” Min Ha Ri…siapa kau ? Mengapa ? Bagaimana bisa kau menjadi Kin Hyejin ? Apa yang sudah kau lakukan selama ini ? ” tanya Sungjoon pada Ha Ri. Ha Ri terlihat bingung dan takut. Tak menyangka bahwa Sungjoon akan mengetahuinya sendiri dengan cara ini. ” Maafkan aku Sungjoon…. Aku akan menjelaskan semua yang terjadi. Bahwa apa yang sudah terjadi adalah….” Ha Ri ingin meraih tangan Sungjoon namun Sungjoon menampiknya. ” Jawab aku…..siapa kau ??!” tanya Sungjoon lagi.
” Teman…..Temannya Hyejin….Hyejin memjntaku untuk menjadi dirinya dan menemuimu sekali saja. Namun setelah pertemuan tak sengaja kita di hotel pada saat itu semuanya menjadi rumit. ” . ” Jadi…Kim Hyejin yang asli adalah…..orang yang selama ini aku pikirkan…..” . ” Ya….kau benar…” jawab Ha Ri. Suaranya pelan. Hampir saja tak terdengar. ” Maafkan aku yang telah menipumu Sungjoon. Aku tak bermaksud menyimpannya selama ini….” belum selesai kata – kata Ha Ri, Sungjoon pergi meninggalkannya.
Ha Ri langsung terisak.
Dia menangis. Semuanya telah berakhir sekarang. Sungjoon dan Hyejin, keduanya sudah mengetahui apa yang sudah terjadi. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah mereka harus mengetahui hal itu sendiri dan bukan dari mulutnya.
Di mobilnya, Sungjoon mengingat semua kejadian tentang Hyejin. Tentang rambutnya yang berubah menjadi keriting saat hari hujan, kebiasaannya mengatakan ” go ” di saat lampu hijau menyala. Hati Sungjoon terasa sakit. Orang yang dia cari selama ini begitu dekat dengan dirinya. Sungjoon juga teringat tentang payung merah yang dia berikan di saat pertemuan pertama mereka. Sungjoon menitikkan air matanya. Dia selama ini telah begitu kejam pada orang yang dicarinya. Di saat Hyejin meneriakkan namanya sendiri sewaktu dia sedang mabuk. Mengapa dia tak menyadari kalau pada saat itu Hyejin ingin mengatakan bahwa dia adalah teman masa kecilnya? Batin Sungkokn makin terasa sakit. Tetakhir dia mengingat kata – kata Hyejin sewaktu kecil yang menceritakan tentang ” hidden girl ” di lukisan Renovoir.
Shinhyuk memeluk Hyejin dan mengatakan bajwa dia akan menggunakan permintaan terakhirnya malam itu. Hyejin tak berkata apa – apa. ” Jika kau ragu seperti itu dan tak bisa datang padanya…datanglah kepadaku….Berikan aku kesempatan juga….hmm ?? ” pinta Shinhyuk. Kali ini Hyejin menganggap bahwa Shinhyuk benar – benar serius mengatakan perasaanya. Ketika Hyejin hendak mengatakan sesuatu kepada Shinhyuk , ponselnya berdering. Dari Sungjoon. Shinhyuk pun meminta Hyejin untuk mengangkat teleponnya.
” Sudah lama tak berjumpa….Kim Hye Jin….” kata Sungjoon di saat sudah tersambung oleh Hyejin. Hyejin merasa aneh dengan kata – kata Sungjoon karena baru saja beberapa saat lalu mereka bertemu di galeri lukisan. ” Sudah lama tak bertemu….Hyejin-na….” kata Sungjoon lagi sambil menahan tangisnya. Hyejin terdiam. Sepertinya dia mulai mengerti apa yang sedang terjadi. ” Aku merindukanmu….Kim Hye Jin…..” air mata mulai mengalir di pipi Sungjoon. ” Sungjoon – na….” jawab Hyejin. Shinhyuk mulai mengerti apa yang terjadi. Ya…Sungjon sudah mengetahui semuanya. Mengetahui bajwa Hyejin adalah cinta pertamanya. Sungjoon mengajak Hyejin untuk bertemu.
