Sungjoon memeluk Hyejin dari belakang. Mengatakan bahwa dia akan segera melamar Hyejin jika dia berhasil membuat MOST menjadi nomor 1. Hyejin kaget dengan pengakuan Sungjoon yang tiba – tiba itu. Sungjoon mengatakan bahwa dia telah merindukan Hyejin selama 15 tahun. Dan sekarang dia tak ingin kehilangan Hyejin lagi. ” Selama 15 tahun ini…15 tahun kedepan dan 15 tahun kedepannya lagi…aku hanya ingin bersamamu. ” kata Sungjoon. Hyejin terdiam menatap Sungjoon.
” Aku ingin kau berhasil…..membawa MOST nomer 1 aku juga ingin kau berhasil melakukannya…” kata Hyejin. Sungjoon pun mencium Hyejin.
Sungjoon kembali ke kantornya. Dia mengecek handphonenya yang tertinggal di meja. Betapa terkejutnya Sungjoon ketika dia mengetahui kabar bahwa wawancara dengan Leonard Kim dibatalkan secara sepihak. Sungjoon yang panik langsung mencoba menelpon manajemen Leonard Kim. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga wawancara eksklusif itu dibatalkan.
Sungjoon terduduk lemas di sofa ruangannya saat Shinhyuk masuk. ” Apakah kau mendapat telepon dari manajemen Leonard Kim ? Apakah itu benar terjadi? ” tanya Shinhyuk. Melihat ekspressu wajah Sungjoon yang tak berdaya, Shinhyuk pun segera tahu apa yang terjadi. Shinhyuk sendiri langsung pergi ke kantor menemui Sungjoon setelah dia mendapat telp dari seseorang yang mengatakan bahwa Leonard Kim tengah tersangkut kasus obat – obatan terlarang.
Tim editing yang lain mulai mengkhawatirkan apa yang akan terjadi. Jika mereka tidak mendapatkan angka penjualan melebihi New Look, Most akan segera dibubarkan. Ahreum, Joonwoo dan Joo Young berusaha menawarkan orang yang dapat menggantikan posisi Leonard Kim untuk wawancara eksklusif mereka. Tapi semuanya tidak ada yang cocok. Di bawah standart.
” Bagaimana dengan Ten ? ” ujar Kim Poongho tiba – tiba . ” Ten??!! ” yang lain berbicara berbarengan. Leader Cha mengatakan bahwa mustahil jika orang seperti Ten yang selalu bersembunyi seperti itu mau di wawancarai dan melakukan foto. Sungjoon mengatakan bahwa orang seperti Ten tidak perlu melakukan foto. Mereka hanya perlu mewawancarainya saja. Meskipun ada keraguan di hati oara anggota, namun mereka tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh Sungjoon.
Sungjoon menemui publisher yang menerbitkan buku karya Ten. Publisher juga tidak tahu menahu siapa sebenarnya Ten itu. Mereka hanya berkomunikasi lewat email. Publisher juga baru mengetahui kalau ternyata Ten adalah orang Korea dari SNS Ten. Sungjoon menanyakan apakah mereka bisa menginterview Ten lewat email. Publisher tak begitu yakin. Apakah Ten yang dikenal misterius itu mau melakukan wawancara seperti itu. Tak peduli apapun hasilnya nanti, Sungjoon tetap meminta bantuan kepada publisher untuk bisa menghubungi Ten dan mengajaknya wawancara.
Sungjoon bertemu dengan Hyejin di koridor kantor. Sungjoon baru saja kembali dari kantor publisher dan Hyejin baru saja kembalu dari meeting dengan Art Tim. Hyejin menanyakan bagaimana hasil Sungjoon bertemu dengan publisher. Sungjoon mengatakan bahwa kesempatan yang mereka miliki tidak tinggi. Tapi mereka tetap harus menunggu hasilnnyam tiba – tiba Hyejin berhenti di depan Sungjoon. Wajahnya di sodorkan di depan Sungjoon. Sungjoon bertanya apa yang sedang dilakukan oleh Hyejin. ” Kau bilang bahwa dengan melihatku kau akan bertambah semangat. Lihat aku…kau bisa melihatku dalam waktu 100 detik….” kata Hyejin. Sungjoon tersenyum. Dia memandang ke arah luar. ” Majalah edisi special ini akan berhasil kan ? ” tanya Sungjoon.
” Tentu sajaaa….” jawab Hyejin dengan yakin. Sungjoon meraih tangan Hyejin. Mereka bergandengan tangan. ” Hwaiting !!! ” kata Hyejin. Sungjoon tertawa kecil melihat kelakuan kekasihnya itu.
