Celaka !!! Baju yang akan digunakan sang model terkenal sobek !! Sungjoon tetlihat makin frustasi. Amarahnya sebentar lagi meledak. Sungjoon bertanya siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga gaun tsb.
Hyejin berlari menghampiri Sungjoon dan verkata bahwa dirinya lah yang bertanggung jawab menjaga gaun tsb. Sungkoon menatap Hyejin. ” Kau…kau lagi…” kata Sungjoon perlahan. ” Mengapa selalu kau? Kau ini siapa ? Kau ini apa ? SIAPA KAU SEHINGGA SELALU BISA MEMBUATKU GELISAH ????!!!!! ” Sungjoon berteriak dengan suara yang cukul keras. Joonwo, Leader Cha, dan Hanseol pun terlihat ketakutan
Hyejin pun meminta maaf karena dirinya tak berhati – hati. ” Enyahlah…..jangan membuatku gila dengan melihatmu ada di sekitarku. Pergilah…. jangan menampakkan dirimu di hadapanku dan Enyahlah……” . Mata Hyejin berkaca – kaca menahan tangis. Dia sama aekali tak menyangka bahwa Sungjoon bisa berbicara sangat kasar dengannya. Joonwoo dan anggota tim lain yang berada di sana benar- benar tak menyangka bahwa Ji Sung Joon bisa sangat semarah itu dan mengeluarkan kata yang kasar untuk mengusir Hyejin. Hyejin pun pergi meninggalkan studio.
Sesaat setelah Hyejin pergi. Ada seorang gadis muda yang datang menemui Sungjoon sambil menangis. Dia mengatakan bahwa rusaknya gaun itu adalah karena dirinya. Dia sangat ingin memakai gaun yang indah itu. Akhirnya dia pun mencoba memakai gaun tsb dan gaun tsb menjadi rusak. Dia adalah model baru di agensi majalah. Leader Cha memarahi model karena sudah menyebabkan semua kekacauan ini. Si model masih menangis menyesali perbuatannya. ” Oke..aku tahu…sekarang kau bisa pergi. ” Sungjoon berkata dengan lemas. Sepertinya dia sudah kehilangan banyak energi. ” Hya…Deputi Ji…bagaimana dengan Hyejin ? ” tanya Leader Cha. ” Kalian semua pulanglah…” Sungjoon maaih berkata dengan lemas. Wajahnya terlihat tak ada tenaga sama sekali. Tim Editor yang lain terdiam. Tak tahu harus berbuat apa.
Shinhyuk tiba dan dia melihat suasana yang aneh di studio. Dia mendekati Joonwoo dan bertanya apa yang terjadi. Mengapa suasana studio pemotretan menjadi tegang. ” Pemotretan ditunda. Gaun yang akan kita gunakan rusak dan kita memutuskan pemotretan ditunda sampai semua terselesaikan. ” Dimana Jackson ? ” tanya Shinhyuk .
Hyejin berusaha menghubungi Sungjoon. Namun Sungjoon tak menjawab panggilan teleponnya. ” Aku harus menmberitahunya dengan dengan mulutku sendiri. Angkat teleponnya Sungjoon…angkat !! ” Hyejin berbicara pada dirinya sendiri. Merasa frustasi karena Sungjoon tak segera menjawab panggilan teleponnya.
Sungjoon menatap ponselnya yang terus berdering. ” Hyejin” itulah nama yang tertera di layar ponselnya. Sungjoon masih berada di studi photo. Lampu di sekitarnya juga sudah dimatikan. Sungjoon menatap ke depan dengan tatapan kosong. Entah apa yang dia pikirkan sebenarnya.
” Mengapa kau tak mengangkat teleponku dari tadi? ” kata Haeri. ” Apa kau menelponku ? ” jawab Hyejin. Haeri tersentak. Dia pikir yang menelpon dirinya adalah Sungjoon. ” Hyejin – aa…” kata Haeri. Kemudian Hyejin menceritakan bahwa dia sudah dipecat oleh Sungjoon. ” Sungjoon memintaku untuk tak muncul di hadapannya lagi. Di memintaku enyah dari hidupnya. ” kata Hyejin sambil menahan tangis. ” Kau ada dimana sekarang ? ” tanya Haeri. Haeri pun segera mengarahkan mobilnya ke sana.