” Jangan pergi….jangan pergi Jackson….” pinta Shinhyuk. Namun Hyejin meminta maaf pada Shinhyuk bahwa dia harus pergi. Dan akhirnya Hyejin berlari pergi meninggalkan Shinhyuk. Shinhyik pun hanya bisa menarik napas. Entah apa yang harus dia lakukan. Hyejin sudah menolaknya.
Hyejin dan Sungjoon mencari satu sama lain. Seperti tak sabar ingin bertemu. Padahal mereka sudah sering bertemu. Namun kali ini pertemuan mereka diiringi oleh perasaan yang berbeda. Hyejin berjalan melintasi jalan dan tiba – tiba ada seseorang yang menatik tangannya. Ji Sung Joon…ya…Sungjoon, cinta pertamanya kini tepat berada di hadapannya.
Begitu juga dengan Sungjoon. Sahabat keciknya yabg sudah lama ia cari, kali ini berada di hadapannya. Selama ini dirinya begitu dekat dengan Hyejin, namun tak pernah mengenalinya sebagai teman masa kecilnya.
” Aku menemukannya….akhirnya aku menemukannya….temanku…Kim HyeJin…..” ujar Sungjoon. Matanya mulai berkaca – kaca. Begitu juga dengan Hyejin. Dia mulai menitikkan air mata. Sungjoon menumpahkan perasaannya. Apa yang selama ini disembunyikan oleh Hyejin. Apakah Hyejin tak tahu bahwa Sungjoon sangat merindukan Hyejin. Namun Sungjoon meminta maaf karena sudah terlalu lama mengenali Hyejin. Seharusnya dia bisa mengenali Hyejin lebih cepat. Untuk itu dia minta maaf. ” Kau pasti berusaha keras selama ini kan ? ” tanya Sungjoon. Hyejin menggeleng. Air mata sudah turun di mata keduanya.
Kau berada begitu dekat denganku…mengapa aku tak bisa mengenalimu seperti orang bodoh? Biar kulihat….” Sungjoon menyentuh pipi Hyejin dengan kedua tangannya. Dia mengatakan bahwa dilihat dari manapun, Hyejin terlihat seperti Hyejin-nya. Dan memang benar, dia adalah Hyejin- nya. Hyejin daritadi hanya diam. Tak mampu berkata apa – apa. Akhirnya, Sungjoon mengenali dirinya. Dan dia sekarang bersama cinta pertamanya.
Sungjoon dan Hyejin menikmati malam sambil berjalan di tepian Sungai Han. Mereka terlihat bahagia. Mereka saling meleoaskan kerinduan mereka. Dan Hyejin mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Dulu sebenarnya Hyejin ingin bertemu dengan Sungjoon . Namun di saat Sungjoon melewati dirinya dan tak mengenalinya, tiba – tiba Hyejin merasa minder. Pada saat itu keadaan Hyejin sangat menyedihkan. Dia pengangguran dan fisiknya ? Jauh berbeda dengan apa yang diingat oleh Sungjoon. Oleh karena itu dia tak memiliki keberanian untuk menghadapi Sungjoon. Sungjoon juga mengatakan bahwa semuanya adalah salahnya. Dia memulai sesuatu yang salah dengan Hyejin. ” Bukan…aku lah yang salah..jika pada saat itu aku tak sembunyi, mungkin akan lebih baik. ” jawab Hyejin.
Sungjoon mengatakan bahwa selama ini Hyejin sudah bekerja keras. Sungjoon menebak – nebak apa yang ada di benak Hyejin saat setiap bertemu dengannya. Dengan mengetahui semua kebenaran. Pasti terasa sangat sulit untuk Hyejin. Hyejin beroikir bahwa kebohongan akan seperti bola salju. Semakin lama semakin besar hingga Hyejin kesulitan untuk mengatasinya.
Sungjoon bertanya pada Hyejin. Jika pada saat pertemuan mereka dulu keadaan Sungjoon lebih buruk dari masa kecilnya, apakah Hyejin akan menyesal dan kecewa karena telah bertemu dengan Sungjoon. Sungjoon berpikir bahwa hal tsb bukanlah suatu masalah untuk mereka. ” Apakah hanya aku yang merasa seperti itu ? ” tanya Sungjoon. Hyejin menggeleng.