Hanseol terlihat menghindari Joonwoo akhir – akhir ini. Joonwoo pun menyadarinya. Bahkan Hanseol tak menjawab telp darinya di akhir pekan. Tingakah Hanseol pun semakin aneh belakangan ini. ” Mari pikirkan lagi keputusan kita untuk berkencan satu sama lain…” kata Hanseol. Joonwoo terkejut. Tak menyangka bahwa Hanseol akan mengatakan hal tsb. ” Pokoknya…mari kita pikirkan lagi keputusan kita untuk berkencan satu sama lain…” Hanseol berkata dan meninggalkan Joonwoo yang sedang kebingungan dan memangil – manggil namanya.
Ha Ri mengajak Hyejin untuk makan malam di rumah. Namun Hyejin tidak bisa karena dia harus lembut. Ha Ri dikejutkan oleh kehadiran ayahnya yang menunggunya di luar rumah. Keduanya pun duduk minum teh bersama. Ayahnya mengkonfirmasi berita yang mengatakan kalau Ha Ri keluar dari hotel. Ayahnya menawarkn bantuan untuk Ha Ri dalam mencari pekerjaan. ” Tidak perlu….ada sesuatu yang ingin aku ketahui. Sejauh mana aku bisa melakukan semuanya sendiri. Dan apa yang bisa aku lakukan sendiri. Aku penasaran dengan hal itu. ” kata Ha Ri. Ayahnya tertawa. Ibu Tiri Ha Ri menelpon ayah Ha Ri. Taj seperti sebelumnya. Kali ini ayah Ha Ri menyebutkan kalau dia sedang bertemu dengan Ha Ri karena ada sesuatu yang harus dibicarakan. Ayah Ha Ri tetap menawarkan bantuannya kepada Ha Ri. Joka Ha Ri mengalami kesulitan, jangan ragu untuk meminta bantuan ayahnya. Ha Ri pun menolaknya dengan sopan. ” Bahkan jika aku memibta bantuanmu, kau jangan pernah menurutinya. Dan itu akan sangat membantuku…” kata Ha Ri sambil tersenyum.
Ha Ri mengantarkan ayahnya pulang. Ha Ri menyesak mengapa dia harus mengatakan kepada ayahnya perihal dia ingin melakukan semuanya sendiri. ” Min Ha Ri…kau pasti bisa melakukannya….” ucap Ha Ri pada dirinya sendiri.
Tim editor sedang berkumpul untuk membicarakan progress masing – masing. Tiba – tiba Leader Cha mengatakan bahwa anak CEO Jin Sung, minggu depan akan lulus dan mengambil alih perusahaan. Shinhyuk sempat mencemooh karena itu adalah hal biasa dimana seorang anak CEO menjadi penerus ayahnya.
Sementara itu Hanseol terlihat sangat antusias di saat Leader Cha mengatakan bahwa anak dari CEO Jinsung grup akan menjadi CEO diperusahaan itu. Han seol yang memang dari awal mengincar putra CEO menjadi menebak – nebak siapa sebenarnya anak CEO yang berada di tim mereka. Di saat matanya bertatapan dengan mata Joonwo, Hanseol langsung salah tingkah.
Hanseol memprediksi bahwa putra dari CEO adalah Kim Shinhyuk. Dia ragu dengan Kim Poongho. Apakah dia benar anak seorang CEO. Tingkah laku Poongho membuat Han seol tak yakin bahwa dia adalah anak CEO. Hanseol mengajak Shinhuuk untuk makan malam. Namun tiba – tiba Shinhyuk mengatakan bahwa bulu hidung Han seol keluar. Hanseol pun malu setengah mati.
” Entah dia sedang dalam travelling atau apapun itu…tapi kita belun mendapat balasan apapun dari Ten…” kata publisher. Dia sedang berbicara pada Sungjoon di telepon. Sungjoon tak menyerah. Dia tetap meminta publishet menghubunginya jika Ten memberikan balasan. Sungjoon menatap keluar. Melihat rekannya di tim editor yang begitu semangat bekerja. Sungjoon tak dapat membayangkan jika MOST harus dihapuskan dari Korea.
