Hyejin berlari di tengah bandara. Dia mencari kesana kemari sosok Ha Ri, sahabatnya. Ibunya mengatakan bahwa Ibu Ha Ri datang ke Aeoul dan ingin membawa Ha Ri bersamanya. Dia juga teringat panggilan telp dari rekan kerja Ha Ri di hotel yang mengatakan bahwa Ha ri telah mengajukan surat pengunduran dirinya. Hyejin benar – benar menyangka bahwa Ha Ri telah pergi meninggalkannya. Tanpa sepatah katapun. ” Jika kau pergi seperti ini, aku harus bagaimana Ha Ri ??? ” Hyejin menangis.
Hyejin menatap catatatn kecil berwarna kuning yang ditinggalkan oleh HaRi di kasurnya. ” Kim….Hye…Jin…? ” suara sesorang mengejutkan Hyejin. Hyejin menoleh ke arah yang memanggil namanya. ” Ha Ri…!!! ” Hyejin terkejut dan langsung memeluk Ha Ri. Hyejin menangis sejadi – jadinya. Ha Ri yang sama – sama terkejut juga hanya bisa diam. Hyejin berkata bahwa sangat melegakan Ha Ri belum pergi meninggalkannya. ” Hya !! Bagaimana kau bisa pergi seperti itu tanpa sepatah katapun padaku ? ” tanya Hyejin masih terus terisak. Ha Ri bingung dengan pertanyaan Hyejin. ” Aku ?? Pergi kemana ? ” tanya Ha Ri. Hyejin menjelaskan bukanah dia ibunya datang dan ingin Ha Ri ikut dengannya. Ha Ri menggelengkan kepala. Dia mengatakan bahwa dia berada di bandara hanya untum mengantar ibunya dan tidak untuk pergi bersamanya.
” Setelah semua yang kulakukan padamu…bagaimana bisa aku pergi tanpa sepatah katapun..aku tak akan pergi kemana – mana…jangan menangis…” ucap Ha Ri. mereka berdua berpelukan di bandara. Kembali lagi menjadi sahabat selamanya.
” Apa kalian berbaikan ? Kau dengan ibumu ? ” tanya Hyejin sewaktu mereka sudah tiba di rumah. Ha Ri mengangguk. Dulu dia tidak pernah mengerti kenapa ibunya meninggalkannya. Namun setelah menghabiskan waktu dengannya, Ha Ri sedikit mengerti apa yang ibunya rasakan. Bukan sebagai anak tetapi sebagai wanita.
” Aku mendapatkan semua pekerjaan itu dari ayahku dan aku membeli semua barang yang aku inginkan darinya. Aku merasa aku belum dewasa…jadi aku menjual semua barangku dan juga mengundurkan diri dari pekerjaan. Aku akan memulai semuanya dengan usahaku sendiri !! ” kata Ha Ri. Hyejin tersenyum mendengar kata – kata sahabatnya itu.
” Aku minta maaf Hyejin. Aku tidak mengatakan apa yang seharusnya aku katakan. Aku menjadi serakah. Bagaimana bisa aku melakukan hal itu padamu…aku benar – benar minta maaf..” raut wajah Ha Ri terlihat tulus. Hyejin mengangguk, dan tersenyum pada sahabatnya itu.
Sungjoon tertidur di sofa. Di pangkuannya terdapat kertas – kertas pekerjaannya. Sungjoon terbangun dan langsung memegang kepalanya. Terlihat bahwa Sungjoon sangat lelah.
Hyejin menerima sms dari Sungjoon bahwa Sungjoon berada di luar rumah Hyejin. Disaat Ha Ri ingin mandi, Hyejin mengatakan bahwa dia akan pergi ke supermarket. ” Apakah kau ingin aku ikut denganmu? ” tanya Ha Ri. ” Tidak !! ” jawab Hyejin cepat. Dia langsung gugup. Merasa tak enak karena telah berbohong pada Ha Ri.
Hyejin menemui Sungjoon dengan muka sumringah. Dia bertanya apa yang dilakukan Sungjoon larut malam begini. Sungjoon hanya tersenyum menatap Hyejin. ” Tunggu sebentar….” kata Hyejin. Sungjoon menatap Hyejin sambil tersenyum. Sungjoon tam mengatakan apa – apa. ” Huh ? ” Hyejin merasa aneh dengan sikap Sungjoon. ” tiga…dua….” kata Sungjoon. ” Apa yang kau lakikan ? ” tanya Hyejin. ” Satu……ak5u pergi….” kata Sungjoon lagi. Hyejin mencegahnya. ” Sebenarnya apa yang kau lakukan ? ” . Sungjoon menjawab , dia hanya perlu melihat Hyejin sebentar. Dengan seperti itu dia akan merasa berenergi kembali. Hyejin bertanya apakah hanya dengan ingin menjadi nomor satu, dia merasa sangat tertekan ?.
” Disaat aku menerima tugas ini, tidak hanya untuk The Most. Melainkan untuk semua tim. Jika The Most Korea ditutup, mungkin akan banyak karyawan yang pindah ke bagian lain, tapi akan banyak juga yang terpengaruh. Jadi, aku melakukan ini bukan hanya tugas semata melainkan ada juga tanghung jawab ” jawab Sungjoon. ” Tapi tetap saja…melihatmu bekerja sendirian seperti ini, akan terasa sulit. ” kata Hyejin. Sungjoon menjawab jika memang terasa sulit, seharusnya Hyejin memeluknya. ” Ahh….aku melakukannya lagi. Aetelahbaku mengatakan tidak akan menekanmu..” kata Sungjoon. Hyejin terdiam. Kemudian Sungjoon berpamitan. Hyejon terdiam menatap kepergian Sungjoon.
