SungJoon menghentikan mobilnya setelah dia melihat sosok yang mirip dengan HyeJin di kaca spionnya. Dengan terburu – buru, SungJoon keluar dari mobil dan masuk kembali ke dalam hotel.
HaRi tentu saja kaget bukan kepalang setelah menyadari bahwa yang menarik tangannya adalah SungJoon. Dengan muka panic, HaRi segera memeluk SungJoon dan melepas name tagnya. Karena jika SungJoon tahu bahwa dia bukan HyeJin yang sebenarnya, habislah dia. HaRi melempar nametagnya ke belakang dan mengenai salah satu anak buahnya. Staff HaRi memungut nametag tsb dan memanggil HaRi setelah membaca tulisannya. HaRi yang mendengar namanya dipanggil langsung buru – buru menarik SungJoon keluar hotel. SungJoon yang masih merasa shock karena HyeJin ( HaeRi ) ada di depannya, menurut saja di saat HaRi menyeretnya keluar.
Sewaktu SungJoon ingin bertanya mengapa HaeRi ada si Seoul, salah satu staff hotel menghampiri Sungjoon dan meminta SungJoon unyuk mengambil mobilnya yang terparkir di tengah jalan. HaRi merasa sedikit lega. Staff hotel yang membawa nametag, menghampiri HaRi dan menyerahkan nametag tsb. “ Apa yang harus aku lakukan??? “ Tanya HaRi ke Staff itu. Staff itu kaget mendengar suara dan ekspressi HaRi yang terlihat panik.
HaRi tak dapat menyembunyikan kepanikannya. Kakinya terus saja di goyangkan. Sementara di hadapannya duduk SungJoon yang hanya menatapnya. Diam. Tak berkata apa – apa.
HaRi yang terlihat gugup, tak tahu harus memulai percakapan darimana. Sementara SungJoon terus terdiam menatap HaRi. HaRi berkata bahwa memang dia benar pergi ke London untuk belajar. “ Ya benar, bahkan kau mengirimkan fotomu sewaktu disana. “ SungJoon menanggapi kata – kata HaRi. HaRi mengatakan bahwa jika memang SungJoon tahu bahwa dia di luar negeri, mengapa dia bisa mengetahui bahwa HaRi ada di hotel tsb ? HaRi mengatakan hal tsb dengan tingkah Aegyo. Tampang SungJoon datar. HaRi menjelaskan bahwa dia memang berangkat keluar negeri, namun tak lama dia mendapat panggilan untuk bekerja di hotel tsb, dia tak bisa menolak, hingga akhirnya menerima tawaran pekerjaan itu. HaRi berbohong,. Tingkahnya masih gugup. HaRi terus menggoyangkan kakinya. Dia menutupinya dengan gaya imutnya. SungJoon masih tanpa ekspresi. HaRi menganggap bahwa Sungjoon tak akan percaya kata-katanya barusan. “ Seharusnya kau menelponku sewaktu kau kembali…” . Kaki HaRi langsung berhenti bergoyang. Kaget dengan kata – kata Sungjoon barusan. Sungjoon berkata bahwa dia hampir saja ingin berangkat ke London sewaktu mengetahui HyeJin-nya masih di London.
HaRi yang masih berusaha membuat karangan cerita, berkata bahwa dia senang bertemu dengan Sungjoon. Bahkan hal ini membuat HaRi merinding. SungJoon tak menyangka bahwa HyeJin-nya bisa menjadi hotelier seperti sekarang. HaRi juga tak menyangka jika SungJoon bisa menjadi Deputy Chief editor majalah. SungJoon merasa aneh, darimana HyeJin tahu bahwa dirinya adalah seorang Deputy Chef? Seketika wajag HaRi berubah. Dia keceplosan. HaRi segera meralat bahwa SungJoon pernah mengatakannya saat pertama kali bertemu. Awalnya SungJoon tak merasa bahwa dia pernah mengatakan itu pada HaRi, namun akhirnya menerima setelah HaRi bersikeras mengatakan bahwa Sungjoon pernah menceritakan pekerjaannya kepada HaRi. SungJoon berkata bahwa saat ini mereka bisa sering bertemu karena gedung tempat kerja mereka berdekatan. HaRi menjawabnya dengan senyum getir.
HaRi mencoba untuk menghubungi HyeJin. Dia ingin menceritakan apa yang baru saja terjadi padanya. Namun yang mengangkat telp HyeJin adalah Shin Hyuk karena HyeJin sedang tidak ada di tempat. HaeRi berteriak dan hal itu membuat ShinHyuk terkejut. Belum sempat menceritakan apa yang terjadi, ShinHyuk sudah lebih dulu berkata bahwa HyeJin tidak ada di tempat. HaeRi kaget karena yang menerima telp adalah seorang pria. ShinHyuk bertanya apakah ada pesan yang ingin disampaikan pada HyeJin. HaeRi menjawab bahwa dia akan menghubungi HyeJin lagi nanti.