Sungjoon memegang bahu Hyejin dan berkata bahwa apapun keadaan mereka sekarang dan seperti apa tampilan Hyejin di depan Sungjoon, itu tak akan menjadi masalah untuknya. Sungjoon tak akan mempermasalahkan penampilan Hyejin di depannya. ” Jika saya hari itu aku tidak bersembunyi….mungkin semuanya akan jauuuh lebih baik…aku menyesalinya…” kata Hyejin. Sungjokn mengatakan bahwa tak perlu menyesal lagi. Tak perlu melihat kebelakang lagi. ” Mari kita melihat untuk saat ini Hyejin-na…” tutur Sungjoon. Hyejin pun mengangguk.
Hyejin bertanya pada Sungjoon tahu hal ini semua karena diberitahu oleh Ha Ri. Namun Sungjoon menjawab tidak. Dia hanya mengasumsikan hal ini itu selama dalam perjalanan menemui Sungjoon. ” Jadi maksudmu, kau kesink bukan karena Ha Ri yang menceritakan semuanya kepadamu ? ” tanya Hyejin lagi.
Hyejin berlari memasuki rumahnya. Dia bertemu dengan Ha Ri yang akan pergi keluar rumah. Ha Ri bertanya mengapa Hyejin cepat sekali pulang ke rumah. Bukankah dia harusnya bertemu dengan Sungjoon. Hyejin tak menjawab pertanyaan Ha Ri. Justru dia khawatir dengan keadaan sahabatnya itu. Dia menanyakan apa keadaan Ha Ri baik – baik saja. Ha Ri menjawab dirinya baik – baik saja. Dia juga mengatakan pada Hyejin harusnya dia segera menceritakan semuanya terlebih dulu pada Hyejin. Hyejin bilang kalau dia mempercayai Ha Ri. ” Apa yang terjadi sebenarnya ? ” tanya Hyejin lagi. ” Dia hanya lebih dulu tahu sebelum aku memberitahukannya semua. ” jawab Ha Ri. Kemudian Ha Ri berpamiyan pada Hyejin karena akan pergi dengan oppa kenalannya dan meminta Hyejin jangan menunggunya karena dia akan pulang terlambat. Hyejin merasa ada yang aneh dengan tingkah laku H Ri. Ha Ri menyembunyikan perasaannya. Hyejin tahu akan watak sahabatnya itu. Namun dia tak mengatakannya. Dia akan memberi waktu pada Ha Ri untuk bisa menyampaikan perasaannya sendiri.
Hyejin mendengar suara ponsel Ha Ri berdering dari kamar Ha Ri. Benar saja, Ha Ri meninggalkan ponselnya. Hyejin menerima panggilan telepon tsb dan ternyata panggilan itu berasal dari oppa kenalan Ha Ri yang baru saja ia ceritakan. Ha Ri berbohong padanya. Dia tak pergi bersama si oppa kenalannya. Hyejin melihat sobekan surat di tong sampah di kamar Ha Ri. Hyejin mengambilnya dan mencoba membacanya sekilas. Surat untuk Sungjoon. Hyejin pun meyusun sobekan – sobekan kertas itu menjadi satu. Terbaca olehnya surat itu memang ditulia Ha Ri untuk Sungjoon. Berisi tentang permintaan maafnya.
” Dari mana dan bagaimana aku harus menjelaskannya. Aku pikir aku tidak dapat menjelaskan secara langsung kepadamu, sehingga aku menulis surat. Maafkan aku …. Sungjoon.. Aku pikir tak ada yang bisa aku katakan selain maaf. Anehnya…di saat aku mengalami waktu yang sulit aku selalu berlari ke kepadamu. Aku selaku merasa nyaman dengan semua perlakuan dan perkataanmu. Aku sempat berpikir sesaat bahwa kau dan aku mirip. Walaupun semua yang kau katakan padaku itu semua adalah karena kau berpikir bahwa aku adalah Hyejin. Aku meyalahgunakannya seperti orang bodoh. Aku merasa sangat buruk dan serakah. Terima kasih untuk semuanya. Aku tahu mengatakan itu saja tidak cukup tapi aku minta maaf. Pada saat kau menganggap aku seorang Hyejin dan saat ini pun.. aku tahu bahwa kau hanya menyukai Kim Hye Jin seorang. Aku benar – benar minta maaf karena memotong hubungan kalian dan membuat kau menempuh rute yang lebih panjang untuk menemukan Hyejin. Dengan tulus, aku akan mendukung hubungan kau dan Hyejin. Sahabat Hyejin….Ha Ri. “
Hyejin menemukan Ha Ri. Ha Ri menangis sangat keras. Hyejin hanya bisa memandang sahabatnya itu dari belakang. Hyejin pun juga mulai menitikkan air mata.
