatnya Ha Ri masih bertemu Sungjoon di belakangnya. Hyejin termenung sambil memegang potongan puzzle di tangannya.
Keesokan paginya di saat ingin berangkat ke kantor, Hyejin bertemu dengan Sungjoon. Hyejin yang masih teringat akan kejadian kemarin berniat untuk menghindarinya. Namun sayang, Sungjokn sudah melihatnya terlebih dahulu. Sungjoon kemudian mengajaknya untuk minum kopi bersama. Hyejin mengatakan bahwa dia sudah minum kopi. ” Kalau begitu..minum lagi…” kata Sungjoon sambil menarik Hyejin masuk ke dalam cafe. Di kafe, Hyejin masih bertingkah kikuk. Dia minum kopi yang dipesan Sungjoon dengan terburu – buru. Sungjoon terua memperhatikan Hyejin. Ada yang aneh dengan tingkah Hyejin, menurutnya.
Tiba – tiba Hyejin melihat Shinhyuk melintas di kafe tsb. Dengan alasan ada sesuatu hal penting yang ingin dia bicarakan kepada Shinhyuk, Hyejin pamit ke Sungjoon. Tanpa menunggu jawaban Sungjoon, Hyejin langsung berlari ke luar kafe.
Shinhyuk terkejut ketika Hyejin keluar kafe tsb dengan berlari. Hyejin mengatakan bahwa dirinya sedang menghindari Sungjoon. Ketika Shinhyuk ingin melihat Sungjoon, Hyejin melarangnya. Hyejin berkata bahwa dia berpura – pura ingin berbicara dengan Shinhyuk untuk menghindari Sungjoon. ” Jadi kau menyuruhku untuk berakting sekarang ? ” tanya Shinhyuk. ” Apa ? ” Hyejin tak mengerti dengan maksud Sungjoon. Shinhyuk pun langsung berakting dengan baik. Dan Hyejin juga mengikuti acting Shinhyuk. Tiba – tiba keduanya tertawa tanpa sebab. Sungjoon yang melihat mereka dari jauh pun hanya hanya bisa menarik napas.
HaRi terlihat sedang mengumpulkan dasi para pekerja hotel laki – laki. Kemudian dia menemui seorang asing yang sedang membersihkan dasinya dari tumpahan kopi. HaRi pun menawarkan beberapa dasi dari hasil dia mengumpukan dasi para karyawan hotel. Orang asing itu sangat senang sekali. Dia pun memuja HaRi karena kebaikannya. Dan dia sangat menghargai apa yang ARi lakukan untuknya. ” Ya…dia memiliki rapat penting tapi dasinya terkena noda. Jadi aku mengumpulkan dasi para karyawan dan membiarkan dia memilih satu ” kata Hyejin ketika ditanya salah seorang rekannya di hotel tentang apa yang baru saja dia lakukan. ” Kau melakukan latihan dengan baik Min Ha Ri – ssi….” kata rekannya tsb. Ha Ri pun tersenyum.
Tim Editing kembali melakukan rapat. Langkah Hyejin terhenti disaat dia melihat Sungjoon di ruang meeting, sendirian. Dia oun menunggu kawan – kawannya yang lain masuk. Shinhyuk terus memperhatikan tingkah laku Hyejin. Ketika Hyejin ingin berbalik, Shinhyuk menghadangnya. ” Apa yang kau lakukan ?” tanya Shinhyuk. Hyejin menjawab bahwa di salam ada Sungjoon yang sendirian dan dia tak bisa masuk ke sana. Mengapa kau begitu mengkhawatirkannya sekarang ? ” tanya Shinhyuk lagi. ” Aku benar- benar tak tahu harus bicara apa dan ini benar – benar membuatku gilaa…” kata Hyejin
Ketika rapat dimulai nyang dilakukan Sungjoon hanyalah memandang Hyejin. Hyejin berusaha mengabaikan tatapan Sungjoon dan hanya menatap laptop di hadapannya. Sekali lagi Hyejin benar – benar merasa salah tingkah. Leader Cha panjang lebar menjelaskan tentang konsep majalah yang akan mereka buat. Namun tak ada satu kata pun yang di dengar oleh Sungjoon. Ketika leader Cha sudah selesai menjelaskan, Subgjoon pun segera mengakhiri rapat tsb. ” Kim Hye Jin….” panggil Sungjoo. Hyejin aendiri sedang menghindari kontak mata Sungjoon terhadapnya. ” Antarkan ringkasan meeting hari ini ke ruanganku…” kata Sungjoon sambil berlalu.