Para anggota tim sedang kebingungan. Mereka dipaksa oleh tim lain untuk segera menentukan artikel utama mereka. Sedangkan mereka saat ini sama sekali belum mempunyai bahan untuk artikel utama mereka. Sungjoon keluar dari ruangan. Sungjoon meminta Leader Cha dan yang lain pulang terlebih dahulu. Leader Cha tak mengerti mengapa Sungjoon menjadi seperti itu. Sungjoon mengatakan bahwa dia akan mengurus Ten sendiri. Sungjoon pun melangkah ke luar ruangan dengan diiringi tatapan sedih para anggota timnya. Anggota tim yang lain mempertanyakan bagaimana jika mereka gagal mendapatkan peringkat 1, apa yang terjadi pada Ji Sung Joon ? . ” Tak ada lagi alasan dia untuk tinggal…” kata Leader Cha. ” Dia tak punya ikatan dengan MOST dan mengapa dia tak kembali saja ke Amerika ? ” Ahreum juga menjawab. Hyejin tak berkata apa – apa. Hanya diam . Shinhyuk diam – diam juga memperhatikan Hyejin. Hyejin tampak sangat sedih. Shinhyuk pun terlihat memikirkan sesuatu.
Shinhyuk memanggil Hyejin yang sudah melangkah keluar kantor. ” Kau tahu apa yanh menjadi quote favoritku kan ? Ini bukan berakhir sampai semuanya berakhir. ” kata Shinhyuk. ” Jangan mengkhawatirkan hal yang tak perlu. ” lanjut Shinhyuk lagi. Hyejin pun mengangguk. Mengatakan bahwa dia setuju dengan Shinhyuk. Hyejin pun membalas kepalan tangan Shinyuk yang di sodorkan kepadanya.
Di sisi lain, Joonwoo juga sedang mengejar Hanseol. Dia mengatakan bahwa dia akan menjalani blind date. Dia bertanya pada Hanseol. Haruskah dia pergi. Jawaban Hanseol benar – benar mengejutkan Joonwoo. Hanseol menyuruh Joonwoo untuk pergi ke blind date tsb. ” Sekali lagi aku bertanya padamu. Haruskah aku pergi ke blind date ini ? ” tanya Joonwoo sambil mengangkat ponselnya ke atas. ” Lakukanlah..aku mengatakan kau boleh melakukannya…” jawab Hanseol. Namun Hanseol tak berani menatap wajah Joonwoo. Dengan wajah sedih, Joonwoo pun menelpon kakaknya dan mengatakan bahwa dia akan melakukan blind date tsb. Joonwoo berjalan menjauhi Hanseol. Dia berhenti sejenak dan menoleh ke arah Hanseol. Hanseol tak berusaha melarangnya. Kenudian Joonwoo berlari menjauhi Hanseol.
Sepeninggal Joonwoo, Hanseol teringat betapa manisnya sikap Joonwoo kepadanya. Hanseol pun meneriakkan nama Joonwoo dan mengejarnya. Terlambat, Joonwoo sudah naik bus dan bus sudab berangkat. Hanseol berlari mengejar bus tsb. Joonwoo yang melihat Hanseol di luar langsung meminta supir bus untuk menghentikan busnya. ” Kau pikir ini taxi ? Berhentilah di pemberhentian selanjutnya…” kata supir bus. ” Bukankah bus selalu berhenti jika ada adegan seperti ini. Itu biasa terjadi di drama – drama romantis…” gumam Joonwoo.
Joonwoo berhenti di pemberhentian bus selanjutnya. Ia terburu – buru keluar dari bus. Hanseol tetkihat terengah – engah setelah mengejar bus. .” Jangan tinggalkan aku dan jangan pergi ke kencan buta itu….” kata Hanseol kepada Joonwoo. Joonwoo mengangguk mantap dan mengatakan bahwa dia akan melakukan apa yang Hanseol katakan. Hanseol pun meminta Joonwoo untuk menciumnya. Akhirnya mereka pun berciuman.
Sungjoon tengah melakukan jogging di pinggir sungai ketika Hyejin menelponya. Sungjoon mengatakan akan menelpon Sungjoon ketika dia sampai di rumah nanti. Sungjoon sampai di lapangan basket. ” Sungjoon…ayo bermaiiinn….” dia mendengar suara Hyejin di belakangnya. Sungjoon menoleh dan melihat bola basket yang dilemparkan ke arahnya. Sungjokn menangkap bola tsb dan kaget saat mengetahui ada Hyejin disana. ” yang kalah…harus mentraktir minuman…deal !!” kata Hyejin. Sungjoon terdiam. Dia maauh shock karena Hyejin tiba – tiba muncul disana. ” Mari bermaiiinn…..” kata Sungjoon. Akhirnya mereka bermain basket malam itu dengan gembira. Menghabiskan malam di pinggir sungai.