Keberadaan Kim Shinyuk di rumahnya yang entah darimana dan kapan datangnya, membuat Sungjoon terkejut setengah mati. Sungjoon sampai terjerembab di antara sofanya ketika melihat Shinhyuk bertelanjang dada dan hanya memakai handuk. Shinhyuk beralasan bahwa dia hanya mampir untuk mandi. Bahkan Shinhyuk pun sudah memesan makanan untuk makan malam mereka.
Shinhyuk memberikan setumpuk kertas yang berupa materi yang bisa digunakan untuk mengisi majalah mereka. Selama beristirahat, Shinhyuk mendapat sekali banyak ide dan dia menuangkan semuanya dalam kertas yang berada di hadapan Sungjoon. ” Apakah ini artinya kau telah kembali ? ” . ” Karena ada seorang kepala deputi yang mengatakan bahwa dia bergantung padaku, aku memutuskan untuk kembali….” Shinhyuk berkata sambil trrsenyum jahil.
Sungjoon memeriksa materi yang diberikan kepadanya. Namun, dia mengerti semua tentang materi yang diberikan. Sudah pernah diterbitkan atau belum, siapa yang menangani materi tsb, apa kekurangan dari meteri tsb. Hal ini membuat Shinhyuk kagum. ” oApa yang membuat hatimu berubah. Kau bilang bahwa aku bukanlah seseorang yang bisa menahanmu. ” tanya Sungjoon. ” Memang benar. Aku hanya berpikir bahwa ini akan menarik lagi. ” jawab Shinhyuk. Di saat dia memgetahui bahwa The Most akan ditutup, Shinhyuk mempunyai beberapa motivasi. Shinhyuk menatap Sungjoon dengan penuh arti. ” Daripada aku menyerah tanpa melakukan apapun, aku lebih memilih berusaha sampai akhir. Tentu saja kesempatan yang aku punya adalah 50 : 50 …” kata Shinhyuk. Shinhyuk kemudian berpamitan.
Sebelum melangkah keluar, Shinhyuk melihat bawang yang dilukis tersenyum. Shinhyuk mengerutkan dahinya.
Shinhyuk berbicara dengan seseorang menggunakan bahasa Inggria di telepon. Dia mengatakan bahwa sia tidak bisa kembali dulu. ” Sesuatu yang menarik sedang terjadi. ” kata Shinhyuk kepada orang tsb. Shinhyuk berjanji akan segera menghubungi orang itu.
Hyejin terburu – buru untuk berangkat kerja karena sudah terlambat. Ha Ri memberikannya Jaket, menyisir rambut Hyejin dan bahkan membenarkan alis Hyejin. Hyejin merasa senang dengan oerbuatan Ha Ri. Begitu juga dengan Ha Ri. Hubungan mereka sudah baik sekarang. Sudah kembali seperti dulu. Bahkan Hyejin mengucapkan ” I Love You ” kepada Ha Ri sebelum melangkah keluar pintu. Hal itu membuat Ha Ri tersipu malu.
Di jalan menuju kantor, Hyejin tak menyadari bahwa Shinhyuk mengikutinya. Hyejin mendengarkan musik dengan earphone. Hyejin terlihat menggerakkan kepalanya mengikuti melodi musik. Shinhyuk tersenyum melihat kelakuan Hyejin.
Sampai di tempat penyebrangan. Hyejin masih tak menyadari kehadiran Shinhyuk. Akhirnya muncul niat jahil di hati Shinyuk. Tiba- tiba Shinhyuk mendorong lutut Hyejin dengan menggunakan lututnya dari belakang. ” Jackson…!!! ” kata Shinhyuk. Hyejin sangat terkejut. Dengan muka marah dia melepas earphonenya dan menoleh ke arah yang mendorong lututnya. Betapa tetkejutnya Hyejin melihat Shinhyuk di depannya.
Tanpa di sadari Hyejin histeris melihat kedatangan Shinhyuk. Hyejin benar – benar senang melihat Shinhyuk kembali.
” Aku pikir kau telah pergi…aku pikir kau meninggalkan kami. Wahh….sangat melegakan ternyata kau tidak. Aku sangat senang karena kau tidak pergi….” Hyejin terus mengoceh senang di samoing Shinhyuk. ” Sudahlah….keantusiasanmu membuat hatiku bergetar…” kata Shinhyuk. Hyejin menghentikan langkahnya. ” Aku sejenak merasa bahwa aku ini anjing…dan kau menyambutku seperti itu…” kemudian Shinhyuk bernyanyi sedikit tentang anjing yang dimaksud sambil bergaya aneh. Hyejin pun tertawa.
Hyejin bertanya, mengapa Shinhyuk tak ke kantor kemarin. Shinhyuk kembali bertanya pada Hyejin..” Apa kau tidak tahu karena apa ? Kau benar – benar tidak tahu mengapa aku seperti itu? ” tanya Shinhyuk. ” Itu…apakah karenaa…..a…..” belum selesai Hyejin dengan perkataannya, Shinhyuk sudah tertawa dengan lepas. Dia mengatakan apakah Huejin berpikir bahwa Shinhyuknseperti itu karena penolakan yang dialami dirinya. Melihat Shinhyuk tertawa, Hyejin pun ikut tertawa. Hyejin sepertinya terkena sindrome seorang putri. Bagaimana mungkin penolakan yang dilakukan oleh dirinya thd Shinhyuk bisa membuat Shinhyuk stress. Mereka berdua pun tertawa. ” Itu benar Jackson. Setelah kau menolakku, ada lubang besar di sini…” kata Shinhyuk sambil menunjuk dadanya. Hyejin seketika menghentikan tawanya. Sungjoon mengatakan bahwa setelah itu semuanya terlihat tak menarik. ” Editor Kim…soal hari itu……” . ” Tapi aku baik – baik saja sekarang…” Shinhyuk memotong pembicaraan Hyejin. Shinhyuk merentangkan kedua tangannya dan berkata bahwa hal itu menjadi menarik sekarang.