Hyejin mengantarkan ringkasan meeting hari itu keruangan Sungjoon. Begitu masuk ke ruangan Sungjoon, Hyejin kembali teringat kejadian malam itu di saat Sungjoon memeluknya. Ingatan itu terus berulang di benak Hyejin. Tanpa sadar dia oun menggelengkan kepalanya dengan maksud agar ingatan itu hilang dari otaknya. Sungjoon pun bertanya mengapa Hyejin menggelebgkan kepalanya. Hyejin yang sadar bahwa Sungjoon dari tadi memperhatikannya pun langsung mengatakan tidak apa – apa. Hyejin buru – buru hendak pergi begitu selesai menyerahkannya. ” Sampai aku selesai membacanya, tolong duduklah disini. ” kata Sungjoon. Hyejin pun tak bisa menolak. Hyejin mengambil kursi dan duduk di hadapan Sungjoon. Hyejin tak meninggikan kursinya karena dia merasa canggung. Sungjoon pun menaikan kursi Hyejin dengan paksa.
Disaat menaikkan kursi, tangan Sungjoon memegang bahu Hyejin dan tangan satu lagi menaikan pedal kursi. Wajah mereka berdekatan. Mereka berdua menahan napas. Wajah mereka berdekatan. Setelahnya Sungjoon kembali ke tempat duduknya. Di saat dia melihat Hyejin, posisi Hyejin sekarang malah lebih tinggi dari Sungjoon. Hyejin menaikan kursinya hingga level tertinggi. ” Baiklah…itu cukup….” ucap Sungjoon. ” Soal kemariiin…….” .
” Ahhhhh…..” seketika Hyejin langsung berdiri dan memotong kata – kata Sungjoon. Hyejin mengatakan bahwa Reporter Kim meminta beberapa artikel darinya. Jadi dia harus segera kembali ke mejanya. Dengan tergesa – gesa Hyejin menuju pintu keluar. Dia menckba membuka salah satu bagian pintu, namun pintu itu tqk segera terbuka. Hyejin mendorongnya dengan panik. Sungjoon yang melihat kejadian ini segera menghampiri Hyejin. ” Sebelah sini pintunya….” Sungjoon membuka sisi pintu sebelahnya. Hyejin pun merasa malu. Akhirnya dia buru – buru keluar ruangan Sungjoon.
Sepeninggal Hyejin, Sungjoon pun membuang nafasnya. Merasa lega. Karena sedari tadi dirinya juga ternyata gugup berhadaoan dengan Hyejin dan mencoba menahannya.
Tiba – tiba Kim Rara masuk menerobos ke ruangan Sungjoon. Dengan gaya centilnya dia memberikan Sungjoon sebuah baju yang harus dia kenakan di saat ada meeting dengan representative dari Bally. Meeting itu adalah dinner Meeting jadi Sungjoon dan Kim Rara akan bertemu dengan representative di luar jam kerja. Meeting akan dilakukan di hotel Ara.
Tiba – tiba Sungjoon mendapat telepon dari Kim Hye Rin, adik HyeJin.
Sementara itu tim editing sedang membicarakan novel dari seorang pengarang terkenal yang akan segera di terbitkan. Kemudian Kim Shinhyuk diminta oleh si penerbit novel untuk menuls reviw tentang buku tsb. Ahreum dkk pun memuji Shinhyuk. Joonwoo juga mengatakan kalau setiap artikel yang ditulis Shinhyuk adalah sebuah prestasi. Shinhyuk sendiri mengatakan bahwa dirinya tak begitu tertarik untuk menulis review novel terkenal. Dia lebih tertarik menulis review novel yang belum banyak dikenal orang. Dengan begitu orang – orang akan lebih tahu bahwa sebenarnya masih banyak novel – novel bagus yang tak terpublikasikan.
Kim Rara lewat diantara mereka. Kim Rara sedang menelpon dan berbicara dalam bahasa Perancis. Tim Editing terlihat takjub. Bahkan Joonwoo mengatakan bahwa Kim Rara adalah kepala editor terbaik.
Hanseol, yang masih mengira bahwa Joonwoo adalah keponakan Kim Rara, makin terkesan pada JoonWoo. Ahreum juga mempertanyakan kepala editor Kim Rara, orang seperti apakah dia ?