Lelah bermain, mereka beristirahat di bangku samping lapangan basket. Hyejin meminta Sungjoon menjulurkan tangannya. Olala…ternyata Hyejin ingin memotong kuku Sungjoon. Awalnya Sungjoon menolak. Tapi Hyejin tetap menarik tangan Sungjoondan memotong kukunya. Sungjoon mengamati Hyejin yang sedang memotong kukunya. ” Kau sudah melakukan semuanya dengan baik…” kata Hyejin. ” Aku pikir apa yang aku lakukan adalah hal yang baik. Tapi aku sadar…bahwa apa yang menurutku benar itu belum tentu baik….” kata Sungjoon. Hyejin meminta Sungjoom untuk tidak lagi menyalahkan dirinya sendiri. Pasti ada jalan untuk menyelamatkan MOST.
Meeting tim editor keesokan harinya. Sungjoon menyatakan kepada timnya bahwa tak akan ada special interview untuk majalah edisi special mereka. Leader Cha dan yang lain terkejut. Karena segmen special intrrview itu yang akan menentukan apakah mereka akan menjadi nomor satu atau tidak. ” Kite menulis artikel yang sudah kalian siapkan sebelumnya. Dan kalian bisa menuls ide kalian yang belum pernah tersalurkan. Lakukan saja…” kata Sungjoon. ” Tujuannya mungkin bagus…tapi apakah itu terlalu mengambil resiko? ” tanya leader Cha. Sungjoon mengatakan jika interview yang bagus belum tentu membuatu majalahmu bagus juga…” . Mereka pun juga membicarakan masalah Ten yang belum membalas email mereka.
Kim Rara datang secara tiba – tiba. Dia berdiri di tengah – tengah tim editor. Kim Rara berkata bahwa dia setuju dengan pernyataan Ji Sung Joon. Mereka jangan menekan diri mereka terlalu keras dan lakukanlah apa yang mereka inginkan. ” Jangan terlalu terfokus pada penghentian penerbitan majalah. Kita tak pernah tau keajaiban apa yang akan terjadi. ” Kim Rara meninggalkan ruangan. Hyejin mengangguk ke arah Sungjoon, memberinya keyakinan. Sungjoon membalas anggukan Hyejin dengan sebuah anggukan kecil.
Tim editor bekerja hingga larut malam. Hyejin meminta kepada leader Cha untuk mereview tulisannya. Leader Cha bertanya kepada Hyejin apakah dia menyukai tulisannya? . Hyejin hanya menjawab, ” Hmm….mungkin saja…” . Kemudian Leader Cha meminta Hyejin untuk memperbaiki tulisannya lagi. Sedang sibuk bekerja tiba- tiba ada yg mengirimkan delivery makanan. Awalnya Leader Cha berkata bahwa makanan itu bukan untuk mereka karena mereka tidak memesannya. Tapi tiba – tiba Sungjoon keluar dari ruangannya dan berkata bahwa makanan itu dari dirinya. Sungjoon mengajak semua timnya makan tetlebuh dahulu dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Merekapun bersorak gembira.
Joonwoo dan Hanseol menunjukkan kemesraan mereka di depan teman – temannya. Mereka saling menyuapi. Poongho yang melihatnya pun merasa gerah. Dia mengatakan bahwa mereka tak perlu begitu menunjukkan sikap mereka jika mereka adalah sepasang kekasih sekarang. Hyejin pun melirik kepada Sungjoon. Sungjoon yang melihatnya berusaha bersikap biasa saja kepada Hyejin. Hyejin pun mengangguk perlahan seolah mengatakan bahwa mereka tak perlu bersikap seperti Joonwol dan Hanseol. Shinhyuk terus melihat ke arah Hyejin. Namun tak bisa mengatakan apa – apa.
Selesai makan tim editing pun melanjutkan pekerjaannya. Mereka berdiskusi untuk memilih gambar yang akan mereka gunakan untuk artikel mereka. Leader Cha kembali bertanya kepada Hyejin, apakah kali ini dia menyukai tulisannya. Kali ini Hyejin menjawab kalau tulisannya cukup bagus. ” Ini mungkin belum sempurna, tapi untum sebuah artikel yang di publish, ini cukup unik dan segar. Kita akan memodifnya sedikit dan mempublishnya. ” kata Leader Cha. ” Benarkah ??” Hyejin bertanya dengan penuh semangat. Dia senang karena tulisannya akan ikut di publish. Shinhyuk melihat Hyejin yang sedang gembira dengan senyuman.