Hyejin terus menanyakan kepada Shinhyuk apa maksud dari perkatannya. ” Siapa yang tahu……apa kau tahu soal quote yang mengatakan tentang ” Itu bukan berakhir sampai itu berakhir ” ? ” tanya Shinhyuk. Hyejin mengetahuinya. Dan dia kembali bertanya mengapa Shinhyuk menanyakan hal itu. Shinhyuk menjawab bahwa itu tiba – tiba muncul di kepalanya dan quote itu terasa menarik baginya.
” Bounjorno….” Shinyuk merentangkan ke dua tangannya ketika memasuki ruangan editor. Cha Jun Young, Kim PoongHo, Ahreum , Joonwoo , Hanseol, semua terkejut dengan kedatangan Shinhyuk. Mereka langsungg menghampiri Shinhyuk dan memukul punggungnya ramai – ramai. Shinhyuk protes karena untuk menyambut kedatangannya, bukankah hal itu agak keterlaluan? Tapi sepertinya rekannya tak peduli. Mereka terua memukuli Shinhyuk.
Sungjoon melihat adegan tsb dari ruangannya . ” Sepertinya akan kembali berisik lagi….” katanya sambil tersenyum.
Sungjoon keluar dari ruangannya dan menanyakan progresa materi majalah yang akan diterbitkan untuk anniversary The Most yang ke 20. Mereka sedang berusaha mewawancarai seorang fashionista terkenal, Leonard Kim untuk mengisi salah satu halaman majalah. Namun Leonard Kim terkenal dengan tak pernah mau di wawancarai oleh siapapun. Ahreu khawatir apakah kali ini Leonard Kim mau untuk diwawancarai oleh mereka. Leadet Cha juga merasa pesimis. Shinhyuk berpendapat lain. Mereka harus berusaha sampai akhir. Shinhyuk berjalan dan berdiri di samping Sungjoon. Sungjoon pun juga berkata sama kalau mereka harus berusaha sampai akhir. Mereka berdua berbicara dengan menanggapi satu sama lain. Rekan editor yang lain merasa aneh. Mereka mulai berbisik – bisik membicarakan kedekatan Shinhyuk dan Sungjoon. Shinhyuk pun terlihat bersemangat dan berapi – api dalam pekerjaannya saat ini. ” Apa terjadi sesuatu padamu disaat kau beristirahat? ” tanya Ahreum.
Tiba – tiba darah mengalir dari hidung Sungjoon. Joonwoo dan Poongho langsung memegang kepala Sungjoon. Poongho dan Joonwoo berdebat apakah harusnya kepala itu mendongak ke atas ataukah menunduk. Hyejin juga panik melihat Sungjoon yang mimisan. Joonwoo dan Poongho terus menarik kepala Sungjoon ke depan dan ke belakang. ” Aku tidak apa – apa !! ” Sungjoon bangkit dari bangku dan berdiri. Dia mengatakan bahwa dia baik – baik saja. Leader Cha berkata bahwa besok Sungjoon akan menjalankan meeting di Jeju. Apakah tak masalah baginya dengan kondisinya yang seperti itu? . ” Aku tak apa – apa…aku akan mengurusnya….” kata Sungjoon sambil melangkah ke ruangannya. Dia menutup hidungnya dengan menggunakan sapu tangan .
Hyejin terus melirik ke arah Sungjoon. Dia mengkhawatirkan Sungjoon. Apakah dia makan dengan baik atau tidak, apakah dia tidur atau tidak. Muka Sungjoon juga terlihat sangat pucat. Hyejin mengetik asal-asalan dan ini menarik perhatian Kim Poongho. Poongho bertanya , apa yang hendak Hyejin tulis dengan bahasa alien itu. Poongjo berusaha menggoda Hyejin namun Hyejin tak menanggapinya. Pikirannya sepenuhnya tertuju pada kondisi Sungjoon.
Hyejin menyerahkan ringkasan hasil meeting kepada Sungjoon. Dengan senyum lebar Sungjoon menerimanya. Hyejin menanyakan apakah kondisi Sungjoon baik – baik saja. Sungjoon meyakinkan Hyejin bahwa dia baik – baik saja. Apakah dia harus mengangkat meja dan kursi agar Hyejin yakin bahwa dia baik – baik saja? Hyejin langsung melarangnya. ” Aku senang…karena kau mengkhawatirkan ku…” kata Sungjoon. Hyejin pun segera berpamitan keluar ruangan.
Sungjoon meminum minumannya. Dia merasa aneh. Sepertinya ada yang berbeda dari minumannya. Dia melihat ada pesan tertulis di gelasnya. Itu teh pemberian Hyejin ternyata. Teh itu bagus untuk mengjemtikan mimisan daripada kopi. Begitulah hal yang ditulis Hyejin di kertas yang menempel di gelas. Sungkoon pun kembali menatap Hyejin.
Joonwoo mengajak Hanseol untuk makan di reatoran Jjampong di malam mereka jadian. Namun Hanseol menolaknya karena dia sudah mengetahui kebenaran bahwa Joonwoo bukanlah anak dari Pemilik Jin Sung group. Dengan alasan sakit kepala, Hanseol menolak ajakan Joonwoo. Tiba – tiba Joonwoo datang dan menghampiri Hanseol. Dengan muka panik dia bertanya pada Hanseol, dimana dia merasakan sakit. Joonwoo memegang dahi Hanseol untuk mengukur suhunya. ” Hanseol…jangan begitu bersemangat…kau tak boleh merasa semangaat…!!” Hanseol berbicara kepada dirinya sendiri. Kemudian dengan menahan gejolak perasaanya, Hanseol pergi meninggalkan Joonwoo yang kebingungan dengan sikapnya.