Tim editing akan makan siang diluar bersama. Namun mereka tak melihat Shinhyuk. Hyejin meminta mereka untuk pergi duluan dan dia yang akan menghubungi Shinhyuk.
Ketika Hyejin menghubungi Shinhyuk, ternyata yang mengangkat ponsel Shinhyuk adalah seorang perempuan dan mengatakan bahwa Pasien yang memiliki ponsel sedang di kamar mandi. Hyejin heran. Siapa yang dia sebut dengan pasien. Dimanakah ponsel itu sekarang berada. ” Apa ? Di Rumah Sakit ? ” .
Hyejin pun segera keluar mencari Shinhyuk. Ketika Hyejin menemukan Shinhyuk , dia langsung bertanya apa yang dilakukan Shinhyuk di RS. Shinhyuk segera menyembunyikan obat di sakunya. Shinhyuk mengatakan bahwa tidak ada yang dilakukannya di RS. ” Jika kau ke RS, pasti ada sesuatu yang serius. Katakanlah..apa yang terjadi padamu. Apa kau terluka? ” tanya Hyejin sambil memegang tangan Shinhyuk yang terluka. Shinhyuk pun meringis kesakitan dan menyembunyikan wajahnya dari Hyejin. ” Sudahlah…aku lapar…aku ingin makan…ayo pergi…” Shinhyuk tak menjawab pertanyaan Hyejin.
Kim Hyerin dan Ji Sung Joon sedang makan siang di restoran mewah. Hyerin mengatakan bahwa dulu Sungjoon pernah berjanji bahwa dirinya akan mentraktir Hyerin kapanpun dia mau. Dengan gaya wanita dewasa , Hyerin memesan makanan. Sungjoon terus memperhatikan Hyerin. Bahkan Hyerin sempat menawarkan Sungjoon segelas wine. Dengan tertawa kecil, Sungjoon menolaknya. Sungjoon terus dibuat tersenyum oleh tingkah laku Hyerin.
” Tapi…kau benar – benar mirip kakakmu sewaktu dia kecil dulu. Bagaimana bisa kau begitu mirip denganya….” tanya Sungjoon di sela – sela makan mereka. ” Perkataanmu itu seakan – akan menyerangku. Bagaimana bisa kau membandingkan aku dengan Kim Hyejin ? Aku lebih cantik dari dirinya. Dia tidak cantik…tapi…dia cukuo layak untuk mendapatkannya. Hmm..meskioun tak tetlihat, tapi banyak orang yang mengatakan bahwa dia adalah orang baik. ” kata Hyerin. ” Ya….kakakmu adalah seseorang yang baik…” gumam Sungjoon. ” Apa yang kau katakan ??” Hyerin tak mendengar apa yang dikatakan oleh Sungjoon. Sungjoon mengatakan bahwa dia tak mengatakan apa-apa. Disaat Hyerin ingin bertanya apakah di kantor kakaknya adalah…tiba – tiba ponsel Sungjoon berdering. Sungjoon meminta ijin pada Hyerin untuk mengangkat teleponnya dulu. Hyerin pun mempersilakannya.
Akhirnya Hyejin dan Shinhyuk makan siang bersama. Shinhyk mengatakan banhwa tangannya sangat sakit dan tidak mampu untuk menyendok makanan sendiri. Dia meminta Hyejin membantunya. Hyejin, melihat Shinhyuk yang terus mengerang kesakitan, akhirnyamembantu Shinhyuk untuk menyuapi makanannya. Di saat Hyejin mengambilkan air untukknya, Shinyuk pun mencuri kesempatan untuk makan sendiri. Heeeyyy…ternyata tangannya masih mampu untuk menyendok makanan. Dasar Shinhyuk ! Shinhyuk hanya ingin perhatian dari Hyejin. Hyejin bertanya bagaimana Shinhyuk bisa terluka. Tapi Shinhyuk tak pernah menjawab pertanyaan Hyejin dengan serius. Dia terus menjawab dengan cara bercanda. Hingga Hyejin pun kesal dibuatnya.