” Aku rasa ini sudah cukup dan kau tak perlu merubahnya lagi…” kata Sungjoln sambil meraoikan setumpuk kertas yang berisi artikel – artikel yang akan digunakan untuk majalah mereka nanti. Leader Cha mengatakan bahwa artikel – artikel itu lebuh segar dan bagus daripada artikel yg mereka buat sebelumnya. Jadi tak perlu banyak merevisinya. ” Mungkjn karena mereka melakukan apa yang mereka ingin lakukan. ” tambah Leader Cha lagi. Sungjoon mengatakan seharusnya dari awal dia melakukan hal itu. Leader Cha berpamitan kepada Sungjoon. ” Leader Cha…..” panggi Sungjoon. ” Kau telah bekerja keras dan aku minta maaf. ” kata Sungjoon. ” Ini belum berakhir, Kepala Deputi. Apa yang akan kau lakukan jika kita mendapat peringkat pertama tanpa kita duga ? ” tanya leader Cha. Sungjoon pun hanya menjawab dengan senyuman.
Hyejin menyerahkan amplop yang berisi kumpulan artikel yang akan dipublish untuk majalah edisi special 20thn anniversary. Senuanya terdiam. Leader Cha memegang amplop pemberian Hyejin juga dengan tampang tak yakin. Dia menghela napas. ” Itu akan dikirimkan ke tim percetakan, apa setelah ini semuanya akan berakhir ? ” tanya Ahreum. ” Apakah benar MOST akan di bubarkan? Apakah benar kita akan menghilang? ” tanya fashion team. ” Apa – apaan kalian ini ? Sampai majalah itu diterbitkan, kita tak akan pernah tau siapa yang akan menjadi nomor satu…” kata Shinhyuk. Sungjoon hadir di tengah mereka dan mengatakan bahwa dia sendiri yang akan mengantarkan paket artikel itu ke tim percetakan. Sungjoon juga mengajak para timnya makan malam setelah itu. Yang lain merasa tak percaya. Sungjoon mengajak mereka makan malam ???. Sungjoon bertanya mengapa merek semua merasa aneh. ” Karena kata ” makan malam ” keluar dari seorang mulut Deputi Ji, kami merasa merinding…” kata Kim Poongho. ” Aku akan menyusuk kalian setelah menyerahkan dokumen ini. Hubungi aku jika kalian sudah menentukan tempatnya. ” kata Sungjoon. Kemudian Sungjoon berjalan meninggalkan mereka. Tim editor masih bingung melihat kepergian Sungjoon. Mereka semua terdiam. ” Hey…mengapa Suasananya menjadi seperti di rumah duka? Ayolah..kita ambil ajakan Deputi Ji untuk makan malam bersama. Akhirnya mereka berebutan untuk memilih makanan apa yang akn mereka makan.
Sungjoon menyerahkan berkas artikel itu kepada tim percetakan. Kepala tim percetakan bertanya mengapa Deputi Jin sensiri yang mengantarkan berkas artikel tsb. ” Artikel – artikel itu….tolong berikan penjagaan yang khusus….” jawab Ji Sungjoon.
Tim editor sedang melakukan karaoke tim bersama. Fashion team, Joonwoo, Hanseol, Poongho menunjukkan bakat mereka dalam bernyanyi. Bahkan Kim Rara pun juga ikut bernyanyi. Tak lama Sungjokn hadir diantara mereka. Kim Rara langsung meminta Ji Sungjoon untuk bernyanyi. Awalnya Sungjokn menolak. Namun setelah mendapat sorakan dari anggota yang lain akhirnya dia oun naik ke atas panggung dan mulai bernyanyi.
Sungjoon mulai bernyanyi. Dan……alamaaaakkkk suaranya……. “Lucu…matikan….” kata Kim Rara. ” Dia yang bernyanyi dan mengapa aku yang merasa malu ? ” kata Cha Joo Young kepada Poongho. Ahreum, fashion team menutup telinganya. Tak sanggup mendengar suara Sungjoon. Shinhyuk pun mengerutkan dahinya mendengar suara Sungjoon. Namun hal ini tak berlaku bagi Hyejin. Dia seolah terpesona kepada suara Sungjoon. : Dia sangat kereeen….” kata Hyejin.
Tiba giliran Shinhyuk yang bernyanyi. Semua ikut naik ke atas panggung dan bersorak. Hyejin melihat Sungjoon keluar ruangan karaoke secara tiba – tiba.