Keesokan harinya ketika Hyejin ingin berangkat ke kantor, dia teringat akan Ha Ri. Hyejin mengetuk pintu kamar Ha Ri , tak ada jawaban. Hyejin membukanya dan Ha Ri tak ada di tempat tidurnya. ” Apakah kau belum berangkat kerja ? ” suara Ha Ri di belakang Hyejin. Ha Ri baru saja kembali dari olahraga paginya. Hyejin bertanya mengapa Ha Ri berolahraha sepagi itu padahal dia pulang larut malam. Ha Ri berbohong lagi mengatakan bahwa semalam dia habis banyak minum. Badannya terasa sakit sehingga dia memerlukan olahraga untuk memulihkannya. Hyejin yang tahu bahwa Ha Ri berbohongpun membiarkannya. Hyejin hanya mengiyakan apa kata HaRi. ” Aku haus…dan sepertinya aku butuh minum ” kata Ha Ri. Ha Ri pun berjalan ke kamarnya. ” Mengapa kau berjalan menuju kamarmu ? ” tanya Hyejin. Ha Ri tak mengerti, ” Huh ? ” . ” Kau bilang kau haus dan butuh air minum, mengapa kau berjalan ke kamarmu ? ” jelas Hyejin. ” Aahhhhh…kenapa aku bisa ke arah kamarku yaa ??” Ha Ri berbicara pada dirinya sendiri. Hyejin terus memperhatikan tingkah Ha Ri yang makin aneh. Hyejin tahu pasti bahwa sahabatnya ini tidak baik – baik saja.
Sungjoon sedang bersiap ke kantor. Terasa bersemangat karena dia sudah menemukan seseorang yang selama ini dia cari. Dan merwka akan sering bertemu karena mereka 1 kantor. Sungjoon pun berlatih mengucapkan kata ” Hallo…Hyejin” untuk Hyejin di depan cermin. Sungjoon juga menatap bawang yg dilukis dengan wajah tersenyum sebelum melangkah ke luar pintu.
Sementara itu Shinhyuk masih terbaring di tempat tidurnya dengan mata terbuka. Melamun. ” Aah….benar – benar….” gerutu Shinhyuk pada dirinya sendiri.
Hyejin bertemu dengan Sungjon di jalan penyebrangan keesokan harinya. Tak langsung menyapa, Hyejin berdiam diri sejenak untuk menatap wajah Sungjoon. Sungjoon sendiri tak menyadari kehadiran Hyejin di sampingnya karena sedang terfokus pada gadget di tangannya. Hyejin terus menatap Sungjoon. Entah bagaimana harus bersikap terhadapnya setelah semua yang terjadi antara dia, Sungjoon dan juga sahabatnya Ha Ri.
” Selamat pagiiii !!! ” kata Hyejin ceria sambil berdiri di samping Sungjoon. Sungjoon menyambut dengan senang kedatangan Hyejin. Hyejin mengatakan bahwa Sungjoon selalu saja sibuk dengan gadgetnya meskipun dia sedang ada di jalan. Itulah yang mnyebabkan dia suka menabrak pintu dan terlihat bodoh. Sungjoon menuruti kata Hyejin dan memasukkan gadgetnya. Sungjoon tersenyum bahagia menatap Hyejin. Dia pun menirukan gaya Hyejin berbicara ” go ” saat lampu hijau menyala. Sungjoon hendak menggandeng tangan Hyejin namun Hyejin buru – buru mengangkat tangannya dan berpura – pura mengatakan badannya sakit.
