Kim Rara melangkah di atas panggung. Shinhyuk dkk dibuat tak percaya oleh hal tsb. ” Aku tak bisa melihatnya…” kata Poongho. Dengan menggunakan gaun berwarna pink dan penutup kepala layaknya seorang pegantin, Kepala tim Editor Kim Rara mulai menyapa tamu undangan. Dengan gaya khasnya Kim Rara membuka opening speechnya. ” Kalian mungkin akan membayangkan sebuah perayaan yang mewah, indah dan spektakuker kan? Tapi tadi yang baru saja di tampilkan di layar itu apa? Tak cantik…tak bagus serta tak indah.” Para undangan terlihat mendengarkan ucapan Kim Rara. Sedangkan tim editor di belakang masih harap-harap cemas dengan apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh Kepala Tim mereka.
Sungjoon masih berusaha untuk melawan rasa traumanya. Di dalam mobil dia hanya tertunduk lemah. Tak bisa berbuat apa -apa.
Hyejin, sangat mengkhawatirkan Sungjoon yang hingga saat itu belum juga muncul si acara. Hyejin bingung harus berbuat apa sementara leader Cha terus mencarinya.
” Tim ku semuanya adalah sh**t.. terutama di saat sedang deadline. Mereka seperti manusia zombie yang hidup. Rambut mereka berantakan…kantung mata mereka bertambah. Tapi mereka terkihat indah di mataku. Mereka adalah orang- orang indah…yang bersembunyi di kegelapan untuk seorang bintang. Untuk tim editor kami…yang sudah bekerja keras, dan mempertaruhkan hidup kalian…aku mencintai kalian….” ucapan Rara ini di sambut meriah oleh tepuk tangan para undangan. Tim editor pun merasa senang dan terharu. Tak menyangka Kepala tim begitu menyayangi mereka.
” Most editor…Most assistant…Most staff…aku mencintai kalian. Terima kasih berkat kalian The Most menjadi lebih berkilau……Aku mencintai kalian…” Kim Rara menutup opening speechnya. Tepukan tangan para undangan pun makin terdengar meriah. ” Kepala editor kita adalah yang terbaik..!! ” teriak Joonwoo.
Di saat yang sama, Sungjoon datang. Sungjoon yang langsung masuk dimana acara diselenggarakan pun terlihat lega karena sudah ada yang mwnggantikannya dan semua berjalan lancar. Hyejin yang melihat kedatangan Sungjoon pun menarin napas lega. Tak terjadi apa -apa dengan Sungjoon.
Kim Rara terkejut dengan kehadiran Sungjoon di depan pintu. ” Ada apa denganmu? Bukan tipemu menjadi seseorang yang tidak bertanggung jawab seperti ini…” kata Kim Rara. ” Aku minta maaf….” Sungjoon tak menatap wajah Kim Rara. ” Apakah kau tak ingin menceritakan sesuatu? ” tanya Kim Rara lagi. ” Aku minta maaf…” hanya kata – kata itu yang bisa keluar dari mulut Sungjoon. Kim Rara pun meninggalkan Sungjoon dan berkata bahwa mereka bisa berbicara lagi di waktu selanjutnya.
Hyejin yang melihat kejadian ini terlihat mengkhawatirkan Sungjoon.
Hyejin menghampiri Sungjoon yang tengah duduk sendiri di kursi. Tak berkata apa – apa. Hyejin hanya duduk di sampingnya. Memandang Sungjoon. Sementara Sungjoon masih tak berkata apa – apa. Raut wajahnya masih shock. Mungkin masih teringat akan traumanya. Dengan sabar, Hyejin terus duduk di samping Sungjoon. Mungkin maksud Hyejin agar Sungjoon tahu bahwa dirinya tak sendiri.
