Ayah dan ibu Hyejin terkejut melihat Hyejin yang tiba – tiba pulang. Hyeji mengatakan bahwa dia ingin bermalam di rumah. Hyejin agak kesal karena kedua orang tuanya terus menanyakan Ha Ri. Bahkan sampai Hyerin pun juga menanyakan Ha Ri. ” Aah…aku taj tahu…mengapa semua orang menanyakan Ha Ri !!! ” gerutu Hyejin sambil keluar rumah hendak menikmati udara luar.
Sungjoon teringat ucapannya saat bersama Hyejin malam itu. Mereka berdua sepakat untuk tak menyesali masa lalu dan hanya fokus pada masa sekarang. Dia melihat bawang yang berwajah sedih di meja Hyejin. Kemudian dia mengambil ponselnya dan menekan tombol calling pada kontak dengan nama ” my umbrella “. Dan dia mendengar suara Hyerin di seberang sana.
Hyejin terkejut saat melihat ayah, ibh dan adimnya sedang mengobrol bahagia bersama Sungjoon. Mereka membahas Sungjon dibmasa lalu. Ayah Sungjoon kagum karena Sungjoon bisa berubah menjadi seseorang yang tampan seperti sekarang. Ibu Hyejin juga mengatakan bahwa jika mereka bertemu di jalan, pasti dia tak akan bisa mengenali Sungjoon.
” Sedang apa kau disini ? ” tanya Hyejin masih dengan keterkejutannya. ” Oppa bilang kalau dia ingin bertemu denganmu. Dan aku mengijinkannya untuk datang kemari ” jawab Hyerin. ” Sejak kapan kau memanggilnya oppa ?? ” Hyejin duduk di antara mereka berempat.
Sungjon menanyakan kabar ayah dan ibu Hyejin. Dia juga bercerita bahwa dulu dia sering kali memakan makanan buatan Ibu Hyejin. ” Ya…dulu sewaktu ayahmu dinas di luar, kau juga sering tidur di rumah kami….” cerita ibu Hyejin. Hyerin juga tak percaya jika dulunya Sungjoon bertubuh gendut.
Tiba – tiba ayah Hyejin menanyakan apakah Sungjoon sudah memiliki pacar atau belum. ” Kau ini berkata apa? Aku dan dia tak memiliki hubungan seperti itu ” kata Hyejin. ” Tidak….sepertinya kami memiliki progress yang bagus…” jawab Sungjoon yang membuat Hyejin menatap aneh ke arah Sungjoon namun wajah malu – malu terlihat di wajah orang tua Hyejin dan juga adiknya.
Ayah Sungjoon menawarkan wine yang mereka buat sendiri kepada Sungjoon. Hyejin mengatakan kalau Sungjoon tak bisa minum alkohol. Mungkin dengan maksud ingin meyenangkan hati orang tua Hyejin, Sungjoon menerima tawaran mereka. Hyejin hanya geleng – geleng kepala melihatnya. Benar saja, setelah meneguk 1 gelas kecil wine Sungjoon langsung terlelap di meja makan.
Ha Ri berjalan tertunduk menuju rumahnya. ” Ha Ri…..” panggil sebuah suara menyebut namanya. Ha Ri menoleh ke arah suara tsb. Ibunya…berdiri di hadapannya saat itu. Ha Ri menahan tangisnya. Kemudian dia berjalan melewati ibunya. Berusaha mengabaikannya. ” Apakah kau tak merindukan ibu ? Ikutlah bersama ibu sekarang Ha Ri…” ibu Ha Ri mulai menangis. Ha Ri menghentikan langkahnya. Ha Ri menoleh ke arah ibunya. ” Datanglah ke sisi ibu…Ha Ri…” ibu Ha Ri makin terisak. Ha Ri pun ikut menangis.
Hyejin membolak – balikan badannya di tempat tidur. Dia tak bisa tidur. Pikirannya melayang pada Sungjoon. Hyejin pergi keluar kamar dan mendapati ayah serta ibunya memandangi Sungjoon yang sedang tidur.