Haeri melihat Hyejin yabg sedang termenung sedih. Begitu melihat Haeri datang, Hyejin menyambutnya dengan sedikit godaan. Berharap Haeri akan tersenyum karenanya. Namun tidak. Haeri duduk di samping Hyejin.
Hyejin bercerita bahwa dia salah telah menilai bahwa Sungjoon maaih seperti sahabat masa kecilnya dulu. Dia hendak mengatakan semuanya namun ternyata malah dia dipecat. ” Baginya, diriku adalah seseorang yabg dapat dia pecat dalam sekali waktu…” kata Hyejin. Haeri menyandarkan kepalanya di pundak Hyejin .” Maafkan aku , Hyejin…” ucapnya.
Hyejin bertanya mengapa Haeri meminta maaf padanya. Haeri hanya bisa terus menangia dan berujar maaf. ” Hmm…kau menangia disaat aku diterima di pekerjaan ini dan sekarang kau menangis di saat aku dipecat. ” Hyejin mengapus air mata Haeri ” Setiap kali aku bertemu di pekerjaan, aku merasa semuanya menjadi rumit. Sekarang bagus karena aku tak perlu bertemu dengannya lagi. Berhentilah menangis…wajah cantikmu akan rusak nanti. ” kata Hyejin. Sungjoon menelpon Haeri dan Hyejin mengira itu adalah kekasih Haeri yg Haeri sangat cintai. Hyejin meminta Haeri untuk mengangkat teleponnya. ” Aku tidak ingi mengangkatnya…” kata Haeri sambil mematikan ponselnya.
Sungjoon menutup teleponnya karena tak mendapat jawaban dari Haeri. Kemudian dia menatap bawang pemberiannya yabg dirawat Hyejin dengan sangat baik melalui ruangannya. Di meja Hyejin terdapat ID karyawan milik Hyejin yang sudah ditunggalkan oleh pemiliknya. Sungjoon teringat kata – kata Hyejin yang mengatakan bahwa dia sangat bahagia , bangga dan berterimakasih karena memiliki ID tsb. Sungjoon mengambil dan menatap kartu ID tsb.
Haeri menatap Hyejin yang masih termenung. ” Hyejin -na..apa yang harus aku lakukan ? Apa yang harus kita lakukan ? ” batin Hyejin dalam hati sambil menyandarkan kepalanya kembali di pundak Hyejin.
Tim editor yang kain merasa kehilangan Hyejin. Bahkan Kim PoongHo sempat merasa bahwa Hyejin masih ada di sana. ” Aku merindukan Hyejin noona… entah apa yang sedang dia lakukan sekarang…” kata Joonwo. Sungjoon yang melihat keadaan tsb berpura – pura tidak tahu. Shinhyuk hanya menatap meja Hyejin yang kosong. Dia juga memperhatikan gelagat Sungjoon dan sepertinya dirinya sedang memikirkan sesuatu.
Sementara itu du rumah Hyejin sudah sibuk untuk mencari pekerjaan lagi.
Salah satu rekannya di tim management service mendengar kalau Hyejin dipecat di tim Editor. Dia meminta manager tim management service untuk membawa Hyejin kembali. Namun si manager tak bisa berbuat seperti itu. Karena di saat mereka sudah setuju untuk memindahkan Hyejin ke tim editor, otoritas karyawan juga otomatis sudah berpindah ke bagian editor. Jadi tak ada acara untuk membuat Hyejin bisa kembali lagi.
Di meeting selanjutnya. Lagi – lagi Sungjoon marah karena ide – ide para tim tak ada yang bisa diterimanya. Yang dia inginkan jika mereka ingin mengubah konsep adalah konseo tsb harus memiliki perkembangan.” Apa hanya ini yang ada di kepala kalian? Kalian tidak memiliki ide lain ? Apa kalian pikir kita bisa meluncurkan edisi khusu 20th anniversary dengan hal semacam ini ?” Sungjoon mulai mengoceh. ” Jika kalian tidak bisa…maka aku akannn……..”