Sungjoon yang terkejut dengan tingkah laku Hyejin. Dia tak menyangka kalau Hyejin akan menghindari genggaman tangannya.
Sungjoon mengejar Hyejin dan berbicara seperti biasanya. Sungjon mengajak Hyejin untuk makan malam dan mengunjungi tetangganya dahulu. Disana ada kafe yang menjual kue. Pada saat hari perayaan ” orang bertangan kidal ” , Hyejin membelikan kue disana. ” Apakah kau ingat ? ” tanya Sungjoon. ” Apakahbada kenangan seperti itu ? Hmm…aku begitu buruk dalam hal mengingat….jadi ingatanku agak kabur…” jawab Hyejin sambil berjalan mendahului Sungjoon. Sampai sini, Sungjoon merasa aneh dengan sikap Hyejin.
Di dalam lift, Hyejin terus berceloteh pada Sungjoon. Dia mengoceh soal bagaimana seharusnya dia memanggil Sungjoon, bagainana kehidupan Sungjoon di America sehingga bisa merubah dia menjadi pria keren seperti sekarang. Sampai dengan mengajak reuni kawan – kawan sekolah mereka dulu. Namun Sungjoon tak menanggapinya. Ekspressinya datar. Pintu lift terbuka. Sudah waktunya mereka keluar dari lift tapi Sungjoon memegang tangan Hyejin dan menekan tombol lantai 20. Pintu lift tertutup kembali.
Sungjoon bertanya mengapa sikap Hyejin berubah dalam semalam. Hyejin menjawab bahwa mereka harus membedakan antara urusan pekerjaan. Agak sedikit tak nyaman bila yang lain tahu bahwa mereka adalah teman sekelas. ” Apa kau hanya menganggapku sebagai teman sekelas ? Mengapa kau tiba – tiba seperti ini ? ” tanya Sungjoon . ” Karena Ha Ri menyukaimu…..” kata Hyejin dalam hati. Hyejin masih mencoba bersikap sebagai seorang teman kepada Sungjoon. Hyejin juga mengatakan bahwa anggapan bahwa mereka adalah cinta pertama masing – masing adalah kuno. Hyejin sendiri berusaha menahan perasaan yang ada di hatinya. ” Mungkin hanya aku yang merasa bahwa hubungan kita adalah istimewa. Bisa bertemu denganmu lagi setelah sekian lama dan tak lagi ingin membuang waktu yang ada…mungkin hanya aku yang merasa seperti itu. Aku bertanya sekali lagi. Apa alasanmu menjadi seperti ini ? ” tanya Sungjoon lagi. ” HaRi…sangat menyukaimu….” bati Hyejin. Hyejin menjawab pertanyaan Sungjoon dalam hati. Dia hanya tersenyum pada Sungjoon. Melihat Hyejin yang tak mengatakan apa – apa dan hanya tersenyum, Sungjoon pun mengatakan bahwa dia mengerti dan pergi meninggalkan Hyejin .
Hyejin berpapasan dengan Shinhyuk di koridor kantor. Hyejin meminta maaf soal kejadian malam itu. Disaat dia meninggalkan Shinhyuk dan berlari ke Sungjoon. Hyejin kemudian memberikan uang kepada Shinhyuk. ” Lenganmu terluka karena aku…jadi itu sebagai biaya perawatan RS ” . Shinhyuk hanya menarik napas dan mengembalikan uang itu kepada Hyejin.
” Mengapa wajahmu masam seperti itu ? ” tanya Kim Poongho yang juga berpapasan dengan Shinhyuk di belakang Hyejin. Hyejin menoleh ke arah mereka berdua. ” Sudah tak ada yang menarik disini….” jawab Shinhyuk. Poongho pun melihat curiga ke arah Hyejin.
Poongho menghampiri meja Hyejin dan menanyakan apa yang sedang terjadi antara dirinya dan Hyejin. Hyejin tak memgerti dengan pertanyaan Poongho. ” Aku tahu..kalian berdua sangat dekat..msudah sampai mana hubungan kalian ? ” tanya Poongho. Hyejin pun menyangkalnya. Berkata bahwa dirinya dan Shinhyuk tak terjadi apa – apa. Namun Poongho masih tetap ada sesuatu di antara mereka. Percakapan ini pun di dengar oleh Sungjoon yang tak sengaja lewat di antara mereka.