Ayah dan ibu Hyejin berpendapat bahwa Sungjoon menyukai Hyejin. Hyejin pun meminta agar ayah dan ibunya pergi agar tidak menganggu Sungjoon. Selepas ayah dan ibunya pergi, giliran Hyejin yang menikmati keindahan wajah Sungjoon. Dia menatap Sungjoon yang terlelap. Hyejin tersenyum.
Mata Sungjon bergerak – gerak dan kemudian terbuka. Hyejin langsung memalingkan wajahnya dari Sungjoon. Sungjoon terbangun sekarang. Agak lama menyadari apa yang baru saja terjadi. ” Apa kau baik – baik saja ? ” tanya Hyejin. ” Tidak..karenamu aku tidak baik – baik saja…” jawab Sungjoon. Sungjoon mengajak Hyejin untuk berbicara di luar .
Keduanya duduk bersebelahan. Agak berjauhan. Sungjoon masih menanyakan alasan Hyejin bersikap seperti itu kepadanya. Awalnya Sungjoon mengira sikap Hyejin ini karena Kim Shinhyuk. Namun bukan. Sungjoon mengerti apa sebenarnya yang dirasakan oleh Hyejin. Dia hanya tak ingin salah paham. Hyejin menghela napas. Hyejin mengatakan pada Sungjoon bahwa menjadi cinta pertamanya adalah satu hal yang istimewa. Segala aesuatu yang mungkin tak berarti apa – apa menjadi lebih indah..lebih cerah dan lebih manis di ingatan Sungjoon. Namun itu semua adalah kenangan sewaktu mereka masih muda. ” Dulu kau menempati posisi ibuku yang tak ada bersamaku. Dan kau menjadi satu – satunya yang benar – benar menjadi sahabtku. Tapi itu dulu. Sekarang….aku menyukaimu. Walaupun aku dan kau saat ini bertemu sebagai orang asing dan bukan sebagai teman…aku akan tetap menyukaimu. Kau membuat hatiku terus bergetar. Dan aku akan selalu datang kepadamu. ” kata Sungjoon sambil menatap Hyejin. Hyejin juga menatap Sungjoon namun tak berkata apa – apa. ” Kau menjadi seperti ini…apa kau tak ingin mengatakan sebabnya kepadaku ? ” tanya Sungjoon lagi. Kali ini Hyejin menatap Sungjoon.
” Ha Ri….Ha Ri sangat menyukaimu. Melihatnya menahan rasa sakit sendiri dan tetap ingin bertemu denganmu walaupun menjadi diriku, aku tahu bahwa dia sangat menyukaimu. Untukku Ha Ri bukan hanya sekedar teman. Dia sama berharganya sepertimu untukku. Tapi aku tak bisa pura – pura tak tahu apa yang dia rasakan. Jika aku datang kepadamu seperti ini , mungkin ini akan menyakitinya dan membuatnya tak nyaman juga ” akhirnya Hyejin mengatakan semua alasannya pada Sungjoon. Sungjokn menghela napas dan bangkit dari duduknya. Berjalan ke arah Hyejin. ” Kim Hye Jin….tatap aku…” kata Sungjokn. Hyejin masih menundukkan kepalanya, tak menatap Sungjoon. Sungjoon merendahkan posisinya sekarang di hadapan Hyejin agar Hyejin bisa menatap wajahnya. ” Tatap aku….” pinta Sungjoon sekali lagi. Kim Hye Jin pun menatapnya. ” Orang yang aku sukai adalah kau. Tak peduli itu kemarin…atau walaupun aku tak tahu kau siapa itu akan tetap kau. Saat ini ataupun besok itu akan tetap Kau. Aku tak akan memaksamu. Juga tak akan meminta apapun darimu. Jangan lari dariku….lakukan itu untukku….” kata Sungjoon. Mereka berdua terdiam untuk sejenak. Saling menatap.