Leader Cha meminta maaf pada Hyejin karena haris menunda meetingnya dengan Hyejin. Tadinya Leader Cha berjanji untuk mereview hasil tulisan Hyejin sebelum diterbitkan. Tapi karena leader Cha harus meeting dengan art team. Jadi dia menundanya. Kemudian Shinhyuk menjadi sukarelawan untuk membantu mereview hasil tulisan Hyejin. Leader Cha pun mengucapkan terima kasih karena Shinhyuk telah membantunya.
Hyejin berusaha buat menolak. Dia mengatakan bahwa nanti saja jika Leader Cha memiliki waktu. Tak masalah jika meeting tak dilakukan hari ini. ” Apa kau merasa tak nyaman denganku ? ” tanya Shinhyuk. Hyejin menyangkalnya. Dia mengatakan bajwa dia juga merasa bersalah pada Shinhyuk. Shinhyum pun mengatakan bahwa keputusannya akan dilakukan sesuai lemparan koin. Jika itu bagian depan, maka Shinhyuk akan melihat artikel Hyejin, tapi itu jika bagian belakang, Shinhyuk tak akan melihatnya. Dan ternyata yg keluar adalah gambar orang. Menurut Hyejin bagian orang itu adalah bagian belakang, kenapa sekarang menjadi bagian depan ?. Hyejin protes. Shinhyuk mengatakan bahwa Hyejin benar. Bagian depan itu adalah bagian yang bergambar orang. Hyejin pun menjadi bingung.
Tak lama, Shinyuk dan Hyejin memasuki ruang meeting. Shinhyuk membahas tentang artikel yang ditulis Hyejin. Hyejin melihat sisi yang berbeda dari Shinhyuk. Ternyata Shinhyuk memilki kecakapan dalam menulis. ” Kau terlihat seperti orang yang berbeda…” kata Hyejin. ” Apakah kau baru menyadarinya. Aku sudah mengatakan…ini bukan berakhir sampai seharusnya berakhir…aku belum menunjukkan seperti apa diriku sebenarnya. ” . Hyejin tak mengerti perkataan Shinhyuk. ” Editor Kim aku….benar-benar menyukaimu…..”. ” Benarkah ???!!! Jadi seperti itu…..” Shinhyuk memotong kata – kata Hyejin. ” Jadi kau sangat menyukaiku…..”. Hyejin ingin menjelaskan maksud dari perkataannya.
Tapi Shinhyuk lebih dulu membuat gerakan memutar dengan telunjuk jarinya di depan hidung Hyejin. Seperti gerakan menghipnotis. Sambil berkata…” kau menyukaiku…” . Hyejin pun semakin keheranan. Shinhyuk meninggalkan ruangan meeting dan mengabaikan panggilan Hyejin.
Joonwoo memberikan beberapa obat pada Hanseol. Dia mwngkhawatirkan keadaan Hanseol yang katanya sedang tak enak badan. Joonwoo memberikan banyak obat. Obat pusing, obat demam, obat sakit kepala. Hanseol tak dapat menolaknya. ” Kim Joonwo…mengapa kau begitu baik dan penuh cinta ? Mengapa kau juga bukan anak dari CEO….” Hanseol merasa kesal sendiri. Sementara Jonwoo sudah pergi meeting denganl leader Cha.
Hyejin melihat Sungjoon sedang tidur di mejanya. Namun rekan rekannya di tim editor sangat berisik. Mereka sedang melakukan permainan untuk menentukan siapa yang akan membayar makan siang mereka. Suara mereka sangat ramai. Sungjokn terlihat akan segera terbangun. Dengan cepat Hyejin menarik kwrtas yang digunakan untuk merwka bermain dengan penuh emosi. Ahreum dkk melihat Hyejin dengan aneh. ” Apa kau ingin mengajak bertengkar ? ” tanya Poongho. Hyejin menggeleng cepat. Dia berkata bahwa dia yang akan mentraktir mereka makan. Hyejin memberikan kartu pada Ahreum dan segera menarik merek keluar ruangan. Ruang editor kembali tenang. Sungjoon pun masih tertidur.
Tiba – tiba suara Kim Rara menggelegar. Rara sedang menyanyikan lagu berbahasa italia. Hyejin pun segera membungkam mulut Rara. Rara bertanya apa yang terjadi. Hyejin kaget karena dia sudah membungkam mulut Kim Rara. Hyejin pun beralasan bahwa lipstick Kim Rara agak sedikit berantakan. Oleh karena iti Hyejin membersihkannya.
Hyejin memakaikan selimut kepada Sungjoon. Sungjoon terlihat sangat kelelahan. Dia begitu nyenyak tidurnya. Shinhyuk melihat adegan ini dari luar ruangan. Perasaannya campur aduk.
Sungjoon begitu terlihat kelelahan dalam tidurnya. Dengan hati – hati Kim Hyejin menyelimutu Sungjoon. Menjaga agar jangan sampai Sungjoon terbangun. Pasti dia sangant kelelahan hingga tertidur di meja kantor seperti itu.
Hyejin bertenu dengan Shinhyuk di lorong. Shinhyuk mengatakan bahwa dia akan mengajak Hyejin melakukan sesuatu yang menari. ” Sesuatu yang menarik itu apa? ” tanya Hyejin. Shinhyuk pun langsung memaksa Hyejin untuk ikut dengannya ke suatu tempat.