Di perjalanan kembali ke kantor, Shinhyuk akhirnya berkata bajwa dia terluka karena jatuh dari motornya. Hyejin terkejut. Dia pun mengatakan bahwa dia selalu khawatir jika akan terjadi aesuatu yang buruk saat Shinhyuk mengendarai motornya. Hyejin pun meminta kunci motor Shinhyuk dengan maksud agar Shinhyuk tak bisa mengendarai motornya lagi. Shinhyuk pun tersenyum. Hyejin menghadang jalan Shinhyuk dan terus memaksa meminta kunci motornya. ” Apa kau ingun berkencan denganku? ” tanya Shinhyuk. ” Apa ? ” Hyejin terkejut dengan pertanyaan Shinhyuk. ” Jika tidak…berhentilah bersikap seperti itu. Membuatku tertarik tanpa sebab….” Shinhyuk oun menyingkirkan tangan Hyejin yang menghalanginya. Hyejin terdiam untuk sesaat dan memandangi kepergian Shinhyuk ” Heeeiii….kau bercanda lagi !!! Reporter Kim…!! ” panggil Hyejin sambil mengejar Kim Shinhyuk.
Sungjoon dan Hyerin pun sudah selesai makan siang. Hyerin mengucapkan terima kasih dan berpamitan kepada Sungjoon. Sungjoon berniat utk mengantarkan Hyerin pulang namun Hyerin menolaknya. ” Ahjusssii…tolong jangan beritahu kakakku kalau aku bertemu dengan mua hari ini ya…?? ” pinta Hyerin. Sungjoon pun sepakat untuk tidak membwri tahu Hyejin mengenai pertemuannya dengan Hyerin.
Manajer hotel tempat Ha Ri bekerja memuji Ha Ri karena tindakan yang dia lakukan kepada tamu asing yang dasinya terkena noda. Karena berkat Ha Ri, orang asing tsb bisa melakukan meetingnya dengan baik dan berhasil menjadi pemimpin dari perusahaan IT terkenal. Bahkan orang asing tsb membatalkan meetingnya di Hongkong hanya karena ingin tinggal lebih lama lagi di Ara Hotel. Dengan malu – malu Ha Ri mengatakan bahwa apa yang dilakukannya taak sebesar itu. Manajer hotel pun menjanjikan sebuah hadiah untuknya.
Teriakan histeris Kim Rara membuat terkejut fashion team yang sedang berkumpul. Rara histeris karena Sungjoon meninggalkan baju yang harusnya dia gunakan dalam pertemuan meetingnya. Rarapun meminta toling pada fashion team untuk mengantarkan baju tsb ke rumah Deputi Ji. Seperti yang sudah diduga, fashion team langsung berpura – pura sibuk. Kebetulan Hyejin lewat dengan membawa bawang kesayangannya. Kim Rara pun meminta Hyejin untuk mengantarkan baju tsb ke rumah Sungjoon. Tak membiarkan Hyejin menolak, Rara pun pergi setelah memastikan kepada Hyejin bahwa Dia harus bertemu dengan Sungjoon dan mengatakan bahwa pakaian itu harus dipakainya di pertemuan nanti. Tinggal Hyejin yang semakin bingung.
Hyejin mengantarkan pakaian tsb ke apartemen Sungjoon. Dia menitipkan pakaian tsb ke penjaga dan meminta penjaga tab mengatakan pada Sungjoon bahwa baju tsb adalah dari Han Seol. “” Apakah kau mengganti namamu ? ” Sungjoon tiba – tiba muncul di belakang Hyejin. Hyejin kaget setengah mati. Langsung saja kegugupan melandanya. Hyejin mengatakan bahwa Kim Rara yang memintanya untuk mengantarkan pakaian tsb. ” Ya…dia sudah memberitahuku. ” jawab Sungjoon. Hyejin pun pamit.
Namun Sungjoon mengajaknya mampir untuk minum teh dulu di rumahnya. Lagi – lagi Hyejin menolaknya. ” Apakah aku membuatmu tidak nyaman ? ” tanya Sungjoon. ” Tidak….alasanku tidak ingin minum teh bukan karena aku tidak nyaman…” kata Hyejin. ” Kalau begitu masuklah ke dalam….” jawab Sungjoon memotong kata – kata Hyejin. Dan untuk yang kesekian kalinya, Hyejin tak dapat menolak.