” Aigooooo..Kim Hye Jin – ku….” Sungjoon mengusap kepala Hyejin. ” Kau sangat baik dulu..dan bahkan kau lebih baik sekarang….Aku sangat senang kau tak berubah…” Sungjoon tersenyum menatap Kim Hye Jin.
Sungjoon sengaja menekan tombol pintu putar agar pintu berhenti untuk beberapa detik. Dengan sengaja Sungjoon menabrak Hyejin dan langsung merangkul bahunya. Hyejin yang tak tahu apa – apa hanya diam. ” Maaf… pintunya berhenti…” kata Sungjoon. Hyejin pun hanya melihat Sungjoon. ” Selamat pagi…” sapa Sungjoon. Hyejin membalas sapaannya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruangan editor.
Tim editor dikejutkan oleh berita yang disampaikan oleh Ahreum tentang Shinhyuk. Ahreum mendapat kabar dari sahabatnya di New Look bahwa Shinhyuk akan pindah ke New Look. Kabar itu mengejutkan anggota tim editor yang lain termasuk Hyejin. Kim Shinhyuk datang. Langsung di sambut oleh rekan timnya dengan segudang pertanyaan. Dengan wajah yang masih bingung, Shinhyuk pun duduk. Teman – temannya langsung mengelilinginya.
” Waahh…gosip beredar sangat cepat….” kata Shinhyuk. ” Hya…apa ini maksud dari perkataanmu kemarin yang kau bilang kau sudah bosan dan tak ada lagi hal yang menarik? ” tanya Poongho. Shinhyuk mengangguk setuju. ” Hya..apa kalian akan tinggal disini selamanya ? ” tanya Shinhyuk kepada yang lain. Shinhyuk kemudian beranjak meninggalkan mereka.
Sementara tim editing yang lain masih membicarakan tentang kepindahannya. Sungjoon memperhatikan mereka semua dari dalam ruangannya.
Hyejin mengejar Shinhyuk yang pergi ke luar ruangan. Dia bertanya apakah benar Shinhyuk akan pindah ke New Look. Pada Hyejin Shinhyuk berkata bahwa dia tidak akan pindah ke New Look. ” Ah…syukurlah..jika tidak ke New Look apa kau akan pergi ke tempat yang lain? ” tanya Hyejin. ” Aku juga tidak tahu…..” jawab Shinhyuk. Tak seperti biasanya yang selalu menghoda Hyejin, kali ini Shinhyuk langsung pergi meninggalkan Hyejin.
Cha Jun Yeong memberikan kabar gembira kepada timnya karena penjualan majalah The Most meningkat !! Wah….tkm editing senang bukan kepalang. Meskipun mereka masih menjadi nomor 2 setelah New Look, angka penjualan mereka mengalami peningkatan. Mereka pun berencana untuk merayakannya dengan makan malam bersama. Kim Rara yang merasa tak bisa ikut merayakannya, memberikan Kartu Kreditnya untuk dipakai oleh tim. Poongho mengatakan kalau keberhasilan mereka tak lepas dari kerja keras Ji Sung Joon yang memimpin dan membimbing mereka selama ini.
Hyejin menoleh ke arah Sungjoon. Terlihat olehnya Sungjoon yang masih sibuk dengan pekerjaannya di dalam ruangpannya. Bahkan dia tak sempat untuk menikmati kegembiraan yang dirasakan Hyejin dan teman – temannya saat ini.
Ibu Hyejin sedang duduk bersama dengan sahabatnya , Cha Hae Jung. Sahabatnya ini adalah pengusaha aksesoris. Dia menunjukkan beberapa aksesoris buatannya sendiri kepada sahabatnya itu. Mereka berdua tetlihat bahagia. Sepertinya sudah lama sekali mereka tidak bertemu. ” Karena aku tidak bisa bertahan dengan orang yang aku cintai, aku melarikan diri dan itu meninggalkan bekas luka di hati Ha Ri. Pada saat itu aku tak bisa muncul di hadapannya karena tak percaya diri. Aku berusaha keras sampai sekarang. Dan mungkin sekarang aku cukup kuat. ” . Ternyata sahabat ibu Hyejin itu adalah ibu Ha Ri. ” Apa kau benar – benar akan membawa Ha Ri bersamamu ? ” tanya ibu Hyejin. Ibu Ha Ri mengatakan bahwa dia hanya ingin berada di sisi Ha Ri saat ini dan melakukan semua yang dulu tak bisa ia lakukan untuk putrinya. Namun putrinya itu bahkan tak ingin mendengarkannya. ” Bukankah itu menyedihkan ? ” tanya ibu Ha Ri.