Shinhyuk mengajak Hyejin ke sebuah kafe. Mereka berdua memesan Ice Americano. Pelayan kafe salah mengira. Dia menyangka bahwa Hyejin adalah pacar Shinhyuk. ” Dia bukan pacarku…..” kata Hyejin. ” Ya….dia bukan pacarku….” Shinhyukpun ikut meralat. Shinhyuk merangkul pundak Hyejin dan berkata, ” Belum……” Shinhyuk memandang Hyejin dengan senyum penuh arti. Hyejin sendiri bingung. ” Editor…ini…..” Hyejin tak jadi meneruskan kata – katanya setelah Shinhyuk tersenyum kepadanya.
” Permisi editor Kim….ini….Aku…benar – benar menyukaimu……” kata Shinhyuk. Shinhyuk meminta Hyejin berhenti. Lagi lagi dia mengungkapkan perasaanya pada Shinhyuk. Hyejin ingin memperjelaa perasaan yang dia maksudkan untuk Shinhyuk. Namun di saat dia menatap Shinhyuk lagi, Shinhyuk menaruh 2 sedotan di antara sela giginya. Membuatnya mirip seperti singa laut. Hyejin pun tertawa terbahak – bahak. ” Melihat caramu tertawa karena kau senang melihatku.” kata Shinhyuk lagi. Hyejin langsung menghentikan tawanya. ” Bukan itu maksudku….tapi….” . Shinhyuk menaruh sesuatu di giginya lagi. Dan terlihat seperti dia kehilangan gigi depannya. Dia berusaha melucu di depan Hyejin dan lagi – lagi Hyejin terpingkal – pingkal melihat tingkah Shinhyuk.
” Apa kau tidak menyukaiku ? ” tanya Shinhyuk. ” Tidak…bagaimana biasa aku tidak menyukaimu? Tapi membiarkanya ambigu seperti ini aku rasa…..” . ” Untukku itu cukup…..seperti yang kukatakan ” Ini bukan berakhir sampai semuanya berakhir… dan aku rasa aku masih memiliki kesempatan. ” kata Shinhyuk lagi. Shinhyuk menggerakkan ujing telunjukknya memutar di depan hidung Hyejin. Lagi – lagi gerakan seperti orang menghipnotis. ” Pada akhirnya kau akan datang padaku…..” kata Shinhyuk. Shinhyuk kemudian beranjak dari tempat duduknya. Hyejin memanggil namanya, namun Sungjoon mengabaikannya. ” Mengapa dia selalu membuatku merasa bersalah ??? ” gerutu Hyejin.
Hyejin pulang ke rumah dan kaget ketika menemukan adiknya Hyerin sedang makan pizza bersama Ha Ri. Hyerin mengatakan bahwa Ha Ri punya waktu untuk bisa bersamanya. Dan mereka banyak mengobrol tentang ini dan itu. Ponsel Hyejin berdering. Hyerin mengira itu panggilan telepon dari Sungjoon. Muka Ha Ri langsung berubah. Hyejin pun sama. Hyejin langaung mengatakan bahwa panggilan itu bukan dari Sungjoon melainkan dari tim leadernya. Hyejin kemudian masuk ke dalam kamar.
Hyerin bercerita pada Ha Ri bahwa ada laki – laki yang menaruh perasaan pada Hyejin. Hyerin mengatakan pasti pria itu memiliki hal yang salah pada matanya atau memiliki selera yang payah dalam memilih wanita. Hyejin mendengar percakapan itu semuanya dari kamar. Kemudian Hyejin buru – buru menghampiri Hyerin dan memaksa menyuapinya dengan sepotong pizza. ” Aigoooo…makan yang banyakkk…..adikku….” kata Hyejin. ” Dia pun bahkan datang ke rumah kami……” . ” Aigooo….cantiknya….adikku ini tumbuh dengan cantik….” Hyejin mencubit kedua pipi Hyerin. Mencegah Hyerin untuk berhenti membicarakan Sungjoon secara tidak langsung. Ha Ri menatap Hyejin dengan ekspressi datar. Dia tahu apa yang akan dikatakan Hyerin dan juga tahu mengapa Hyejin bersikap seperti itu kepada adiknya.
Hyejin sedang membaca buku di tempat tidurnya ketika Ha Ri membuka pintu kamarnya dan meminta Hyejin untuk keluar. Hyejin mengikuti Ha Ri ke kamarnya. Ha Ri menyodorinya sebuah kotak. Hyejin membukanya. Berisi sepasang sepatu yang cantik berwarna emas. Sangat cantik. Hyejin menyukainya. Dia bertanya mengapa tiba – tiba Ha Ri memberinya sebuah sepatu. Ha Ri pernah berjanji sebelumnya bahwa dia akan membelikan Hyejin sebuah sepatu. ” Cantik sekali…tapi aku merasa bahwa ini tak cocok untukku. Pergilah, kau tukar dengan ukuranmu dan kau yang pakai…” Hyejin menutup kotak sepatunya dan memberikannya kembali kepada Ha Ri.
HaRi menerima kotak itu dengan raut wajah kecewa. Dia mengatakan apakah Hyejin pernah mendengar ungkapan ” sepatu yang bagus akan membawamu ke tempat yang bagus.” Ha Ri meminta Hyejin untuk memakainya dan pergi ke tempat yang bagus. ” Pakailah…dan pergilah kemanapun kau ingin pergi. Ke suatu tempat yang ingin kau tuju. Tak perlu kau mengkhawatirkan yang lain. ” kata Ha Ri. Mungkin akan terasa tidak nyaman pada awalnya. Hyejin akan berhati – hati dalam berjalan. Namun perlahan itu akan terasa nyaman. Hyejin mendengarkan Ha Ri. Hyejin mengatakan bahwa dia baik – baik saja dengan kondisi seperti ini.