” Bagaimana dengan konsep film ? ” Shinyuk menyela omongan Sungjoon. Sungjoon berkata bahwa apakah mereka akan menggunakan konsep yang sudah ratusan kali mereka gunakan untuk edisi khusus 20th anniversary? . ” Bukan dengan karakter utama, tapi fokuskan pada pemain pendukung. ” kata Shinhyuk. Leader Cha bertanya seperti apa maksudnya. Shinhyuk bercerita tentang musical ” Wicked ” dimana sang oemain pendukung yang menjadi pemeran utamanya. ” Berpikir si luar kotak. Itu yang aku maksud. Buat pemain pendukung menjadi model utama dan juga sebagai pictorial “. Leader Cha terlihat mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Shinhyuk. Ahreum, Poonghoo dan tim lain tiba- tiba mengeluarkan idenya satu demi satu. Sungjoon terlihat sedang menggulung lengan kemejanya. Sepertinya dia sudah memutuskan sesuatu.
Shinhyuk mengantarkan sebuah buku berwarna merah kepada Sungjoon . Dia meminta Sungjoon untuk melihat buku tsb. Awalnya Sungjoon semoat menolak tapi akhirnya dia membuka buku itu. ” Sebenarnya ide yang aku katakan tadi adalah bukan ideku. Itu ide milik Kim Hye Jin.” ujar Shinhyuk. Sungjoon agak kaget. Shinhyuk meminta Sungjoo untuk membawa Hyejin kembali jika ingin meneruskan menggunakan ide tsb.
Sungjoon mengatakan bukankah Hyejin sudah menolak untuk kmbali meskipun telah diminta? . ” Itu karena leader Cha yang memintanya. Jika seseorang yang sudah salah paham dan bersikap berlebihan padanya yang memintanya untuk kembali. Mungkin situasinya akan berbeda. ” kata Shinhyuk. ” Jadi ?? Kau memintaku untuk meminta maaf padanya? Perusahaan mana di dunia ini yang seorang kepala memintabmaaf kepada seirang karyawan magang dan memohon padanya untuk kembali? ” tanya Sungjoon. Sungjoon meminta Shinhyuk untuk melupakannya dan mereka akan menggunakan konsep baru.
” Aku berpikir selama ini bahwa kau adalah orang yang sangat rasional. Tapi mengapa sepertinya itu tak terjadi pada sikapmu ke Hyejin. Sepertinya kau memiliki perasaan yang lain padanya. ” kata Shinhyuk. Sungjoon terdiam. ” Aku hanya ingin bertanya satu hal padamu. Jika ada aisten lain yang melakukan kesalahan dan membuatmu marah, apakah seketika itu juga kau akan memecatnya di tempat? ” tanya Shinhyuk sambil menatap Sungjoon tajam. Sungjoon meminta Shinhyuk keluar dari ruangannya dengan suara bergetar. ” Aku akan pergi setelah mendengar jawabanmu.”. Shinhyuk bertanya pada Sungjon lagi aoakah benar dirinya tak memiliki perasaan pada Hyejin. ” Di saat hatimu sebuah O dan kau ingin mengatakan bahwa itu adalah X atau di saat hatimu adalah sebuah X dan kau ibgin mengatakan bahwa itu adalh O. Orang menyebutnya itu adalah sebuah keraguan. Kau terlihat ragu sekarang…” kata Shinhyuk.
Sungjoon pun bangkit dari kursinya. Tak dapat menahan emosi lagi. ” Lalu bagaimana denganmu? ” tanya Sungjoon masih dengan emosi yang tertahan. ” Aku menyukainya. Aku mengatakan pada Hyejin bahwa aku menyukainya. Apa jawaban ini cukup untukmu? ” Shinhyuk mengucapkan salam dan keluar dari ruangan. Sementara Sungjoon terpaku dalam keadaan masih berdiri menatap kepergian Shinhyuk.
Shinhyuk menunggu Hyejin di depan rumahnya. Shinhyuk berpura – pura sedang membuat laporan tentang jalan yang indah di kota Seoul. Hyejin meminta Shinhyuk untuk meneruskan liputannya. Shinhyuk meminta Hyejin untuk kembali. Dia mengatakan bahwa semua orang menunggunnya. Tapi Hyejin menolak untuk kembali. Setelah keluar dari The Most, dia merasa lega. Dia mengatakan pada Shinhyuk bahwa dia harus mencari kerja.
” Wah kebetulan apa ini? ” tanya Shinhyuk. ” Aku juga sedang mencari seorang asisten untukku. Kau bisa menjadi asisten sehariku. ” kata Shinhyuk. Shinhyuk bakal memperdengarkan rekaman suara Hyejin yang berkata bahwa dia akan mengabulkan 3 permintaan Shinhyuk. Shinyuk meminta agar Hyejin kembali ke The Most sebagai permintaan no 2nya. ” Tapi maaf…aku tidak ingin berurusan kembali dengan The Most. ” kata Hyejin. Kemudian Shinhyuk mengiming – iming dengan imbalan yang besar dan Hyejin pun menyetujuinya.