Keesokan harinya Ahreum dkk membicarakan tentang Sungjoon yang sangat menyebalkan. Ahreum merasa kesal pada Sungjoon yang sudah memarahinya di saat dirinya telat, namun dia sendiri bahkan menyebabkan kekacauan yang lebih bahaya karena tak datang untuk membawakan opening speech. ” Mengapa bisa dia tak mengatakan sesuatu di saat dia sudah hampir membuat semuanya berantakan ? ” tanya Poongho. ” Mulai saat ini kita ganti julukannya sebagai Sungjoon yang tak tahu malu…” kata Hanseol. Shinhyuk mencoba utk mengalihkan pembicaraan mereka dengan mengajak mereka bermain ladder game. Namun tak ada yang menanggapinya 1 pun. Leader Cha pun sudah meminta mereka utk berhenti dan mulai bekerja. Hyejin yang baru saja kembali dari mengganti air bawangnya juga hanya diam mendengar temannya menjelek – jelekkan Sungjoon. ” Rasanya aku ingin mengatakan padanya…” Kau…harus bekerja dengan lebih baik mulai saat ini…” dengan ekspresi wajah yang sadis. Teman – temannya tertawa. Hyejin yang sudah tak tahan dengan omongan mereka bangkit dari duduknya.
Hyejin mendorong kursinya dengan kasar. Kursinya menabrak kursi Shinhyuk dengan suara keras. Ahreum dk sontak menoleh ke arah Hyejin. ” Bukankah terlalu kasar jika kalia membicarakan aeseorang tanpa tahu apa – apa tentangnya? ” tanya Hyejin. ” Apa maksudmu? Apa kau tahu sesuatu yang kita tak tahu ? ” tanya Ahreum. ” Itu….hanya…..”
” Kim Hye Jin – ssi…. kita bicara sebentar…” Sungjoon tiba – tiba memotong pembicaraan mereka.
” Aku hanya kesal mendengar yang mereka bicarakan tentangmu. Apa kau tak mendengarnya? Mengatakan bahwa kau tak tahu malu….bahkan mereka tak tahu apapun…wahhh…aku sangat marahhh….” Hyejin terlihat sangat menggebu – gebu dan emosi.
Sungjoon tersenyum melihat tingkah Hyejin. ” Orang lain berkata buruk tentangmu dan kau masih bisa tersenyum ? ” tanya Hyejin. ” Bukan begitu. Mungkin tetkesan berlebihan, tapi rasanya menyenangkan memiliki seseorang yang berada di pihakmu. ” jawab Sungjoon. Hyejin mengatakan bahwa ini bukan saatnya bercanda. Sungjoon menjelaskan bahwa kantor bukanlah tempat dimana orang bisa menerima alasan pribadimu. Disaat kau melakukan kesalahan karena masalah pribadimu, itu adalah masalahmu dan menjadi tanggung jawabmu. Sungjoon tersenyum pada Hyejin. Meminta Hyejin untuk menghentikan marahnya dan kembali masuk ke dalam kantor.
Cha Jun Yeong menawari Hyejin untuk ikut menulis artikel tentang cerita anak. Leader Cha mengatakan bahwa ide storybook sebelumnya adalah ide dari Hyejin, oleh karena itu leader Cha menawarkan kesempatan menulis ini untuk Hyejin. Namun Hyejin menolaknya karena dirinya merasa tidak kompeten dalam hal itu. Hyejin mengatakan bahwa dia hanya akan mensupport tim editor tanpa harua ikut menulis artikel di majalah tsb. ” Aku tak akan memaksamu jika kau belum percaya diri..” kata Cha Jun Yeong. Hyeji berterima kasih kepada leader Cha karena sudah memperhatikan dirinya.
Sungjoon melihat pembicaraan antara leader Cha dan Hyejin.
Shinhyuk yang mendengar juga percakapan Leader Cha dan Hyejin pun menghampiri Hyejin untuk ikut membujuknya agar mau ikut mencoba menulis artikel. Namun Hyejin tetap menolaknya. Dengan iseng Shinhyuk mengangkat tangan Hyejin dan berkata pada leader Cha bahwa Hyejin akan melakukan tulisan artikel tsb. ” Kim Shinhyuk…kapan kau akan tumbuh menjadi dewasa? ” tanya Cha Jun Yeong. ” Besok…tapi lihat…Hyejin bilang dia akan melakukannya….” ujar Shinhyuk lagi. Hyejin buru – buru meralat omongan Shinhyuk.
Di supermarket dekat hotel, Shinhyuk kembali bertemu dengan Haeri. Shinhyuk menanyakan kabar Haeri. Apakah dia sudah merasa baikan. Haeri mengatakan bahwa dirinya sudah jauh lebih baik sekarang. ” Bolehkah aku meminta 1 permintaan ? ” tanya Haeri.
