Sinopsis She Was Pretty Eps – 4, Simak Sinopsis Sebelumnya She Was Pretty Episode 3
HyeRin memaksa HyeJin untuk membelikannya makanan. HyeRin mengancam HyeJin bahwa dirinya akan mengganggu HaeRi jika HyeJin tidak datang. Dengan terpaksa, HyeJin menuruti kata – kata adiknya.
“ Buku itu miikku…Buku yang paman pegang itu milikku…” Suara gadis kecil mengagetkan SungJoon. Gadis itu mirip sekali dengan HyeJin sewaktu kecil. SungJoon mengajak HyeRin duduk dan membelikannya makanan.
HyeJin yang datang ke kafe dan melihat pemandangan ini sangat kaget. Dia buru- buru bersembunyi agar tak terlihat oleh SungJoon dan adiknya. HyeJin menelpon SungJoon dan mengatajan bahwa dirinya dircari oleh Direktur RaRa karena ada sesuatu yang mendesak soal pekerjaan,. HyeJin ingin memisahkan adiknya dengan SungJoon.
HyeRin bertanya teman seperti apa SungJoon dan HyeJin ? SungJoon bingung harus berkata seperti apa. Dia menerima telpon dari HyeJin , dia pamit kepada HyeRin karena ada urusan mendadak. Sepeninggal SungJoon, HyeJin menhampiri dan langsung menginterogasinnya. “ Apa yang kau katakan pada laki – laki itu? “ Tanya HyeJin panik.
Untunglah HyeRin belum sempat mengatakan apa – apa. HyeJin bernapas lega. “ apakah kau meminjam uang pada lelaki itu ? “ Tanya Hyerin penasaran. Hyejin membentaknya, mengatakan bahwa tak seharusnya dia berbicara dengan pria asing. Hyerin membantah bahwa Sungjoon adalah orang asing karena Sungjoon mengenal Hyejin. Hyejin member adiknya uang 5.000 won dan menyuruh adiknya pergi.
Sungjoon sampai di kantor dan langsung menemui Direktur Rara, Sungjoon menanyakan apa yang perlu dibicarakan oleh Direktur kepada dirinya. Kim Rara yang merasa tak memanggil Sungjoon merasa aneh. Dengan tersengal- sengal, Hyejin menemui mereka berdua dan berbisik kepada Sungjoon bahwa mungkin dirinya telah melakukan kesalahan. Sungjoon mengerti apa yang sudah terjadi.
Sungjoon merasa kesal dengan hasil proposal para tim editor yang tak pernah sesuai dengan ekspektasinya. “ Jika kalian tdak bisa menarik perhatian pembaca dengan 1 kalimat, maka majalah ini akan menjadi majalah yang tak layak dijual. “ .
Para anggota tim editing saling menatap satu sama lain. Mereka merasa tak tahu harus bagaimana menyikapi Sungjon yang sangat ketus terhadap pekerjaan mereka. Sungjoon memutuskan untuk memulai lagi semua project pembuatan majalah 20 th anniversary Most. Semua memprotes sikap Sungjoon yang satu ini. Menurut mereka, tema 20th anniversary sudah cukup menarik. Namun tidak untuk Sungjoon.
Shinhyuk juga memprotes sikap ketus yang selalu Sungjoon lakukan.” Bagaimana kita bisa mengungkapkan pendapat di situasi yang tak mengenakkan seperti ini? “ Tanya Shinhyuk. Shinhyuk meminta Deputi Ji bersikap nyaman dengan anggota tim yang lain. Dan bersikap “ free” . “ Kau seharusnya hanya perlu tinggal di rumah. Tak perlu bekerja dan jadilah “ free” Sungjoon menjawab pertanyaan Shinhyuk. Anggota tim lain terdiam.
Sungjoon membuang semua proposal yang sudah dibuat oleh para anggota tim ke tempat sampah. Dan beranjak pergi.
Sebelum Sungjoon melangkah ke luar pintu, dia berhenti sebentar dan menoleh ke Leader Cha. Dia menanyai apakah James Teller, orang yang akan berkolaborasi dengan mereka di pembuatan majalah 20th anniversary itu sudah bisa dihubungi.
Cha Joon Young menjawab bahwa dia sudah berusaha menghubungi James, namun karena kesibukannya sepertinya mustaghil mengajaknya bekerja sama. “ Tinggalkan pekerjaan itu dan serahkan semua kepadaku. Kau tak perlu mengurusi hal itu lagi.” Kata Sungjoon. Leader Cha tersinggung dan kesal.