Joonwoo sedang berbicara dengan ayahnya di telepon. Han Seol menguping pembicaraan mereka dari belakang. Terdengar oleh Hanseol bahwa Joonwoo memanggil ayahnya ” president”. Han Seol semakin percaya diri bahwa Joonwoo adalah anak dari pemilik Jin Sung Group. Hanseol bertanya apakah ayah Joonwoo seorang President. Jonwoo menceritakan bajwa ayahnya ingin sekali menjadi president di klub sepak bola dan akhirnya keinginannya tercapai. Han Seol sempat merasa aneh mengapa seorang president dari perusahaan besar bisa menjadi president sepak bola. Namun memikirkan beberapa alasan yang mungkin, HanSeol membiarkan pertanyaan itu berlalu di kepalanya. Joonwoo menyebutkan bahwa ayahnya memang sibuk. Salah satu keksibukannya adalah menyetrika baju.
” Ha ? Menyetrika baju ? ” tanya Han Seol. ” Oh..apakah aku belum memberitahumu ? Ayahku memiliki bisnis laundry yang besar di daerah Gangnam….” . Hanseol langsung panik. Ada yang salah dengan dugaannya selama ini. ” Lalu…bukankah kau belajar ke luar negeri juga ? Bahasa Inggrismu sangat bagus…” tanya Hanseol masih tak percaya. Jonwoo menjelaskan bahwa ayahnya juga membuka bisnis tsb di LA. Itu yang menyebabkan dia bisa berbahasa Inggris dengan bagus.
Shinhyuk terlihat diantar oleh seorang supir dan salah satu pria yang sepertinya adalah seorang asisten pribadi. Si asisten menawarkan akan menelpon Shinhyuk jika urusan Shinhyuk sudah selesai. Namun Shinhyuk menolaknya.
Sungjoon teringat di saat Shinhyuk menggendong Hyejin di punggungnya. Kemudian dia juga teringat di saat Shinhyuk mengatakan kepadanya bahwa Shinhyuk menyukai Kim Hyejin.
Hyejin masuk ke dalam ruangan Sungjoon dengan membawa resume dari rapat mereka. Sungjoon mengatakan mulai saat ini Hyejin dapat menaruh resume ke dalam file dan tak perlu mengantarkan kepada Sungjoon satu persatu. Hyejin menuruti perintah Ji Sung Joon. Kemudian Sungjoon memberikan uang ganti kepada Hyejin karena sudah membayar ongkos kiriman paket kantor. Tadinya Hyejin menolak. Namun Sungjoon mengatakan bahwa itu adalah urisan kantor dan sangat tidak etis untuk Hyejin bila menggunakan uang pribadi.
” Aku tak bisa….Hyejin -na…” kata Sungjoon setelah Hyejin membalikkan badannya untuk berjalan ke arah pintu keluar. Hyejin menghentikan langkahnya. ” Hanya menjadi teman sekelasmu…memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan…aku tak bisa…bukan…tapi aku tak mau….bahkan aku tak mengerti mengapa aku harus melakukan hal ini ! ” kata Sungjoon. Hyejin membalikkan badannya dan ingin mengatakan sesuatu pada Sungjoon. Namun sayang, leader Cha masuk dan memotong pembicaraan mereka berdua. Hyejin pun segera pergi dari ruangan Sungjokn tanpa berkata apa – apa.
Hyejin memutar bawang tersenyum di mejanya ke sisi lain. Sekarang bawang berwajah sedihlah yang menghadap ke arah Hyejin. Sungjoon terus melihat Hyejin dari dalam ruangannya.
Shinhyuk telah selesai mewawancarai seorang narasumber untuk majalahnya. Dia sudah sering kali mewawancarai orang tsb. Namun sepertinya si narasumber kecewa karena Shinhyuk bersikap tak seperti biasanya. Padahal narasumber tsb sengaja meluangkan waktunya agar bisa melakukan wawancara yang menarik bersama Shinhyuk. Namun Shinhyuk seperti orang lain pada saat itu. Entah mengapa. Shinhyuk berusaha untuk bertingkah lucu lagi agar narasumber itu tak kecewa padanya.