Keduanya terlihat berjalan – jalan dikota Seoul. Shinhyuk sibuk memfoto – foto sementara Hyejin berjalan di belakang Shinhyuk.
Lagi – lagi Shinhyuk mengerjainya dengan berkata bahwa jika Hyejin bisa melewati sebuah tangga dengan satu kaki sambil mengucapkan keinginannya, maka keinginannya akan terkabul. Hyejin melakukannya dan dia dikatai gila oleh orang yang lewat. Serta merta dia sadar bahwa Shinhyuk mengerjainya.
Shinhyuk mengajak Hyejin ke sebuah taman. Disana mereka selfie dengan gaya yang aneh – aneh. Terlihat Hyejin sejenak melupakan kesedihannya.
Shinhyuk melihat Hyejin yang sedang tertawa. Hyejin sedang melihat foto – foto lucu mereka di kamera. Shinhyuk terdiam menatap Hyejin.
Shinhyuk dan Hyejin berjalan di tengah jembatan yang berada di taman tsb. Hyejin mebgatakana bahwa sebelumnya , Shinyuk pernah bertanya padanya apakah dia menginginkan Sungjoon 100% hanya sebagai teman ? ” Sepertinya aku memikirkannya sebagai seorang pria. ” aku Hyejin. ” Kau tahu bahwa ada kaca…..dimana kau tak bisa melihak ke dalam dari luar, tapi kau bisa melihat semuanya dari dalam…dengannya dan aku…aku merasa bahwa ada kaca seperti itu diantara aku dan Sungjoon. Aku bisa melihat dia dengan baik. Namun dia sama sekali tak bisa melihatku. ” Hyejin juga berkata bahwa ada kalanya di saat dia seharusnya bersembunyi agar tidak ditemukan.Namun ada kalanya dia menginginkan Sungjoon yang akan mengenalinya lebih awal. Dan itu akan lebih menyakitkan untuknya. Shinhyuk yang biasanya bawel. Kali ini hanya terdiam mendengar curhatan Hyejin. Hyejin juga berterima kasih pada Shinhyuk yang sudah menyeretnya ke tim editor. Dan juga berterimakasih karena sudah datang dan menghiburnya. Percakapan mereka terhenti karena Hyejin menerima telepon dari seseorang.
Di ruangannya Sungjoon sedang melihat – lihat buku merah milik Hyejin . Tanpa dia sadari dia tertawa melihatnya. Tersenyum menikmati halaman demi halaman buku tsb.
Hyejin bertemu dengan ketua Management Service. Manager menjanjikan bahwa kenalannya akan memberikan Hyejin pekerjaan. Hyejin senang bukan kepalang.
Sungjoon mengikuti Hyejin sampai rumah. Sungjoon tak ingin diketahui oleh Hyejin jika dia mengikuti Hyejin. Dengan sembunyi – sembunyi Sungjoon mengikuti langkah Hyejin hingga ke taman bermain.
Hampir saja ketahuan, Sungjoon bersembunyi di antara mainan anak- anak dan menguping pembicaraan Hyejin dengan Manager tim Services. Sungjoon mengetahui bahwa Hyejin sudah mendapatkan tawaran pekerjaan.
Tanpa sengaja Sungjoon menjatuhkan buku yang berwarna merah itu ke perosotan. Sungjoin pun berusaha mengambil buku tsb dengan ikut menuruni perosotan. Tanpa diduga, Hyejin berdiri di depan perosotan dan Sungjoon keluar tepat di hadapan kaki Hyejin. ” Oukkk…Kepala Deputy…..” Hyejin terkejut tiba – tiba kepala Deputy muncul di hadapannya. Sungjoon pun bertingkah dengan kikuk.