Saat di jalan, Sungjoon melihat langit sangat indah. Dia berhenti sebentar dan memotretnya. Begitu juga dengan Hyejin.Hyejin begitu terpesona dengan indahnya langit siang itu. Dia pun ingin mengambil gambar langit yang indah itu.
Lagi lagi Shinhyuk datang dan menganggunya. Disaat Hyejin ingin mengambil gambar, tiba-tiba Shinhyuk melintas di depannya. Dia bertanya apa yang dilakukan Hyejin. “ Apakah ada ironman datang? “ canda Shinhyuk. Hyejin mengatakan bahwa langit siang itu sangat cantik.
Shinhyuk menatap Hyejin. Namun Hyejin tak menyadari. Pikiran Shinhyuk melayang ke malam itu. Di saat Hyejin memberikan tempat duduk ke nenek-nenek di bus. Ternyata Shinhyuk juga berada di dalam bus tsb. Shinhyuk tersenyum menatap Hyejin yang dengan senang hati membantu nenek-nenek tsb. “ Langitnya sangat cantik. “ kata HyeJin. “ Ya..itu cantik..” Shinhyuk berkata sambil menatap wajah Hyejin. Dia tersenyum penuh arti.
Di hotrl, HaeRi menatap keluarga kecil yang sedang merayakan ulang tahun ibunya. Mereka terlihat bahagia. Dia teringat disaat dulu dia, ibu dan ayahnya masih bersama. Mereka juga bahagia seperti mereka. Merayakan ulang tahun pernikahan ayah dan ibunya. HaeRi sangat merindukan saat – saat itu.
Disaat yang sama HaeRi juga sedang menatap langit. Dia mendengar hpnya bordering. Panggilan dari ayahnya. HaeRi hanya menatap hp itu tanpa menjawab. Sampai panggilan itu akhirnya terhenti.
SungJoon mengirimnya gambar langit. Sungjoon menanyakan keadaan tangannya. HaeRi menatap hpnya dengan tersenyum .
Haeri bertemu dengan Hyejin yang hendak membuang sampah di depan rumahnya. Mereka berjalan – jalan ke taman dan mengobrol . Hyejin bercerita bahwa dirinya hampir saja ketahuan karena Sungjoon bertemu dengan Hyerin. Dengan keras, Haeri berkata bahwa dirinya tak boleh tertangkap. “ mengapa kau terlihat lebih bersemangat daripada ku? “ Tanya HyeJin . Haeri gugup , “ Hmm…jika kau tertangkap….itu akan membuatmu malu….” Jawab Haeri terbata – bata. HyeJin mengatakan bahwa jika Sungjoon tahu bahwa orang yang selalu berbuat kesalahan di kantor, dan selalu dianggap rendah olehnya adalah cinta pertamanya, hal itu akan sangat menyeramkan.
Haeri bertanya, bagaimana jika dulu saat pertama kali mereka bertemu, Hyejin sendiri yang menemui Sungjoon dan bukan dirinya ? Apa yang akan terjadi ? Hyejin menjawab tak tahu, mungkin akan lebih terasa canggung jika kita bertemu di kantor, dia menjadi boss dan aku menjadi bawahan. “ Mengapa kau bertanya? “ Hyejin menoleh ke arah Haeri. “ hmmm..hanya..aku hanya menebak apa yang akan terjadi…Hyejin…tentang Ji Sungjoon……” . “ Sudahlah..jangan membicarakannya lagi..kita hentikan saja di sini..”
Hyejin bangkit dan memotong pembicaraan dengan Haeri. Haeri tak langsung beranjak dari ayunan tempatnya duduk. HyeJin meneruskan kata-katanya bahwa tak ada gunanya membicarakan Sungjoon. Dia telah memandang rendah Hyejin dan dia berpikir hal itu tak perlu dipusingkan lagi. Hyejin melangkah pergi. Haeri bergegas mengikuti Hyejin.
Hyejin terngiang kata direktur Kim Rara bahwa dirinya masih belum seperti “ Most Like “ . Hyejin memandangi dirinya di cermin. Dia berusaha merubah penampilannya menjadi seperti “ Most Like” seperti yang dikatakan Kim Rara.
SungJoon yang tak mengenali HyeJin mengucapkan salam pada Hyejin sewaktu mereka bertemu di lorong. Setelah Sungjoon melihat ID card HyeJin dia langsung berkata dengan gemas, “ aaaahhhhhhh…………….” Sambil berlalu dari Hyejin. Hyejin menganggap itu adalah sebuah ejekan. Hyejin kesal bukan main.