Kaki Hyejin terus bergerak karena gemetar. Tepat setelah Sungjoon menuangkan tehnya di cangkir Hyejin, Hyejin langsung meminumnya. Teh itu sangat panas. Sungjoon sendiri takut terjadi sesuat oada lidah Hyejin. Hyejin kepanasan, namun berusaha menutupinya. Hyejin segera pamit, namun Sungjoon melarangnya. Dia berkata ingin mengatakan sesuatu pada Hyejin. Hyejin duduk kembali. ” Kemarin…..” Sungjoon mengawali pembicarannya. ” Aku tahu….itu adakah perhatianmu sebagai rekan kerjamu. Aku tahu…jika aku mengetahui rekan kerjaku mengalami hal yang serupa, aku pasti juga akan melakukan hal yang sama..” kata Hyejin. ” Bukan…alasanku melakukan itu adalah Kau…” kata Sungjoon. Hyejin tertegun. Perlahan dia menatap wajah Sungjoon. Sungjoon mulai menceritakan perasaanya. Subgjoon mengatakan bahwa awaknya dia merasa terganggu dengan perasaannya. Namun semakin hari dia mulai menyukai saat – saat berbicara dengan Hyejin. Menyukai waktu yang dia habiskan bersama dengan Hyejin. ” Aku menyadarinya semalam…bahwa aku….merasa sangat terganggu olehmu…Kim Hye Jin…”. Hyejin pun memandang Sungjoon.
Dengan tangan gemetar, Hyejin mengambil cangkir tehnya dan meminumnya kembali. Kali ini Hyejin minum dengan tangan bergetar dan tehnya tumpah di bajunya. Sungjoon mengambilkan baju ganti untuk Hyejin. Hyejin menolaknya namun Subgjoon bersikeras meminta Hyejin untuk mengganti pakaiannya yang basah.
Shinhyuk yang baru saja kembali dari interview narasumber mengetahui bahwa Hyejin pergi ke rumah Sungjokn untuk mengantarkan baju milik Sungjoon.
Hyejin mondar – mandir di dalam kamar mandi. Bingung bagaimana dia menghadapi Sungjoon. Sungjoon mengetuk pintu kamar mandi. Bertanya apakah kondisi Hyejin baik – baik saja dan mengapa dia tak keluar dari kamar mandi.
Sungjoon berada tepat di depan Hyejin ketika Hyejin membuka pintu kamar mandi. Mereka hanya saling bertatapan satu sama lain. Tak saling bicara. Hyejin melangkah melewati Sungjoon dan Sungjoon segera menarik tangannya. Wajah mereka bertemu satu sama lain sekarang. Sungjoon mengatakan bahwa baju yang dikenakan Hyejin sekarang terlalu besar. Sungjoon pun membantu Hyejin untuk menggulung lengan baju yang kebesaran tsb.
” Aku minta maaf jika membuatmu merasa tak nyaman. Aku hanya merasa bahwa kau mirip seperti seseorang yang aku kenal dalam waktu yang lama. Pertama kali melihatmu, kau terus mengingatkanku pada seseorang yang sudah lama aku kenal. ” Sungjoon meraih tangan Hyejin yang satunya dan mulai menggulung lengannya lagi. ” Menunjuukan diriku pada seseorang yang aku temui…membicarakan diriku sendiri keoada seseorang yang aku temui..aku melakukan itu tanpa sadar…..”.
Hyejin memandang Sungjoon selama berbicara. Matanya mulai berkaca – kaca. Sungjoon menatap Hyejin. Melihat Hyejin berkaca – kaca , Sungjoon bertanya aoakah dirinya melakukan kesalahan. Hyejin masih terus memandang Sungjoon. ” Tidak….tak ada apa – apa .. Aku akan pergi…” jawab Hyejin. Sungjoon ingin mengantar Hyejin dan segera mengambil kunci mobilnya.
Hyejin meninggalkan apartemen Sungjoon dengan terburu – buru. Sesampainya di luar, dia menghentikan langkahnya dan menyenderkan kepalanya pada pilar. Hyejin memejamkan mata. Berpikir. Tentang perasaanya, apa yang baru saja Sungjoon katakan. Juga tentang perasaan sahabatnya Ha Ri. Sungjoon pun hanya bisa memandangi baju milik Hyejin yang tertinggal di kamar mandinya.