” Hya…aku mengatakan padamu…bahwa kau harus pergi ke Ji Sung Joon….pergilah dan tak perlu memikirkanku…” kata Ha Ri. Ha Ri merasa tak nyaman jika Hyejin terus bersikap seperti itu. Dia akan selalu merasa bersalah dan tak nyaman berada di sekitar Hyejin. ” Aku baik – baik saja menjadi teman dengan Sung Joon…” jawab Hyejin. Ha Ri menjelaskan bawa Sungjoon, hanya memiliki hati untuknya, sekeras apapun Ha Ri berusaha untuk memegang Sungjoon. Setiap waktu yang dilewati oleh Sungjoon pasti sangat sulit. Ha Ri mengatakan bahwa dia benar berbihong disaat dulu dia mengatakan baik – baik saja. Namun sekarang, dia meyakinkan Hyejin bahwa dia sudah baik – baik saja. ” Pergilah Hyejin….pergilah kepada Sungjoon….dan jangan memikirkanku…” Ha Ri memegang pundak Hyejin. Hyejin dan Ha Ri saling bertatapan. Tak berkata apa – apa untuk sekian lama. Mereka benar – benar layaknya sebagai seorang sahabat. Mereka mwmikirkan kepentingan satu sama lain, saling percaya dan juga saling menyayangi. Terpancar dari mata Ha Ri bahwa dia benar – benar ingin Hyejin bahagia bersama Sungjoon.
Sungjoon bekerja hingga larut malam di ruangannya. Matanya mulai tetasa lelah. Begitu juga dengan tubuhnya. Dia menegok jam di tangannya, menunjukkan jam 1 malam. Sungjoon mendatangi rumah Hyejin. Dia menegok ke arah kamar Hyejin. Gelap. Mungkin Hyejin sudah terlelap. Begitulah pikiran Sungjoon. Sungjoon mengambil ponselnya. Hendak menghubungi Hyejin. Tapi diurungkan niatnya karena itu sudah terlalu malam.
Sementara itu Hyejin tengah memandangi sepatu pemberian Ha Ri. Dia teringat kata – kata Sungjoon. Yang mengatakan bahwa Sungjoon hanya menyukai Hyejin. Sungjoon tak akan memaksa Hyejin dan Sungjoon meminta Huejin untuk tak lari darinya. Di luar sana Sungjoon hanya mondar – mandir tak jelas. Dia bingung haruskah menghubungi Hyejin atau tidak. Keinginanya untuk bertemu, melihat wajah dan memeluk Hyejin sangat kuat. Sungjoon bahkan mengwluarkan suara – suara batuk. Berharap Hyejin mendengarnya dan mengetahui kedatangannya. Tapi sepertinya tidak. Masih tak ada tanda – tanda bahwa Huejin masih terjaga. Sungjoon pun memutuskan untuk pergi. Di saat Sungjoon berjalan pergi, Hyejin menyalakan lampu kamarnya, membuka jendela kamarnya dan terdiam disana.
Dalam perjalanan pulang, Sungjoon melewati anjing yang dikenal oleh Hyejin. Namanya Princess. Sungjoon berhenti untuk menyapanya. Kemudian Sungjoon berhenti di sisi anjing tsb. ” Menunggu….ternyata lebih melelahkan daripada yang aku pikirkan…” ucapnya pada Princess. Sungjoon pun tersenyum. Berharap Princess mengerti akan perasaannya.
Sesampainya si rumah, Sungjoon membuka lemari esnya. Tak menemukan apaoun disana bahkan hanya sebotol airpun. Sungjoon menutup kembali lemari esnya. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas kursi. Matanya tertuju pada bawang yang dilukis dengan ekspressi tersenyum. Terus menatap ke arah bawang tsb. Entah apa yang dipikirkannya. Raut wajahnya tak terlihat bagus. Belum selesai urusan hatinya dengan Hyejin dan harus ditambah lagi tanggung jawabnya mwnyelamatkan majalah The Most. Ini waktu berat yang harus dilewati oleh SungJoon. Tanpa ada seorang pun di sisinya.
Dengan hati mantap, Hyejin mengenakan sepatu pemberian Ha Ri. Dia teraenyum lebar sebelum melangkah ke luar rumah. Hyejin menyapa Princess. Langkahnya terhenti ketika dia melihat scarf yang digunakan oleh Princess.
” Kapan Sungjoon datang ? ” tanya Hyejin. Hyejin kemudian melepas scarfnua dan menukarnya dengan scarf di leher Princess. ” Mulai sekarang…eonnie tak akan lari lagiii….” kata Hyejin kepada Princess. Hyejin pun berlari ke halte bis dengan penuh semangat.
Ha Ri berniat mengantar Hyejin ke kantor. Ha Ri mengatakan bahwa mungkin itu adalah terakhir kali baginya mengantarkan Hyejin . Setelah mengantarkan Hyejin dia akan segera menjual mobilnya. Ha Ri memberikan semangat pada Hyejin. Mengatakan bahwa Hyejin sangat cocok menggunakan sepatu itu dan juga terlihat cantik. ” Hyejin – ku adalah yang terbaik !!! ” teriak Ha Ri dari dalam mobilnya. Hyejin pun membentuk tanda hati dengan tangannya dan berlari ke kantor.
Ha Ri menyetir mobilnya di tengah jalanan kota Seoul. Dia mengeluarkan tangannya dan merasakan angin yang berhembus. ” Aahh…aku merasa sangat legaaa….” kata Ha Ri. Dia mencoba untuk menahan air matanya.
Sesampainya di kantor, Hyejin segera menengok ke ruangan Sungjoon. Apakah dia sudah ada di ruangannya atau belum. Ternyata belum. Hyejin terus mengenggam syal Sungjoon. Ahreum menanyakan kemana Sungjoon pergi. Leader Cha mengatakan bahwa Sungjoon baru saja pergi setelah meeting bersamanya dengan art team. Sungjoon akan mengadakan meeting di temlat lain. Hyejin yang mendengar hal tsb langsung melirik ke arah syal di mejanya. Tak lama, dia meraihnya dan langsung berlari keluar ruangan.