Shinhyuk dan Haeri melaju dengan motor di tengah jalanan kota Seoul. ” Mengapa lambat sekali…tak bisa kah kau lebih cepat ? ” tanya Haeri. ” Bersiaplah………” Shinyuk melajukan motornya dengan cepat .
Haeri berteriak sekencangnya. Rasanya semua perasaan yang terpendam di dalam hatinya keluar semua.
Hyejin menemukan lukisan Renoir seperti puzzle milik Sungjoon di halte bus. Dia berhenti sesaat untuk melihat lukisan itu. Tanpa dia sadari, Sungjoon berdiri di sampingnya dan juga melihat lukisan tsb. Sampai akhirnya mereka menyadari kehadiran satu sama lain.
” Apakah kau menyukainya ? ” tanya Sungjoon. Hyejin tak mengerti. ” Renoir….” kata Sungjoon. Hyejin berkata bahwa dirinya tak begiti tahu siapa Renoir. Dirinya hanya merasa senang jika melihat lukisan tsb. Sungjoon menceritakan bahwa Renoir adalah pelukis favoritnya. Dia juga memberitahu Hyejin bahwa lukisan tsb adalah lukisan yang sama dengan lukisan yang beberapa waktu lalu pernah Hyejin pecahkan.
Hyejin kemudian teringat pada saat little Sungjoon menceritakan tentang siapa Renoir itu. Pelukis yang ingin menyampaikan pesan kebahagiaan melalui sebuah karya seni. Tanpa Hyejin sadari, dirinya tersenyum . ” Mengapa kau tiba – tiba tersenyum ? ” tanya Sungjoon. Hyejin langsung mengubah ekspressi wajahnya dan pamitan dengan Sungjoon.
Tak berapa lama, Sungjoon kembali lagi ke Hyejin. Dia duduk di sebelah Hyejin. Hyejin yang mendapati Sungjoon ada di sebelahnya bingung. Sungjoon beralasan bahwa dia akan menemani Hyejin hingga busnya tiba. Angin terasa enak, jadi dia juga ingin sekaligus menimati angin malam.
” Apa kau tau tentang Caerus , Dewa Kesempatan ? ” tanya Sungjoon. ” Hmmm….aku…kurang tahu….” jawab Hyejin. Sungjoon menunjukkan gambar dari sosok Dewa Kesempatan itu. Hyejin pun spontan langsung menunjuk pada alat kelamin dewa tsb. ” Hmm…maksudku itu agak terlihat jelas….” Hyejin membela diri. ” Jangan lihat di bagian sana. Lihat wajahnya….” kata Sungjoon sambil menutup alat kelamin si dewa dengan ibu jarinya. ” Kau lihat dia hanya memiliki rambut di depan kan ? Karena Dewa Kesempatan hanya memiliki rambut di depan, akan sangat mudah untuk dipegang jika dia sudah dekat. Namun jika kau membiarkannya pergi, tidak mungkin kau akan mengambilnya kembali. ” jelas Sungjoon. ” Itu adalah alasan untukmu mengapa tidak mungkin mengambil kesempatan yang sudah pergi.” Hyejin menatap Sungjoon . ” Hm…itu hanya terlintas dipikiranku. Bus mu datang…sampai jumpa besok…” kata Sungjoon terburu – buru sambil pergi meninggalkan Hyejin.
Sesaat setelah naik bus, Hyejin merasa aneh mengapa Sungjoon tahu bus yang akan dinaikinya.
Haeri berterimakasih pada Shinhyuk karena sudah mengajaknya mengendarai motor. Hyejin juga mengucapkan terima kasih pada Shinhyuk karena sudah menyadarkannya. ” Aku akan kembali ke mana seharusnya aku berada. Terima kasih untukmu karena aku biaa mengeluarkan apa yang ada di dadaku. ” kata Haeri. Shinhyuk tersenyum. Keduanya melakukan high five.
Shinhyuk meminta sesuatu juga pada Haeri. Dia minta untuk tidak bicara kepada Hyejin kalau dirinya tinggal di hotel. Dan Haeri pun setuju.