Shinhyuk berbicara dengan seseorang menggunakan bahasa Inggris. Dia mengatakan bahwa dia merindukan orang tsb. Shinhyuk juga mengatakan bahwa mereka harus tetap saling menghubungi satu sama lain. ” Mungkin sudah waktunya untuk pergi…” kata Shinhyuk.
Hyejin bertemu dengan Ha Ri di depan rumahnya. Ha Ri sedang berjalan dengan seorang pria. Hyejin bertanya siapa pria itu. Ha Ri salah menyebut nama si pria sehingga si pria meralatnya. Ha Ri meminta pria itu pergi dulu ke mobil sehingga dia bisa berbicara dengan Kim Hye Jin. Sekali lagi Hyejin bertanya siapa pria tsb. Ha Ri menjawab bahwa dia adalah seseorang kenalannya. ” Bagaimana bisa kau pergi dengan seseorang yang bahkan kau tak tahu namanya. ” kata Hyejin. ” Mengapa kau bersikal seperti seseorang yang baru saja mengenalku ? ” jawab Ha Ri. Hyejin meminta Ha Ri untuk masuk ke dalam rumah karena ada yang ingin dia bicarakan. Namun Ha Ri mengatakan bahwa mereka bisa bicara di luar saja. Dengan paksa, Hyejin menarik tangan Ha Ri untuk masuk ke dalam rumah.
“Apa yang kau lakukan ??!! ” kata Ha Ri sambil melepaskan genggaman tangan di pergelangan tangannya. Hyejin kemudian berteriak di depan Ha Ri. Hyejin mengatakan jika memang Ha Ri kecewa, bilang saja kecewa dan jika sedih, bilang saja sedih. Jangan bersikap seolah – olah dia baik saja. ” Mengapa kau berteriak kepadaku ? ” tanya Ha Ri. Ha Ri menjawab tentu saja dia akan mengatakan pada Hyejin kalau dia kecewa. ” Kau menangis…mkau menangis semalamndan aku melihatnya….” kata Hyejin akhirnya. Ha Ri agak terkejut mendengar perkataan Hyejin bahwa Hyejin melihat dirinya menangis semalam. ” Sampai kapan kau akan bersikap seolah – olah kau tahu…sampai kapan kau akan berpura – pura seakan – akan semuanya baik – baik saja…? ” tanya Hyejin. ” Seseorang yang berpura – pura tahu semuanya dan berpura – pura dirinya baik – baik saja, bukankah dirimu ? ” tanya Ha Ri berbalik pada Hyejin. Ha Ri mengatakan bahwa seharusnya dia marah pada Ha Ri atas apa yang sudah Ha Ri lakukan padanya.
” Ya !! Aku marah padamu !! Kecewa padamu !! Tapi itu semua bukan karena Sungjoon !! ” suara Hyejin makin meninggi. Yang membuat Hyejin kecewa adalah sikap Ha Ri saat ini padanya. Hyejin yang menyeret Ha Ri dalam kasus ini. Ide ini awalnya adalah ide Hyejin. Pada awalnya Hyejin hanya menganggap bahwa Ha Ri belum dapat mengatakan semua alasan kepadanya. Mengapa dia terus menemui Sungjoon di belakangnya. Sikap Ha Ri yang terkesan menghindari Hyejin inilah yang membuat Hyejin marah dan kecewa. ” Setidaknya bicaralah padaku. Katakan padaku apa alasanmu…jangan bertingkah seperti anak kecil seperti ini…” kata Hyejin lagi. ” Hanya ini yang bisa aku lakukan…” suara Ha Ri terdengar melemah. ” Aku akan segera menghilang….” kata Ha Ri. ” Tidak…aku yang akan pergi..Aku adalah orang yang menumpang tinggal denganmu…” kata Hyejin. Hyejin masuk ke kamarnya dan mulai mengemasi barangnya. Ketika dia melihat Ha Ri yang keluar rumah dan bukan membujuk dirinya untuk tak pergi, Hyejin merasa kesal.
To be continoue……………………..