HaeRi menunggu HyeJin dengan cemas. Setibanya HyeJin, Haeri segera menghampirinya dan segera ingin mengatakan apa yang sudah terjadi hari itu. Namun sepertinya kondisi HyeJin sedang tidak bisa diajak berbicara. HyeJin berjalan dengan tergesa – gesa menuju lemari es, membukanya dan segera meneguk sebotol besar air. Setelahnya HyeJin berteriak “ Baj***an…!!” . HaeRi menoleh ke arah sahabatnya itu. HyeJin berkata bahwa dia tidak akan keluar dari pekerjaannya saat ini.
HyeJin melangkah ke kamarnya dan menegaskan sekali lagi bahwa dia tidak akan keluar dari pekerjaannya. HaeRi setuju akan keputusan HyeJin. Kemudian dia bertanya mengapa HyeJin tak jadi keluar. Lalu siapa si baj***an itu. “ Ji sung Joon….adalah baj***an itu. HaeRi bertanya mengapa SungJoon adalah baj***an? . Karena perkataannya seperti gonggongan anjing. HyeJin menyebutnya seperti itu. “ Dia adalah lelaki yang gentle dan baik.” Jawab HaeRi. HyeJin menyimpulkan bahwa SungJoon adalah psikopat, selalu bimbang dan memiliki banyak kepribadian. SungJoon bukanlah lagi cinta pertamanya. HaeRi semakin bingung dengan apa yang terjadi.
HyeJin mengatakan bahwa rencana Tuhan. SungJoon tidak akan menemukannya jati diri dia yang sebenarnya, namun jika dia keluar karena ketakutan , dia pasti akan sangat menyesalinya. HaeRi mencoba membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, namun ucapannya selalu dipotong oleh HyeJin yang sedang asyik mengomel. HyeJin bilang bahwa dia dan SungJoon sudah berakhir. Dia akan melupakannya dan hanya akan focus bekerja. HyeJin lalu meningglkan kamar mandi dan hyeJin yang terduduk diam di toilet. HaeRi yang mendengarkan curhat sahabatnya itu makin bingung. Haruskah dia mengatakan yang sudah terjadi hari itu? . “ apa yang ingin kau sampaikan padaku ? katamu aku pasti akan terkejut mendengar apa yang sudah terjadi hari ini..” kata HyeJin kembali ke kamar mandi. Dengan linglung HaeRi mengatakan bahwa dia sudah lupa akan apa yang ingin dikatakannya. HyeJin berkata bahwa HaeRi terlalu banyak minum akhir – akhir ini. Dan akhirnya HaeRi memutuskan untuk tidak mengatakan hal itu karena hanya kan membuat HyeJin khawatir.
SungJoon tengah bersiap untu pegi ke kantor. Dia mampir ke sebuah kafe sebelum berangkat ke kantor.
Pelayan kafe memanggil SungJoon karena kopi pesanannya sudah siap. Namun karena terlalu serius dengan tabnya, Sungjoon tak mendengar panggilan si pelayan. Sehingga pelayan tsb harus mengantarkan kopi ke meja SungJoon. Saking seriusnya , SungJoon sampe salah minum kopi. Yang dia minum justru air dari vas bunga….ckckckck…. SungJoon masih sibuk menatap tabnya ketika dia menabrak pintu keluar. Dia pun juga salah menunggu di pintu keluar. Ckckck.. ( Deputy Chief Editor ini memang ajaib )…
SungJoon berhenti di lampu merah. Menunggu waktu untuk menyebrang
Dia mendengar suara HyeJin yang mengatakan “ pergi “ dengan aksen khususnya. Hanya HyeJin yang melakukan hal tsb. Flash back ke masa kecil HyeJin dan SungJoon. “ Mengapa kau selalu mengucapkan kata “ pergi” saat lampu hijau ?” Tanya little SungJoon. “ Karena hijau itu artinya “ pergi “ jawab little HyeJin. SungJoon mencari-cari asal suara tsb. Tanpa ia ketahui bahwa HyeJin sedang berjalan di sampingnya. Di antara keramaian. Namun Sungjoon Tak menyadari hal itu.
SungJoon menelpon HyeJin unryuk memastikan dimana dia berada. HaeRi tentu saja yang mengangkat telp SungJoon karena sebelumnya memang no hape HaeRi yang digunakan HyeJin untuk menghubunginya disaat rencana pertemuan mereka pertama kali ( Hape HyeJin rusak tercebur kolam ). HaeRi mengatakan bahwa dirinya masih dirumah. “ Ahh..aku piker kau sudah bersiap menuju kantormu. “ jawab SungJoon. HaeRi mengajak SungJoon untuk bertemu. “ Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan” kata HaeRi.
Di jalan ShinHyuk menepuk pundak HyeJin dan hal itu membuat HyeJin kaget. ShinHyuk menggoda HyeJin dengan makanan yang dibawanya. Namun hal itu tidak ditanggapi ole HyeJin.