” Mengapa kau pergi tanpa mengatakan sesuatu ….. ” Sungjoon membuka pintu apartemennya dan mendapati Shinhyuk berdiri di sana. Dia mengira bahwa Hyejin yang datang. Namu malah Shinhyuk yang ada di hadapannya saat ini. Tanpa menunggu ajakan si tuan rumah untuk masuk, Shinhyuk langsung nyelonong ke dalam rumah. Membuka kulkas Sungjoon dan mengambil bir. Begitu dia membuka kaleng bir dan ingin meminumnya, Sungjoon memukul tangan Shinhyuk hingga birnya jatuh ke lantai.
” Siapa kau ? Apa kau pengawal Kim Hye Jin ? Mengapa kau selalu berada di sekitarnya ? ” tanya Sungjoon. Shinhyuk menyingkirkan tangan Sungjoon di tangannya yang terluka. ” Mungkin kau bisa menyebutku pengawalnya karena aku dan dia memiliki hubungan sebagai kakak adik. Lalu kau ? Siapa Kau ? Apakah kau kesatria hitam yang berlari menyelamatkannya di tengah hujan di saat dia dalam bahaya ? Wahh…aku pikir kau sedang syuting film…kau terlihat sangat keren…” . Kata Shinhyuk panjang lebar. ” Tidak seperti orang lain, aku tidak mengekspresikan perasaan ku lewat candaan seperti seorang pengecut. ” kata Sungjoon. Shinhyuk tetsenyum kecut dan kemydian berpamitan pada Sungjoon.
Di luar pintu apartemen. Shinhyuk menarik napas dan mengerutkan dahinya. Terlihat serius memikirkan sesuatu.
Han Seol dan Joonwoo sedang makan ramen di sebuah restoran. Hanseol berbicara pada diribya sendiri tentang Joonwoo. Dia bertanya – tanya mengapa Joonwoo mengajaknya makan di temoat seperti itu padahal dia anak orang kaya. Joonwoo bertanya pada Hanseol apakah dia tak merasa nyaman makan di temoat seperti itu. Atau Hanseol tak bisa makan makanan pedas. Hanseol menyangkalnya. Menutupinya dengan segala cara yang dia punya. Joonwoo membersihkan tissue bekas Hanseol. Hanseol merasa aneh. Dia bertanya maksud dari Joonwoo yang melakukan itu semua. ” Apa maksudnya ? Apa kau menyukaiku.? ” tanya Hanseol. ” Hmm…iya…apa kau tak tahu ? ” jawan Joonwoo malu – malu. ” Apa kita berkencan sekarang ? ” tanya Hanseol lagi. ” Baiklah…” Joonwoo menjawan dengan sumringah. Hanseol meminta Joonwoo menciumnya. Joonwoo melakukan hal itu. Hanseol juga meminta Joonwoo memegang tangannya dan Joonwoo pun menggandeng tangan Hanseol. Hanseol terlihat bahagia.
Ha Ri bertemu dengan Shinhyuk di depan supermarket. Ha Ri menggoda Shinhyuk mengatakan bahwa dia terlihat seperi orang yang kabur dari rumah. Namun sepertinya Shinhyuk sedang tak mood menanggapi candaan Ha Ri. ” Dia mengetahui semuanya… Hye Jin…..” ujar Shinhyuk. Ekspressi wajah Ha Ri langsung berubah.
Ha Ri terus mondar – mandir di depan rumah. Ragu – ragu. Apa yang harus dia katakan pada sahabatnya Hyejin. ” Dia mengatakan bahwa dia akan menunggumu mengatakan padanya terlebih dulu. Dan dia juga mengatakan bahwa kau pasti memiliki alasan yang bagus mengapa kau melakukan hal itu. ” kata – kata Shinhyuk terngiang di telinga Ha Ri.
Hyejin sedang menatap sepatu lamanya yang kemarin coba diperbaiki Ha Ri ketika Ha Ri memasuki rumah. Keduanya saling menanyakan keadaan satu sama lain namun dengan canggung. ” Besok….aku akan kembali ke tempatku…Cukuo tunggu sampai besok. Tunggu satu hari lagi. Terima kasih…Hyejin..untuk membiarkanku menceritakan kepadamu sendiri… setelah itu aku akan benar – benar kembali ke tempatku. Terima kasih telah menungguku Hyejin… ” Ha Ri menahan air matanya. Hyejin pun memandang sahabatnya itu tanpa berkata apapun.