Ha Ri sedang duduk di luar ketika dia mendapatkan pesan di ponselnya. Dari ibunya. Ibunya mengatakan bahwa dia akan pergi dari Seoul 2 hari lagi. ” Apakah kau akan membiarkanku pergi, tanpa melihatmu terlebuh dahulu ? ” Ha Ri menekan tombol calling pada ponselnya.
Sudah larut malam. Hyejin masIh menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Di saat dia sudah selesai kemudian dia melihat ke arah ruangan Sungjoon. Sungjoon juga masih terduduk di sana. Mengerjakan pekerjaannya. Sungjoon kemudian menatap ke arah Hyejin. Sungjoon berbicara dengan bahasa tubuhnya. Seolah – olah mengatakan bahwa ” Maukah kau minum teh ? ” Hyejin pun mengangguk cepat.
Hyejin menuangkan teh di cangkir Sungjoon kemudian memberikannya kepada Sungjoon. Hyejin mengatakan bahwa kali ini The Most pun lagi – lagi meraih peringkat 2. Hyejin menyarankan, daripada Sungjoon bekerja keras sendiri, bukankah lebih baik memberi anggota tim lain dan mencari solusi bersama – sama. Sungjoon menjawab, hal itu hanya akan membuat mereka keluar dari pekerjaannya. ” Tapi tetap saja kau harus berusaha keras sendirian…” kata Hyejin. Sungjoon menggeser gelas di depannya. ” Tapi mungkin jika kau memelukku aku akan merasa lebih berenergi….” kata Sungjoon. Hyejin terdiam.
” Tapi itu tak mungkin kan ? ” kata Sungjoon lagi sambil menopang dagunya dengan tangan. Hyejin malu – malu. Tak berani menatap mata Sungjoon. ” Aku hanya bercanda…” kata Sungjoon. Hyejin pun tersenyum dan meneguk kembali minuman di gelasnya.
Sungjoon mencari tahu tentang Kim Shin Hyuk melalui database perusahaan. Akhirnya dia menemukan dimana Shinhyuk tinggal. Sungjoon pun langsung datang ke hotel dimana Shinhyuk tinggal. Tapi sayang, dia tak mendapat info apakah benar Kim Shinhyuk tinggal di sana atau tidak. Karena manajemen hotel melarang mereka untuk memberitahukan tentang semua identitas tamu mereka. Sungjoon pun keluar hotel. Tapi tiba – tiba dia bertemu dengan Shinhyuk di lobi hotel. Shinhyuk baru saja hendak menaiki mobil sport warna merah miliknya. ” Reporter Kim…..” panggil Sungjoon.
Mereka berdua berada di bar sekarang. Sungjoon memulai percakapan mereka dengan menanyakan apakah tinggal di hotel itu cara normal hidup Shinhyuk. Masih dengan gayanya yangvtak pernah serius menjawab pertanyaan, Shinhyuk menjawab bisa ya bisa tidak. Sungjoon menanyakan mengapa dia tinggal di hotel. ” Mereka memberiku makan…mencucikan bajuku dan membersihkan kamarku…bagaimana bisa aku tak menyukai tinggal di sana. ” jawab Shinhyuk. Sungjoon tak mau bertele – tele. Dia kangsung menyampaikan tujuannya menemui Shinhyuk. Sungjon meminta Shinhyuk untuk tetap tinggal di the Most. Bahkan Sungjoon juga membeberkan rahasia yang dia simpan selama ini. Soal The Most akan ditutup jika dalam edisi 20 tahun nanti mereka tidak bisa mengalahkan New Look. Shinhyuk sedikit terkejut. Tapi dia berusaha menutupinya dengan gaya tak seriusnya. ” Tapi bagaimana….aku bukan tipe orang yang harus tinggal jika aku diminta untuk tinggal…” kata Shinhyuk. ” Sekali lagi….tidak…untuk yang terakhir kalinya aku memintamu untuk tetap tinggal di The Most. Kau memang sangat mengangguku tapi aku memerlukan keahlianmu…” pinta Sungjoon lagi.