Hyejin mencari Sungjoon ke sana – kemari. Dia melihat punggung Sungjoon. Langsung saja Hyejin mengejarnya. Sungjoon masuk ke dalam lift. Dan Hyejin tertinggal lift tsb. Pintu lift sudah tertutup di saat Hyejin sampai di depannya. ” Kita dapat bertemu nanti di kantor…” kata Hyejin sambil menatap syal Sungjoon di tangannya.
Jonwoo membawakan kopi untuk rekan-rekannya di tim. Joonwoo bercerita bahwa dia bertemu dengan fotografer Kang yang akan meeting dengan Sungjoon. Mendengar hal ini, Hyejin langsung fokus pada kata – kata Joonwoo. Ahreum mengeluh karena Joonwoo lupa menaruh syrup pada kopinya. Secepat kilat Hyejin langsung menyambar kopi Ahreum dengan tujuan akan memberikannya syrup di kafe. Padahal tujuan utamanya adalah agar dia bisa bertemu dengan Sungjoon.
Hyejin terengah – engah ketika memasuki kafe. Matanya menerawang ke semua penjuru kafe. Tak ada sosok Sungjoon disana. ” Bukankah kau Kim Hye Jin ? ” tanya seorang pria. Hyejin menoleh. Fotografer Kang yang menyapanya. Hyejin memberi salam pada fotografer. Dia menanyakan kemana Sungjoon. Fotografer Kang mengatakan bahwa Sungjoon baru saja pergi karena dia harus meeting di tempat lain. Hyejin pun berlari keluar kafe. Tapi dia masih tak dapat melihat Sungjoon.
Di saat Hyejin sedang mencari Sungjoon, mobil Sungjoon lewat di belakangnya. ” Aku dapat bertemu dengannya di kantor nanti…” kata Hyejin. Lagi – lagi dia menatap syal di tangannya.
Hyejin kembali ke kantor dengan lesu. Tiba – tiba dia mendengar leader Cha sedang berbicara dengan Sungjoon di telp. Hyejin pun langsung mencuri dengar. Dia menempelkan telinganya di ponsel leader Cha. Hyejin mendmengar bahwa Sungjoon akan kembali dengan penerbangan jam 4 dan mungkin akan tiba di kantor sekitar jam 6. Leader Cha terkejut setengah mati ketika tahu Hyejin ada di sampingnya. Dan dengan jarak yang dekat sekali dengan wajahnya.
Hyejin agak kecewa karena Sungjoon sudah pergi ke Jeju. Dia tak semoat bertemu dengannya dan menyatakan perasaanya. Hyejin pun masih terus mengkhawatirkan Sungjoon. Bahkan dia mencari tahu kondisi cuaca di Jeju. Hyejin berharap disana tidak hujan saat Sungjoon sedang menyetir. Diapun juga mengkhawatirkan apakah Sungjoon sudah makan atau belum. Dia memikirkan semua itu dengan mengenggam dan memandang syal milik Sungjoon di tangannya.
Waktunya bagi Shinhyuk dan Hyejin untuk meeting. Mereka akan membahas perkembangann artikel yang dibuat Hyejin setelah diskusi pertama mereka. Hyejin tertidur di ruang meeting. Shinhyuk menghampirinya. Dia duduk di depannya dan menatap Hyejin.Hyejin tidur dengan mulut terbuka. Dan dia tetap menatap Hyejin. ” Jackson….lihat aku juga…..” kata Shinhyuk sambil terus menatap Hyejin.
Poongho menanyakan berkas yang dikirim oleh publisher untuknya kepada Hyejin. Hyejin mengatakan bahwa itu ada di ruangan Sungjoon karena Sungjoon ingin melihatnya. Poongho meminta toling kepada Hyejin untuk mengambilkannya di ruang Deputi Ji.
Hyejin mencari berkas tsb di ruangan Sungjoon. Tiba – tiba dia melihat buku sketsa dengan gambar dirinya. Dia menarik buku tsb diantara buku – buku yang lain. Buku itu adalah buku Sungjoon. Di dalamnya terdapat gambar dirinya. Di saat dia masih dengan rambut keritingnya. Gambar di saat dirinya terlibat perjalanan bisnis berdua saja dengan Sungjoon, gambar di saat dirinya memakai plester di tangan dan di bantu oleh Sungjoon. Bahkan ada gambar di saat mereka berdua membersihkan kandang sapi. Hyejin sangat terharu melihat itu semua. Dia akhirnya menyadari betapa sayangnya Sungjoon terhadap dirinya. Ya…Sungjoon mencintainya.
Hyejin menggenggam syal Sungjoon dengan kuat. ” Aku merindukanmu….” kata Hyejin perlahan. Dia menatap sepatu yang ia kenakan sekarang. Hyejin terdiam sesaat. Dia menarik napasnya kemudian masuk ke dalam ruangan Sungjoon dan mengambil buku sketsanya. Hyejin langsung menyambar tasnya dan berkata kepada timnya bahwa dia akan segera kembali. ” Hyejin…kau akan pergi kemana tiba – tiba seperti itu ? ” tanya Leader Cha.
Hyejin berbalik, ” Ke suatu tempat yang indah…”.
Hyejin berniat untuk menjemput Sungjoon di bandara. Dia membawa buku sketsa milik Sungjoon dan menggambarnya. Dia menuliskan ” Selamat datang Ji Sung Joon…” . Hyejin berharap dia dapat memberikan kejutan kepada Sungjoon nanti.