Haeri terdiam di depan kaca riasnya. Di depannya terdapat kertas dan pulpen. Haeri hendak menulis surat untuk Sungjoon. Haeri merasa tak bisa bicara langsung pada Sungjoon, oleh karena itu dia menulis surat.
Sementara Hyejin masih terbayang – bayang oleh kata – kata Sungjoon tentang kesempatan. Kali ini kesempatan ada di depan mata.
Hyejin membongkar barang lamanya. Disana dia menemukan sertifikat pemenang lomba menulis cerita anak.Hyejin menatap semua sertifikatnya itu dengan senyum. Akhirnya muncul keberanian dalam dirinya.
Hyejin menemui Leader Cha keesokan harinya dan berkata bahwa dia akan mencoba untuk menerima tawaran untuk menulia artikel. Leader Cha langsung memberikan setumpuk kertas yang bisa Hyejin gunakan sebagai panduan untuk menulis artikel. Hyejin senang sekali. ” Hyejin ingin berterima kasih namun leader Cha melarangnya. Dia sudah bosan dengan kata – kata ” terima kasih ” dari Hyejin. Sungjoon pun juga melihat kejadian ini.
Hyejin melihat ke arah ruangan Sungjoon. Disana, di ruangannya Sungjoon juga sedang menatap Hyejin. Hyejin memegang rambutnya dan menunjukkan ekspressi ” Hwaiting ” pada Sungjoon. Sungjoon membalasnya dengan cara yang sama. Keduanya tersenyum .
Shinhyuk membantu Hyejin membawa banyak barang di lorong kantor. ” Aku dengar kau setuju untuk menulis artikel ? ” tanya Shinhyuk. Hyejin berkata bahwa dia akan mencobanya. Shinhyik menggoda Hyejin jika Hyejin merasa kesulitan , dia bisa bertanya pada Kim ShinHyuk. Namun Hyejin mengabaikannya. Shinhyuk sedikit membuat keributan dengan menjatuhkan buku yang dibawa Hyejin.
Hyejin bekerja dengan semangat dan kerja keras. Shinhyuk selalu gagal untuk menganggu Hyejin. Dia menganggap Hyejin sudah berubah, sudah tak lagi asyik diajak bermain. Namun di satu sisi, Shinhyuk mengakui bahwa Hyejin menjadi sangat keren sekarang.
Hyejin bekerja hingga larut malam.
Hyejin terbangun dari tidurnya. Dan menemukan minuman di depannya. Dia mencari siapa yang menaruh minuman tsb. Namun akhirnya dia meminumnya.
Sungjoon mengamati Hyejin dari jauh sambil tersenyum.
Hyejin ingin mengumpulkan data dari wawancara narasumber. Dia pergi ke Paju, Yadong Town untuk bertemu dengan penulis buku cerita anak – anak. Leader Cha sangat mendukungnya dan bahkan meminjamkan mobilnya untuk Hyejin.
Di parkiran mobil, Hyejin bertemu dengan Sungjoon. ” Apa kau membeli mobil baru ? ” tanya Sungjoon. ” Tidak…aku pergi untuk bertugas wawancara narasumber, Leader Cha meminjamkan aku mobilnya agar aku bisa lebih cepat sampai. ” jawab Hyejin. ” Jadi ini adalah tugas pertamamu sebagai reporter ?” . Hyejin mengangguk , malu – malu.
Sungjoon memghampiri Hyejin dan menjabat tangannya. ” Aku berharap kau berhasil…” kata Sungjoon sambil menjabat erat tangan Hyejin. Hyejin pun berjanji akan melakukan yang terbaik.
Haeri menelpon Sungjoon untuk mengajaknya bertemu malam itu. Haeri berencana untuk memberikan surat yang sudah dia buat untuk Sungjoon.
Mobil yang dikendarai Hyejin melaju cukup kencang di jalan tol. Hyejin sendiri sedang berlatih untuk berbicara pada penulis buku cerita anak – anak yang akan ditemuinya nanti.
Ahreum kehilangan kunci mobilnya. Shinhyuk menduga bahwa Ahreum lupa menaruh kunci mobilnya. Ahreum berkata bahwa dia sudah tak menggunakan mobilnya selama 3 hari dan meninggalkannya di parkir kantor. Hanseol meminta dia untuk mencarinya lagi.