Shinhyuk tidak masuk kantor lagi. Rekannya di tim editor sudah mulai membicarakan kemungkinan Shinhyuk yang benar – benar pergi. Ahreum mengatakan kalau Shinhyuk benar – benar keterlaluan. Dia kan sudah lama di The Most, namun dia lebih memilih untuk pergi juga. Begitu juga dengan Hanseol, Joonwoo, leader Cha dan yang lain. Mereka terus membicarakan tentang kepergian Shinhyuk. Hyejin memilih utk tak berkata apa – apa. Dia hanya diam menatap bangku kosong milik Shinhyuk di belakangnya. Begitu juga dengan Sungjoon. Dia menatap bangku kosong milik Shinhyuk melalui ruangan kamtornya.
Hyejin berusaha menghubungi Kim Shinhyuk. Namun Shinhyuk tak menjawabnya. Hyejin khawatir akan keadaan Shinhyuk. Tiba – tiba ponsel Hyejin berbunyi. Hyejin langsung menerimanya dan berbicara. Mengira bahwa Kim Shinhyuk yang menghubunginya.
” Halo..apakah ini Kim Hyejin ? ” tanya suara di seberang sana. Hyejin pun menghentikan ocehannya. Ternyata yang menghubunginya bukan Shinhyuk , melainkan rekan kerja Ha Ri di hotel.
Hyejin menggerakkan giginya hingga terdengar bunyi gemeretak. Itu adalah kebiasaan Hyejin jika dirinya sedang cemas. Hyejin tanpa sengaja melakukan itu. Rekan kerja Hyejin mengatakan kalau Min Ha Ri telah memberikan surat pengunduran dirinya. Namun manajer hotel belum memprosesnya. Dia ingin bertemu dengan Ha Ri terlebih dahulu. Namun mereka kesulitan untuk menghubungi Ha Ri. Hyejin mencoba juga untuk menghubungi Ha Ri, namun ponselnya mati. Hyejin teringat di saat dia dan Ha Ri berargumen. Ha Ri mengatakan bahwa dia akan menghilang. Hyejin langsung berlari.
Hyejin membuka kamar Ha ri dengan terburu – buru. Benar saja, kamar Ha Ri sudah bersih. Tak ada lagi barang milik Ha ri. Hyejin melihat secarik kertas di kasur. Dia mengambilnya, membacanya kemudian berlari keluar.
” Paman…apakah kau melihat Ha Ri ? ” tanya Hyejin pada salah satu tetangganya. ” Ha Ri ?? Sepertinya Ha ri akan bepergian jauh…dia membawa barang banyak sekali….” . Hyejin langsung berlari mencari taksi.
Di dalam taksi, gigi Ha Ri tak berhenti berbunyi. Dia cemas. Khawatir. Panik.
Sesampainya di bandara , Hyejin berlari. Mencari – cari sosok Ha Ri. Dia berlari kesana kemari. Terus mencari. Namun matanya tak bisa menemukan sosok Ha Ri di sana. Hyejin menyerah. Dia mulai menangis di tengah bandara . ” Ha Ri….Ha Ri…jika kau pergi seperti ini…apa yang harus kulakukan ??? ” tanya Hyejin. Berbicara pada dirinya sendiri.
Hyejin jongkok di tengah keramaian orang yang berlalu lalang di bandara. Menangis dan menangis lagi karena sahabatnya benar – benar pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata pun. ” Ha Ri….kau benar – benar telah pergi……”
………………………………………………………….