Hyejin melakukan interview pertamanya dengan baik. Bahkan sang penulis cerita anak – anak memberikannya hadia sebuah buku. ” Berharap kau akan terus bermimpi…Lee Yi Eun ” begitu tulisan di bukunya. Hyejin membaca buku itu dengan penuh harapan dan senyuman. Berharap suatu saat nanti dia bisa menulia sebuah buku cerita anak -anak seperti cita – citanya dulu.
Dalam perjalanan pulang, Hyejin mampir ke galeri lukisan. Dimana di dalamnya terdapat lukisan milik Renovoir. Hyejin memperhatikan lukisan tsb. Dia juga melihat lukisan seorang anak kecil yang berdiri di belakang pasangan yang sedang menari. Hyejin tersenyum. Sungjoon juga datang untuk melihat lukisan tsb. Keduanya berdiri berdampingan tanpa saling menyadari satu sama lain. Sampai akhirnya Hyejin menyadarinya terlebih dahulu. Dan keduanya sama sekali tak menyangka dapat bertemu disana. ” Apa kau datang untuk melihat lukisan ?” tanya Sungjoon. Hyejin mengatakan bahwa diansedang dalam perjalanan oulang mewawancarai narasumber untuk tulisannya nanti. Sungjoon bertanya aakah semuanya berjalan dengan baik ? Hyejin tak tahu apakah berjalan baik atau tidak. Dia berjanji untuk melakukan yang terbaik buat artikelnya.
Tiba – tiba sekelompok anak kecil melewati mereka berdua. Salah satu anak kecil mengatakan bahwa Sungjoon menggunakan syal polkadot yang sama dengan mereka. Mereka bertanya apakah Sungjoon menggunakan syal tsb karena flu ? Merasa malu…Sungjokn pun melepas syalnya. Hyejin membela Sungjoon, mengatakan kepada sekelompok anak kecil tsb bahwa apa yang dikenakan Sungjoon selalu terlihat fashionable. Dengan tersenyumpun Sungjoon kembali menggunakan syalnya. ” Noona…mengapa kau berpihak pada Ahjussi ini ?? Apa kau mencintainya ??” sontak terdengar suara tawa dari anak kecil tsb dan anak yang lain ikut menertawakan mereka. Sungjoon dan Hyejin salah tingkah.
Hyejin mengatakan bahwa Sungjoon memang selalu menggunakan syal tsb. Sungjoon oun buri – buru melepas syalnya. Hyejin melarangnya mengatakan bahwa dia hanya bercanda. Sungjoon terlihat bagus dengan syal itu. Sepasang kekasih meminta bantuan Hyejin untuk mengambil foto mereka didepan lukisan Renovoir. setelah selesai, sepasang kekasih juga menanwarkan untuk mengambil foto Hyejin dan Sungjoon. Hyejin menolaknya namun Sungjoon segera memberikan ponsel kepada sepasang kekasih tsb. Mereka berdua berfoto dengan tersenyum di depan lukisan renovoir.
Sungjoon menawarkan diri untuk mengantarkan Hyejin pulang. Namun Hyejin menolaknya. Dia berkata ingin mampir ke perpustakaan dan juga ke kantor karena ada beberapa hal yang harus dia lakukan pada artikelnya. Sungjoon mengucapkan selamat tinggal dan berpamitan pada Hyejin . ” Sampai jumpa di hari Senin. ” kata Sungjoon. ” Kepala Deputi…sampai jumpa besok…” jawab Hyejin. ” Huh ? Besok? Besok kan Minggu…kita tak bekerja…” jawab Sungjoon heran. ” Walaupun begitu…tetap saja aku akan mengatakan sampai jumpa besok…” jawab Hyejin. Sungjoon pun mengangguk sambil tersenyum.
Ha Ri menghubungi Sungjoon dan mengajaknya bertemu malam ini. Sungjoon pun mengatakan bahwa dirinya ada pertemuan malam itu dan mungkin agak sedikit telat. ” Bagaimana kalau besok…..tidak….kita bertemu malam ini…” ralat Sungjoon.” Ada sesuatu juga yang harus aku sampaikan padamu malam ini…” kata Sungjoon.
Pertemuan dengan representative Bally berjalan dengan lancar. Ha Ri juga sedang mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Sungjoon.