Hyejin mengikuti Sungjoon dan melihat Sungjoon kembali ke kantor. Sungjoon memasuki ruang tim editor. Tak segera masuk ke ruangannya. Justru dia malah terdiam di depan pintu. Menatap ruang kerja Leader Cha dkk. Membayangkan mereka yang masih bekerja keras untuk membuat artikel majalah. Untuk bisa menghasilkan majalah yang bagus. Dia membayangkan dimana leader Cha yang harus terus memakai obat rasa sakit di lehernya karena terus bekerja di depan komputer. Namun leader Cha tetal bertahan karena dia menyukainya. Dia juga bercerita awal dia masuk ke majalah The MOST. Begitu juga dengan Ahreum. Dia bercerita bagaimana dia sangat ingin sekali bekerja di MOST. Dan Joonwoo yang merasa selalu bangga jika seseorang bertanya dimana dia bekerja. Mereka berada di MOST tak hanya karena untuk mencari uang. Tapi karena memang mereka menyukai pekerjaannya. Meskipun mereka setiap hari harus dikejar deadline, tapi di setiap deadline mereka selalu menemukan keasyikan sendiri. Mereka bangga dan bahagia bisa terlibat dalam pembuatan majalah MOST. Sungjoon melihat semua itu dalam bayangannya. Dimana mereka semua bekerja keras sebagai satu tim. Menjalankan pekerjaan mereka dengan serius. Hubungan kekeluargaan yang mereka bangun. Akankah ini semua harus berakhir?
Sementara itu anggota tim lain masih menikmati pesta mereka. Sudah mabuk, Kim Rara bertanya dimana MOSTnya. Joonwoo memohon kepada Kim Rara untuk membantu mereka menyelamatkan MOST. Karena Kim Rara memiliki koneksi yaitu keponakannya akan menjadi direktur di perusahaan MOST. Namun Kim Rara menyatakan bahwa itu tak bisa. Shinhyuk sadar bahwa Hyejin tak ada di sana. Dia pun berusaha menghubungi Hyejin namun ternyata ponselnya tertinggal.
” Mengapa kau ada disini ? ” tanya Hyejin. ” Hanya……” jawab Sungjoon. Hyejin duduk di sebelah Sungjoon. Sungjokn mengatakan bahwa tiba – tiba dirinya mengantuk. Dia lalu merebahkan kepalanya di pangkuan Hyejin. ” Dapatkan aku melakukan ini sebentar ? ” tanya Sungjoon. ” Ya…tidurlah…” jawab Hyejin. Sungjoon memejamkan matanya. Hyejin mengusap rambut Sungjoon perlahan. Dia teringat kata – kata Sungjoo. Di saat dia memikul tanggung jawab untuk menjaga MOST agar tak dibubarkan. Sampai – sampai dirinya masuk RS karena kelelahan. ” Kasihan dirimu….kau telah melakukan yang terbaik…” kata Hyejin sambil mengusap wajah Sungjoon yang tertidur di pangkuannya.
Tanpa Hyejin sadari, Shinhyuk melihat semuanya dari depan pintu masuk. Shinhyuk terdiam melihat Sungjoon yang tertidur di pangkuan Hyejin.
Di dalam perjalanan pulang, Kim Rara jiga tetlihat sedang memikirkan sesuatu di dalam mobilnya.
Keesokan harinya Hyejin mendapati Ha Ri yang tak tidur semalam untuk mencari pekerjaan. Ha Ri merasa stress karena dia tak dapat menemukan 1 pekerjaan yang cocok untuknya. Akhirnha dia memutuskan untuk pergi tidur. Hyejin mendapat telepon dari Shibhyuk. Terdengar suara Shinhyuk yang terburu – buru mengatakan sesuatu kepada Hyejin. Shinhyuk berkata seolah -olah terjadi sesuatu padanya. Hyejin ikutan panik. Shinhyuk meminta Hyejin untuk segera bersiap karena Shinhyuk akan menjemputnya 30 menit lagi.
Dengan tergesa – gesa Hyejin keluar dari rumah. Hyejin segera menghampiri Shinhyuk yang sudah menunggunya. Hyejin bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Shinhyuk tak ingin menjelaskan dan langsung mendorong Hyejin masuk ke dalam mobilnya.