Di kantor, So ri tengah mencari perhatian lelaki yang mungkin adalah anak dari CEO Jin Sung group. Dia membawakan kopi untuk mereka. Begitu Sungjoon tiba di kantor, dia mengirim pesan kepada timnya bahwa mereka akan mulai meeting 10 menit lagi. HyeJin menatap SungJoon dengan kesal. Dia bertekad menunjukkan kepada SungJoon bahwa dirinya bukan wanita bodoh.
Meeting dimulai. Fashion team, Beauty Team mulai mulai menyampaikan idenya. Di sudut, HyeJin terliah frustasi. Baginya, tim editing berbicara dengan bahasa alien. Dia sama sekali tak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh mereka. Hal ini dikarenakan karena HyeJin sama sekali tak mengerti soal fashion. HyeJin kembali melakukan kesalahan disaat Leader Cha memintanya untuk menyalakan layar proyektor.
SungJoon makin terlihat kesal dengan HyeJin. Dia terus berkata bahwa dirinya tak suka membuang waktu untuk hal yang tak berguna. Meeting berjalan lebih baik daripada meeting pertama mereka. Di akhir meeting, SungJoon bertanya siapa yang bertugas untuk membuat laporan untuk hasil meeting mereka saat itu. Dengan takut, HyeJin mengangkat tangannya. SungJoon menghela napas dan berkata, “ Segera selesaikan dan berikan padaku. “ SungJoon berlalu dari ruangan meeting diikuti oleh anggota tim yang lain.
HyeJin merasa kesulitan untuk membuat laporan karena banyak hal yng tidak ia mengerti. Dia berusaha untuk bertanya kepada rekan dan seniornya di tim. Namun sepertinya mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing- masing , sehingga mengabaikan HyeJin yang membutuhkan pertolongan mereka.
HyeJin memberikan laporan hasil meeting kepada SungJoon. SungJoon melihatnya lembar demi lembar. Dengan gugup HyeJin menunggu di depan SungJoon meletakkan laporan HyeJin dengan kasar. “ Mengapa kau ada disini? “ Tanya SungJoon . HyeJin terdiam, tak mengerti apa yang dimaksud oleh SungJoon. SungJoon bertanya mengapa HyeJin ada di perusahaan majalah ini, jika dia sama sekali tak mengerti tentang pekerjannya. HyeJin memble diri bahwa dia dipindah secara mendadak sehingga dia belum paham tentang pekerjannya. HyeJin juga berkata bahwa orang – orang di sekitarnya terlalu sibuk sehingga tidak ada yang mengajainya. “ Disini bukan tempat untuk orang lain mengajarimu sesuatu. Kau harus mempelajairinya sendiri. “ SungJoon berkata dengan suara agak keras.
“ Jika kau tetap seperti ini, aku akan mengeluarkanmu dengan otoritas yang aku punya. Tak peduli sebagus apapun skill computer dan manajemenmu. “ kata SungJoon. HyeJin tertunduk. SungJoon melemparkan hasil laporan yang sudah dibuat HyeJin ke lantai. HyeJin memungutnya dengan sedih.
Keluar dari ruangan SungJoon, tangan HyeJin langsung ditarik oleh Jo Ah Reum. Ah reum memintanya untuk membantu So Ri memisahkan produk kecantikan sesuai brandnya.
Lagi – lagi hal ini terasa asing untuk HyeJin. Dia sama sekali tak mengerti apa – apa soal produk kecantikan. Hal ini membuat So Ri kaget. Bagaimana bisa seorang wanita , yang tinggal di kota tidak mengerti sama sekali soal make-up. HyeJin menoleh ke belakang dan dia melihat SungJoon. Dia merasa frustasi. Mengapa SungJoon selalu ada di sekitarnya di saat dia tak bisa melakukan pekerjaannya dengan benar.
HyeJin memukul-mukulkan kepalanya di meja. Ini menarik perhatian ShinHyuk. ShinHyuk menaru snack di meja HyeJin dan pada saat HyeJin memukulkan kepalanya di meja dan “ Bboom…” dahi HyeJin tepat mengenai snack ShinHyuk tsb. HyeJin memgang dahinya yang kesakita. Sementara ShinHyuk merasa senang karena sudah berhasil menjahili HyeJin. HyeJin yang sedang tidak dalam mood yang bagus langsung berlalu meninggalkan ShinHyuk.
Hyejin mengepel dan membersihkan ruangan tim management. Hal ini membuat kepala dan anggota tim lain merasa heran. HyeJin bahkan bersorak untuk mengajak makan malam tim management.
Kepala tim management langsung menyeretnya kembali ke ruangan editing. HyeJin meronta. Kepala tim mengatakan kalau dia hanya perlu bertahan selama 3 bulan. HyeJin memohon kalau pak kepala jangan sampai melupakannya. Setelah 3 bulan, dia akan segera kembali ke tim Management.
Yang bisa HyeJin lakukan adalah bekerja keras dengan tenaganya. HyeJin membantu membawa barang – barang ke sana kemari. Memfotokopi dokumen – dokumen, juga mengantarkan kopi untuk tim editing.