Hyejin yang sampai di kantor melihat Shinhyuk. Namun dia tak sempat bertemu dengannya karena Shinhyuk terlanjur masuk ke dalam lift. Di dalam kantor, Hyejin bertemu dengan Poongho. Poongho bertanya apa yang Hyejin lakukan di weekend. Hyejin menjawab bahwa dia barusl saja melakukan interview dan ada beberapa catatan yang harus dia kerjakan. ” Ah…interview yang gagal pada saat di Yadong – dong itu kan ? ” tanya Poongho. Hyejin pun mengangguk. Poongho bercerita pada saat itu mereka khawatir Hyejin mengalami kecelakaan karena mobil rusak yang dia kendarai. Lalu dia juga bercerita bahwa Shinhyuk langsung pergi ke sana begitu tahu akan hal tsb. ” Tunggu…kau bilang Kim Shin Hyuk pergi kemana ? ” Hyejin bertanya pada Poongho sekali lagi. ” Dia pergi ke Yadong – dong begitu mendengar kau mengendarai mobil rusak dan mungkin saja mengalami kecelakaan. Dia berlari lebih cepat dari Usain Bolt. Apa kau tak bertemu dengannya ? ” tanya Poongho. Hyejin langsung teringat kejadian yang Shinhyuk bilang dia menggunakan mobil temannya untuk menjemput Hyejin di malam dia ke Yadong- dong juga. Dan Shinhyuk bilang bahwa dirinya terjatuh dari motor dan terluka. Hyejin langsung berlari keluar.
Hyejin memanggil Kim Shinhyuk. Shinhyuk bertanya apa yamg dilakukan Hyejin weekend seperti ini di kantor. Hyejin tak menjawab pertanyaan Shinhyuk. ” Apa kau datang malam itu ? ” tanya Hyejin. Shinhyuk tak mengerti dengan pertanyaan Hyejin.” Yadong -dong…kau datang malam itu kan ? Apakah di sana tempatmu mengalami kecelakaan ? Apa kau mendapatkan kecelakaan karena diriku ? ” tanya Hyejin terengah – engah.
” Ya… ternyata meeting ku lebih cepat dari perkiraan. Aku sudah akan pergi sekarang. ” Sungjoon berbicara dengan Ha Ri di telepon . Ha Ri menjawab bahwa dirinya masih ada pekerjaan dan akan segera menemui Sungjoon nanti. Mata Sungjoon tertuju pada sesuatu. Sungjoon menatapnya tanpa ekspressi.
Hyejin terus memaksa Shinhyuk mengatakan apakah bemar dia terluka karena dirinya. ” Ya…benar…aku terluka karena aku mengejarmu. ” jawab Shinhyuk. Hyejin terdiam. ” Kenapa ? Apa kau merasa bersalah ? Teruslah merasa bersalah padaku…..Aku….aku juga ingin kau mengkhawatirkan ku Jackson….” jawab Shinhyuk. ” Tetapi reporter…..” Shinhyuk memperdengarkan rekaman suara Hyejin yang mengatakan bahwa Hyejin akan mengabulkan 3 permintaan Shinhyuk. ” Aku…akan menggunakan permintaan terakhir ku sekarang….” ujar Shinhyuk. Hyejin masih terus terdiam.
” Permintaan terakhir ku adalah…ini…..” Shinhyuk memeluk Hyejin. Shinhyuk mengatakan bahwa dia tak pernah memandang Hyejin sebagai seorang teman. Shinhyuk juga mengatakan bahwa dia tak pernah bisa menjadi teman kepada Hyejin.
Sementara itu Ha Ri sekali lagi mendapatkan pujian karena sikapnya kepada para tamu. ” Min Ha Ri……..” panggil seseorang di belakangnya. ” Yaa…..” Ha Ri menjawab dan menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Sungjoon……Ji Sung Joon yang memanggilnya dengan nama aslinya. Ji Sung Joon berdiri di belakangnya saat ini. ” Sung Joon – a…” Ha Ri memanggil nama Sungjoon perlahan.
Monolog Hyejin : ” Ketika kita mengakui kebohongan dan ingin mengungkapkan kebenarannya, kita akan berakhir dengan sebuah keraguan. Dan dalam keraguan yang panjang itu bahkan kita tak diijinkan untuk mengungkaokan sebuah kebenaran. “
Sungjoon menghampiri Ha Ri.. ” Min Ha Ri……siapa kau ???” tanya Syngjoon. Ha Ri benar – benar tak bisa berkata apa – apa. Hanya bisa menatap Sungjoon dengan keterkejutannya.
………………………………………………………..