Sungjoon berhasil membuat janji dengan James Taylor untuk kolaborasi majalah mereka. Sungjoon memiliki meeting pertama mereka di airport sebelum James melanjutkan penerbangannya ke Beijing. Sungjoon meminta timnya untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan dan juga seseorang untuk mengantarnya ke airport.
Kim PoongHo bertanya siapa yang akan mengantar Deputi Ji ke airport. Dengan sikap Deputi Ji yang ketus, akan menjadi sangat tak menyenangkan jika mereka harus mengantarnya ke airport. Shinhyuk mendekati HyeJin. “ Hei… sepertinya bajumu berlubang di bawah ketiakmu…” bisik Shinhyuk.
Hyejin yang panik langsung mengangkat tangan kanannya. “ Yak..HyeJin..jika kau menginginkannya, kau seharusnya pergi…” kata Kim PongHo. Yang lain bersorak. HyeJin yang sadar bahwa Shinhyuk yang telah mengerjainya tak dapat berbuat apa – apa. Ingin rasanya mengumpat ke Shinhyuk.
Sungjoon terkejut mendapati Hyejin yang mengantarnya ke airport. Dia meragukan kemampuan Hyejin. Karena sepanjang yang ia tahu, Hyejin tak pernah melakukan sesuatu dengan benar. Hyejin berkata bahwa dia adalah supir yang hebat. Dia mendapat nilai yang sempurna untuk ujian teori serta praktek dalam mendapatkan izin mengemudi.
Hyejin berusaha mengajak ngobrol Sungjoon. Dia merasa aneh, berada dalam 1 mobil, namun tak bicara sepatah kata pun. Niat baik Hyejin ditolak oleh Sungjoon. Sungjoon meminta Hyejin untuk tak menganggunya karena dia ingin konsentrasi membaca.
Hyejin berulang kali bertaya pada Sungjooon apakah Incheon Airport tujuan mereka, namun Sungjoon tak pernah menjawabnya. Hyejin terus bertanya. Namun lagi – lagi Sungjoon mengabaikannya. Akhirnya Hyejin mengarahkan mobilnya ke Incheon Airport.
Setelah Sungjoon lepas dari tabletnya dan memandang keluar, dia terlihat bingung. Dia bertanya kepada Hyejin mereka akan ke airport mana. Hyejin menjawab “ Incheon Airport “ . Sungjoon langsung lemas. “ Seharusnya kita pergi ke Gimpo airport “ teriaknya di belakang HyeJin.
Hyejin ikutan bingung. Mereka sudah terlanjur masuk ke dalam area Incheon Airport. Sungjoon berkata bahwa mereka bisa keluar lewat pintu toll. Mereka masih memiliki waktu.
Ternyata semesta tak mendukung. Jalanan macet total. Sungjoon dan Hyejin makin panic. Sungjoon menghubungi leader Cha, meminta tolong untuk dia yang pergi ke Gimpo menggantikannya. Namun Leader Cha sedang tidak ditempat dan tidak membawa hpnya.
Hyejin mencari cara bagaimana Deputi Ji bisa sampai di Gimpo Airport sebelum jam 4. “ Kirim siapapun ke Gimpo untuk menggantikanku…Aku….” Sungjoon melihat Hyejin keluar dari mobil dan bertanya – Tanya apa lagi yang akan dilakukan gadis itu.
Hyejin menyewa sepeda motor seorang penjual makanan untuk mengantarkan Sungjoon ke Gimpo.Awalnya Sungjoon menolak, Hyejin berkata bahwa mereka tak punya waktu lagi. Dengan cepat Hyejin mendudukkan Sungjoon di atas boncengan motor dan memakaikannya helm.
HyeJin meminta ajjushi yang akan mengantar, harus tiba di Gimpo sebelum jam 4. Dengan cepat, Sungjoon dan penjual makanan yang motornya disewa Hyejin melesat melewati macetnya jalanan Seoul.
Ayah Haeri menemui anaknya di hotel tempat Haeri bekerja.
Hyejin tiba di Gimpo dengan selamat. Dia menghampiri sungjoon yang baru saja keluar dari pintu utama. Dia bertanya apakah pembicaraan tentang kolaborasi dengan James berhasil. Sungjoon yang sedang menelpon tim editing mengatakan bahwa James Taylor mau diajak kerjasama untuk 20th anniversary Most. Hyejin melompat kesenangan.
Sungjoon memaki Hyejin dengan keras. Mengatakan apa yang telah dia lakukan hari ini. Mengapa dia bisa melakukan hal yang bodoh seperti hari ini. Jika project inni gagal, apakah dia akan bertanggung jawab? Sungjoon mengeluarkan kata – kata ini dengan keras. Hyejin menoleh ke sekitar. Khawatir orang- orang sedang memandangi dirinya yang dimarahi.