Namun…..apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan Hyejin. Sungjoon menyelesaikan meetingnya lebih cepat. Dan dia juga pukang dengan penerbangan yang lebih awal. Jadi, disaat Hyejin sedang sibuk menulis pesan dan menggambarnya, Sungjoon sudah turun dari pesawat. Sungjoon dan Hyejin sempat berselisih jalan. Di saat Hyejin ingin menuju gate keluar penumpang untuk menunggu Sungjoon, di saat yang sama Sungjoon juga melewatinya menuju pintu keluar bandara.
Sungjoon merasa pusing secara tiba – tiba. Sia berpegangan pada pintu keluar bandara agar tidak ambruk. Namun akhirnya Sungjoon pun jatuh pingsan. Pengunjung bandara yang lain langsung menghampirinya dan membantu memanggil ambulans.
Hyejin, yang masih belum tahu keadaan Sungjoon terus menunggunya. Di pintu keluar. Hingga pengunjung sepi dan tak ada lagi pesawat yang landing, Hyejin juga masih menunggu. Tapi tak ada tanda – tanda bahwa Sungjoon akan datang. Hyejin mencoba menghubungi ponsel Sungjoon. Namun gagal. ” Mengapa dia tidak datang ? ” tanya Hyejin dengan muka sedih.
” Dia bekerja sangat keras. Rasanya akan aneh jika dia tidak jatuh pingsan…” kata Leader Cha . Dia tengah berbicara dengan Poongho di ponselnya. Hyejin mendengarnya. Dia bertanya kepada leader Cha tentang siapa yang pingsan. ” Deputi Ji….aku sangat kaget ketika dihubungi oleh 119. Dia bekerja sangat keras belakangan ini…..”. Hyejin shock. Dia tak lagi memdengarkan perkataan leader Cha. Dia pikirannya hanya ada Ji Sung Joon.
Hyejin berlari keluar. ” Jackson kau mau kemana?? ” bahkan sapaan Shinhyuk pun diabaikannya. Hyejin terua berlari ke luar. Dengan panim dia memberhentikan taksi. Namun beberapa taksi tsb sudah ada penumpangnya.
Kemudian Shinhyuk pun berhenti di depan Hyejin. Dia meminta Hyejin untuk naik ke mobilnya. Takut di ajak bercanda lagi, Hyejin menolak. Hyejin mengatakan bahwa dia akan pergi ke Ji Sung Joon. Tak sabar, Shinhyuk keluar dari mobil dan memaksa Hyejin untuk masuk ke mobilnya.
Shinhyuk menghentikan mobilnya di depan RS. Shinhyuk keluar dari mobil begitu juga dengan Hyejin. Shinhyuk meminta Hyejin untuk masuk. ” Editor Kim…” . ” Aku tahu…kau sepertinya gila mengkhawatirkan dia seperti itu.” Shinhyuk memotong kata – kata Hyejin. Hyejin mengatakan bahwa tak seharusnya dia melakukan hal itu kepada Shinhyuk. Shinhyuk adalah orang yang menyenangkan dan baim untuknya. Dia tak pantas memperlakukan Shinhyuk seperti itu. ” Aigoooo…..Jackson….Jacksonku yang baik hati…..” ujar Shinhyuk. Shinhyuk menawarkan untuk memutat koin lagi untuk menentukannya. Jika itu kepala, Shinhyuk.akan melepas Hyejin. Namun jika itu ekor, Shinyuk akan memegamg Hyejin sampai akhir. Shinhyuk melempar koin ke atas dan menangkapnya.
” Pergilah Jackson…ini kepala…” kata Shinhyuk. Hyejin menahan tangisnya. Benar – benar merasa bersalah pada Shinhyuk. Dia pun tak segera pergi dari Shinhyuk. ” Jika kau tak pergi mungkin saja aku bisa merubah pikiranku….” kata Shinhyuk lagi. Hyejin akhirnya pergi meninggalkan Shinhyuk.
Shinhyuk menatap kepergian Hyejin dengan berat hati. Perlahan dia membuka tangannya. Koin menunjukkan ekor. Harusnya Shinhyuk terus memegang Hyejin. Namun melihat Hyejin yang ketakutan karena mengkhawatirkan Sungjoon, dia menjadi tak tega. Shinhyuk tahu persis apa yang dirasakan oleh Hyejin. Itulah mengapa dia melepas Hyejin. Hatinya sakit saat mengetahui gambar di koin tsb.
Hyejin masuk ke dalam kamar Sungjoon. Sungjoon terbaring tak berdaya. Dengan selang infus di tangannya. Perlahan, Hyejin melangkah menghampiri Sungjoon. Setelah dekat, Hyejin memberanikan diri mengusap rambut Sungjoon. Sungjoon masih menutup matanya.
Tiba – tiba tangan Hyejin ditarik oleh Sungjoon. Sehingga kini posisi Hyejin berhadapan dengan Sungjoon di atas kasur. ” Ini adalah Kim Hye Jin….” kata Sungjoon dengan lemah. Sungjokn menatap Hyejin di depannha dengan mata layu. Begitu juga Hyejin. Menatap cinta pertamanya di hadapannya. ” Apa kau kesini karena mengkhawatirkan ku? ” tanya Sungjoon. ” Tidak…aku kesini untuk memberikanmu pelukan….” Hyejin pun memeluk Sungjoon. Sungjoon yang tak berdaya menerima pelukan Hyejin dengan tak percaya.
Sungjoon menyentuh wajah Hyejin. Mengusapnya. Dengan penuh kasih sayang. Hyejin membiarkan tangan Sungjoon mengusap wajahnya. Sungjoon mendekatkan wajahnya dengan wajah Hyejin. Mendaratkan ciuman perlahan di bibir Hyejin. Hyejin terdiam. Membiarkan Sungjoon menciumnya. Malam itu. Di kasur RS. Mereka berciuman untuk pertama kalinya setelah mereka bertemu.
…………………………………………………………………….