Sungjoon mengatakan bahwa timnya akan menggunakan idea Hyejin yang ada di buku merah tsb. Sungjoon pun meminta Hyejin untuk kembali ke The Most. Hyejin menolaknya. Mengatakan bahwa dia tak punya keinginan untuk kembali lagk kesana. Sungjjon meminta maaf bahwa malam itu dia terlaku sensitif dan kelewat batas. ” Sebenarnya..bekerja denganmu sangat membuatku tidak nyaman. Aku tak akan kembali ke sana meskipun itu untuk kebaikanmu. Hyejin juga mengatakan bahwa dia sudah memutuskan untuk bekerja di tempat lain dimana dia mendapat rekomendasi dari managernya di tim service. ” Terima kasih sudah datang secara personal kepadaku dan memintaku kembali. Selamat tinggal…” . Sungjoon menatap kepergian Hyejin dengan sendu.
Keesokan harinya Sungjoon hanya bisa menatap bawang yg dilukis oleh Hyejin di mejanya dengan sedih. Dia telah membuat Hyejin pergi dan gagal membujuknya untuk kembali.
Hyejin menunggu panggilan telepon dari orang yang akan mengajaknya bekerja. Info yang dia dapat dari manager, dia akan mendapat telepon dari seseorang yang akan mengajaknya bekerja. Di saat Hyejin mengkonfirmaai hal ini pada manager, Manager meminta maaf pada Hyejin sepertinya dia tak bisa bekerja di tempat kenalannya. Hyejin pun terlihat frustasi.
Hyejin berkunjung ke rumahnya. Dia pergi ke tempat pabrik kecil dimana ayahnya suka mengerjakan pesanan percetakan dari konsumennya. Namun dia tak mendapati ayahnya ada di sana. Hyejin berniat untuk mengagetkan ayahnya jika dia datang nanti. Hyejin bersembunyi di balik mesin- mesin yang ada di sana.
Ayahnya datang. Ketika ayahnya hendak makan, tiba – tiba ada konsumennya yang datang komplain bahwa pesanannya tidak juga beres. Ayah Hyejin meminta maaf dan berkata bahwa pesanan miliknya terhambat karena mesinnya rusak dan dia harua memperbaikinya. ” Rusak lagi? Buang saja alat itu. Mintalah kepada anakmu yang sudah bekerja di perusahaan besar untuk membelikan yang baru ! ” kata customer tsb. Ayah Hyejin meminta maaf dan berjanji akan menyelesaikan pekerjaan itu besok pagi. Hyejin yang tak sengaja mendengar percakapan mereka pun menjadi sedih dan tak tega melihat ayahnya itu.
Dari luar pabrik kecil tempat ayahnya sedang bekerja, Hyejin menelpon ayahnya. Menanyakan apakah ayahnya baik – baik saja. Apakah semua berjalan dengan baik. ” Tentu saja semuanya berjalan dengan baik. Kau tak perlu khawatir dan hanya fokus pada pekerjaanmu. ” kata ayah Hyejin. Hyejin menahan air matanya. ” Kau juga memiliki pekerjaanmu bulan depan kan ?? ” ayahnya bertanya lagi. ” Tentu saja….perusahaan itu tak akan bekerja tanpa aku. ” jawab Hyejin. Hyejin merasa air matanya tak dapat di tahan lagi. Sehingga dia buru – buru memutus teleponnya.
Di taman, Hyejin duduk di ayunan dan tertunduk lesu. Apa yang harus dia lakukan. Jika ingin kembali ke The Most, dia teringat kembali kata-katanya kepada Sungjoon malam itu yang mengatakan bahwa dia tak akan kembali lagi ke The Most. Manager tim management service kembali menghubunginya. Kali ini dia memastikan Hyejin bisa bekerja di tempat kenalannya. Hyejin pun kembali menemukan harapan.
Hyejin beranjak dari ayunan dan dia menerima sms dari Sungjoon. Sungjoon mengirimkan bawang dengan ekspressi muka menangis. ” Apakah kau akan meninggalkan bawang ini sendiri seperti ini ? “. Hyejin duduk kembali di ayunan. Kembali dalam kebimbangannya .
Sungjoon melewati meja Hyejin dan menatap bawang Hyejin sesaat. Kenudian tanpa berkata apa – apa dia memasuki ruangannya.
Telepon di ruang editing berdering. Namun tak ada yang menjawabnya. Karena semua sibuk dengan pekerjaan masing – masing. ” Halo…ini dengan staff tim editor Kim Hye Jin……….”
Semua tim editor menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah meja Hyejin. Seorang perempuan cantik dengan rambut pendek lurus dan berbaju putih sedang mengangkat telp……….
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>