HyeJin terdiam. Hyejin berusaha menjelaskan bahwa sebelumnya dia sudah berusaha bertanya kepada Sungjoon bandara mana yang akan mereka tuju. “ Apa kau tau seperti apa orang yang menyedihkan menurutku ? “ Sungjoon memotong pembelaan Hyejin. “ Orang yang selalu bekerja keras, namun tak ada sesuatu yang bisa dibanggakan. Sepertimu. “ Sungjoon memasuki mobilnya. Hyejin terdiam. Kata – kata Sungjoon tadi benar-benar menyakitkan. Hyejin mengambil barang yang dia beli dari ajjushi yang mengantarkan Sungjoon ke Gimpo Airport tadi.
Dia menyuruh Sungjoon jalan terlebih dahulu, hyejin melangkah meninggalkan SungJoon. Dia mendengar di belakang pintu mobil ditutup dengan keras. Hyejin menaruh barang bawaannya kemudian berlari ke Sungjoon.
“ Apa kau tau orang seperti apa yang sangat aku benci? “ . “ Seseorang yang tak pernah mendengarkan orang lain, yang selalu memandang rendah kepada orang yang tak memiliki skill hebat sepertimu, Deputy Ji….” . HyeJin mengatakan bahwa berulang kali dia bertanya apakah itu Incheon Airport ? “ Namun seseorang yang diam saja dan tak menjawab pertanyaanku adalah dirimu. “
“ Jika kau tak mengabaikan ku dan meremehkanku di setiap kesempatan yang kau dapat. Ini mungkin tidak akan terjadi. Aku merasa bahwa aku harus mengatakan ini semua kepadamu..” HyeJin kemudian membanting pintu mobil Sungjoon dan pergi.
Haeri sedang berbicara dengan ayahnya. Ayah Haeri menyarankan kepada anaknya untuk meminta maaf. Namun Haeri menolaknya. “ Sekolahku mengajarkanku, orang yang meminta maaf adalah orang yang melakukan kesalahan. “ .
Ayahnya menerima telp dari ibu tiri Haeri. “ Mengapa kaau tak bebicara jujur kalau kau makan malam denganku? “ tanya Haeri setelah ayahnya menutup telpnya. Ayahnya menjawab setelah kejadian kemarin, agak sedikit aneh kalau dia berkata pada ibu tirinya jika saat ini dirinya sedang makan malam bersama Haeri. Mungkin akan terjadi kesalah pahaman. “ Tak akan ada kesalahpahaman jika hanya ayah dan aku makan bersama di luar. Itu juga jika Ayah berpikir bahwa kita adalah keluarga “ sebenarnya”.
Haeri beranjak dari kursinya. “ Ayah bisa meneruskan makan malam ini bersama anggota keluarga yang ayah anggap “ keluarga sebenarnya “ dengan bahagia. “ Haeri meninggalkan ayahnya. Ayahnya memanggil nama Haeri , namun Haeri mengabaikannya.
Hyejin mengajak Haeri minum di luar karena perasaannya sedang tidak baik. Mengingat kejadian yang sudah terjadi dengan Sungjoon hari itu.
Di luar ternyata hujan. HyeJin sedikit kesal karena ternyata alam pun tak berpihak padanya. Tak lama, Sungjoon pun keluar dari pintu utama. Keduanya berdiri berdampingan. Namun tak saling berbicara. Hyejin mengeluarkan payung dari dalam tasnya. Payung tsb adalah pemberian Sungjoon sewaktu Hyejin ( Haeri ) pamit untuk pergi ke London.
Sekilas Sungjoon sepertinya melihat payung tsb. Dia berusaha memanggil Hyejin, namun Hyejin sudah pergi meninggalkannya dan tak mendengarnya. Hyejin kemudian menengok ke atas dan baru sadar jika di atas payung itu terdapat lukisan kenangan mereka berdua. Hyejin menengok ke belakang. Namun Sungjoon telah berbalik , tak menatapnya.
Hyejin melanjutkan langkahnya, disaat yang sama Sungjoon kembali menatapnya.
Karena Haeri tak membalas pesannya, Hyejin untuk memutuskan untuk minum sendiri.
Haeri yang selama ini terlihat sangat periang, dan ceria, ternyata dai menyembunyikan rasa sakit terhadap keluarganya. Haeri tak ingin terlihat menangis di hadapan ayah atau ibu tirinya. Haeri menangis di dalam air, dimana orang tak ada yang tahu jika dia menangis.
Halaman Selanjutnya ….