Shinhyuk berkata pada Hyejin. Apakah dia harus mengatakan ini atau tidak. Shinhyuk berharap Hyejin tak kagey mendengar berita ini. Hyejin mengatakan bahwa Shinhyuk membuatnya takut. Sebenarnya apa yang terjadi ? Shinhyuk mengatakan bahwa Hyejin harus berjanji bahwa dia tak akan mengatakan apapun dan tak akan memberutahu siapaun perihal ini. Hyejin berjanji. ” Sebenarnya aku………….” Shinhyuk terdiam sebentar, membuat Hyejin semakin penasaran. ” Sangat bosan……” lanjut Shinhyuk. ” HEEE ???? Apaaaa ??? ” Hyejin tak percaya dengan perkataan Shinhyuk. Dia sudah berpikir terjadi sesuatu yabg serius kepada Shinhyuk. Namun jawaban yang dia dapat malah sebuah candaan. Shinhyuk merasa bosan karena deadline majalah sudah terseesaikan dan tak ada yang bisa di ajak bermain. Oleh karenanya dia mengajak Hyejin untuk bermain seharian itu. ” Tapi ada sesuatu yang besar terjadi…” kata Shinhyuk lagi. Hyejin terlihat antusias lagi. ” Aku laparr….”kata Shinhyuk. Shinhyuk pun melajukan kendaraannya dengan cepat.
Mereka tiba di restoran mewah. Shinhyik seperti orang yang belum pernah makan di restoran semacam itu. Dia berteriak disaat melihat daging korea. Membuat Hyejin malu karena menjadi pusat perhatian pengunjung yang lain. Bahkan dia meminta potongan lobak yang seharusnya tak ada di restoran berkelas seperti itu. Hal ini juga membuat Hyejin cukup malu melihat kelakuan Shinhyuk.
Hyejin dan Shinhyuk menghabiskan waktu di taman bermain. Mereka naik roller coaster. Setelah turun, Hyejin tak dapat berjalan karena lututnya gemetaran. Hyejin dan Sungjokn pun juga menikmati wahana yang lain. Mereka mampir di satu toko. Shinhyuk mengageti Hyejin dengan topeng gorila. Hyejin kaget setengaj mati dan berniat untuk membalas dendam. Hyejin kemudian mengagetkan Shinhyuk dengan topeng kakek – kakek. Shinyuk yang kaget langsung jatuh pingsan. Hyejin pun kaget. Dia kemudian menghampiri Sungjoon dan membangunkannya. Tiba – tiba ” Jackson !!!!! ” Shinhyuk kembali mengagetkan Hyejin. Hyejin pun dongkol bukan main. ” Haiiishhh….dia selalu mengalahkanku !! ” kata Hyejin kesal.
” Mengapa kau sangat bersemangat sekali hari ini ? ” tanya Hyejin. ” Aku sudah mengatakan padamu bahwa ini adalah hari special. ” jawab Shinhyuk. ” Hari special apa ? “. ” Kaun akan mememukannya besok…”. Shinhyuk berjalan ke arah tukang topi. Dia mengambil beanie warna merah dan memakainya. Sangat cocok digunakan oleh Shinhyuk. Tanpa diduga oleh Hyejin, Shinhyuk meminta Hyejin untuk membayar topinya. Hahaha…dengan sewot, Hyejin membayar topi Shinhyuk karena Shinhyuk sudah lebih dulu pergi meninggalkannya
.Mereka minum teh bersama di depan kafe yang terletak di depan rumah Hyejin. Hyejin mengatakan bahwa dia senang hari itu. Shinhyuk juga mengatakan bahwa Hyejin pasti merasa bahagia seperti orang kebanyakan yang bisa melewati hari seperti yang lainnya. ” Aku pikir aku akan menarik kata – kataku…” kata Shinhyuk. ” Kata – kata yang mengatakan bahwa aku tak ingin menjadi temanmu. Aku pikir sejak hari ini kita bisa menjadi teman baik dan kita sangat cocok menjadi teman…benarkan ? ” tanya Shinhyuk. ” Ya…benar…teman yang sangat baik….” Hyejin tersenyum dan mengangguk.
Shinhyuk mengatakan bahwa seharusnya dulu dia juga menjadi teman sekelasnya Hyejin. Hyejin tak mengerti. Lalu Shinhyuk mengatakan bahwa itu hanya candaan sebagai seorang teman. Shinhyuk mengatakan bahwa seharusnya dia mencium Hyejin disaat dia mengungkapkan perasaannya dulu. Hyejin kaget. Lagi – lagi Shinhyuk mengatakan bahwa itu juga candaan sebagai seorang teman. Hyejin merasa terganggu dengan sikap Shinhyuk dan meminta Shinhyuk untuk pergi. Hyejin lalu beranjak dari bangkunya.