” Apa ini ? Mengapa kunci mobilku masih disini ? Harusnya Hyejin membawanya…. ” kata Cha Jun Yeong. Shinhyuk bertanya mengapa Hyejin yang membawanyan. Leader Cha menjelaskan bahwa Hyejin sedang ada tugas luar dan dia harua pergi ke Yaju oleh karena itu Leader Cha meminjamkan mobilnya.
” Jangan – jangan Hyejin salah mengambil kunci mobilku. Tidak….dia tak bisa mengendarai mobil itu….” kata Ahreum. Shinhyuk langsung menelpon Hyejin. Namun Hyejin yang sedang sibuk berlatih, tak mengangkat teleponnya.
Hyejin sendiri tak menyadari jika mobill yang dikendarainya bermasalah. Asap hitam pekat mengebul dari bagian belakang mobilnya. Hyejin pun sudah tak bisa melihat dengan jelas. Namun dia masih belum menyadari masalah di mobil yang dikendarainya.
Sementara itu Leader Cha dan yang lain maaih berusaha menghubungi Hyejin. Namun belum berhasil. Kim PoongHo menceritakan hal buruk yang bisa saja terjadi pada Hyejin. ” Kalian tidak berpikir terjadi sesuatu pada Hyejin Noona kan? ” tanya Joonwoo.
Sungjoon sedang menunggu Hyejin ( Haeri ) untuk pertemuan mereka. Tiba – tiba dia teringat ada sesuatu yang harua dia cek pada Cha . Di saat Sungjoon sedang menelpon leader Cha, terdengar sayup suara di belakang yang membicarakan tentang Hyejin. ” Ada apa dengan Hyejin? ” tanya Sungjoon.
Leader Cha menjelaskan bahwa Hyejin telah salah mengambil kunci mobil milik Ahreum yang mobilnya rusak. Dan bukan kunci mobil miliknya. Dan sekarang mereka sedang berusaha menghubungi Hyejin namun belum berhasil.
Disaat yang sama, Sungjoon melihat ada berita kecelakaan si Yaju tempat dimana Hyejin akan bertemu dengan narasumber. Sungjoon ingat bahwa Hyejin akan pergi ke daerah tsb. Sungjoon langsung berlari keluar dari restoran.
Sungjoon begitu panik. Sehingga dia tak menyadari bahwa Haeri memanggilnya. Haeri hanya bisa pasrah melihat Sungjoon yang begitu terburu – buru keluar dari restoran tanpa mengindahkannya.
Begitu juga dengan Shinhyuk. Tak berhasil menghubungi Hyejin, Shinhyuk juga langsung berlari keluar kantor. Shinhyuk dan Sungjoon sama – sama mengendarai kendaraan mereka dengan kencang. Sungjoon teringat semua tentang Hyejin. Disaat mereka sedang berada di pantai. Disaat Hyejin dengan perhatiannya selalu memberikan makanan pada Sungjoon. Sungjoon teringat itu semua. Dia juga teringat di saat Shinhyuk bertanya padanya apakah dia memilki perasaan pada Hyejin. Sepertinya Sungjoon sudah tau jawabannya.
Hujan pun turun. Sungjoon harus menyetir dalam keadaan hujan. Tidak seperti biasanya yang selalu panik di saat hujan turun, kali ini Sungjoon terlihat terus menyetir dengan berani seolah tak terjadi apa – apa. Begitu juga dengajn Shinhyuk . Dia terus mengendarai motornya di tengah hujan.
Sampai di lokasi kejadian, Sungjoon langsung bertanya pada petugas yang berada di sana. ” Pengemudi….dimana pengemudinya? ” tanya Sungjoon panik. ” Kau siapa ? ” tanya petugas tsb. ” Apa hal itu sekarang penting bagimu ?? AKU BERTANYA DIMANA PENGEMUDINYA…!!! ” Sungjoon berteriak pada si petugas.
Tiba – tiba Sungjoon mendengar suara yang memanggilnya.
” Kepala Deputi Editor…….” Sungjoon menoleh dan mendapati Hyejin sedang memegang payung berwarna kuning. Sungjoon datang pada Hyejin dan langsung memeluknya.
Shinhyuk mengamati mereka dari jauh………