” Aku akan melakukannya sekarang….” kata Shinhyuk. Sia ikut bangkit dari bangkunya. Hyejin mengucapkan sampai bertemu besok di kantor. Namun Shinhyuk mengatakan kata – kata seolah bahwa mereka tidak akan bertemu lagi. Shinhyuk hanya tetsenyum. ” Jackson….” kata Shinhyuk sambil berbalik melihat Hyejin. ” Apakah aku sudah memberitahumu hal ini ? Bahwa aku menyukaimu…bukan sebagai seorang pria atau wanita. Tapi aku menyukaimu sebagai seorang manusia….” kata Shinhyuk. Hyejin terdiam. ” Aku menyukaimu sebagai seorang Jackson….ah..bukan…sebagai seorang manusia Kim Hye Jin….terima kasih Hyejin…berkat dirimu..aku sangat merasa senang dan memiliki waktu yang menarik..aku pergi….bye…” Shinhyuk mengajak Hyejin untuk melakukan high five. Hyejin membalasnya. Shinhyuk pun pergi dengan wajah bahagia dan senyumannya. Namun tidak dengan Hyejin. Dia merasa aneh dengan Shinhyuk. Ada yang aneh dengan temannya itu. Namun Hyejin tak menanyakannya. Dia membiarkan Shinhyuk pergi melaju dengan mobil sport warna merahnya.
Di mobil…terlihat Shinhyuk sedang menahan tangisnya. Entah karena apa dia memilih pergi untuk meninggalkan wanita yang disayanginya.
Di kantor the MOST sedang dipersiapkan acara untuk melantik pimpinan baru dari MOST yaitu anak dari pimpinan sebelumnya.
Kepala bagian percetakan mendapat teleon untuk menunda pencetakan majalah MOST edisi special.
Kim Rara dengan jas dan topi yang digunakannya sedang duduk di ruangannya. ” Hari ini akhirnya datang….” ucapnya.
Sungjoon mendapat telepon dari bagian percetakan bahwa masalah penundaan pencetakan majalah. Sungjoon terkejut. Menanyakan siapa yang memberikan perintah tsb. Kepala bagian menceritakan bahwa sebelumnya ada seseorang yang mengatakan dirinya dari MOST, da memintanya untuk menunda pencetakan. Sungjoon pun berjanji akan mengeceknya tetkebih dahulu dan memberi kabar segera.
Sungjoon mengecek ponselnya dan terkejut saat dia mendapat emai dari TEN ! Ten mengundangnya untuk datang menemuinya. Apalagi maksudnya jika bukan untuk mewawancarainya. Sungjoon benar – benar terkejut.
Eun Kyong terlihat asyik membaca novel karya Ten yang berjudul ” Memory “. Joonwoo bertanya apakah mereka harus mendatangi acara pelantikan baru president MOST. Leader Cha mengatakan setidaknya mereka harus datang untuk melihat wajah baru pemimpin mereka. ” Dimana Kim Shinhyuk dan Kim Poongho ? ” tanya Cha Joo Young. Mereka mengira bahwa Poongho sedang tertidur di suatu tempat.
Hyejin dan tim akhirnya ikut menghadiri upacara pelantikan. Namun mereka tak melihat tanda – tanda kedatangan Shinhyuk dan Poongho. ” Kalian akan melihatnya sebentar lagi….” kata Hanseol. Tiba saatnya MC mengumumkan siapa president terbaru Jinsung group. President baru itu melangkah di atas panggung. Wajah leader Cha dan tim benar – benar di buat Shock !!!. Ahreum sampai menggeleng-gelengkan matanya, berharap dia salah melihat. Begitu juga dengan leader Cha. Orang yang berdiri di hadapan mereka, menjadi president baru Jinsung group dan akan memimpin mereka adalah Kim PoongHo !!!!!.
Sementara itu Sungjoon datang untuk menemu TEN. Dia masuk ke dalam ruangan. Tampak seseorang pria dengan menggunakan jas rapi dan potongan rambut klimis. Dia berdiri menghadap Jendela dan membelakangi Sungjoon. Sungjoon memperkenalkan diri bahwa dia berasal dari MOST. Perlahan, pria itu membalikkan punggungnya. Kali ini Sungjoon yang dibuat terkejut. ” Senang bertemu denganmu…aku adalah TEN….” . Dan TEN adalah Kim Shin Hyuk !!!!.
Wow…